All Chapters of Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan): Chapter 201 - Chapter 210

228 Chapters

Emosi yang Tersulut

Rosma mulai menitikkan air mata. Dan itu membuat Alfie curiga. Dia mengendus sesuatu yang tidak beres terjadi di tengah-tengah para pekerjanya.Apalagi Bik Sari dan Bu Retno seolah tengah bersekongkol untuk menyingkirkan' Rosma dari rumah ini. Apa mereka mengetahui sesuatu yang belum Alfiet ketahui?"Baiklah, akan saya pertimbangkan. Sekarang kalian bisa berkemas Bu Retno tolong pisahkan baju-baju Sabda yang tidak terpakai tapi masih bagus. Nanti bisa kita donasikan."Bu Retno mengangguk. Semua orang pun beranjak pergi dari ruang tamu, kecuali Rosma yang diminta untuk tetap tinggal di sana. Ada sesuatu yang ingin Alfie tanyakan pada gadis berambut ikal itu.Begitu Bik Sari dan Bu Retno kembali ke dapur, mereka high five sambil tertawa penuh kepuasan. Apalagi jika melihat raut pucat Rosma, seolah dia baru saja mendengar vonis kematiannya."Bik Sari kok bisa terpikir ide seperti itu?"Bik Sari menepuk dadanya dengan bangga. "Bik Sari gitu loh. Ada untungnya kan nonton 'Layangan Putus' k
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Pengakuan yang Mencengangkan

Alfie mendengkus keras. "Aku tidak peduli! Yang penting bukan aku yang berjanji. Sudah kubilang tikus kecil seperti Rosma akan menjadi masalah suatu hari nanti. Tapi kamu tidak percaya.""Dia baru 18 tahun, Al. Dia mungkin tidak tahu apa yang dia lakukan adalah salah.""Dia memang baru 18 tahun tapi dia tidak bodoh, Padma," geram Alfie. "Kamu tahu sendiri aku benci jika ada yang menyentuh barang-barangku tanpa izin. Aku juga benci pembohong dan dia baru saja melakukannya."Padma tampak frustrasi. "Tapi tolong, jangan lakukan sesuatu yang bisa menyakitinya! Aku mohon, Al."Hanya seringai yang Alfie berikan sebagai jawabannya. Padma pasti tahu dia bukan seseorang yang pemurah dan pemaaf. Alfie lantas kembali pada Rosma yang berdiri dengan kaku, seolah sedang menunggu vonis darinya.Alfie yang berdiri tepat di belakang Rosma menunduk, lalu berbisik di telinga gadis itu. "Kamu bohong lagi. Alasan yang sebenarnya adalah kamu tidak ingin jauh dariku, kan? Jawab, Tikus Kecil!"Bisikan sang t
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Tidak Pernah Salah Menilai

Rosma bergeming. Tubuhnya terpaku ke lantai. Dia takut Viona akan menampar atau menjambak rambutnya jika dia berdiri."Aku bilang berdiri!" raung Alfie dengan tangan terkepal hingga Viona berjengit kaget. Perempuan itu sontak memegang lengan Alfie, tetapi lelaki itu menepisnya dengan kasar.Darahnya mendidih dan emosinya sudah naik sampai ke ubun-ubun . Kesabaran tidak ada dalam darahnya dan Rosma sudah mengujinya sejauh ini."Ros, ayo berdiri! Jangan seperti ini!" Viona berinisatif membujuk Rosma Dia melakukannya karena iba sekaligus tak ingin Alfie makin mengamuk dan melakukan hal-hal di luar dugaan.Kali ini Rosma menurut. Dengan tubuh gemetar dan lutut yang terasa lemas, dia bangkit dengan bantuan Viona. Pandangannya bersirobok dengan mata kelam Alfie yang berkilat tajam."Dengar, Rosma, aku benci pengkhianat sepertimu. Karena aku tahu suatu saat kamu akan menjadi hama pengganggu di rumah ini. Jadi kemasi barang-barangmu sekarang, aku akan memulangkanmu ke Medan malam ini juga!"R
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Janji untuk Mengubur Perasaannya

