All Chapters of Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan): Chapter 191 - Chapter 200

228 Chapters

Memulai Kembali

Viona meringis lalu menggeleng. Dia sebenarnya bertanya untuk meredam rasa gugup yang masih bertahan dalam dirinya.Alfie menunduk lalu memagut bibirnya ringan sebelum berbisik, "Aku tahu kamu gugup dan aku punya cara jitu untuk menghilangkan kegugupan kamu."Mata Viona membulat saat Alfie melepaskan pelukannya, lalu berjalan menuju tempat tidur untuk mengambil sebotol wine yang ada di sana.Dengan terampil dia membuka tutup botol wine, lalu menuangnya ke dalam dua gelas red wine. Setelah itu dia membawanya pada Viona yang masih berdiri dengan canggung di dekat jendela."Minumlah!" Alfie menyodorkan satu gelas red wine di tangannya pada Viona. "Ini kandungan alkoholnya rendah. Rasanya juga light dan manis. Trust me," tambahnya begitu melihat keraguan di wajah sang istri.Viona menerima gelas itu dan ikut berkata "cheers" ketika Alfie membenturkan gelas mereka hingga menimbulkan suara denting halus.Seperti kata Alfie, red wine yang baru saja melewati tenggorokannya terasa seperti rasp
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Siapa yang Dia Tangkap?

"Capek?"Viona mencoba mengeluarkan suara untuk menjawab pertanyaan Alfie. Tetapi yang keluar dari mulutnya justru desahan pelan. Sementara lelaki itu terus menggodanya dengan kecupan kecil yang menjalar sampai punggung.Mereka sudah tidak lagi ada di kamar, melainkan lantai ruang tamu yang sudah dialasi dengan bedcover yang disambar dari kamar tidur kedua. Jangan tanya kenapa, karena ini adalah ide Alfie.Dengan beralasan sayang jika tidak mengeksplorasi seluruh sudut kamar seharga ratusan juta ini, mereka berkeliling dari satu ruangan ke ruangan lain dan bercinta dengan berbagai gaya.Mulai dari kamar mandi, kamar tidur kedua, ruang makan—mudahan-mudahan saja petugas kebersihan tidak menemukan noda aneh di atas meja makan, ruang kerja, lalu berakhir di ruang tamu.Lalu sekarang lelaki itu bertanya apakah dia capek? Unbelievable!Seluruh tubuh Viona bahkan remuk redam sekarang. Belum lagi nyeri dan ngilu di pangkal paha meski ini bukan yang pertama kalinya dia melakukan itu dengan Al
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bertemu Masa Lalu lagi

Alfie menaruh piring yang sudah kosong ke atas troli, lalu menuang wine ke dalam gelas, yang salah satunya dia berikan pada Viona.Dia menyesapnya perlahan sebelum menjawab pertanyaan sang istri. "Iya, itu Khadafı. Anak buahku berhasil menangkapnya saat dia berada di Batam, bersiap menyeberang ke Singapura. Sekarang dia dalam perjalanan ke Jakarta.""Lalu kamu akan menemuinya besok?"Alfie mengusap pelan kepala Viona begitu mendengar kekhawatiran yang kental dalam suara Viona. "Ada urusan antara aku, Padma dan Khadafi yang harus diselesaikan. Jadi, ya, aku akan menemuinya besok.""Lalu siapa yang meninggal?" cecar Viona lagi.Alfie menghela napas panjang. Dia meneguk habis sisa wine dalam gelas lalu meletakkannya ke atas troli.Setelah itu baru dia menjawab pertanyaan Viona. "Fira. Dia mendadak sakit keras dalam tahanan lalu meninggal dunia tadi sore. Besok aku akan menemui keluarganya juga untuk berbela sungkawa.”Raut Viona berubah muram.Terlepas dari betapa jahat dan liciknya Fira
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Aku tidak Bisa Tidur

