Home / Historical / Reinkarnasi Sang Dewa Perang / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Reinkarnasi Sang Dewa Perang: Chapter 51 - Chapter 60

75 Chapters

Mata Kebijaksanaan Athena

Bab 51: Mata Kebijaksanaan Athena Setelah menyelesaikan latihannya dengan Amaterasu, Arjuna melangkah keluar dari portal bercahaya keemasan. Tubuhnya terasa lebih ringan, namun pikirannya penuh dengan pertanyaan. Cahaya dalam dirinya telah tumbuh lebih kuat, tetapi ia menyadari bahwa setiap dewa memiliki cara berbeda untuk mengajarkan pelajaran hidup. Portal berikutnya muncul di hadapannya, kali ini memancarkan aura biru kehijauan dengan simbol burung hantu di atasnya. Arjuna menghela napas panjang. "Athena," gumamnya. Ia pernah mendengar cerita tentang Dewi Kebijaksanaan Yunani ini, yang terkenal karena strategi perangnya yang tak tertandingi dan kecerdasannya yang tajam. Tanpa ragu, ia melangkah masuk ke dalam portal. Seketika, ia disambut oleh pemandangan kota kuno yang megah. Pilar-pilar marmer berdiri tegak, menopang bangunan-bangunan yang menjulang tinggi dengan arsitektur yang indah. Di tengah kota, terdapat sebuah kuil besar yang
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Cinta, Godaan, dan Kekuatan

Bab 52: Cinta, Godaan, dan KekuatanSetelah pelatihan keras yang melibatkan strategi dan kebijaksanaan bersama Athena, Arjuna melangkah ke portal berikutnya dengan hati yang penuh harapan, tetapi juga dengan sedikit kelelahan. Setiap latihan memberinya wawasan baru, tetapi juga menguras energinya, baik secara fisik maupun emosional. Saat ini, dia tidak tahu apa yang menantinya, tetapi portal di depannya tampak berbeda dari sebelumnya. Cahaya merah muda keemasan memancar lembut, membentuk pola bunga yang berkilauan.“Apakah ini pertanda pelatihan yang lebih tenang?” gumam Arjuna sembari melangkah masuk. Namun, harapannya akan ketenangan sirna begitu ia menjejakkan kaki di dunia baru yang terasa aneh, penuh misteri, dan... menggoda.**Dunia Aphrodite**Arjuna mendapati dirinya berada di sebuah padang rumput luas yang dipenuhi bunga bermekaran, dengan aroma manis yang memenuhi udara. Langit berwarna lembayung, dan sinar matahari yang redup menciptakan suasana magis. Di kejauhan, ia melih
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Ujian Dingin Sang Dewa Laut

Bab 53: Ujian Dingin Sang Dewa Laut Portal yang berkilauan biru tua berputar di depan Arjuna, memancarkan aura tenang namun menakutkan. Arjuna menatapnya dengan ragu. Pelatihan bersama Aphrodite sebelumnya terasa seperti badai emosi, dan sekarang ia harus menghadapi sesuatu yang jauh lebih misterius. Nama Poseidon, sang dewa laut, telah lama dikenal dalam legenda. Ia terkenal bukan hanya karena kekuatannya yang luar biasa, tetapi juga karena sifat dinginnya yang tak tergoyahkan. Dengan menarik napas dalam-dalam, Arjuna melangkah ke dalam portal. Dunia Poseidon Arjuna muncul di tengah lautan luas. Namun, ia tidak tenggelam. Permukaan air di bawah kakinya padat, seperti kaca, memantulkan langit kelabu di atas. Ombak besar bergulung di kejauhan, seolah-olah memancarkan kekuatan liar yang tak terkontrol. Di tengah kehampaan itu, sebuah istana megah berdiri menjulang, seluruhnya terbuat dari karang biru berkilauan dan kristal es. Saat Arjuna melangkah mendekat, suara gemuruh terd
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Seni Api dan Baja

