Share

Justru Kasihan Melihatnya

Author: Nhaya_97
last update Last Updated: 2025-01-10 11:21:07

Setelah itu Alfie terus menghajar Khadafi di semua bagian wajahnya, sementara lelaki itu sama sekali tidak menunjukkan raut kesakitan. Tatapannya kian berkobar oleh dendam dan kebencian.

Alfie baru berhenti ketika Khadafi terbatuk-batuk hebat setelah dia menghajar perut dan ulu hatinya berkali-kali. Alfie menjauh untuk pergi ke pantry dan mengambil sebotol air mineral dalam kulkas untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

Setelah itu dia mengambil Sig P229 dari dalam saku jasnya yang tergeletak di lantai. Senjata api laras pendek yang dia bawa kali ini memang berukuran kompak hingga mudah dimasukkan ke dalam saku jas tanpa terlihat mencolok.

Saat itulah Khadafi melihat kesempatan yang terbuka lebar. Tanpa diketahui oleh anak buah Alfie, semalam dia menghabiskan waktunya untuk melonggarkan ikatan di tangan dan kaki.

Sejak tadi dia berpura-pura diam karena menunggu waktu yang tepat. Begitu melihat Alfie sedikit lengah, dia langsung melepas ikatan di tangan dan kakinya, lalu ban
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Kecurigaan yang Semakin Kuat

    "Kamu mau ke mana, Ros?"Rosma yang sedang membawa sekeranjang pakaian yang baru saja disetrika sontak menghentikan langkah begitu namanya dipanggil.Dia berbalik lalu tersenyum manis pada Bik Sari yang menatapnya dengan mata menyipit. "Mau antar baju Tuan," ujarnya sambil mengangkat keranjang berisi baju Padma yang baru saja disetrika."Habis itu cepat balik ke dapur, ya. Bantu Bibik buat minyak bawang."Rosma mengangguk lalu kembali melanjutkan langkah menuju lantai dua."Rosma mau ke mana tuh?""Astaghfirullah." Bik Sari mengelus dadanya lalu menoleh pada Bu Retno yang tiba-tiba muncul di sampingnya tanpa suara.Perempuan itu baru saja selesai menidurkan Sabda setelah memberinya makan. Bayi itu memang sudah mulai makan sejak beberapa hari yang lalu."Bu Retno selalu saja mengagetkan," gerutunya dengan bibir cemberut. "Dia mau ke kamar Tuan untuk menaruh baju.""Wah, gawat!" seru Bu Retno."Gawat kenapa?" Dahi Bik Sari mengernyit bingung.Bu Retno menarik Bik Sari agar duduk di sofa

    Last Updated : 2025-01-10
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Terciduk dan Permohonan Maaf

    "Mbak Viona,” bisik Bu Retno dengan wajah ngeri pada Bik Sari begitu dia melihat nama penelepon yang tertera di layar.Mengapa majikannya itu bisa menelepon di saat-saat genting seperti ini? Apa Viona merasa saat ada yang masuk ke kamar suaminya?"Angkat saja!" Bik Sari mendorong."Kalau begitu saya keluar dulu."Sebelum Bik Sari sempat melarang karena dia ingin Bu Retno langsung menunjukkan Rosma yang sedang memakai baju Padma, Bu Retno sudah melesat keluar. Meninggalkan dirinya sendiri di ambang pintu walk-in closet yang ada di kamar Padma.'Duh, gimana, sih, Bu Retno ini?' gerutu Bik Sari dalam hati.Sementara Rosma yang tertangkap basah, buru-buru melepaskan kemeja Padma yang dia pakai dengan tangan gemetar.Namun belum sempat dia mengembalikan baju Padma, Bik Sari sudah lebih dulu menarik kemeja itu dengan kasar. "Cuci lagi baju ini," sentak Bik Sari dengan nada geram."Saya pikir kamu gadis baik-baik yang polos dan berniat untuk membantu perekonomian keluarga. Ternyata kamu racu

    Last Updated : 2025-01-10
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 1: Tidak ada Keadilan Bagimu!

