Home / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / Chapter 441 - Chapter 450

All Chapters of Takdir Perjanjian Pernikahan: Chapter 441 - Chapter 450

500 Chapters

Bab 441 – TA S2 - Good Bye Moscow

Marsha memasukan barang-barang pribadi milik William dan Sean ke dalam koper. Sebelum menyerahkan pada pelayan untuk memasukan barangnya ke dalam mobil, Marsha harus memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Ya, hari ini adalah hari yang telah lama Marsha nantikan. Dia akan kembali ke negara di mana dia dilahirkan dan dibesarkan. Rasanya sudah lama sekali Marsha meninggalkan Indonesia. Marsha kembali mengingat, dirinya meninggalkan Indonesia saat berusia tujuh belas tahun. Itu artinya, sudah lebih dari tujuh tahun lamanya Marsha tidak pernah kembali ke sana. Kesibukannya memimpin perusahaaan keluarganya, serta kesibukan William, membuat dirinya tidak memiliki waktu yang tepat untuk kembali ke Indonesia. Terlebih, setelah Sean lahir, Marsha benar-benar fokus mengurus anaknya dengan baik. "Sayang?" William berdiri di ambang pintu, dia menatap istrinya yang tengah mengemasi barang-barang. Kemudian, dia melangkah menghampiri istrinya itu. "William, kau sudah siap?" Marsha menoleh ke
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 442 – TA S2 - Pondok Indah Mall

Kini Marsha dan Karin berada di Mall Pondok Indah bersama dengan Sean yang juga di bawa oleh Marsha. Setelah selesai makan siang, Marsha sengaja mengajak Sean ke mall ini. Karena sebelumnya, Laura, adik iparnya itu menghubungi dirinya. Itu yang membuat Marsha memutuskan untuk menyusul Laura yang berada di Pondok Indah Mall."Marsha, Laura ada di mana?" tanya Karin dengan nada kesal. Dia sudah menghubungi Laura, tapi tidak ada jawaban dari wanita itu. "Bibi Karin, apa kita masih lama menunggu Bibi Laura?" Sean yang tengah digendong Karin, dia melingkarkan tangan mungilnya di leher Karin. Karin mendesah pelan. "Mungkin sebentar lagi Bibi Laura akan segera ke sini." "Kita tunggu saja di sini sebentar. Sebelumnya, Laura bilang tadi akan ke lobby menemui kita," jawab Marsha.Karin mengangguk pelan. Kemudian, Marsha mengedarkan pandangannya ke mall yang sudah lama sekali tidak dia kunjungi. "Karin, apa kau masih mengingat terakhir kita ke sini saat kita kelulusan SMa," ucap Marsha yang
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 443 – TA S2 - Fitting Gaun

"William, apa kau sibuk?" Marsha melangkah masuk ke dalam kamar, dia menatap suaminya yang fokus pada iPad ditangannya.William mengalihkan pandangannya saat melihat Marsha. Kemudian dia menepuk pelan pahanya, memberikan isyarat agar istrinya itu duduk di pangkuannya. Marsha menurut, dia mendekat dan langsung duduk di pangkuan William. "Di mana Sean?" William menyelipkan rambut Marsha, ke belakang daun telinga istrinya itu. "Sean sedang bermain di taman." Marsha mengaitkan tangannya ke leher William. "Kau terlihat sibuk, Willam. Apa kau memiliki banyak pekerjaan?" "Ya," William mengelus lembut pipi Marsha. "Albert sudah datang, saat ini dia sedang di perusahaanku yang baru saja aku buka di sini. Dia mengirimkanku beberapa dokumen yang harus aku periksa." "Albert sudah datang?" ulang Marsha. William mengangguk, kemudian dia mengecup bibir Marsha. "Hari ini rencananya aku akan bertemu dengan Albert. Ada beberapa pekerjaan yang akan aku bahas dengannya." Marsha mendengus. Dia mence
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 444 – TA S2 - Menjelang Pernikahan Frans dan Karin

