Semua Bab Daging Keong Untuk Tiga Anakku: Bab 71 - Bab 80

117 Bab

Bab 71. Begitu Berarti dan Tak Terganti

Mira memilih diam karena merasa tak nyaman, sedangkan Jojo dengan cepat pergi terburu-buru dan malah meninggalkan nasi uduk yang baru saja dibelinya.“Ada apa dengannya?” gumam Mira sambil mengerutkan alis.Mira melirik sekilas ke arah kantong plastik yang Jojo tinggalkan, lalu berpikir jika mungkin ada hal yang harus segera pria itu lakukan.Sambil menunggu Jojo kembali, Mira memilih untuk membereskan wadah bekas barang dagangannya. Ia tak hentinya bersyukur atas rezeki yang datang setelah rasa kecewa.Saat masuk ke kontrakan, Mira mendapati anaknya tengah asyik bermain dengan alat tulis yang entah dari mana.“Loh, Arka punya buku sama pensil dari mana?” tanya Mira yang sedikit terkejut karena sejak tadi berpikir jika anaknya terus berada di dalam kontrakan.“Kak Arka nemu dari lemari yang di kasih tetangga, Bu. Ada tiga buku sama dua pensil,” sahut Hana yang terlihat begitu antusias mencoret-coret secarik kertas.Mira mengangguk pelan sambil tersenyum, merasa bahagia karena anak-ana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 72. Semangkuk Bakso

“Pokoknya Ibu nggak mau kamu sama perempuan itu, titik!” Ibunya Jojo menaikan nada suaranya.“Aku juga udah nggak mau sama dia.”Ibunya Jojo seketika matanya membola saking terkejut mendengar pengakuan sang anak.“Serius? Nggak bohong, kan?” “Ya ngapain bohong, Bu.”Ibunya Jojo yang bernama Susi itu lantas mendekati sang anak dengan senyum penuh kemenangan.“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Terus bantuan apa yang kamu maksud?” Jojo menatap sekeliling terlebih dahulu. Entah kenapa ia merasa cemas jika tiba-tiba Siska muncul.“Di dalam saja, Bu.” Jojo segera menarik lengan sang ibu menuju ke dalam rumah.Setelah berada di dalam rumah, Jojo pun menghela napas panjang sebelum mengatakan semuanya pada sang ibu.“Jadi Siska itu ngotot nggak mau putus dan bilang mau berusaha dapetin restu Ibu. Jojo pengen ibu tuh ngerjain dia, kalau bisa sih sekalian siksa juga.” Jojo terkekeh ketika membayangkan Siska mendapat balasan atas perbuatannya.“Beneran, kamu mau begitu? Ibu sih paling demen ni
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 73. Mira dan Keong

Mira merasa jika mungkin pertemuannya dengan seorang pedagang wanita itu adalah awal yang baik.“Permisi, maaf kalau boleh tahu ibu jual apa saja?” Mira kini sudah berdiri di hadapan wanita tersebut.“Eh, Neng mau beli. Kebetulan masih banyak nih dagangan saya.” Wanita tersebut mengeluarkan beberapa plastik makanan yang ternyata adalah keong bumbu kuning.“Itu, keong kan, Bu?” Mira merasa sedikit ragu karena baru pertama kali melihat seseorang yang berjualan masakan keong.“Iya, Neng. Ini keong bumbu kuning, ada juga sate keong. Ibu jualannya keong semua.”Mira semakin merasa penasaran dengan makanan buatan wanita tersebut. Ia pun segera membeli beberapa olahan keong tersebut.“Maaf, Bu saya mau tanya. Ibu sudah jualan olahan keong begini berapa lama?”“Wah, sudah lama sekali Neng. Dari tahun 2014, sudah sepuluh tahun berarti.”“Tapi … apa banyak peminatnya?” Mira sedikit tidak nyaman untuk menanyakan hal tersebut.“Dulu sih banyak, tapi sejak ibu sakit kaki dan jualannya cuma di pasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 74. Pelakor yang Sesungguhnya