    “Seharusnya kamu yang mati malam itu, Viona.”Suara serak Padma bergema dalam ruangan, menebar ketakutan yang merayap di tubuh Viona. Dengan tangan terkepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih, dia menatap sosok tinggi yang berdiri di hadapannya, tangan terlipat di dada, mata penuh amarah.Padma, kakak ipar yang telah menikahi Yuanita selama enam tahun—satu-satunya saudara dan keluarga yang dimiliki Viona.“Maafkan aku, Mas,” bisik Viona, suaranya pecah. Ia menangkupkan kedua tangannya di depan dada, tubuhnya bergetar. “Aku benar-benar minta maaf.”Empat puluh hari yang lalu, Yuanita yang tengah hamil tua mengalami pendarahan hebat. Viona, satu-satunya orang yang menemani saat itu, tak punya pilihan lain selain bertindak cepat.Padma sedang dalam perjanjian pulang dari luar kota, mustahil menunggunya untuk mengantar Yuanita ke rumah sakit.Dengan segenap keberanian yang tersisa, Viona membawa sang kakak ke rumah sakit terdekat, mengabaikan rasa takutnya demi memastikan nyawa Yuanita

    Last Updated : 2024-10-26
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 2: Sudah tak Suci Lagi

    Sepeninggal Padma, tubuh Viona seolah kehilangan tenaga. Ia menyeret kakinya yang berat, setiap langkah seakan memikul seluruh beban kenangan yang membekas di sanubari.Setibanya di kamar mandi, ia berdiri di bawah pancuran dengan air yang dingin mengalir deras di atas kepalanya, menyamarkan air matanya yang tanpa henti berderai.Setiap tetes air yang jatuh tak mampu menyapu ingatan pahit yang masih mengambang di dalam pikirannya, seperti noda yang enggan lenyap walau Viona menyikat kulitnya dengan keras hingga memerah.Dengan tangan gemetar, ia terus menyikat, berharap segala yang tersisa dari Padma akan luntur bersama air yang mengalir deras ke bawah, namun sia-sia.Ketika akhirnya kelelahan, Viona terduduk di lantai kamar mandi, tubuhnya menggigil dalam dingin yang tak hanya datang dari pancuran, melainkan dari dalam hatinya sendiri.Dengan lutut yang ia tarik ke dada, Viona memeluk dirinya seolah berharap dapat menutupi luka yang kini menganga lebar.Dalam hening, isak tangis yang

    Last Updated : 2024-10-26
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 3: Lakukan Sesuatu Untukku!

    Tirta menatapnya, raut wajahnya dipenuhi kegetiran yang tak mampu ia sembunyikan. Viona tahu ia tidak bisa berbohong di hadapan Tirta, lelaki yang sangat baik dan tulus mencintainya.Hubungan yang mereka jalin selama empat tahun ini penuh dengan kehangatan dan ketulusan, begitu pula dengan keluarga Tirta yang menerimanya sepenuh hati.Karena itu, Viona memilih untuk jujur, tak ingin membohongi Tirta atau menyeretnya ke dalam kebohongan yang mengerikan."Maksud kamu apa?” tanya Tirta, suaranya tetap lembut meski terlihat jelas ada ketegangan di sana.Viona yang gelisah hanya menatap kosong, enggan melanjutkan, namun Tirta menatapnya dengan penuh perhatian, "Aku janji nggak akan menghakimi kamu. Tolong, cerita apa yang bikin kamu kayak gini."Dengan napas berat dan tubuh yang bergetar, Viona mulai bercerita. Perlahan namun pasti, seluruh kejadian subuh itu keluar dari bibirnya.Tentang bagaimana Padma, mabuk dan kasar, datang ke rumahnya dan merenggut kehormatannya tanpa belas kasihan.

    Last Updated : 2024-10-26
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 4: Akhiri Hubunganmu

    Viona baru saja akan menutup pintu setelah mengantar Tirta hingga ke depan rumah ketika tiba-tiba daun pintu tertahan oleh tangan seseorang.Dengan kasar, pintu didorong hingga terbuka kembali, membuat Viona terhuyung, nyaris jatuh.Jantungnya berdetak kencang saat melihat sosok yang berdiri di ambang pintu—Padma Adikara, dengan seringai dingin di wajah tampannya.Rahang tegas, bibir penuh, hidung tinggi, dan sepasang mata hitam pekat yang dulu tampak cerdas dan teduh, kini memancarkan kebengisan. Dulu, Viona mengingat betapa Yuanita, kakaknya, selalu memuji Padma sebagai pria ideal. Bahkan menyebutnya pangeran berkuda putihnya.Tapi itu dulu, sebelum kecelakaan tragis itu merenggut nyawa Yuanita dan membuat Padma menjadi bayangan hitam yang menakutkan, dingin, dan kejam.“Mau apa Mas Padma ke sini?” Viona akhirnya menemukan suaranya, meski terdengar bergetar.Ia mundur beberapa langkah, sampai punggungnya membentur meja ruang tamu. Tangannya dengan cepat meraih pisau buah yang tadi

    Last Updated : 2024-10-26
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 5: Dia tidak Tahu Apa-apa!

