Semua Bab Takdir Perjanjian Pernikahan: Bab 471 - Bab 480

500 Bab

Bab 471 – TA S2 - Keributan

"Daddy, Mommy di mana? Kenapa Mommy lama sekali?" tanya Sean sambil melingarkan tangannya di leher William. Dia cemberut karena sejak tadi dia menunggu Marsha tapi belum juga muncul. William melirik arloji di tangannya, benar apa yang dikatakan putranya itu. Sejak tadi istrinya masih belum kembali dari toilet. "Sean, kau bersama dengan Bibi Ruth. Daddy ingin menghampiri Mommy." "Kenapa aku tidak ikut saja, Daddy? Aku ingin menjemput Mommy juga. Mommy sangat lama di toilet." Bibir Sean berkerut, wajahnya cemberut karena sejak tadi menunggu Marsha. "Kau dengan Bibi Ruth saja, Sean. Biar Daddy yang menjemput Mommy," William mencium pipi gemuk Sean. "Tapi Daddy, aku ingin menjemput Mommy. Apa tidak boleh?" Bibi Sean semakin berkerut. Wajahnya tertekuk cemberut. William tersenyum seraya mengelus lembut pipi Sean. "Bukannya kau berjanji akan selalu menuruti perkataan Daddy? Sekarang Daddy ingin kau di sini ditemani Bibi Ruth. Biarkan Daddy yang menghampiri Mommy." Sean mengangguk patu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 472 – TA S2 - Menghapus Jejak

William menarik dagu Marsha, mencium dan melumat bibir istrinya. "Sekarang, biarkan aku menghapus jejak tangan pria sialan itu yang berani memeluk tubuhmu."Menghapus jejak?" Alis Marsha terangkat, dia menatap bingung suaminya"Ya, nanti kau akan tahu." Marsha memekik terkejut, kala William membopong tubuhnya. Kemudian, William menutup pintu kamar dengan kakinya—lalu melangkang menuju ranjang. Seketika senyum di bibir Marsha terukir, jika sudah seperti ini tentu dia tahu apa yang diinginkan suaminya. Marsha mengaitkan tangannya ke leher suaminya itu.William membaringkan tubuh Marsha di ranjang, dia langsung melumat bibir istrinya. Tidak hanya diam, Marsha pun membalas pagutan suaminya itu. Perlahan William mulai melepaskan gaun yang melekat ditubuh istrinya itu. Marsha memejamkan matanya, kala suaminya menyentuhnya. Dalam sekejap, William berhasil melepaskan gaun yang melekat ditubuh Marsha. Dia melemparkan gaun itu sembarangan di lantai. Tatapan William memuja, gundukan kembar istri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 473 – TA S2 - Hard Rock Cafe (Bali)

Hujan turun begitu deras membasahi kota Bali. Marsha yang tengah berias, dia melihat ke arah jendela, sudah sejak tadi hujan tak kunjung reda. Marsha mendesah pelan, padahal malam ini dia ingin pergi ke Hard Rock cafe bersama sang suami. Marsha mengalihkan pandangannya, dia memutuskan untuk melanjutkan memoles wajahnya dengan make up. Ya, meskipun hujan deras, itu tetap tidak akan menghalangi keinginannya untuk ke Hard Rock cafe bersama William. Selama ini, dia dan William selalu disibukan dengan pekerjaan. Mereka sangat jarang memiliki waktu bersantai berdua. Jika weekend, biasanya William dan Marsha mengajak Sean mengunjungi taman bermain. "Selesai," ucap Marsha ketika dia sudah selesai memoles lipstik berwarna natural di bibirnya. Hari ini dia tidak menggerai rambutnya, dia memilih untuk mengikat rambut dengan model ponytail."Sayang, kau sudah siap?" William yang berdiri di ambang pintu, dia menatap istrinya kini sudah terbalut dress berwarna kuning cerah dengan tali spaghetti. S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 474 – TA S2 - Quality Time With Sean

