Home / CEO / Revenge In Love / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Revenge In Love: Chapter 1 - Chapter 10

15 Chapters

Chapter 01

Dorr!!Dor!!Dor!!“Nyonya Elena! Mau kabur kemana lagi, Anda!” “Serahkan diri Anda! Percuma saja Anda mau lari, kami sudah mengepung setiap sudut hutan ini!” Suara itu menggelegar, memecah kesunyian malam yang mencekam. Tembakan demi tembakan terus terdengar, menghancurkan ketenangan langit malam, mengubahnya menjadi kepulan asap tak karuan. Namun, hal tersebut tak sedikitpun membuat seorang wanita bergaun putih selutut, dengan perut yang sudah membesar untuk terus berlari di bawah kanopi hutan yang gelap, meskipun kini nafasnya terdengar semakin berat, di tengah teriknya malam.“Shit! Akhhh” Sesekali dia mendesah, tatkala tanpa sengaja duri yang tajam menggores kulit putihnya, membuat darah segar mengucur tanpa bisa ditahan, tetapi itu sama sekali tak membunuh tekadnya untuk terus menyelinap di antara semak belukar, dan akar pohon yang menjulur, berusaha keras untuk menghindari peluru yang mengintai dari arah belakang.Suara gemericik daun dan ranting yang patah di bawah kaki,
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Chapter 02

Perlahan, dia mulai membuka kedua pahanya, lebar, mencari posisi yang paling nyaman di tengah penderitaan yang luar biasa. Kakinya ikut gemetar saat lututnya mulai terangkat, membuka jalan bagi kehidupan baru yang sedang berjuang untuk keluar. Matanya terpejam, menahan perih dan nyeri yang seolah-olah menguasai seluruh tubuh. Dia merasa begitu rapuh, namun kekuatan dalam dirinya terus mendorongnya untuk bertahan, guna melawan rasa takut dan rasa sakit yang menyiksa. Dengan tangan gemetar, dia meraba perutnya yang semakin keras, menyadari apa yang terjadi. Rasa takut menyelimutinya, tapi tubuhnya tak memberi ruang untuk berpikir jernih. "Sayang,” bisiknya dengan terus mengelus perut penuh kasih sayang. "Kamu harus bisa ya! Kita akan hadapi ini bersama-sama.” Elena kembali mengerang kesakitan, seluruh tubuhnya tegang saat kontraksi semakin kuat mengguncang tubuh. Dengan sisa-sisa tenaga yang dia miliki, wanita itu berusaha kuat mengangkat tubuh bagian atasnya, otot-otot di perutnya
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Chapter 03

Motor hitam besar melaju kencang, menggema di malam yang tenang. Vale, perempuan tersebut mengendalikan kendaraannya dengan cekatan, mengarahkan arah menuju sebuah rumah terpencil di pinggiran kota. Setibanya di sana, ia memarkirkan motornya di halaman depan yang gelap dan sepi. Rumah itu berdiri megah namun terasa suram, seakan menyimpan banyak rahasia di dalamnya.“I'm back!” Matanya memincing tajam, menatap rumah di hadapannya dengan seriangain khas yang tak pernah terlewatkan, kemudian dia melepas helm, lantas turun dari motor dan mulai berjalan menuju halaman belakang rumah. Tidak ada siapa-siapa di sana, semua tampak kosong, hanya ada hamparan tanah lapang yang hanya diterangi oleh cahaya bulan yang samar. Ketika ia melangkah lebih jauh, suasana tiba-tiba terasa mencekam. Suara deru angin seolah mengaburkan segala sesuatu di sekelilingnya.Tanpa peringatan, Vale merasakan gerakan cepat dari belakangnya. Instinctnya yang terlatih membuatnya langsung berbalik, menghadapi seranga
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Chapter 04

