Home / Romansa / Perjanjian di Atas Ranjang / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Perjanjian di Atas Ranjang: Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

Bab 31

Sudut pandang Maximus:Sudah tiga hari sejak orang tua Anya kembali ke pedesaan, tetapi rasa simpati dan perhatian mereka terhadap Jason sulit untuk disingkirkan dari benakku.Mengetahui bahwa mereka memercayai pria itu untuk menjaga Anya selama wanita itu di sini terasa seperti pisau yang menusuk dadaku.Orang tua Anya tidak tahu bahwa aku sudah menikah dengan putri mereka dan itu memperburuk keadaan.Aku tidak bisa melupakan betapa cepatnya Anya menyangkal menyukaiku ketika ayahnya bertanya kepadanya. Itu sangat menyakitkan, terutama karena aku telah jatuh cinta kepada Anya.Namun, aku tidak bisa mengakuinya, tidak sekarang, tidak ketika aku yakin Anya tidak punya perasaan terhadapku. Harga diri menahanku, meskipun hatiku ingin mengungkapkannya kepadanya.Momen-momen kecil yang menggoda di antara kami sebagai pasangan suami istri sangat berarti bagiku. Aku menghargainya, terutama ketika pipinya memerah, seolah-olah dia masih belum terbiasa berada begitu dekat denganku, bahkan setelah
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 32

Sudut pandang Maximus:"Bagaimana kalau Anya memberi tahu orang tuanya bahwa kami hanya pasangan kontrak?" tanyaku."Apa menurutmu dia akan memberi tahu orang tuanya, terutama tentang alasan sebenarnya dia menyetujui kontrak itu?" balas Haris.Aku mempertimbangkan poin itu."Menurutku, salah satu alasan Anya nggak mau memberi tahu orang tuanya tentang pernikahan kalian adalah supaya lebih mudah baginya untuk berpisah denganmu saat waktunya tiba," kata Haris berspekulasi.Dia lanjut menyemangatiku, "Jadi, manfaatkan itu, Pak Maximus. Lebih bagus lagi kalau kamu pergi ke Safir untuk mengakrabi keluarganya. Dengan begitu, berita akan menyebar ke seluruh kota bahwa Anya sudah menikah. Jason akan kehilangan harapan untuk kembali bersamanya, bahkan setelah kontrak kalian berakhir.""Itu penjelasan yang panjang, tapi terima kasih, Haris. Kamu benar-benar sahabatku," kataku sambil menyeringai.Aku menyadari ucapan Haris ada benarnya. Pada akhirnya, keputusan untuk menceraikan istriku ada di ta
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 33

Sudut pandang Anya:"Kenapa kamu terus memaksaku ikut padahal aku nggak mau?" tanyaku kepada Maximus.Dia terus mendesakku untuk menemaninya ke Lasindia."Kenapa kamu nggak mau?" desaknya."Kamu ngotot banget! Aku sudah bilang kalau aku takut terbang, 'kan?" jawabku."Ada aku bersamamu. Apa yang kamu takutkan? Dan kamu juga terbang saat pulang ke Safir, 'kan?" balasnya.Oh, benar juga."Itu beda karena penerbangannya pendek. Lain ceritanya kalau penerbangannya internasional," jelasku.Aku melihatnya menghela napas, mungkin merasa sikapku tidak masuk akal. Namun, berada di udara terlalu lama itu benar-benar menakutkan."Bagaimana kalau pesawatnya tiba-tiba jatuh? Tentu saja, kamu akan menyelamatkan dirimu sendiri dulu, baru wanita-wanita cantik yang kamu lihat, terutama pramugari yang seksi!" imbuhku."Serius, Anya? Kamu memikirkan hal seperti itu?" tanyanya, terdengar jengkel.Apa salahnya berpikir begitu? Aku cuma bersikap jujur."Mana aku tahu? Kamu nggak bisa menyangkal. Aku tahu ka
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 34