"Aku tidak lupa. Tapi kamu tidak akan mendapatkan apa-apa, Mariska. Lion Capital tetap menginginkan hal yang sama.""Aku tahu, tapi kami punya penawaran terakhir. Dan aku harap kamu mau mempertimbangkannya, Al."Alfie berhenti di depan kamarnya, begitu juga dengan Mariska.Sejak dulu Mariska memang tidak berubah. Tangguh dan tidak mudah menyerah. Bahkan saat menawarkan hubungan yang lebih pun, Mariska mengatakan berbagai alasan agar dia bisa berubah pikiran.Sayangnya, itu tidak pernah berpengaruh pada Alfie. Sekali dia memutuskan, itu yang akan dia lakukan. Entah itu pada hubungan personal atau pun pekerjaan.Hanya sekali dia pernah berubah pikiran tentang seseorang dan itu tidak ada akan terjadi lagi. Viona."Dengar, Mariska. Daripada membuang waktu untuk bernegosiasi, lebih baik urusi saja klienmu untuk menghadapi kami di pengadilan. Aku tidak akan pernah berubah pikiran. Kamu pasti tahu itu."Alfie berbalik lalu mengeluarkan keycard dari saku celananya untuk membuka pintu. Tetapi
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Pukulan Keras untuk Khadafi

Matahari sudah meninggi ketika Padma tiba di depan sebuah rumah yang ada di kompleks perumahan sederhana.Rumah itu tampak lengang. Hanya ada beberapa karangan bunga dukacita di halaman. Satu diantaranya dikirim oleh Lion Capital. Setelah menyelesaikan urusannya di kantor, Padma memang langsung meluncur ke rumah lama orang tua Fira.Secara khusus dia ingin mengucapkan belasungkawa pada keluarga mantan sekretarisnya itu. Terlepas dari apa yang terjadi, Fira pernah menjadi bagian dari Lion Capital dan banyak membantu Padma.Beberapa hari sebelum meninggal dunia. Fira sempat menelepon secara langsung dan meminta maaf atas apa yang sudah dia lakukan selama menjadi sekretarisnya. Dan itu yang membuat Padma datang siang ini.Orang tua Fira masih terlihat begitu terpukul saat Padma masuk ke ruang tamu dan duduk di lantai yang dialasi karpet. Saking terpukulnya, mereka sampai tidak bisa berkata apa-apa pada Padma.Adik Fira-lah yang mewakili keluarga mereka untuk memohon maaf pada Padma atas
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Justru Kasihan Melihatnya

Setelah itu Alfie terus menghajar Khadafi di semua bagian wajahnya, sementara lelaki itu sama sekali tidak menunjukkan raut kesakitan. Tatapannya kian berkobar oleh dendam dan kebencian.Alfie baru berhenti ketika Khadafi terbatuk-batuk hebat setelah dia menghajar perut dan ulu hatinya berkali-kali. Alfie menjauh untuk pergi ke pantry dan mengambil sebotol air mineral dalam kulkas untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.Setelah itu dia mengambil Sig P229 dari dalam saku jasnya yang tergeletak di lantai. Senjata api laras pendek yang dia bawa kali ini memang berukuran kompak hingga mudah dimasukkan ke dalam saku jas tanpa terlihat mencolok.Saat itulah Khadafi melihat kesempatan yang terbuka lebar. Tanpa diketahui oleh anak buah Alfie, semalam dia menghabiskan waktunya untuk melonggarkan ikatan di tangan dan kaki.Sejak tadi dia berpura-pura diam karena menunggu waktu yang tepat. Begitu melihat Alfie sedikit lengah, dia langsung melepas ikatan di tangan dan kakinya, lalu ban
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Kecurigaan yang Semakin Kuat

"Kamu mau ke mana, Ros?"Rosma yang sedang membawa sekeranjang pakaian yang baru saja disetrika sontak menghentikan langkah begitu namanya dipanggil.Dia berbalik lalu tersenyum manis pada Bik Sari yang menatapnya dengan mata menyipit. "Mau antar baju Tuan," ujarnya sambil mengangkat keranjang berisi baju Padma yang baru saja disetrika."Habis itu cepat balik ke dapur, ya. Bantu Bibik buat minyak bawang."Rosma mengangguk lalu kembali melanjutkan langkah menuju lantai dua."Rosma mau ke mana tuh?""Astaghfirullah." Bik Sari mengelus dadanya lalu menoleh pada Bu Retno yang tiba-tiba muncul di sampingnya tanpa suara.Perempuan itu baru saja selesai menidurkan Sabda setelah memberinya makan. Bayi itu memang sudah mulai makan sejak beberapa hari yang lalu."Bu Retno selalu saja mengagetkan," gerutunya dengan bibir cemberut. "Dia mau ke kamar Tuan untuk menaruh baju.""Wah, gawat!" seru Bu Retno."Gawat kenapa?" Dahi Bik Sari mengernyit bingung.Bu Retno menarik Bik Sari agar duduk di sofa
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Terciduk dan Permohonan Maaf