Bab 54: Seni Api dan Baja Arjuna menatap portal di depannya, merasakan hawa panas yang menyengat bahkan sebelum ia melangkah masuk. Setelah pelatihan dingin dan penuh tantangan bersama Poseidon, ia tahu kali ini akan menghadapi sesuatu yang sama sulitnya—atau bahkan lebih. Nama Hephaestus, sang dewa pandai besi dan api, sudah lama dikenal dalam mitologi sebagai sosok jenius yang menciptakan senjata paling dahsyat di dunia para dewa. Namun, legenda juga menyebutkan bahwa Hephaestus adalah pribadi yang keras, tekun, dan sering kali tanpa kompromi. “Baiklah,” gumam Arjuna, menarik napas panjang. “Apa pun yang terjadi, aku harus maju.” Ia melangkah masuk ke portal, dan dunianya langsung berubah. **Kediaman Hephaestus** Arjuna tiba di sebuah dunia yang diselimuti asap dan api. Pegunungan batu vulkanik menjulang di mana-mana, sementara lahar mengalir deras seperti sungai yang tak pernah berhenti. Suara dentingan logam terdengar dari kejauhan, menggema di seluruh tempat seperti melodi
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Kehidupan dalam Keheningan

Bab 55: Kehidupan dalam KeheninganUdara yang pekat dengan bau logam dan panas dari bengkel Hephaestus masih melekat di indra Arjuna ketika ia melangkah keluar dari portal menuju dunia berikutnya. Tubuhnya masih terasa berat, seolah setiap otot memprotes keras pelatihan intensif yang baru saja ia jalani. Namun, pikirannya tidak sempat beristirahat. Pelatihan berikutnya menanti, dan ia tahu tak ada waktu untuk lemah.“Demeter,” gumam Arjuna, mengingat nama dewi yang disebut Hephaestus sebelum melepasnya.Arjuna tidak banyak tahu tentang Demeter, kecuali bahwa ia adalah dewi kesuburan, panen, dan alam. Dibandingkan dengan pelatihannya sebelumnya—yang penuh api, kekerasan, dan tantangan fisik—ia bertanya-tanya seperti apa pelatihan kali ini.Ladang yang Tak BerujungSaat portal di depannya terbuka, Arjuna langsung disambut oleh aroma yang sangat kontras dengan dunia Hephaestus. Di hadapannya terhampar ladang luas yang dipenuhi gandum emas, b
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Kegembiraan di Balik Kekacauan

Bab 56: Kegembiraan di Balik Kekacauan Setelah meninggalkan ladang emas subur Demeter, tubuh Arjuna terasa lebih ringan, tetapi pikirannya jauh dari damai. Perjalanan yang ia tempuh semakin membawa beban, baik fisik maupun emosional. Ia tahu bahwa setiap pelatihan memiliki maksud tersendiri, tetapi ia belum bisa melihat gambaran besar dari semua yang ia lalui. Apakah ini hanya tentang kekuatan? Atau ada pelajaran yang lebih dalam yang harus ia pelajari? Saat ia melangkah melalui portal berikutnya, Arjuna disambut dengan sesuatu yang sangat berbeda dari dunia sebelumnya. Bau anggur, tawa, dan musik riuh langsung menyerang indranya. Matahari yang terbenam melukis langit dengan warna keemasan dan ungu, sementara di bawahnya terlihat pesta besar yang penuh dengan lampu-lampu berwarna-warni, tenda-tenda megah, dan orang-orang yang tertawa tanpa henti. “Apa ini?” gumam Arjuna, bingung dengan pemandangan di depannya. Sebuah suara
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

keanggunan dan kebijaksanaan Hera

Bab 57: Keanggunan dan Kebijaksanaan Hera Langit Gunung Olympus tampak seperti sebuah mahakarya seni, dengan warna biru yang membentang tanpa batas, dihiasi awan-awan putih lembut yang melayang perlahan. Di kejauhan, puncak-puncak gunung menjulang seperti penjaga abadi, dan di tengah lanskap yang memukau itu, berdiri sebuah bangunan megah yang memancarkan aura keagungan. Aula Hera. Arjuna berdiri di depan pintu besar aula itu, tubuhnya terasa kecil dibandingkan dengan ukuran bangunan yang menjulang. Ukiran-ukiran pada pintu menggambarkan berbagai kisah mitos, setiap detail memancarkan keindahan seni yang luar biasa. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya setelah pelatihan panjang bersama para dewa sebelumnya. Pintu besar itu terbuka dengan sendirinya, menghasilkan suara lembut namun menggetarkan hati. Arjuna melangkah masuk, dan ia segera disambut oleh suasana yang mencerminkan keanggunan dan ketegasan Hera. Dinding-dinding aula terbuat dari pualam putih, dihia
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Kilat Terakhir dari Olympus

