Semua Bab Takdir Perjanjian Pernikahan: Bab 461 - Bab 470

500 Bab

Bab 461 – TA S2 - Undangan Makan Malam III

"William, kau sudah datang?" Suara Antonio berseru, kala melihat William melangkah masuk ke dalam ballroom. William tersenyum tipis. "Antonio, maaf aku sedikit terlambat." "Tidak, tentu kau tidak terlambat. Terima kasih kau sudah meluangkan waktumu," ujar Antonio kemudian tatapannya teralih pada sosok wanita cantik yang berdiri di samping William. "Ini istri dan anakmu?" tanyanya.William mengangguk singkat. "Perkenalkan ini Marsha Geovan istriku, dan putraku bernama Sean.." "Selamat datang Nyonya Marsha," Antonio mengulurkan tangannya—Marsha langsung menyambut jabatan tangan Antonio dengan senyuman ramah. "Cukup panggil namaku saja," jawab Marsha. Antonio tersenyum. Kemudian tatapannya kini menatap Orina dan putranya melangkah mendekat ke arahnya. "William, Marsha, perkenalkan itu adalah anak dan istriku. Orina Leonardo De Luca dan Mateo Leonardo De Luca," tunjuk Antonio pada Orina yang kini semakin mendekat ke arahnya. "Selamat malam Tuan William dan Nyonya Marsha...." Sapa Or
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 462 – TA S2 - Persiapan Ke Bali

Kini Marsha tengah berada di dapur, menyiapkan pancake untuk putranya. Tanpa terasa sudah hampir satu minggu dia dan William berada di Jakarta. Dua hari terakhir, suaminya sudah tidak lagi disibukan dengan pekerjaannya. William telah mempercayakan pada Allbert untuk segera memproses pembelian tempat yang akan dibangun menjadi hotel. Tentu hal ini membuat Marsha sangat bahagia, dua hari terakhir dia dan sang suami bersama Sean menikmati kota Jakarta. Setidaknya, Marsha bersyukur, William masih meluangkan waktu untuknya dan Sean ditengah-tengah kesibukannya. Tidak hanya berjalan-jalan, tapi kemarin Marsha juga membawa William menemui keluarganya. Dia memberikan oleh-oleh yang telah William siapkan saat di Toronto untuk keluarganya. "Mommy...." Sean berlari masuk ke dalam dapur, dia langsung memeluk Marsha yang tengah membuat pancake. Masha tersenyum, dia menundukan tubuhnya—mencium seluruh wajah putranya itu. "Kau sudah mandi rupanya?" Dia terus mencium tubuh putranya yang harum aroma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 463 – TA S2 - Goodbye Jakarta 

Keesokan hari, Marsha tengah menyiapkan barang-barang yang akan diperlukan William dan Sean. Setelah satu minggu berada di Jakarta, akhirnya William bisa meluangkan waktu untuk berlibur dengannya dan Sean. Jujur saja, Marsha masih tidak menyangka William akan secepat ini menyelesaikan pekerjaannya. "Marsha..." William yang berdiri di ambang pintu, dia mentap sang istri sedang mengemasi barang-barang pribadi miliknya dan Sean, dia langsung melangkah mendekat ke arah Marsha. "William? Kau dari mana?" Marsha mengalihkan pandanganya, menatap sang suami yang berdiri di sampingnya. "Tadi Albert menghubungiku, dia melaporkan tentang pembelin lahan milik Bimo Sanjaya," jawab William sembari duduk di ranjang. Marsha mengangguk paham. "Lalu bagaimana? Apa semuanya berjalan lancar?" "Ya, semuanya berjalan lancar," balas William. "Mungkin dua atau tiga bulan lagi, pembangunan hotel akan di mulai. Aku masih menunggu hasil design untuk pembangunan hotel itu." "Kau sungguh akan membangun salah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 464 – TA S2 - Welcome Bali (IDN)