"Mbak Viona,” bisik Bu Retno dengan wajah ngeri pada Bik Sari begitu dia melihat nama penelepon yang tertera di layar.Mengapa majikannya itu bisa menelepon di saat-saat genting seperti ini? Apa Viona merasa saat ada yang masuk ke kamar suaminya?"Angkat saja!" Bik Sari mendorong."Kalau begitu saya keluar dulu."Sebelum Bik Sari sempat melarang karena dia ingin Bu Retno langsung menunjukkan Rosma yang sedang memakai baju Padma, Bu Retno sudah melesat keluar. Meninggalkan dirinya sendiri di ambang pintu walk-in closet yang ada di kamar Padma.'Duh, gimana, sih, Bu Retno ini?' gerutu Bik Sari dalam hati.Sementara Rosma yang tertangkap basah, buru-buru melepaskan kemeja Padma yang dia pakai dengan tangan gemetar.Namun belum sempat dia mengembalikan baju Padma, Bik Sari sudah lebih dulu menarik kemeja itu dengan kasar. "Cuci lagi baju ini," sentak Bik Sari dengan nada geram."Saya pikir kamu gadis baik-baik yang polos dan berniat untuk membantu perekonomian keluarga. Ternyata kamu racu
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Jadi PA Pribadi Alfie

Setelah memastikan Sabda baik-baik saja dalam panggilan video bersama Bu Retno, Viona mengajak Mindi singgah sebentar di sebuah kedai kopi yang berada tak jauh dari rumah sakit.Sebelum meninggalkan apotek, dia menyempatkan diri untuk mengirim pesan singkat pada Alfie meski tahu lelaki itu sedang sibuk dan mungkin tidak akan melihat pesannya.[Al, kamu sudah makan? Aku mampir ke Anomali sebentar bersama Mbak Mindi. Dokter bilang bahuku sudah hampir pulih. Arm sling-nya juga sudah dilepas.]Anomali Cofee yang mereka tuju tampak ramai siang itu. Selain dijadikan sebagai tempat bersantai untuk menikmati kopi dan segala turunannya, kedai kopi ini juga sering menjadi tempat rapat informal atau tempat bagi pegawai dan mahasiswa untuk mengerjakan pekerjaan mereka.Viona dan Indi memilih duduk di lantai satu setelah memesan pesanan masing-masing; crème brulee coffee untuk Mindi dan kopi susu gula aren untuk Viona. Dia juga memesan nachos dan carrot cake untuk kudapan."Mbak, Alfie bilang ming
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Pindah Rumah Besok

"Aku sudah menelepon ibunya, siapa tahu dia pulang ke sana. Tapi nihil. Sekarang orang-orangku sudah melacaknya lagi. Sial, ternyata dia lebih pintar dari yang aku duga."Melihat kemarahan yang berkobar di mata kelam Alfie, Viona menyandarkan kepala di bahu Alfie dan mengusap dadanya naik turun. Berharap dengan itu suaminya bisa lebih rileks."Itu sebabnya kamu tiba-tiba datang dan mengajakku pulang? Karena kamu mengkhawatirkan aku?""Hm." Alfie mengumam. Perlahan syaraf-syaraf di tubuhnya mulai mengendur karena usapan Viona di dadanya."Lalu apa yang bisa aku lakukan untuk membantu kamu?" tanya Viona lagi, masih dengan nada penuh empati seperti tadi.Dia tidak tahu dari mana belajar sesabar ini menghadapi Alfie. Dengan Tirta dulu, dia tidak pernah melakukan ini karena Tirta-lah yang selalu membuatnya nyaman dan tenang dalam segala situasi.Semuanya berjalan dengan natural seolah memang Viona-lah yang ditakdirkan untuk menjadi pawang iblis seperti Alfie.Alfie menunduk. Mendadak hatin
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more
PREV
1
...
181920212223
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status