Semua Bab Reinkarnasi Sang Dewa Perang: Bab 21 - Bab 30

81 Bab

Jejak Cahaya dan Bayangan

**Bab 20: Jejak Cahaya dan Bayangan** Malam berganti pagi, namun bagi Arjuna, ketegangan dari pertempuran melawan bayangan Ragnar dan serigala gelap itu masih terasa segar. Tubuhnya lelah, tetapi pikirannya terus bergerak. Ia merasakan ada sesuatu yang lebih besar sedang menunggu di cakrawala, dan ia harus bersiap menghadapinya. Pak Budi, yang duduk di seberang api unggun kecil di depan gua, mengamati muridnya dengan tatapan bijaksana. Ia tahu Arjuna sudah melewati batas kemampuannya semalam, tetapi ia juga tahu bahwa waktu mereka terbatas. "Arjuna," ucap Pak Budi akhirnya, memecah keheningan, "kau berhasil menguasai sebagian kecil dari kekuatanmu. Itu luar biasa, tapi jangan terlalu puas dulu." Arjuna mengangguk, meskipun matanya menunjukkan kebimbangan. "Apa menurut Anda aku akan siap ketika mereka datang lagi?" Pak Budi menarik napas dalam. "Siap atau tidak, mereka tidak akan berhenti. Ragnar dan Sven adalah tipe yang sabar.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Kekacauan di Tengah Kota

**Bab 21: Kekacauan di Tengah Kota** Langit kota mendung, seolah memprediksi kekacauan yang akan segera terjadi. Di jalan utama, orang-orang berlarian panik, menjauhi bayangan besar yang menjulang tinggi. Bayangan itu tidak memiliki bentuk pasti—kadang terlihat seperti raksasa berkepala tiga, kadang seperti makhluk dengan cakar tajam dan sayap hitam. Di sebuah sudut kota, Livia dan Helena berdiri mematung, mata mereka terpaku pada fenomena aneh tersebut. "Helena, kita harus pergi!" Livia menarik tangan sahabatnya, tetapi tubuhnya kaku karena ketakutan. "Apa itu, Livia? Itu... bukan manusia," bisik Helena, suaranya bergetar. Livia tahu, apa pun makhluk itu, kehadirannya membawa ancaman besar. Namun, sebelum mereka sempat bergerak, bayangan itu tiba-tiba berubah bentuk lagi, menciptakan sebuah pusaran angin besar yang membuat kaca-kaca toko di sekitar mereka pecah. Helena menjerit, menunduk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Taktik dan Bayangan

Bab 23: Taktik dan BayanganDi sudut gelap dunia manusia, Ragnar duduk di sebuah ruangan sempit yang diterangi cahaya redup dari lilin-lilin tua. Di hadapannya, bola kristal berputar pelan, memantulkan bayangan wajahnya yang tegang. Di sebelahnya, Banyu berdiri dengan tangan bersedekap, sorot matanya tajam dan penuh perhitungan. "Jadi, Odin telah menunjukkan dirinya," Ragnar membuka percakapan dengan nada serius. "Itu berarti Amaterasu benar-benar percaya pada bocah manusia itu. Ini lebih buruk dari yang aku kira." Banyu, dengan seringai kecil di wajahnya, menjawab, "Kau panik, Ragnar? Bukankah itu tidak seperti dirimu?" Ragnar menatapnya tajam, tetapi tak berkata apa-apa. Dia tahu Banyu sering berbicara dengan nada menggoda, tetapi kali ini situasinya tidak untuk main-main. "Bocah itu sudah menjadi masalah sejak awal," Ragnar melanjutkan. "Sekarang, dengan perlindungan Amaterasu, kita tidak hanya menghadapi kekuatan Ares, tetapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Batas cahaya dan kegelapan