    Viona tak pernah merasa semarah ini dalam hidupnya. Dalam detik-detik mencekam seperti ini, ia biasanya mempraktikkan teknik pernapasan yang diajarkan Yuanita: menarik napas dalam selama empat hitungan, menahannya tujuh detik, lalu mengembuskannya perlahan selama delapan detik.Namun kali ini, amarah dalam dirinya begitu pekat, tak teredam bahkan oleh napas teratur yang biasa.Bergemuruhlah setiap langkahnya ketika ia membelah halaman rumah megah itu, tekad membara di balik setiap jejak yang ia tinggalkan di jalan setapak yang berhiaskan pepohonan rimbun.Ia tak memedulikan dinginnya malam atau keheningan yang merayap, hanya satu yang ada dalam pikirannya: mencari Padma dan menuntut penjelasan atas kelakuan biadab yang hampir merenggut nyawa Tirta.Baru beberapa jam lalu, pihak rumah sakit menelepon, mengabarkan bahwa Tirta menjadi korban tabrak lari—tabrakan yang hampir merenggut nyawa lelaki itu.Seorang sopir taksi telah membawanya ke rumah sakit, dan Viona langsung berlari menuju

    Last Updated : 2024-10-26
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 6: Jadi Ibu Sambung Anakku!

    Viona merasakan tubuhnya merinding, seolah seluruh udara di ruangan itu tertarik keluar, meninggalkannya berhadapan dengan sosok yang lebih menyerupai bayangan gelap daripada manusia. Tanpa sadar, ia mundur beberapa langkah, jiwanya terhimpit di bawah intensitas lelaki yang berdiri di hadapannya.Padma tampak seperti seseorang yang tak pernah ia kenal, jauh dari sosok kakak ipar yang selama ini ia anggap sebagai keluarga. "Siapa sebenarnya yang berdiri di hadapanku?" pikir Viona dalam hati.Apakah kehilangan seseorang yang dicintai bisa mengubah orang menjadi begitu dingin, kejam, dan tanpa hati? Apakah Padma adalah iblis yang menyaru sebagai pria yang selama enam tahun terakhir menjadi saudara iparnya?"Tapi... Tirta tidak bersalah," suara Viona terdengar lemah dan getir, nyaris patah.Kengerian dan keputusasaan tercermin dari suaranya, matanya tak mampu menghindari tatapan pria itu yang dingin seperti malam yang tak berbulan.Padma mengangkat bahu, bibirnya terangkat dalam seringai.

    Last Updated : 2024-10-26

Latest chapter

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Terciduk dan Permohonan Maaf

    "Mbak Viona,” bisik Bu Retno dengan wajah ngeri pada Bik Sari begitu dia melihat nama penelepon yang tertera di layar.Mengapa majikannya itu bisa menelepon di saat-saat genting seperti ini? Apa Viona merasa saat ada yang masuk ke kamar suaminya?"Angkat saja!" Bik Sari mendorong."Kalau begitu saya keluar dulu."Sebelum Bik Sari sempat melarang karena dia ingin Bu Retno langsung menunjukkan Rosma yang sedang memakai baju Padma, Bu Retno sudah melesat keluar. Meninggalkan dirinya sendiri di ambang pintu walk-in closet yang ada di kamar Padma.'Duh, gimana, sih, Bu Retno ini?' gerutu Bik Sari dalam hati.Sementara Rosma yang tertangkap basah, buru-buru melepaskan kemeja Padma yang dia pakai dengan tangan gemetar.Namun belum sempat dia mengembalikan baju Padma, Bik Sari sudah lebih dulu menarik kemeja itu dengan kasar. "Cuci lagi baju ini," sentak Bik Sari dengan nada geram."Saya pikir kamu gadis baik-baik yang polos dan berniat untuk membantu perekonomian keluarga. Ternyata kamu racu

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Kecurigaan yang Semakin Kuat

    "Kamu mau ke mana, Ros?"Rosma yang sedang membawa sekeranjang pakaian yang baru saja disetrika sontak menghentikan langkah begitu namanya dipanggil.Dia berbalik lalu tersenyum manis pada Bik Sari yang menatapnya dengan mata menyipit. "Mau antar baju Tuan," ujarnya sambil mengangkat keranjang berisi baju Padma yang baru saja disetrika."Habis itu cepat balik ke dapur, ya. Bantu Bibik buat minyak bawang."Rosma mengangguk lalu kembali melanjutkan langkah menuju lantai dua."Rosma mau ke mana tuh?""Astaghfirullah." Bik Sari mengelus dadanya lalu menoleh pada Bu Retno yang tiba-tiba muncul di sampingnya tanpa suara.Perempuan itu baru saja selesai menidurkan Sabda setelah memberinya makan. Bayi itu memang sudah mulai makan sejak beberapa hari yang lalu."Bu Retno selalu saja mengagetkan," gerutunya dengan bibir cemberut. "Dia mau ke kamar Tuan untuk menaruh baju.""Wah, gawat!" seru Bu Retno."Gawat kenapa?" Dahi Bik Sari mengernyit bingung.Bu Retno menarik Bik Sari agar duduk di sofa

