Semua Bab Hasrat sang Konsultan Idaman: Bab 111 - Bab 120

173 Bab

Bab 111.

"Ahh..!" seru Shinta terkejut dari lamunannya. Karena tanpa sadar sikunya yang bertumpu pada meja bergeser, hingga menggeser ponselnya yang berada di tepi meja melayang hendak jatuh ke lantai. Taph! Namun sebuah tangan cepat menangkap ponsel Shinta, hingga tak sampai menyentuh lantai. "Hati-hati ya Mbak," ujar Bimo tersenyum, seraya menyerahkan ponsel Shinta yang berhasil ditangkapnya. "Wah..! Hampir saja. Makasih ya Mas," ucap Shinta tersenyum lega, karena ponselnya tak sampai jatuh ke lantai. Bimo dan Shinta pun kembali lanjut dengan keasikkan dan renungan mereka masing-masing. Hingga masuklah tiga buah sepeda motor ke area parkir kedai itu. Nngnng..! Nnnggukk..! Citt..! Turunlah enam orang pemuda dari ketiga motor itu, yang memang ketiganya membonceng seorang rekan mereka. Keenam pemuda itu mengenakan jaket jeans yang seragam, dengan gambar laba-laba terlukis di belakang jaket mereka. Tertulis 'Road Spiders' dengan warna merah di tengah simbol laba-laba itu. 'Hhh..! Masala
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

Bab 112.

Slakh..! Slikh..! ... Seth..!! Kelima rekan pemuda itu serentak berdiri dan cabut senjata bawaan mereka semua. Karambit, badik, knuckle, dan pisau lipat pun terhunus di tangan kelima pemuda brandal itu. "Diam di tempat..!!" Bimo berseru seraya kerahkan daya sugesti bathinnya. Seketika kelima pemuda itu pun mematung tak bergerak bagai arca, hanya mata mereka semua saja yang nampak terbelalak ngeri dan kaget. Lalu... Seth..! Plagh..! ... Plaagh..!! Bimo melesat dan bagikan tamparan kerasnya pada kelima pipi pemuda itu, dengan kerahkan sedikit saja tenaga dalamnya. "Arrghkss..!!!" Brugh! Brukh..! ... Bragkk..!! Diiringi teriakkan kesakitannya, kelima pemuda itu pun terhempas ambruk ke lantai kedai. Beberapa di antara mereka bahkan menghantam meja lebih dulu, sebelum akhirnya terkapar di lantai. Nampak pipi kelima pemuda itu merah merona, rasa berdenyar panas, nyeri, dan ngilu, langsung mereka nikmati bersama. Bahkan terlihat dua orang diantara mereka, sampai mengalirkan darah di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Bab 113.

"Haihh..?! S-siapa kau sebenarnya Mas..?! K-kenapa kau seolah tahu masalah yang kuhadapi..?!" desis Shinta terkejut dan penasaran. "Maaf Mbak Shinta. Kebetulan aku memang berprofesi sebagai konsultan. Dan kalau Mbak percaya aku bisa membaca pikiran dan bisikkan hati orang," sahut Bimo pelan, seraya tersenyum tenang. "Aihh..!" sentak Shinta dengan sepasang mata terpana menatap Bimo. Shinta menilai memang ada yang luar biasa pada sosok Bimo. Hal yang nampak sejak pertarungan Bimo dengan keenam pemuda brandalan tadi. 'Namun membaca isi hati dan pikiran orang..?' bathin Shinta. Itu adalah kemampuan yang sangat luar biasa dan agak sulit diterima akal Shinta. Tapi melihat ketenangan dan senyum di wajah Bimo, Shinta pun mulai percaya dengan kemampuan Bimo itu. Terlebih dia sudah membuktikan sendiri, jika hal yang diucapkan Bimo sangat relevan dengan kondisi permasalahan yang dihadapinya. "Mas Bimo. Kau harus bertanggung jawab atas rasa penasaranku sekarang. Mas harus mau ikut denganku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

Bab 114.