"Tapi buktinya kamu sudah menilaiku. Itu artinya kamu berpotensi melakukan kesalahan lagi. Bagaimana kalau Rosma bisa berubah?“Bagaimana kalau dia bisa menebus kesalahannya dengan kuliah yang benar, lalu bekerja dan mengangkat derajat perekonomian keluarganya, Al?"Alfie menggertakkan gigi mendengar kata-kata Viona. Dia memang pernah salah menilai perempuan itu, tetapi tidak dengan orang lain.Alfie sudah hidup cukup lama hingga dia bisa melihat orang-orang munafik, penjilat, pembohong, dan sampah-sampah lainnya yang ada di sekeliling Padma. Dan mereka semua membuat instingnya terasah.Tidak perlu pertemuan kedua dan ketiga untuk menilai seperti apa orang itu. Instingnya akan langsung bicara jika ada hal janggal pada orang yang baru dia temui. Itu juga terjadi pada Khadafi dan Rosma.Dan cara terbaik untuk menghindar dari masalah yang ditimbulkan oleh orang-orang seperti itu adalah menjauh dari mereka.Itu juga yang sedang dilakukan oleh Alfie, menjauhkan Rosma dengan cara memulangka
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Yang Jomlo jangan Iri

"Tidak biasanya kamu memintaku sparring malam-malam begini."Alffie tersenyum tipis lalu melepas head guard yang melindungi kepalanya. "Aku sedang bosan."Dua jam yang lalu, dia memang menelepon Mandala dan memintanya datang ke sebuah sasana tinju yang biasa mereka kunjungi untuk sparring.Setelah sparring di sebuah sasana tinju di Solo, Alfie memang sering mengajak Mandala untuk latihan bersama di sela-sela padatnya pekerjaan mereka. Entah itu sparring tinju atau muay thai.Dan malam ini Alfie benar-benar suntuk setelah bertengkar hebat dengan Viona. Tak ingin lari pada minum-minuman beralkohol, Alfie memutuskan untuk mengajak Mandala sparring.Hasilnya lumayan. Amarah yang bergejolak dalam dadanya karena bertengkar dengan Viona kini mereda setelah satu jam sparring dengan Mandala, ditambah satu jam melatih pukulan dan tendangan dengan samsak."Bosan?" ulang Mandala sambil melepas sarung tinju dan hand wrap yang melilit tangan dan pergelangan tangannya. "Aku baru tahu ada yang orang
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Mendadak Gugup

Alfie terkekeh saat mendengar Mandala mengumpat dengan keras. Dia masuk ke mobil lalu perlahan meninggalkan tempat itu setelah menekan klakson yang disahuti Mandala dari dalam mobilnya.Jalan yang lengang membuat Alfie menambah kecepatan. Dia tidak tahu apa yang Viona lakukan setelah dia meninggalkan rumah. Entah mengantar Rosma ke bandara atau mencarikan tempat kos di dekat kampus seperti ucapannya.Alfie berharap Viona mengantar gadis itu ke bandara. Tetapi jika Viona tidak menuruti ucapannya, dia akan diam. Biar waktu yang menunjukkan seperti apa tabiat Rosma yang sebenarnya.Jam menunjukkan angka 11 saat Alfie tiba di rumah. Setelah mengambil tas peralatannya, dia masuk ke rumah yang sudah kosong. Semua barang sudah selesai dikemas ke dalam kardus-kardus besar yang diberi label.Besok pagi petugas dari perusahaan jasa pindahan akan kembali lagi untuk mengambil kardus-kardus itu dan membawanya ke rumah baru.Mereka juga akan menata semua barang karena Alfie tidak ingin Viona terlal
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Hukuman untuk Viona

Entah karena dia bertengkar hebat dengan Alfie hingga membuat lelaki itu bersikap begitu dingin, atau karena ini adalah pertama kalinya dia tidur di kamar Alfie yang bernuansa maskulin ini."Biar aku keringkan rambutmu," ujarnya pada Alfie yang baru keluar dari kamar mandi.Lelaki itu menurut lalu duduk di tepi tempat tidur, masih dengan mulut terkatup rapat. Bahkan dengung halus dari pengering rambut sama sekali tidak membuat lelaki itu bicara.Viona berusaha melakukan tugasnya dengan tenang. Meski aroma body soap dan after shave yang menguar dari Alfie yang duduk di hadapannya, membuat otaknya sedikit terdistraksi.Segala hal tentang Alfie memang membuatnya terbuai. Lelaki itu seolah bertransformasi menjadi medan magnet saat dia kembali ke mode dinginnya seperti sekarang.Viona menyisir helaian rambut tebal Alfie dan memastikannya benar-benar kering. Butuh upaya yang amat keras untuk melakukan itu karena pandangan Alfie terpancang pada dadanya."Kamu masih marah?" tanya Viona di ten
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Apakah masih Sering Bertemu?