Keesokan hari, Marsha memilih untuk bersantai di Hotel. Hari ini dia sengaja bersantai di Hotel karena nanti dia akan menikmati spa di hotel. Bersantai sebentar setidaknya aka membuat tubuhnya jauh lebih rileks. Tanpa terasa sudah lebih dari satu minggu dia berada di Bali. Liburannya kali ini, sang suami benar-benar meluangkan waktu untuknya. Kini Marsha duduk di sofa sembari membaca novel kesukannya. Dia masih begitu enggan beranjak dari kamar. Padahal satu jam lagi, Marsha sudah memiliki janji pada Sean untuk pergi ke spa. Ya, beruntung Sean selalu menyukai ketika menemani dirinya. Meskipun dia hanya pergi ke salon, tapi Sean selalu ingin berada di dekatnnya. "Marsha?" William yang baru saja keluar dari kamar mandi, dengan tubuh yang masih terlilit handuk di pinggangnya, dia menatap istrinya yang tengah duduk di sofa. Kemudian William melangkah mendekat ke arah Marsha. "Hari ini, kau benar ingin di Hotel saja?" tanyanya memastikan. Marsha mengalihkan pandangannya—menatap William
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 475 – TA S2 -  Singaraja (Bali)

Kini Marsha tengah bersiap-siap mengemasi barang-barang pribadi milik suami dan anaknya. Hari ini dia akan menyusul Laura ke Singaraja. Jarak yang cukup jauh, membuat Marsha harus mempersiapkan dengan baik. Meski dia memiliki Ruth, pengasuh Sean sejak kecil, tapi Marsha tidak pernah sepenuhnya menyerahkan Sean pada Ruth. Marsha sudah terbiasa mengurus segala keperluan putranya itu. "Sayang? Apa kau sudah siap?" William melangkah mendekat ke arah Marsha yang tengah mengemasi barang-barang ke dalam tas. "Sudah," Marsha menutup tas itu, lalu menoleh menatap William. "Di mana Sean? Kenapa dia belum juga datang? Biasanya Sean sudah ke sini." "Mungkin-""Mommy... Daddy...." Ucapan William terpotong saat Sean berlari masuk ke dalam kamar mereka. Senyum di bibir Marsha terukir melihat putranya datang. Marsha langsung mengulurkan tangannya dan memeluk erat tubuh putranya itu. William pun menunduk dan mengecup puncak kepala putranya. "Sayang, kau tampan sekali?" Marsha mengurai pelukannya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 476 – TA S2 - Singaraja (Bali) II

Kini William, Marsha serta Raymond dan Laura berada di Jaring Kitchen & Drinks. Sebuah restoran yang letaknya tidak jauh dengan Pantai Lovina, Singaraja. Restoran ini adalah tempat yang di rekomendasikan Laura dan Raymond. Sebelumnya, William mencari restoran yang jauh lebih besar dari restoran yang disarankan oleh Laura dan Raymond. Namun Singaraja bukanlah kota seperti Seminyak, Nusa Dua dan tempat yang William kunjungi sebelumnya. Restoran di kota ini, terbilang sangat murah. Untuk tataanan restoran di Singaraja, benar-benar bernuansa budaya Bali. Jika Seminyak, Kuta, Nusa Dua daan tempat yang dikunjungi William dan Marsha sebelumnya kota besar di Bali, kali ini Singaraja bukanlah kota besar di Bali. Di Singaraja, merupakan tempat kota kecil namun budaya Bali sangat terlihat begitu indah meskipun di kota kecil. Restoran Jaring Kitchen & Drinks menyajikan makanan internasional dan makanan asia.Tidak lama kemudian, pelayan menyajikan makanan yang sudah dipesan Marsha dan Laura. Keti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 477 – TA S2 - Pantai Lovina, Singaraja (Bali)

Pagi hari, Marsha sudah lebih dulu terbangun. Ya, pagi ini dia sudah berjanji pada Sean akan pergi ke Pantai Lovina. Seperti biasa, Marsha menyiapkan barang-barang pribadi yang nanti dibutuhkan putranya itu. Setelah sekian lama, akhinya dia bisa kembali ke Pantai Lovina. Jarak dari pusat kota di Bali ke Singaraja, tidaklah dekat, itu yang membuat Marsha sudah lama tidak mengunjungi Singaraja. Suara dering ponsel terdengar, Marsha langsung mengalihkan pandangannya pada ponselnya yang terletak di atas nakas. Kemudian dia mengambil ponselnya, lalu menatap ke layar. Seketika senyum di bibir Marsha terukir melihat nomor Karin. Dengan cepat, Marsha langsung menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan sebelum kemudian meletakan ke telinganya. "Karin?" jawab Marsha saat panggilan terhubung. "Marsha, kau di mana?" tanya Karin dari seberang line. "Aku di Singaraja, kemarin aku menyusul Laura dan Raymond ke Singaraja." "Kau ada di Singaraja?" "Ya, beberapa hari lalu, Laura dan Raymond
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 478 – TA S2 - Sean dan Lea Menghilang