Tentu saja Mira tidak nyaman berada di situasi tersebut. Namun, jika ia meladeni Siska yang gila maka masalah akan semakin rumit.“Bu, kita pergi saja dari sini,” ajak Mira dengan suara pelan, lalu menggandeng tangan wanita paruh baya penjual keong yang bernama Nani tersebut Tak terima diabaikan, Siska pun dengan cepat menarik tangan Mira.“Mau kabur gitu aja! Jangan pikir aku bakal biarin kamu pergi!”Mira menghentikan langkahnya dan segera berbalik setelah menitipkan Kiano pada Nani.“Lalu, apa yang kamu mau? Apa kurang memfitnahku di depan banyak orang?”Siska terdiam karena bingung tak tahu harus berbuat apalagi, yang diinginkannya hanyalah mempermalukan Mira dan memancing emosi. Hanya saja, Mira malah berniat untuk pergi.“A-aku mau kamu berjanji untuk tidak mengganggu hubunganku lagi! Dan berhenti menjadi janda kegatalan seperti itu.”Mira semakin malas meladeni Siska yang baginya sangatlah konyol dan aneh.“Ya, terserah kamu saja.” Mira segera melepas tangan.Siska sudah mati
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 75. Sate Apa?

“Siska itu sering bikin masalah. Dia nggak segan melakukan apa pun demi memuaskan egonya. Bahkan dia …” Nani lagi-lagi berat untuk mengatakannya.“Kenapa, Bu?” Mira malah dibuat semakin penasaran.Nani lantas mendekat dan langsung berbisik, “dia pernah nusuk orang pas lagi berantem.”“Astaghfirullahaladzim.”Mira sontak terkejut mendengar penjelasan Nani. Ternyata selain menyebalkan Siska pun sangat menakutkan. Ia pun kembali teringat akan paket yang berisi bangkai dan surat ancaman yang mana sudah pasti itu adalah kiriman Siska.“Makanya, Ibu harap Neng nggak usah berurusan sama dia lagi. Dia itu sudah sering bikin onar, tapi Ibu nggak paham kenapa bisa lolos terus.”Mira terdiam sejenak. Ia pun tentu enggan berurusan dengan orang menyebalkan, tetapi sejak awal pun Siska yang terus memulai dan seolah mencari masalah.“Iya, kedepannya saya bakal lebih milih buat menghindar saja, Bu.”“Baguslah. Memang Neng sudah berapa lama tinggal di sini? Ibu rasanya baru liat.”“Baru beberapa hari,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 76. Siksa Mental Atau Fisik

Dengan perasaan was-was Jojo melaju menuju pasar. Pikiranya dihinggapi dugaan yang tidak-tidak mengingat Mira tak pernah telat pulang dari pasar, terlebih perempuan itu tampaknya belum benar-benar hafal daerah sekitar sana.“Semoga aja nggak ketemu Mak lampir,” gumam Jojo sambil mengendarai motornya.Karena jarak pasar tak terlalu jauh, maka hanya dalam hitungan menit Jojo pun sampai di sana. Tempat yang paling pertama ia datangi adalah tukang bakso tempat Mira dan anak-anak terakhir datang.“Eh Bang Jojo, totalnya empat puluh ribu,” ujar tukang bakso tersebut.Jojo yang semula gelisah jauh menjadi lebih tenang.“Sekarang ke mana perempuan itu pergi?”“Saya nggak tau, Bang. Cuma tadi kayaknya pergi sama ibu-ibu penjual keong, nggak tau mau ke mana.”Mendengar penjelasan tukang bakso Jojo menjadi kembali gelisah. Ia khawatir jika Mira sampai diculik orang tak dikenal.“Penjual keong yang mana? Di mana tempat mangkalnya? Kenal orangnya?” cecar Jojo.“Itu loh Mak Nani yang jualan masakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 77. Menyiksa Mak Lampir

Susi segera keluar dari rumah dengan pikiran licik yang sudah menari-nari di kepala. Ia telah memiliki rencana yang bisa membuat Siska berpikir dua kali untuk menjadi menantunya.Melihat Susi keluar dari rumah, Siska langsung bersemangat dan berpikir jika calon mertua hanya akan mengajak berbincang saja.“Kemarilah! Duduk sebentar!” titah Susi yang lebih duduk duduk di kursi teras.Siska lagi-lagi dibuat bahagia, baginya hanya tinggal selangkah lagi bisa menjadi menantu sekaligus nyonya di rumah yang cukup besar tersebut. Ia dengan buru-buru duduk di kursi teras satunya lagi.Untuk sejenak suasana menjadi hening, Susi malah sibuk mendelik menatap kesal Siska yang tak hentinya tersenyum.‘Cih, dia pikir aku akan merestuinya. Duduk berdampingan begini saja aku jijik,’ batin Susi yang tak hentinya mencibir Siska.“Kata Joshua kamu ingin meminta restu dari ibu?” Susi memutar bola mata saking muak mengatakan hal tersebut.“Benar, Bu. Jadi apa yang harus saya lakukan supaya ibu bisa mempert
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 78. Balada Pohon Pisang