Sebuah tangan kekar terulur perlahan, mengangkat sebuah foto usang yang selalu ia simpan di samping tempat tidur. Kedua bola mata yang biasanya tajam dan menghunus itu seketika layu saat menatap seulas senyum hangat yang tak lagi mampu ia temui. Waktu seolah berhenti.Jemarinya menyentuh lembut permukaan foto itu, seakan ingin menyentuh kembali kenangan yang tak tergapai. Di dalam dadanya, kerinduan dan penyesalan bercampur menjadi satu, menyesakkan tanpa henti.Tatapannya terhenti di wajah wanita dalam foto tersebut, satu-satunya alasan ia pernah merasa pulang. "Andai aku bisa memperbaiki semuanya..." bisiknya nyaris tak terdengar, tenggelam dalam kesedihan yang tak berujung.Tiba-tiba saja, sebuah tangan dengan jemari yang lentik ikut menyentuh ujung foto tersebut, membuatnya tersadar dari lamunan panjang. “Dia sangat cantik!” Pria itu menoleh, seulas senyum langsung terbentuk meksi sangat tipis saat mendapati sosok gadis yang kini sudah berdiri tepat di sampingnya, menatap foto y
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Chapter 05

Sesaat semuanya menjadi hening, tidak ada suara apapun kecuali hembusan nafas yang saling bersahutan antara kedua anak manusia berbeda gender tersebut. Hingga akhirnya Vale memilih untuk menoleh, menatap pria bertubuh tegap nan tinggi yang berada tepat di sampingnyaPandangannya terus bergerak, menelisik tubuh Vincent dari atas ke bawah, begitu terus hingga berulang kali. Si pria yang sadar akhirnya mendengus kesal, dia menoleh bertepatan dengan Vale yang menatap penuh ke wajahnya.“Apa?!” tanya pria itu ketus, bahkan tanpa menunggu jawaban si perempuan, dia langsung beranjak untuk duduk diatas sofa. “Lo nggak bosen disini terus?” Vale ikut bergerak, dan duduk di samping Vincent. Kedua bola matanya perlahan berputar menatap sekeliling mereka yang nyatanya tak sedikitpun berubah semenjak pertama kali mata mereka melihat tempat tersebut.“Nggak.” Singkat padat, juga tidak minat, begitulah kiranya cara Vincent menjawab, tangan pria itu bergerak pelan mengambil buku tebal yang semula te
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Chapter 06

Malam menyelimuti jalanan yang sunyi, hanya lampu-lampu kota yang temaram menemani sosok bermata biru layaknya lautan lepas tersebut untuk melaju di bawah langit pekat. Jemarinya erat menggenggam setir, sementara matanya fokus menembus bayang-bayang gelap yang terbentang di depan. Sesekali, bayangan pohon atau gedung tampak samar, melewati kaca sampingnya seperti bayang-bayang yang enggan beranjak.“Maria? Apakah aku benar-benar memiliki rasa padanya?” Pria itu bergumam lirih, berusaha mencari jawaban yang sampai detik ini belum ia temukan. “Jika iya, tapi kenapa rasanya biasa saja!” Dia mulai frustasi, tangannya bergerak kasar meraup wajahnya yang tampak kusut, hingga akhirnya helaan nafas berat ikut terhembuskan. “Dan jika tidak! Lalu seperti apa sebenarnya cinta itu?”“Ck!” Pria itu berdecak semakin kesal, dia memukul-mukulkan belakang kepalanya pada sandaran mobil, berharap dengan itu ia bisa berpikir lebih jernih. “Ayolah Sandro! Jangan bodoh.”Jalanan yang lengang membuat pria
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Chapter 07

“Argh”Bersamaan dengan suara rintihan yang keluar di antara kedua bibir ranumnya, tangan Vale bergerak menyentuh kepala. Sejenak mengalihkan keheningan yang menjeda, di antara ketiganya.“Vale, mana yang sakit?” Dengan langkah lebarnya Vincent mendekat dan kembali berdiri di sisi ranjang, seketika wajahnya langsung pucat pasi.Akan tetapi belum sempat tangan pria itu bergerak untuk menyentuh tubuh si perempuan Sandro sudah lebih dulu melakukannya.“Kamu tunggu sini ya! Aku panggilin dokter!” ucapnya dengan nada cemas, matanya tak berpaling darinya, memastikan dia tetap aman. Sandro siap berbalik, tetapi tiba-tiba ia merasakan cengkeraman tangan perempuan itu, kuat namun gemetar, menahan pergerakannya.“Nggak usah! Aku fine.” Vale tampak mengulum senyum, sekaan ingin meyakinkan pria dihadapannya. Sandro pun menurut dan kembali berbalik badan, menatap si perempuan sepenuhnya.“Tolong jelasin, kamu siapa? Dan…” Ucapan Vale terjeda, kepala perempuan itu bergerak, seakan ingin menelisik
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Chapter 08

