"Dan itu sempurna karena kamu satu-satunya yang ada di pikiranku saat kalung ini dibuat."Aku lalu menjelaskan padanya bahwa liontin itu juga bisa dipakai sebagai bros. Aku memperhatikan saat dia mencobanya, bertepuk tangan dengan gembira sambil melihat ke bawah, menatap kalung dan liontin di dadanya."Kamu pasti menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk ini," matanya mulai berkaca-kaca lagi."Aku akan menghabiskan apapun dan berapapun untuk melihatmu tersenyum.""Sydney," bisiknya dengan suara terharu, lalu menarikku ke dalam pelukan lagi.Aku menepuk punggungnya, merasa ikut terharu. "Iya, sudah cukup, Grace. Aku senang kamu menyukainya. Sekarang kamu bisa bersiap untuk kencanmu."Dia terkikik dan melepaskan pelukan, matanya tertuju padaku, "Sekarang, jangan cemburu. Kamu sahabatku dan kamu tidak akan tahan melihatku menua dan menjadi perawan tua, kan?"Aku memutar mataku, "Ya, aku bisa," lalu aku berpura-pura mendorongnya, tetapi dia malah menarikku untuk pelukan yang lebih
Read more