Sudut pandang Anya:"Oke, jam berapa aku harus datang?" tanyaku."Kapan pun sebelum makan siang. Lebih baik kalau kamu datang sekarang karena sudah hampir waktunya, jadi kita bisa makan siang bersama. Sudah lama kita nggak makan di luar dan aku masih buta waktu itu," jawab Maximus.Ucapannya ada benarnya, jadi aku setuju.Setelah mengobrol, aku mandi. Aku tidak menyangka akan butuh waktu lama untuk memilih pakaian. Namun, karena aku biasanya lebih suka blus dan rok, itulah yang kupilih.Aku tidak terlalu suka pakaian, juga tidak terlalu peduli dengan penampilanku.Aku naik taksi seperti biasa karena aku tidak punya mobil. Kalaupun punya, aku tidak akan bisa menyetir. Aku tidak pernah tertarik dengan hal itu. Aku lebih suka menjadi penumpang dan sudah terbiasa dengan Jason yang selalu mengantarku.Oh tidak, mengapa aku jadi teringat mantanku?-Saat itu sekitar pukul 11:00 ketika aku tiba di perusahaan Maximus.Aku langsung menuju lift ke kantornya."Aku benar-benar nggak menyangka Bu M
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 35

Sudut pandang Anya:"Kenapa kamu di sini?" tanya Miranda.Itu pertanyaan yang seharusnya kuabaikan, tetapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memancingnya lebih jauh setelah mendengar pembicaraan karyawan Maximus yang menyebalkan itu.Aku mengangkat alis, bertekad untuk tidak membiarkannya menguasai pembicaraan kami. Bagaimanapun, aku adalah istri sah, dengan semua hak yang menyertainya."Tentu saja, aku sedang mengunjungi suamiku di kantornya. Apa ada masalah?""Anya," kata Maximus di sampingku.Aku menoleh untuk menatapnya, masih dengan alis terangkat. "Oh, kenapa? Apa kamu mau melarangku bicara lagi? Menghentikanku seperti yang kamu lakukan sebelumnya?""Apa aku bilang begitu?" tanyanya sambil menggelengkan kepalanya.Kapan dia akan terbiasa denganku yang pantang mengalah kepada siapa pun? Kupikir dia tidak ada masalah dengan hal itu karena dia selalu tampak yakin dengan kemampuanku membela diri."Pak Maximus, aku sudah membuat reservasi," sela Haris sebelum aku sempat masuk ke
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 36

Sudut pandang Anya:"Apa kamu benar-benar akan pergi dengan Jason?" tanya Maximus dengan marah."Kamu sudah pernah melihatnya sebelumnya, tapi darahmu mulai mendidih bahkan sebelum sesuatu terjadi. Akan seburuk apa kalau kamu mengalami apa yang kulihat dan kudengar sebelumnya di lift?" balasku."Kita mungkin nggak saling mencintai, tapi selama kontrak kita berlaku, kamu harus menghormati hubungan kita."Kamulah yang menginginkan pernikahan ini, bukan aku. Kita seharusnya cukup berhubungan seksual semata, nggak lebih, tapi kamu memperumit keadaan," imbuhku."Jadi, ini salahku?" tanyanya. "Aku hanya memikirkanmu ketika aku mengajukan tawaran itu.""Kamu nggak perlu mempertimbangkanku. Aku nggak akan memberi tahu siapa pun tentang hubungan fisik kita," jawabku."Tapi kamu menyebarkan berita tentang pernikahan kontrak kita, 'kan? Khususnya kepada Jason," tuduhnya.Aku terkejut. Bagaimana dia tahu aku telah menyebutkan hal itu kepada mantanku?Percakapan kami memanas dan sepertinya dia mula
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 37

Sudut pandang Maximus:Aku merasa diriku pasti pria paling bahagia di dunia saat kudengar Anya memanggilku "Sayang".Orang lain mungkin menganggap hal itu biasa saja, tetapi itu adalah sesuatu yang sangat berarti bagiku. Aku ingin memastikan Anya juga memiliki perasaan padaku sebelum aku menyatakan perasaanku. Aku tidak ingin terlihat seperti orang bodoh di hadapannya ataupun menjadi bahan leluconnya.Bahkan sebelum momen itu, aku sudah menyadari bahwa dia sepertinya tidak begitu menyukaiku. Namun, aku juga bisa merasakan bahwa ciuman-ciuman dan kenikmatan yang kuberikan padanya mulai memberikan dampak yang berbeda.Kita bisa mulai dari sana. Setidaknya, ada sesuatu yang kita sepakati.Apa yang terjadi di kantorku akan tetap menjadi salah satu kenangan paling penting dalam hidupku. Aku bukan tipe pria yang suka membawa wanita ke ruang kerjaku.Jika ada satu hal yang bisa kubanggakan dalam hubunganku dengan Anya, itu adalah saat dia menjadi satu-satunya wanita yang pernah berada di dala
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 38