Splasshp..! "Sial kau Brajangkala..!" seru Bimo, saat merasakan pandangan matanya memerah. Lalu kesadarannya pun seketika memudar, berganti dengan hasratnya yang menyala-nyala pada Shinta. Ya, telah sebulan lamanya Ki Brajangkala tak datang dan merasuk ke dalam sukma Bimo. Hal yang tentu saja berada diluar dugaan Bimo sendiri, jika Ki Brajangkala akan datang merasukinya saat itu. "Hei..! K-kau kenapa Mas Bi.. Mmfhp..! Shinta menjadi terkejut, saat dia menatap mata Bimo yang berubah menjadi merah berkilat. Namun dia tak sempat meneruskan ucapannya, saat bibir indahnya langsung dilumat oleh Bimo yang kerasukkan Ki Brajangkala itu. Kedua tangan Shinta berusaha mendorong tubuh Bimo, agar dia bisa lepas dari dekapan eratnya. Namun tentu saja hal itu sia-sia, karena Bimo terlalu kuat bagi dirinya. Sementara Bimo akhirnya melembutkan lumatan bibirnya, pada bibir menggairahkan Shinta. Lalu tangannya mulai ikut merayap lincah namaun lembut, merayapi lekuk tubuh indah Shinta. Ya, sedemik
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

Bab 115.

"Aiihhshhh..!!" Shinta mendesah keras dan panjang, dengan mulut ternganga dan mata terbeliak bergetar. Tubuh mulusnya nampak meregang dan tersentak sentak. Ya, sampai sudah Shinta di area kenikmatan, yang tak pernah dicapainya selama ini. Sungguh nyaman, lepas, dan tak terkatakan nikmatnya. Dan Ki Brajangkala yang ada di tubuh Bimo sangat hapal, dengan gelagat dan bau khas cairan kenikmatan Shinta yang membanjir itu. Hingga beberapa saat kemudian. "Ahhhsk..! Hhh.. hhh..!" Shinta pun kembali pada alam kesadarannya dengan nafas tersengal. Senyum kepuasan berbalur kelelahan pun terlukis di wajah jelita Shinta. Ya, Shinta kini merasa sangat bahagia, dia merasa telah menjadi wanita seutuhnya. Rasa nyaman dan hangat menyelimuti diri Shinya, walau terselip juga rasa bersalah terhadap suaminya. 'Tak kusangka akan setinggi ini rasa nikmat yang kudapatkan. Padahal Mas Bimo belum melakukan penetrasi sama sekali', bathin Shinta. "Bagaimana Shinta sayang. Apakah itu cukup..?" tanya Bimo
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Bab 116.

"Wah..! Asikk..! Om Bimo datang..!""Hore Om Bimo dtang..!" Seru anak-anak panti, saat mereka melihat kedatangan Bimo dengan motornya. Segera saja mereka berlarian keluar dari ruang tengah panti, meninggalkan begitu saja seorang gadis cantik yang tadinya di kerumuni anak-anak panti itu. 'Hmm. Siapa orang bernama Bimo itu..? Baru kali ini aku ditinggalkan begitu saja oleh anak-anak panti seperti ini', bathin gadis cantik itu, heran campur penasaran. "Haii..! Apa kabar semua adik-adik..?!" seru Bimo tersenyum hangat, seraya lambaikan tangannya ke arah anak-anak panti, yang berlarian mengerumuninya. Anak-anak panti pun berebutan menyalami tangan Bimo. Kendati Bimo masih berada di atas motornya saat itu. Bimo pun langsung turun dari motornya. Dia meraih seorang anak perempuan terkecil di antara kerumunan itu, lalu menggendongnya. Ya, belakangan ini Bimo memang lebih sering bepergian dengan mengendarai motornya. Bimo merasa lebih bebas dan luwes pergi kemanapun dia suka dengan moto
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Bab 117.

"Mas Bimo. Fira bisa minta tolongkah sama Mas Bimo..?" ujar Fira, saat mereka hanya duduk berdua di ruang depan. Sementara Bu Endang dan Pak Asep tengah sibuk di belakang. Membantu menyiapkan makan malam untuk anak-anak panti, bersama dua pelayan panti di dapur. "Tentu saja Fira. Tolong apa itu..?" sahut Bimo tenang. "Bisakah Mas Bimo mengantar Fira pulang. Tadi Fira diantar Pak Didin, sopir Fira ke sini. Tapi tentunya Pak Didin sudah pulang ke rumahnya sekarang," ujar Fira. "Memangnya rumah Fira di mana ya..?" "Tak jauh kok dari sini Mas. Hanya 5 km dari sini ke arah kota Gorbo," ujar Fira mrmberitahu. "Wah, kalau begitu kita searah Fira. Baiklah, kebetulan aku juga mau pamit sama Pak Asep dan Bu Endang," ujar Bimo tak keberatan. Akhirnya usai berpamitan pada kedua pengelola panti, Bimo pun bersiap di atas motornya, dengan Fira membonceng di belakangnya. "Hayoo..! Om Bimo sama Tante Fira pacaran tuh..!" seru seorang anak panti, sambil menunjuk ke arah Bimo dan Fira. "Hushh.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Bab 118.