Kini Marsha, Laura dan Karin tengah sibuk di dapur menyiapkan makan malam. Sudah beberapa hari ini Karin dan Frans memilih untuk tinggal di rumah Marsha. Tentu Marsha sangat senang, karena rumahnya ramai. Menjelang pernikahan Karin dan Frans, Marsha pun disibukan dengan membantu persiapan pernikahan sahabatnya itu. Tidak hanya Marsha, tapi Laura turut membantu persiapan pernikahan Karin dan Frans. "Marsha, kenapa kau selalu membuat pasta dan steak? Kenapa kau tidak berikan saja William dan Frans makan makanan Indonesia? Memangnya apa salahnya?" seru Karin. Jujur saja, dia tidak mengerti, kenapa Marsha tidak memberikan makanan Indonesia pada William dan Frans. Hampir setiap saat Marsha membuat steak dan pasta. "Karin, kau tahu William dan Frans tidak bisa makan pedas," jawab Marsha seraya menuangkan daging sapi yang baru saja dia panggang ke piring. Karin berdecak. "Kemarin, aku bahkan memaksa Frans memakan bakso di dekat sekolah kita dulu, Marsha. Dia bilang enak. Kau tenang saja,
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 445 – TA S2 - The Day Frans dan Karin

Marsha mematut cermin. Kini dirinya sudah terbalut sebuah kebaya berwarna silver yang tampak begitu cantik ditubuhnya. Marsha menggulung rambut pirangnya ke atas hingga memperlihatkan leher jenjang dan putih miliknya. Ya, hari ini Marsha terlihat begitu berbeda. Tentu Marsha ingin tampil cantik, di hari pernikahan Karin dan Frans. Jika biasanya, Marsha menggunakan make up tipis, kali ini dia memakai riasan sedikit tebal, namun tidak berlebihan. Rasanya, Marsha benar-benar tidak menyangka setelah sekian lama, dia kembali mengenakan kebaya. Dia masih ingat, terakhir dirinya memakai kebaya, saat itu dia baru saja kelulusan SMA. Dan sekolah mewajibkan murid untuk mengenakan kebaya. Tanpa Marsha sadari, sudah sejak tadi William berdiri di ambang pintu. Tatapannya terus menatap sang istri yang sejak tadi berias. Ini pertama kalinya, William melihat Marsha memakai pakaian yang bernama 'kebaya'. Sungguh saat ini William tidak menyangka, istrinya tampak begitu cantik dengan balutan kebaya ber
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 446 – TA S2 - The Day Frans dan Karin II

Kini Karin mulai melangkah masuk ke dalam gereja. Tangannya terus memeluk lengan Rendy, ayahnya. Terlihat Karin begitu gugup memasuki gereja. Para tamu undangan berdiri menyambut Karin yang tampak begitu cantik memasuki gereja. Gereja Katedral Jakarta, adalah tempat yang dipilih oleh Karin untuk melangsungkan pemberkatan pernikahan mereka. Tidak pernah terpikir olehnya akan menikah dengan Frans. Terlebih dia mengucapkan janji suci pernikahan mereka di geraja yang sejak dulu dia impikan, ketika kelak dia menikah. Sesaat pandangan Karin teralih pada sosok pria yang telah menunggunya dialtar. Pria yang akan segera menjadi suaminya itu, begitu tampan dan gagah dengan texedo berwarna putih. Sudah sejak tadi Frans tidak henti menatap kagum Karin. Mereka terlihat begitu mengagumi satu sama lainnya. Terlihat kilat kamera terus tertuju pada Karin yang memasuki altar gereja. Pernikahan Karin dan Frans, tentu mengundang para media. Bahkan para media rela terbang dari Toronto ke Jakarta hanya u
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 447 – TA S2 - Sweet Moment Frans dan Karin

Setelah rangkaian acara resepsi yang begitu panjang, kini Frans dan Karin menginap di Ritz Carlton Hotel. Tubuh Karin begitu lelah, terlebih hari ini Karin mengganti gaun pernikahannya sebanyak lima kali. Terakhir kali, Karin harus mengganti gaun, yang berhias swarovski. Tentu sepanjang acara, Karin merasakan begitu lelah karena gaun miliknya begitu berat."Kau mandilah dulu, Karin. Kau pasti lelah," ucap Frans pada Karin saat masuk ke dalam kamar hotel, yang telah dia pesan. Karin mengangguk samar. "Ya, aku ingin berendam. Satu hari ini, aku begitu lelah, Frans." Frans tersenyum seraya mengelus lembut pipi Karin. Karin pun membalas senyuman Frans, lalu dia masuk ke dalam kamar mandi. Sejujurnya, Karin begitu gugup, tapi dia berusaha untuk bersikap tenang. Beruntung, Frans masih memberikan ruang baginya. Saat tiba di kamar mandi, Karin mulai berusaha melepaskan gaun yang masih melekat ditubuhnya itu. Namun, saat dia berusaha melepas, tangannya tidak sampai menggapai pengait gaun it
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 448 – TA S2 - Sweet Moment Frans dan Karin II