Sudut pandang Anya:"Sayang! Aku tahu kamu pasti ada di sini!" seru seorang wanita begitu aku keluar dari kamar.Saat aku berbalik, aku melihat wanita itu melingkarkan tangannya di leher Maximus dengan bibir mereka yang bertaut erat."Apa yang kamu lakukan?!" teriak Maximus sambil mendorong wanita itu menjauh.Wanita itu tampak kebingungan.Saat wanita itu menatapku, Maximus juga menoleh ke arahku."Siapa jalang itu?" tanya wanita itu, membuat alisku terangkat.Aku menatap Maximus dengan tajam, sementara dia hanya terdiam seolah-olah kehilangan kata-kata."Diam! Dia istriku!" jawab Maximus dengan marah. Aku menarik napas lega saat mendengar kata-kata Maximus. Kalau dia mengatakan hal lain, aku pasti sudah terbang kembali ke Baharimudra sekarang juga."Istri? Kapan kamu menikah?" tanya wanita itu, nada suaranya penuh dengan rasa tidak percaya."Kamu nggak usah tahu. Sekarang, pergi dari sini!" perintah Maximus seraya mendorong wanita itu keluar dari kamar."Tunggu, Max …," protes wanita
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 39

Sudut pandang Anya:Setelah Maximus pergi untuk makan siang, empat jam sudah berlalu dan dia belum juga kembali. Aku merasa lapar tetapi bingung harus pergi kemana. Jadi, aku memutuskan untuk keluar. Kira-kira kemana si mesum itu menemui seseorang?Saat aku turun dengan lift hotel, pintu lift tiba-tiba terbuka dan aku mengira sudah sampai di lantai dasar. Namun, mataku terbelalak ketika seseorang yang tak kusangka masuk ke dalam lift."Anya?" Wajah orang itu penuh kejutan, menandakan dia tidak menyangka akan bertemu aku di sini."Jason, kamu ngapain di sini?" tanyaku saat dia berdiri di sampingku.Bagiku, itu bukan masalah besar, dan kurasa dia juga merasa begitu. Kami berbincang sebentar hingga pintu lift terbuka lagi, lalu kami keluar bersamaan.Setelah memberitahuku bahwa orang tuanya menyuruhnya datang kesin serta teman ayahnya yang ingin bertemu dengannya, Jason bertanya, "Kamu mau ke mana?"Aku tanpa ragu-ragu menjelaskan, "Aku lapar dan nggak tahu mau pesan makanan di mana. Kura
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 40

Sudut pandang Anya:"Hei, kamu udah lama di sini?" tanyaku pada Maximus. Aku berjalan mendekatinya dan tersenyum."Ke mana aja kamu?" tanya Maximus."Ya, keluar aja. Aku lapar," jawabku yang membuatnya mengerutkan kening."Kamu makan di mana?" tanyanya."Ada restoran nggak jauh dari sini. Aku makan di sana.""Emang kamu punya uang?""Hah? Nggak," kataku. Sebelum aku sempat mengatakan lebih banyak lagi, Maximus tiba-tiba menarikku. Dia menarikku dengan kuat sampai aku terduduk di pangkuannya dengan keras."Aduh!" Aku mengerutkan kening dan memelototi Maximus, tetapi ekspresinya tetap tidak berubah; dia tidak tersenyum sama sekali.Aku duduk menyamping di pahanya, dan ketika aku menatapnya, kerutan di dahinya tampak makin intens."Kamu makan bareng siapa?""Jason!" jawabku cepat.Aku tidak berniat menyembunyikan hal ini darinya karena aku dan Jason tidak melakukan kesalahan apa pun."Terus, kamu bangga pergi bareng dia?" tanyanya dengan tajam.Aku tidak bangga. Aku hanya mengatakan fakta
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status