"Wah, Bimo. Kamu memangnya tinggal di mana..?" tanya Budiman ramah. "Saya tinggal di daerah Caiwi juga kok Pak. Dari sini hanya sekitar 3 km saja Pak Budiman." "Kalau kau bukan teman kuliah Fira, terus pekerjaanmu apa Bimo..?" tanya Budiman lagi, diam-diam dia jadi penasaran dengan pemuda itu. "Saya hanya seorang konsultan biasa Pak Budiman," sahut Bimo tenang. "Wah..! Seorang konsultan rupanya. O ya, Fira. Masa ada teman datang kok nggak disuguhi minuman," ucap Budiman, seraya menegur putrinya. "Aihh lupa..! Sebentara ya Mas Bimo," sentak Fira jengah, dia pun langsung beranjak hendaak ke dalam. "Wah, tak perlu repot Pak, Fira," ucap Bimo yang ikut rikuh mendengar teguran Budiman pada Fira. "Nggak repot kok Mas Bimo. Silahkan bicara dulu dengan Ayah ya," ucap Fira, seraya bergegas masuk ke dalam rumahnya. "Tamannya bagus Pak, sepertinya belum lama direnovasi ya Pak," ujar Bimo, membuka percakapan dengan Budiman. "Tepat sekali Bimo. Memang baru 5 hari yang lalu, taman itu sele
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Bab 119.

"Hahahaa..! Itu bukannya curang Fira, tapi memang Bimo lebih jeli dan perhatian pada anak-nak panti dibanding dirimu.Dengan apa kau mengangkut semua penghuni panti ke Cipanas itu Bimo..?" ujar tergelak Budiman, seraya bertanya pada Bimo. Dalam hatinya Budiman kini semakin respek dan kagum pada kedermawanan Bimo. Sungguh jarang ada pemuda yang peduli pada anak-anak panti sekarang ini. Namun pemuda di depannya ini memang berbeda. "Ohh, Bimo menyewa dua bis wisata untuk acara ke Cipanas itu Pak. Biar adik-adik panti juga merasakan berlibur di alam bebas sekali waktu," ujar Bimo tenang. 'Hmm. Sebuah acara dengan biaya yang tak sedikit. Padahal pekerjaannya hanya seorang konsultan. Pastilah dia bukan sembarang konsultan', bathin Budiman menduga. Dan pembicaraan pun terus berlanjut. *** Sementara di sebuah kediaman yang berada di Desa Gutu Utara. Sebuah kampung terpencil yang juga adalah penghasil kopi dan teh di wilayah kecamatan Casirua. "Bagaimana Ki Tapa..? Apakah kiriman saya s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Bab 120.

Dan tanpa disadarinya kedua tangannya kini memeluk erat belakang leher pemuda itu. Kedua tangan si pemuda itupun tak tinggal diam. Sementara tangan kirinya memainkan dua buah gunung mencuat di dada Renny bergantian. Maka tangan kanannya perlahan menelusuri tubuh Renny dari perut mulus dan rata Renny, hingga akhirnya menyelusup halus dan lembut masuk ke balik celana segitiga merah milik Renny. 'Awhh..! Masshh..!' Desah Renny dengan tubuh menggeliat dan menggeletar, menahan getaran rasa nikmat tak tertahan. Liang kewanitaannya serasa hangat dan basah seketika. Akibat kelihaian jemari pemuda itu mengecak lembah surga miliknya. 'Uhhsgh..! Renny rasanya m-mau pipis Massh..!' desah Renny, dengan nafas mulai tersengal-sengal. Gelinjang tubuh Renny pun semakin kuat dan menyentak-nyentak. Sungguh nampak 'senior' sekali permainan pemuda itu. Hal yang membuat mulut Renny ternganga lebar, dengan tubuh menggelinjang nikmat. 'Ploph..!' Pemuda itu tiba-tiba menghentikan semua aksi rangsangann
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status