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Justru Kasihan Melihatnya

    Setelah itu Alfie terus menghajar Khadafi di semua bagian wajahnya, sementara lelaki itu sama sekali tidak menunjukkan raut kesakitan. Tatapannya kian berkobar oleh dendam dan kebencian.Alfie baru berhenti ketika Khadafi terbatuk-batuk hebat setelah dia menghajar perut dan ulu hatinya berkali-kali. Alfie menjauh untuk pergi ke pantry dan mengambil sebotol air mineral dalam kulkas untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.Setelah itu dia mengambil Sig P229 dari dalam saku jasnya yang tergeletak di lantai. Senjata api laras pendek yang dia bawa kali ini memang berukuran kompak hingga mudah dimasukkan ke dalam saku jas tanpa terlihat mencolok.Saat itulah Khadafi melihat kesempatan yang terbuka lebar. Tanpa diketahui oleh anak buah Alfie, semalam dia menghabiskan waktunya untuk melonggarkan ikatan di tangan dan kaki.Sejak tadi dia berpura-pura diam karena menunggu waktu yang tepat. Begitu melihat Alfie sedikit lengah, dia langsung melepas ikatan di tangan dan kakinya, lalu ban

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Pukulan Keras untuk Khadafi

    Matahari sudah meninggi ketika Padma tiba di depan sebuah rumah yang ada di kompleks perumahan sederhana.Rumah itu tampak lengang. Hanya ada beberapa karangan bunga dukacita di halaman. Satu diantaranya dikirim oleh Lion Capital. Setelah menyelesaikan urusannya di kantor, Padma memang langsung meluncur ke rumah lama orang tua Fira.Secara khusus dia ingin mengucapkan belasungkawa pada keluarga mantan sekretarisnya itu. Terlepas dari apa yang terjadi, Fira pernah menjadi bagian dari Lion Capital dan banyak membantu Padma.Beberapa hari sebelum meninggal dunia. Fira sempat menelepon secara langsung dan meminta maaf atas apa yang sudah dia lakukan selama menjadi sekretarisnya. Dan itu yang membuat Padma datang siang ini.Orang tua Fira masih terlihat begitu terpukul saat Padma masuk ke ruang tamu dan duduk di lantai yang dialasi karpet. Saking terpukulnya, mereka sampai tidak bisa berkata apa-apa pada Padma.Adik Fira-lah yang mewakili keluarga mereka untuk memohon maaf pada Padma atas

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Aku tidak Bisa Tidur

    "Aku tidak lupa. Tapi kamu tidak akan mendapatkan apa-apa, Mariska. Lion Capital tetap menginginkan hal yang sama.""Aku tahu, tapi kami punya penawaran terakhir. Dan aku harap kamu mau mempertimbangkannya, Al."Alfie berhenti di depan kamarnya, begitu juga dengan Mariska.Sejak dulu Mariska memang tidak berubah. Tangguh dan tidak mudah menyerah. Bahkan saat menawarkan hubungan yang lebih pun, Mariska mengatakan berbagai alasan agar dia bisa berubah pikiran.Sayangnya, itu tidak pernah berpengaruh pada Alfie. Sekali dia memutuskan, itu yang akan dia lakukan. Entah itu pada hubungan personal atau pun pekerjaan.Hanya sekali dia pernah berubah pikiran tentang seseorang dan itu tidak ada akan terjadi lagi. Viona."Dengar, Mariska. Daripada membuang waktu untuk bernegosiasi, lebih baik urusi saja klienmu untuk menghadapi kami di pengadilan. Aku tidak akan pernah berubah pikiran. Kamu pasti tahu itu."Alfie berbalik lalu mengeluarkan keycard dari saku celananya untuk membuka pintu. Tetapi