Pagi ini Viona terbangun tanpa Alfie di sampingnya.Setelah semalam membuatnya merana, Alfie menghilang lagi entah ke mana. Dia baru kembali satu jam kemudian, lalu tidur di sampingnya dan memeluknya seolah tidak terjadi apa-apa.Dan pagi ini sepertinya lelaki itu berangkat ke Bandung lebih awal tanpa membangunkannya lebih dahulu. Meninggalkan perasaan yang sangat tidak nyaman saat Viona terbangun pagi ini.Dengan hati masygul dan kepala berat karena hasratnya yang tidak tuntas, Viona bangkit dari tempat tidur lalu menuju kamar mandi. Hari ini ada banyak hal yang harus dikerjakan karena mereka pindahan.20 menit kemudian, dia turun ke lantai satu dan langsung menuju kamar Sabda. Ternyata bayi itu masih tidur pulas sambil memeluk guling ulatnya.Viona memutuskan ke dapur dan menyiapkan makanan untuk Sabda agar bayi itu bisa langsung makan setelah bangun tidur nanti.Bik Sari yang sedang mengemas beberapa barang di dapur berkali-kali mencuri pandang pada Viona yang tampak murung. Jiwa '
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Pesan yang Diabaikan

Mengingat Padma adalah lelaki yang sangat supel dan punya banyak teman. Berbeda jauh dengan Alfie yang eksklusif dan nyaris tidak punya teman selain Mandala."Bibik kurang tahu, Mbak. Mbak Viola juga nggak pernah ke rumah ini lagi. Mbak Viona pernah ketemu lagi?"Viona menggeleng. Terakhir kali dia bertemu Viola adalah di pesta itu. Padma juga tidak pernah mengatakan apa-apa, selain minta maaf atas kelakuan sepupu jauhnya itu.Pantas saja Viola tampak begitu marah saat bertemu dengannya hingga menyiramnya dengan air got dan menuduhnya yang tidak-tidak.Lalu apa yang akan terjadi jika keluarga Padma tahu tentang pernikahan ini? Viona tidak berani membayangkannya meski cepat atau lambat mereka semua pasti akan tahu.Semoga saja Viola sudah melupakan apa yang terjadi di masa lalu hingga tidak perlu ada drama lagi saat mereka bertemu nanti. Siapa yang bisa menyangka keluarga Padma ternyata sangat rumit?"Sejak kapan Bik Sari tahu Rosma suka Mas Padma?" Viona kembali bertanya berhubung dia
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Sedang Merayakan Sesuatu?

Suara itu berbeda. Bukan Alfie, tetapi Padma Bahu Viona sedikit terkulai meski senyum masih bertahan di wajahnya."Hai, Mas. Maaf, aku ketiduran." Viona merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena tanpa sadar dia tertidur di sofa ruang tamu saat menunggu Alfie pulang."It's okay. Kamu pasti capek. Maaf ya, aku nggak bantu kamu." Padma mengusap kepala Viona lembut lalu duduk di sampingnya.Viona mengerjap lalu tersenyum kikuk. "Mas Padma kan kerja. Lagipula, petugas jasa pindahannya juga cekatan. Jadi aku nggak merasa capek sama sekali."Rasanya sangat aneh berhadapan dengan Padma yang hangat, setelah sekian lama dia menghadapi Alfie, yang sikapnya jauh berbeda."Mas Padma udah pulang dari tadi?" Viona mengalihkan rasa gugup yang tiba-tiba merasukinya. Entah kenapa dia merasa sorot mata Padma sedikit berbeda dari biasanya."Lumayan.""Kenapa nggak membangunkan aku?"Padma kembali tersenyum. Alih-alih menjawab pertanyaan Viona, dia justru mengamati perempuan itu dengan lekat hing
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more
PREV
1
...
181920212223
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status