Pesawat yang membawa William dan Marsha telah mendarat di Bandara Udara Internasional Ngurah Rai, Bali. Setelah menempuh perjalanan satu jam empat puluh menit, akhirnya William, Marsha serta yang lainnya telah tiba di Bali. Selama perjalanan menuju Bali, Sean dan Lea sama sekali tidak mengantuk. Kedua anak kecil itu bahkan sejak tadi terus bermain ketika berada di pesawat. Kini William dan Marsha melangkah menuju lobby, menuju sopir yang telah menunggu. Laura, Raymond serta Frans dan Karin pun mengikuti William dan Marsha yang berjalan menuju lobby. Sean tengah berada digendongan Frans. Sedangkan Lea, berada digendongan Karin. Sebelumnya, Mario telah menyiapkab sopir untuk William dan Marsha selama, mereka berada di bali. Tatapan Marsha teralih pada seorang sopir yang menundukan kepala, kala melihat dirnya. Marsha mengulas senyum hangat di wajahnya saat melihat sopir itu. "Selamat datang di Bali, Tuan dan Nyonya..." Sang sopir itu menyapa William, Marsha serta yang lainnya. "Terim
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 465 – TA S2 - Pantai Nusa Dua (Bali)

Keesokan hari, Marsha tengah bersiap-siap, dia mengganti pakaiannya dengan dress bermotif flower dengan bahan yang sangat nyaman. Kemudian, dia memoles wajahnya dengan make up tipis. Hari pertamanya di Bali, Marsha mengajak William pergi ke Pantai Nusa Dua. Beruntung, William mengikuti keinginannya"Mommy...." Sean berteriak, dia berlari masuk ke dalam kamar—memeluk erat Marsha.Senyum di bibir Marsha terukir saat melihat putranya. Dia langsung menundukan tubuhnya dan memberikan banyak kecupan di seluruh wajah putranya itu. "Sayang? Kau sudah siap?" Sean mengangguk antusias. "Sudah, Mommy. Tadi saat aku ingin ke kamar Mommy, aku bertemu Bibi laura dan Bibi Karin. Mereka bilang aku sangat tampan." Marsha mengulum senyumannya, dia langsung mencium pipi Sean gemas. "Bibi Laura dan Bibi Karin benar. Sean sangat tampan." "I'am.." Sean menjawab dengan bangga. Marsha langsung terkekeh geli, dan kembali mencium wajah putranya itu. "Mommy, Daddy di mana? Kenapa aku tidak melihat Daddy?" ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 466 – TA S2 - Pantai Nusa Dua (Bali) II

"Apa yang dikatakan Marsha benar, Laura. Kau memang sangat cantik," sambung Karin yang menyetujui ucapan Marsha. "Yasudah, lebih baik kita temui William, Frans dan Raymond. Pasti mereka menunggu kita."Marsha dan Laura mengangguk setuju, mereka langsung melangkah keluar meninggalkan ruang ganti, menemui suami mereka. Seketika para pria yang ada di sana, mengalihkan pandangannya ke arah Marsha, Laura dan Karin yang tampak begitu cantik dan seksi dengan balutan bikini yang menutup tubuh putih dan mulus mereka. Dari kejauhan tampak William, Frans dan Raymond, menatap tajam para pria yang melihat istri mereka. Terutama William, dia begitu menatap tajam dan penuh peringatan pada pria yang melihat istrinya itu."Mommy.... Mommy sangat cantik..." seru Sean antusias, saat melihat Marsha keluar dari ruang ganti. Sean melompat kegirangan—dia langsung memeluk Marsha begitu erat. Marsha tersenyum, dia pun membalas pelukan anaknya seraya memberikan banyak kecupan di puncak kepala Sean. Raymond la
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 467 – TA S2 - Seminyak (Bali)

Suara dering ponsel terdengar, membuat Marsha yang tengah tertidur pulas harus terbangun. Marsha mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu dia mengalihkan pandangannya, ternyata ponsel William yang terus berdering. Marsha menoleh ke samping—William sudah tidak ada di ranjang. Namun, Marsha mendengar suara gemericik air dari kamar mandi, itu berarti sang suami sedang mandi. Kemudian Marsha mengikat asal rambutnya, lalu mengangkat ponsel William yang terletak di atas nakas—dia menatap ke layar tertera nama Albert yang muncul di layar ponselnya. Tanpa menunggu lama, Marsha menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan, sebelum kemudian meletakan ke telinganya. "Albert, ada apa?" Marsha menjawab saat panggilan terhubung. "Selamat pagi, Nyonya, maaf mengganggu. Apa Tuan William sedang sibuk, Nyonya?" tanya Albert dari seberang line."William sedang mandi, kau bisa menyampaikan padaku, ada apa, Albert?""Nyonya, saya hanya ingin melaporkan perkembangan proses pembelian lahan milik Sanjay
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 468 – TA S2 - Breeze at The Samaya Seminyak