“Dia udah pergi” Masih dengan suaranya yang terdengar begitu datar, bahkan kali ini sarat akan kekesalan, juga berulang kali pula pria itu terdengar menghela nafas berat.“Cepetan lo buka mata lo dan kita cabut dari sini!” Detik itu juga Vale langsung menyingkap selimut dari wajahnya, dia menatap Vincent dengan seringaian khas yang tampak begitu menawan, tetapi juga mematikan dalam satu waktu. “Gimana? Keren kan sandiwara gue?!” Perempuan itu menaik turunkan alisnya secara bergantian, tetapi sialnya bukan menjawab Vincent justru langsung beranjak tanpa sepatah katapun.Vale, dia sendiri hanya mengedikkan bahu, tidak heran juga tidak peduli dengan sikap rekannya tersebut, sebab selain terbiasa menghadapi Vincent, dia juga tergolong sosok yang tak mementingkan pengakuan orang lain. Akhirnya, setelah menarik napas panjang, perempuan itu segera bangkit, dan melangkah dengan tegas, Dia mempercepat langkah, menyelaraskan diri dengan Vincent yang sudah lebih dulu berjalan dengan langkah
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Chapter 09

“Sayang!”Suara teriakan yang cukup memekakkan indra pendengaran tersebut, berhasil memaksa tubuh Sandro untuk berhenti sejenak. Pria itu langsung memejamkan mata, seolah mencari ketenangan di balik gelapnya kelopak. Sebuah helaan nafas panjang meluncur perlahan dari bibirnya, membawa sedikit beban yang mengganjal. Ketika matanya terbuka kembali, senyuman tipis langsung menghiasi wajah, tak sepenuhnya tulus, namun cukup untuk menyembunyikan keresahan di hati. Lantas dengan gerakan tenang, ia berbalik, bersiap menghadapi sosok yang tak lagi asing baginya.“Say–”Belum sempat Sandro menyelesaikan ucapannya, sosok perempuan pemilik tubuh bak gitar spanyol, dengan lekuk sempurna dan proporsi yang memukau, serta jangan lupakan bentuk bahu yang ramping saat menopang tubuh jenjangnya dengan percaya diri, sementara pinggangnya yang melengkung halus menyambut pinggul yang membentuk siluet mengagumkan. Dialah Maria, tanpa perlu aba-aba perempaun tersebut kembali berlarian kecil, dan langsung
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Chapter 10

BRAKK!Meja kayu itu berguncang hebat, bahkan gelas di atasnya nyaris jatuh. Ton menatap lurus ke arah depan, nafasnya memburu seolah mencoba menahan sesuatu yang hendak meledak."Jadi, anak itu masih hidup?" Suaranya berat, nyaris seperti geraman.Dia berbalik dengan gerakan tiba-tiba, matanya menyalak tajam, memindai satu per satu wajah pucat para anak buahnya yang kini tidak berani menatap langsung ke arahnya. Salah seorang dari mereka menelan ludah, terlihat gemetar di sudut ruangan.Ton berjalan mendekat, langkahnya berat, setiap hentakan sepatu menciptakan gema di ruangan itu. "Kalian ... semua ini hanya sekumpulan pecundang!" Katanya sambil menunjuk mereka dengan telunjuknya, tangan kirinya mengepal hingga uratnya terlihat.“Bukankah waktu itu aku sudah menyuruhmu memastikan semuanya,” Ton selangkah lebih maju, pandangannya semakin tajam pada sosok pria yang kini hanya bisa menunduk. “Tapi bagaimana bisa dia masih hidup sekarang, jawab aku!” Tak lagi bisa membendung amarahnya,
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status