“Memang kenapa?” Susi berusaha menahan tawa.“Tapi … bagaimana caranya? Pohon pisang itu lebih besar dari badan saya.” Siska menahan emosi yang bergejolak di dada. Kalau bukan calon mertua rasanya sudah ingin memakinya.“Ya kamu selain harus cerdas juga harus kuat. Jojo itu begitu-begitu dia sarjana terus badannya juga berotot dan kuat. Memang kamu nggak mau memantaskan diri?”Siska terdiam sejenak. Ia baru tahu jika sang kekasih ternyata seorang sarjana, ternyata selain tampan dan bertubuh atletis, Jojo pun bisa dibanggakan dalam segi pendidikan.“Saya sangat ingin memantaskan diri dengan Bang Jojo. Tapi ….” Siska masih terlihat ragu.“Kalau begitu kamu harus berusaha,” timpal Susi yang berharap jika ucapannya bisa mempengaruhi Siska.Siska terdiam sejenak, mencabut pohon pisang bukanlah sesuatu yang mudah, terlebih untuk apa sampai melakukan hal seperti itu? Sama sekali tak ada gunanya. Hanya saja, jika memandang Susi tentu ia sedikit takut untuk menolak.“Kalau begitu saya akan men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 79. Hari Pertama

Mira berusaha untuk menguatkan hati meninggalkan anak-anak hanya bertiga. Meski begitu, sebelumnya ia sudah menitipkan ketiga anaknya pada Nia.Mira perlahan berjalan sambil membawa keranjang berisi olahan keong. Meski sedikit tidak percaya diri, tetapi ia harus berusaha untuk berani karena semua demi anak-anak.“Ke mana aku harus pergi terlebih dahulu?” Mira sedikit bingung karena menurut Nani pelanggannya dulu berada di beberapa tempat dan berbeda arah sedangkan untuk saat ini wanita paruh baya itu bahkan tak tahu lagi kabar pelanggannya.Jojo yang sedang mengintai dari kejauhan pun sedikit kasihan melihat Mira kebingungan. Hingga saat salah seorang wanita melintas, ia pun segera menahannya.“Eh, Bu, sini sebentar!” ujar Jojo dengan suara pelan, sambil melambai ke arah perempuan itu.“Saya?” Perempuan itu menunjuk wajahnya sambil terlihat kebingungan.“Iya, sini!” Jojo kembali melambai.Perempuan itu pun langsung menghampiri Jojo meski ia sedikit cemas mengingat pria yang akan didat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 80. Istri?

Tanpa membuang waktu Mira pun buru-buru pulang, untuk menaruh peralatan jualannya di kontrakan.Anak-anak yang melihat ibunya sudah pulang hanya dalam waktu singkat pun sampai dibuat terkejut.“Bu, kok sudah pulang? Apa ada yang gangguin ibu lagi?” tanya Arka sambil menatap keheranan.Mira tersenyum saat melihat kecemasan sang anak.“Nggak, jualan ibu sudah habis semua. Ini ibu rencana mau beli bahan baru lagi, tadi ada yang minta dibuatin baru.”Arka dan Hana seketika saling pandang lalu mereka tersenyum dengan penuh semangat.“Yee, jualan ibu laris,” teriak Arka sambil melompat kegirangan.“Iya dong, masakan ibu kan yang paling enak.” Hana mengacungkan jempolnya dengan penuh semangat.Mira hanya bisa tersenyum menyaksikan kebahagiaan kedua anaknya. Hanya saja ia tak bisa merayakannya terlebih dahulu mengingat sedang di kejar waktu untuk membuat keong lagi.“Kalau begitu Hana dan Arka jaga Kiano dulu, ya! Ibu mau belanja lagi. Nanti ibu belikan kalian makanan”“Hati-hati di jalan, Bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status