"Ada apa? Bicara yang jelas!" seru William dengan tatapan menghunus dingin padan Ruth."T-Tuan Muda Sean dan Nona Muda Lea menghilang, Tuan. Saat ini pengawal masih mencari keberadaan mereka," Ruth masih terus menunduk, dia mengatakan itu bersamaan dengan air matanya yang kini menetes membasahi pipinya.Perkataan Ruth sontak membuat semua orang yang ada di sana. Wajah Marsha dan Laura sama-sama pucat saat mendengar apa yang dikatakan Ruth. Begitupun dengan William dan Raymond yang begitu terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Ruth."Apa maksudmu!" seru William meninggikan suaranya. Kini tatapannnya begitu tajam pada Ruth yang berdiri di hadapannya itu. Terlihat Ruth yang ketakutan, terlebih William menatap tajam dirinya. "T-Tuan, maafkan saya, Tuan," Ruth memberanikan diri mengangkat wajahnya—menatap William. "Aku tidak butuh maafmu, sialan! Katakan di mana anakku!" William nyaris berteriak setelah mengatakan itu. Marsha menatap Ruth dengan raut wajah yang cemas, "Jelaskan pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 479 – TA S2 - Pencarian Sean dan Lea

William menatap istrinya yang terus melamun dengan tatapan kosong. Sudah sejak kemarin, Marsha tidak ingin makan apapun. Bukan hanya Marsha yang memikirkan keberadaan Sean, tapi William sudah hampir gila mencari keberadaan putra dan juga keponakannya. William pun sudah meminta seluruh anak buahnya menulusuri kota Singaraja. Tidak hanya William, tapi Raymond pun mengerahkan seluruh anak buahnya mencari keberadaan Sean dan Lea. "Sayang...." William mendekat ke arah Marsha yang tengah melamun itu, dia langsung duduk di tepi ranjangnya. Marsha hanya diam dan tidak merespon William yang kini berada di sampingnya. Kemudian, William menarik tangan Marsha, membawanya masuk ke dalam pelukannya. Dia mengecupi puncak kepalan istrinya. "Jangan seperti ini, Marsha... Aku tidak bisa melihatmu seperti ini. Aku berjanji akan menemukan Sean dan Lea.." Mata Marsha berkaca-kaca mendengar nama Sean dan Lea, dia mendongak menatap William. Terlihat wajah Marsha begitu rapuh. "Kapan Sean dan Lea bisa dite
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 480 – TA S2 - Kecemasan Seorang Ibu

"Raymond?" Laura langsung bangkit berdiri—melangkah menghampiri Raymond yang baru saja masuk ke dalam kamar. "Kau sudah menemukan Lea, kan? Di mana putri kita sekarang? Aku ingin melihatnya. Pasti dia sangat takut, Raymond. Dia selalu terbiasa tertidur dalam pelukanku." Raymond terdiam, dia tidak mengatakan sepatah katapun. Dia hanya mendekat ke arah Laura, dan memeluk erat tubuh istrinya itu. Laura memberontak, dia mendorong keras tubuh Raymond. Namun, Raymond semakin mengeratkan pelukannya, dia mengunci pergerakan istrinya itu. "Aku ingin Lea! Kenapa kau hanya diam, Raymond! Di mana putri kita!" Laura menjerit dengan keras, dia menggelengkan kepalanya dengan tegas. Air matanya kembali berlinang membasahi pipinya. "Tenangkan dirimu, sayang." Raymond mengecupi puncak kepala istrinya. "Anak buahku, dan anak buah William masih dalam pencarian Sean dan Lea. Aku yakin mereka berdua akan segera ditemukan. Aku berjanji padamu akan segera membawa pulang putri kita." "Aku ingin Lea sekara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
454647484950
DMCA.com Protection Status