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bertemu Masa Lalu lagi

    Alfie menaruh piring yang sudah kosong ke atas troli, lalu menuang wine ke dalam gelas, yang salah satunya dia berikan pada Viona.Dia menyesapnya perlahan sebelum menjawab pertanyaan sang istri. "Iya, itu Khadafı. Anak buahku berhasil menangkapnya saat dia berada di Batam, bersiap menyeberang ke Singapura. Sekarang dia dalam perjalanan ke Jakarta.""Lalu kamu akan menemuinya besok?"Alfie mengusap pelan kepala Viona begitu mendengar kekhawatiran yang kental dalam suara Viona. "Ada urusan antara aku, Padma dan Khadafi yang harus diselesaikan. Jadi, ya, aku akan menemuinya besok.""Lalu siapa yang meninggal?" cecar Viona lagi.Alfie menghela napas panjang. Dia meneguk habis sisa wine dalam gelas lalu meletakkannya ke atas troli.Setelah itu baru dia menjawab pertanyaan Viona. "Fira. Dia mendadak sakit keras dalam tahanan lalu meninggal dunia tadi sore. Besok aku akan menemui keluarganya juga untuk berbela sungkawa.”Raut Viona berubah muram.Terlepas dari betapa jahat dan liciknya Fira

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Siapa yang Dia Tangkap?

    "Capek?"Viona mencoba mengeluarkan suara untuk menjawab pertanyaan Alfie. Tetapi yang keluar dari mulutnya justru desahan pelan. Sementara lelaki itu terus menggodanya dengan kecupan kecil yang menjalar sampai punggung.Mereka sudah tidak lagi ada di kamar, melainkan lantai ruang tamu yang sudah dialasi dengan bedcover yang disambar dari kamar tidur kedua. Jangan tanya kenapa, karena ini adalah ide Alfie.Dengan beralasan sayang jika tidak mengeksplorasi seluruh sudut kamar seharga ratusan juta ini, mereka berkeliling dari satu ruangan ke ruangan lain dan bercinta dengan berbagai gaya.Mulai dari kamar mandi, kamar tidur kedua, ruang makan—mudahan-mudahan saja petugas kebersihan tidak menemukan noda aneh di atas meja makan, ruang kerja, lalu berakhir di ruang tamu.Lalu sekarang lelaki itu bertanya apakah dia capek? Unbelievable!Seluruh tubuh Viona bahkan remuk redam sekarang. Belum lagi nyeri dan ngilu di pangkal paha meski ini bukan yang pertama kalinya dia melakukan itu dengan Al

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Memulai Kembali

    Viona meringis lalu menggeleng. Dia sebenarnya bertanya untuk meredam rasa gugup yang masih bertahan dalam dirinya.Alfie menunduk lalu memagut bibirnya ringan sebelum berbisik, "Aku tahu kamu gugup dan aku punya cara jitu untuk menghilangkan kegugupan kamu."Mata Viona membulat saat Alfie melepaskan pelukannya, lalu berjalan menuju tempat tidur untuk mengambil sebotol wine yang ada di sana.Dengan terampil dia membuka tutup botol wine, lalu menuangnya ke dalam dua gelas red wine. Setelah itu dia membawanya pada Viona yang masih berdiri dengan canggung di dekat jendela."Minumlah!" Alfie menyodorkan satu gelas red wine di tangannya pada Viona. "Ini kandungan alkoholnya rendah. Rasanya juga light dan manis. Trust me," tambahnya begitu melihat keraguan di wajah sang istri.Viona menerima gelas itu dan ikut berkata "cheers" ketika Alfie membenturkan gelas mereka hingga menimbulkan suara denting halus.Seperti kata Alfie, red wine yang baru saja melewati tenggorokannya terasa seperti rasp

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Kegugupan Viona

    "Nggak, jangan!" Viona menggeleng kuat-kuat. Dia butuh momen sendiri malam ini."Fine! Kamu bisa mandi dulu," jawab Alfie di tengah sisa tawanya. Dia bangkit lalu menuju lemari untuk mengambil sebuah tas kecil."Mindi sudah menyiapkan semua kebutuhan kamu di sini."Viona menghela napas lega. Dia tadi khawatir sempat karena tidak mengemas baju berhubung Alfie tidak memberitahu mereka akan menginap di hotel.Dia bangkit lalu menuju kamar mandi, sementara Alfie mengikutinya dari belakang untuk menaruh tas itu di atas wastafel."Kamu bilang tidak akan ikut mandi?" Viona menatap Alfie dari balik cermin begitu menyadari lelaki itu tidak kunjung keluar dari kamar mandi.Musnah sudah keinginannya untuk mengagumi interior kamar mandi yang tak kalah mewahnya dengan ruangan lain di kamar ini."Aku hanya ingin membantumu melepas gaun. Kamu pasti tidak bisa melakukannya sendiri, kan?" Alfie terkekeh geli. Viona terlihat gugup sekaligus khawatir seolah dia akan meminta haknya di kamar mandi."Ah, i

DMCA.com Protection Status