Breeze at The Samaya Seminyak adalah restoran yang dipilih William untuk makan siang bersama keluarganya. Restoran berkonsep al fresco di pinggir pantai ini memiliki atmosfer romantis dan menyajikan menu modern. Hal itu yang membuat William memilih restoran ini. Tidak hanya asian food, tapi restoran ini juga menyajikan menu makanan western food. Kini William dan Marsha serta yang lainnya masuk ke dalam restoran yang sudah William pilihkan. Sean tampak kegirangan saat masuk ke dalam restoran. Sedangkan Marsha tersenyum manis, restoran ini begitu romantis. Sang pelayan langsung mengatarkan William, Marsha serta yang lainnya menuju tempat yang telah disiapkan. Kemudian mereka duduk, di sebuah tempat dengan makanan yang telah terhidang di atas meja. Beberapa western food dan asian food, termasuk makanan khas Bali juga ada di sana. Marsha yang duduk di samping William, dia mengambil alih Sean yang berada di pangkuan William. Seperti biasa, dia ingin menyuapi putranya itu. "Sean? Kau ingi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 469 – TA S2 - Frans and Karin Berbulan Madu

"William, jam berapa Karin dan Frans berangkat ke Bandara?" tanya Marsha seraya melirik jam dinding, kini sudah pukul jam empat paginya. Sungguh jika bukan karena Karin dan Frans ingin pergi berbulan madu, Marsha tidak akan pernah bangun sepagi ini. Dirinya masih sangat mengantuk dan matanya begitu enggan untuk terbuka. "Harusnya jam tujuh pagi, tapi Karin meminta untuk berangkat lebih awal. Terakhir Frans mengatakan padaku, akan berangkat jam lima pagi," jawab William. "Apa kau ingin mandi sekarang?" "Tidak, aku akan cuci muka dan gosok gigi saja. Setelah itu aku akan kembali tidur," balas Marsha seraya menguap, dia benar-benar tidak tahan menahan kantuknya. Tapi tidak mungkin dia tidur disaat Frans dan Karin ingin berpamitan padanya. "Aku juga ingin mencuci muka." William lebih dulu beranjak dari tempat tidurnya, dia mengulurkan tangannya membantu sang istri untuk bangkit berdiri. Kemudian dia dan Marsha melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Kini William dan Marsha, mencuci waja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 470 – TA S2 - Pantai Jimbaran (Bali)

Kini Marsha dan William telah tiba di Pantai Jimbaran. Jarak dari Uluwatu ke Jimbaran tidaklah jauh. Sekitar dua puluh menit, waktu yang ditempuh dari Uluwatu ke Pantai Jimbaran. Daya tarik utama dari obyek wisata Jimbaran Bali terletak pada objek wisata pantai pasir putih, yang terkenal dengan nama pantai Jimbaran. Keunikan tersebut ada pada cafe yang ada ditepi pantai Jimbaran, yang secara khusus menghidangkan makanan laut bakar (seafood), dengan bumbu khas Jimbaran Bali. Inilah alasan Marsha tidak ingin melewatkan dirinya untuk mengunjungi Pantai Jimbaran. Menikmati sunset di Pantai Jimbaran adalah hal yang sejak kemarin dia nantikan."Mommy, tempat ini sangat indah. I love it, Mommy.." pekik Sean sat tiba di Pantai Jimbaran. Marsha mengulum senyumannya, dia mencium pipi Sean gemas. "Sean menyukai tempat ini?" Sean mengangguk. "Ya, aku menyukainya, Mommy.." "Daddy, apa aku boleh bermain di pantai?" Sean menoleh ke arah William, dia mengaitkan tangan mungilnya ke leher William.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
454647484950
DMCA.com Protection Status