**Bab 24: Batas Cahaya dan Kegelapan** Di tengah malam yang sepi, portal gelap milik Banyu memudar di depan apartemen Livia. Sosoknya muncul dengan tenang, mengenakan jaket hitam yang membuatnya tampak seperti mahasiswa biasa. Matanya bersinar redup dengan kejahatan yang tersembunyi di balik wajah ramahnya. “Sepertinya perlindungan Amaterasu cukup kuat,” gumamnya sambil merasakan aura yang mengelilingi apartemen itu. Banyu melangkah mendekat, namun begitu ia mencoba menembus penghalang gaib itu, sebuah cahaya keemasan menyala terang, mendorongnya mundur. Ia terkejut, menyadari bahwa kekuatan Amaterasu lebih besar dari yang ia perkirakan. “Kurang ajar,” desisnya. “Tapi ini belum selesai.” Dari dalam kegelapan, sebuah suara memanggilnya. "Jangan gegabah, Banyu." Banyu menoleh dan melihat Ragnar berdiri di sana, matanya tajam memerhatikan situasi. “Penghalang ini terlalu kuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Pertarungan sengit

Bab 25: Pertarungan Sengit Hutan lebat di bawah sinar rembulan menjadi tempat pertemuan rahasia para dewa. Amaterasu, Odin, Zeus, dan Pak Budi berdiri mengelilingi altar kuno yang memancarkan cahaya keemasan. Ketegangan meliputi udara. "Dia tidak akan mampu," suara Zeus bergema, penuh keraguan. "Arjuna terlalu muda. Bahkan dengan kekuatan Ares, dia masih manusia yang lemah." Odin, yang berdiri dengan tongkat bercahaya di tangan, menjawab dengan bijak, "Setiap pahlawan besar memulai perjalanan mereka dengan keraguan. Arjuna akan membuktikan bahwa manusia bisa lebih kuat daripada yang kita kira." Pak Budi, dengan sikap sederhana namun penuh keyakinan, menambahkan, "Saya telah melihat potensinya. Dia hanya perlu diberi waktu. Namun, Sven tidak akan memberi kita waktu itu." Amaterasu menatap mereka semua dengan serius. "Kita tidak punya pilihan lain. Sven sudah menggerakkan pasukannya. Perlindungan di sekitar Livia adalah pertahanan terakhir kita sebelum ia menyerang lebih j
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

Awal perjalanan

**Bab 26:Awal Perjalanan** Pagi yang dingin menyelimuti tempat persembunyian mereka. Arjuna bersiap-siap untuk perjalanan panjang ke pegunungan es seperti yang diarahkan oleh Pak Budi. Di sisi lain, Livia, Bayu, Dani, dan Sarah tetap tinggal untuk memperkuat perlindungan di sekitar persembunyian. Pak Budi menyerahkan gulungan tua kepada Arjuna. Gulungan itu menggambarkan jalur menuju kuil Odin yang tersembunyi di puncak pegunungan es. "Ingat, perjalanan ini tidak hanya menguji fisikmu, tetapi juga hatimu. Jangan biarkan keraguan menguasaimu." Arjuna mengangguk. "Aku akan kembali dengan kekuatan yang cukup untuk mengakhiri semua ini." Saat Arjuna bersiap untuk pergi, Livia mendekatinya. Wajahnya terlihat gelisah. "Juna, aku tahu ini penting, tapi aku tidak bisa berhenti merasa kalau perjalanan ini terlalu berbahaya." "Aku harus pergi, Liv," jawab Arjuna dengan suara lembut namun te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

Ujian di Kuil Odin

**Bab 27: Ujian di Kuil Odin **Di Gerbang Kuil Odin** Dingin yang menusuk seolah menyusup hingga ke tulang Arjuna saat ia berdiri di depan Kuil Odin. Pemandangan di sekitarnya begitu menakjubkan: puncak gunung bersalju yang menjulang tinggi, dan langit keabuan yang terhampar luas, melingkupi kuil dengan ukiran kuno yang memancarkan aura mistis. Odin berdiri di depan gerbang, tongkatnya yang berujung burung gagak bersinar redup. "Arjuna," ujar Odin dengan suara berat, "di dalam kuil ini, kau akan diuji hingga ke inti jiwamu. Hanya mereka yang mampu menghadapi ketakutan, dosa, dan keraguan dalam diri mereka yang akan keluar sebagai pemenang." Arjuna mengangguk. Tombak *Guntur Naga* yang diberikan Pak Budi terasa berat di tangannya, seolah menambah beban mental yang sudah ia rasakan sejak kepergian Helena. Ia menarik napas dalam, mencoba mengusir bayangan kekalahan dan rasa bersalah. Ketika Odin mengetukkan tongkatnya ke tanah, pintu besar kuil itu mulai membuka dengan suar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