Frans menarik dagu Karin, dia menatap lembut manik mata istrinya itu. "Aku tidak membutuhkan wanita yang berpengalaman. Aku sungguh bahagia, mengetahui akulah yang akan menjadi pria pertama dalam hidupmu. Pria pertama yang menciummu, pria pertama yang menyentuhmu," bisiknya tepat di depan bibir Karin."A-Aku-" Ucapan Karin terpotong kala, Frans melumat lembut bibirnya. "Bisakah aku memilikimu, sepenuhnya sekarang?""Ya, Frans," bisik Karin.Frans tersenyum, dia mendekatkan bibirnya ke bibir Karin. Lalu melumat lembut bibir wanita yang kini telah menjadi istrinya itu. Tidak hanya diam, Karin membalas pagutan Frans. Bibir mereka saling mencecapi satu sama lainnya. Lidah mereka saling berpagutan. Hingga kemudian, Frans membawa tangannya meremas pelan gundukan kembar milik Karin, hingga membuat Karin memekik terkejut."F-Frans-" Karin melepaskan pagutannya. Jantungnya begitu berdegup kencang, saat Frans menyentuh gundukan kembarnya. Frans menarik dagu Karin, kini mata mereka saling menat
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 449 – TA S2 - Bali?

"William, apa kau sudah meminta Albert mengirimkan hadiah untuk Frans dan Karin?" Marsha melangkah masuk ke dalam kamar, tatapannya menatap sang suami yang tengah fokus pada iPad di tangannya. Marsaha mendekat, dia langsung duduk di samping William. "Sudah, sayang," jawab William tanpa melihat Marsha. Dia sudah tahu istrinya duduk di sampingnya. Namun, masih banyak file yang baru saja dikirimkan Albert, dan belum diperiksa olehnya. "Kau sibuk?" Marsha mendengus, dia kesal pada William yang tidak pernah mengenal tempat. Di Jakarta, Moscow atau Toronto sekalipun, William akan tetap memeriksa pekerjaanya. "Ya, aku sedang membaca file yang dikirimkan Albert," jawab William datar. Marsha mendesah pelan. "Kapan kau tidak sibuk, William? Menyebalkan sekali. Di Jakarta saja kau sibuk. Jika seperti ini, harusnya kau tidak perlu membuka perusahaan di sini." William tersenyum, kemudian dia meletakan iPad di tangannya ke atas meja, lalu mengalihkan padangannya melihat wajah istrinya yang tam
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 450 – TA S2 - Hadiah Pernikahan Frans dan Karin

"Karin.. Frans.. Aku sudah menyiapakan paket bulan madu untuk kalian berdua." Laura beranjak dari tempat duduknya, dia mengambil sebuah amplop coklat yang terletak di atas meja dan memberikannya langsung pada Karin. "Setelah nanti kita berlibur ke Bali, kalian berdua harus segera berbulan madu. Aku sudah menyiapkannya dengan sempurna.." Karin tersenyum saat menerima amplop dari Laura, dia sudah menduga sejak awal Laura akan menyiapkan paket bulan madu untuknya. "Terima kasih, Laura. Kau memang yang terbaik."Kemudian tatapan Karin teralih pada Marsha yang duduk di hadapannya. "Marsha, kau belum memberikanku hadiah pernikahan," cebik Karin mengingatkan sahabatnya itu. Marsha mendengus. "Kau ini berisik sekali, Karin. Tunggu sebentar aku juga sedang menunggu Albert datang." "Apa hubungannnya dengan Albert?" Kening Karin berkerut, menatap bingung sahabatnya itu. "Albert yang membawa hadiah pernikanmu, dariku dan William," jawab Marsha dengan nada sedikit kesal. Dia sudah tahu, pasti
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more
PREV
1
...
4344454647
...
50
DMCA.com Protection Status