Bab 58: Kilat Terakhir dari Olympus Langit di Olympus bergemuruh, diselimuti awan kelabu yang menggantung rendah seolah bersiap menghantarkan hujan badai. Petir menyambar setiap beberapa detik, menerangi kawasan luas penuh dengan kuil-kuil megah dan pilar-pilar marmer putih. Namun, di tengah kekuatan yang menggetarkan itu, hanya satu sosok yang mendominasi. Zeus. Dewa para dewa Yunani, raja Olympus, berdiri dengan tongkat petir di tangannya. Setiap detak jantungnya seolah menyatu dengan getaran dunia di sekitarnya. Aura kekuasaan yang memancar darinya cukup untuk membuat siapa pun, termasuk dewa-dewa lainnya, menunduk dalam ketakutan atau kekaguman. Namun, di hadapan Zeus, berdiri seorang manusia: Arjuna. Arjuna memandangi Zeus dengan penuh tekad. Ia telah melalui perjalanan panjang dan berat, melatih dirinya dengan para dewa terkuat dalam mitologi yang pernah ia dengar. Namun, kali ini, ia tahu ujian yang akan dihadapinya adalah puncak dari segalanya. “Kau telah belajar dar
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Latihan terakhir

Bab 59: Latihan Terakhir Arjuna terjatuh dari langit, tubuhnya berputar dengan cepat di antara awan yang bergulung-gulung. Napasnya tersengal, tubuhnya terasa ringan tetapi pikirannya berat oleh segala hal yang baru saja ia alami. Di bawah sana, tanah semakin jelas terlihat, dan dalam hitungan detik, ia mendarat dengan lembut seperti disentuh oleh tangan tak terlihat. Ia mengedarkan pandangan, dan matanya membelalak ketika mengenali tempat itu. Sebuah ladang yang dipenuhi tanaman padi yang bergoyang pelan diterpa angin. Rumah kayu sederhana berdiri tak jauh dari sana, dan di depannya, seorang pria tua mengenakan kain lurik sedang duduk santai di bawah pohon beringin. “Pak Budi?” suara Arjuna bergetar. Pria itu menoleh, tersenyum dengan wajah yang dipenuhi keriput bijak. “Ah, akhirnya kamu tiba juga, Arjuna. Aku menunggumu cukup lama.” Arjuna berjalan mendekat, napasnya tertahan. Ia tidak percaya bahwa dewa terakhir yang ia temui adalah orang yang ia kenal dengan nama Se
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Sebuah Kebenaran yang Tak Terelakkan

Bab 60: Sebuah Kebenaran yang Tak TerelakkanArjuna terduduk di tepi tempat tidurnya, matanya menerawang jauh ke luar jendela kamar. Udara pagi terasa dingin, tetapi pikirannya berkecamuk seperti badai. Kenangan dari latihan panjang bersama para dewa masih terpatri jelas dalam benaknya. Ia ingat dengan detail setiap langkah, setiap pukulan, dan setiap pesan yang mereka berikan. Namun, di dunia nyata, semua itu terasa seperti lenyap begitu saja—hanya sekejap dalam tidur malam. Ia mengepalkan tangan, merasakan denyut jari-jarinya. Meski tubuhnya berada di kamar ini, ia merasa ada sesuatu yang hilang, sebuah keutuhan yang belum kembali. Matanya melirik ke arah Livia, yang berdiri di dapur kecil mereka, dengan sabar menuangkan teh ke dalam cangkir. Suara kecil dari air yang dituangkan terdengar menenangkan, tetapi di dalam hatinya, ada kegelisahan yang tak terelakkan. Livia berjalan mendekat, membawa secangkir teh hangat. “Ini, minumlah. Semoga bisa membantu menenangkanmu,” katanya sa
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status