Serangan Mendadak di Tempat Persembunyian

Bab 28: Serangan Mendadak Di Tempat Persembunyian Malam itu begitu sunyi, hanya terdengar angin dingin yang menerpa dinding kayu markas persembunyian. Semua orang berkumpul di ruang utama, merasakan ketegangan yang menggantung di udara. Livia bersandar di sudut ruangan, wajahnya masih pucat akibat luka yang belum sepenuhnya sembuh. Ratna, seperti biasanya, berada di sisinya, memastikan perban di lengan Livia tetap terpasang dengan baik. "Kau harus tetap tenang," ujar Ratna, berusaha menenangkan. "Tubuhmu belum pulih, jangan memaksakan diri." "Aku hanya berharap kita semua bisa selamat dari ini, Ratna," balas Livia lemah namun tegas. Di sisi lain ruangan, Bayu, Dani, dan Sarah berkumpul di sekitar meja, mempelajari rencana pertahanan darurat yang sudah mereka susun. Dani tampak paling gelisah, memegang pisaunya dengan tangan yang gemetar. "Kita tidak bisa terus seperti ini," kata Bayu dengan nada serius. "Kalau mereka menyerang lagi seperti tadi malam, kita tidak akan punya b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

Cahaya di Tengah Gelap

*Bab 29: Cahaya di Tengah Gelap Malam itu, suasana desa terasa begitu sunyi, seperti menyimpan rahasia kelam yang tak terucap. Angin dingin membawa aroma tanah basah, sementara pohon-pohon besar yang mengelilingi desa berdiri kokoh seperti pelindung diam. Arjuna dan kelompoknya baru saja tiba, tubuh mereka masih diliputi rasa lelah setelah perjalanan yang panjang dan penuh bahaya. Pak Budi berdiri di depan gerbang kayu yang besar, tangannya terangkat seolah memberikan penghormatan kepada sesuatu yang tak terlihat. "Desa ini bukan desa biasa," ucapnya, suaranya penuh wibawa. "Para leluhur melindungi tempat ini, tapi kalian harus berhati-hati. Perlindungan mereka tidaklah abadi." **Kedatangan yang Mencurigakan** Saat mereka melangkah masuk, penduduk desa memandang dengan mata penuh rasa curiga dan ketakutan. Beberapa ibu menarik anak-anak mereka, sementara yang lain berbisik-bisik di balik pintu. Bayu berbisik pada Dani, "Apa mereka takut pada kita?" Dani, meskipun gemetar, menc
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

Kegelapan yang Mengintai

Bab 30: Kegelapan yang Mengintai Pagi hari datang dengan keheningan yang menyesakkan. Desa yang semalam dilanda ketakutan kini tampak seperti sebuah tempat yang hilang dari waktu. Penduduknya mulai keluar dari rumah, namun wajah-wajah mereka kosong, seperti terperangkap dalam ketakutan yang mendalam. Arjuna, Pak Budi, dan yang lainnya duduk di ruang tamu rumah kepala desa, mencoba menyusun rencana selanjutnya. "Pak Budi," kata Arjuna dengan suara berat. "Kita sudah melawan Mara, tapi aku merasa... ini baru permulaan. Sesuatu yang lebih besar sedang mengintai." Pak Budi mengangguk perlahan. "Kau benar, Arjuna. Mara hanyalah perpanjangan dari kekuatan yang lebih gelap. Kekuatan yang mengarah pada kehancuran. Tapi kita harus tetap kuat. Setiap langkah yang kita ambil kini akan menentukan apakah kita bisa menghadapinya atau tidak." Arjuna menatapnya tajam. "Bagaimana kita bisa melawannya jika kita terus-menerus dihantui oleh ketakutan? Aku merasa tidak bisa mengendalikan diriku." Sar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status