Semua Bab Ceraikan Aku, Mas!: Bab 81 - Bab 90

97 Bab

Bab 81. Melaporkan Bagus Dan Asha

Kampus semakin ramai membicarakan Rana dan Zayyan. Tidak hanya gosip soal kehamilan yang tidak benar, tetapi juga masa lalu mereka yang ternyata pernah menikah dan bercerai pun tersebar."Pantas saja mereka buru-buru bertunangan lagi. Ternyata mereka ini mantan suami istri!" "Dan katanya dulu cerainya karena Zayyan selingkuh sama Asha? Wah, gimana bisa Rana mau balikan?" "Makanya, Rana pasti putus asa banget sampai mau nerima laki-laki kayak Zayyan lagi."“Aku nggak nyangka Zayyan ternyata sebejat itu.”Rana merasa tercekik setiap kali berjalan di lorong fakultas. Bisikan-bisikan itu tak pernah berhenti.Dan siang itu, puncaknya datang. Ia mendapat panggilan dari Kaprodi.Rana mengetuk pintu ruangan Bagus, lalu masuk ketika mendengar suaranya."Silakan duduk, Rana."Rana duduk dengan postur tegap. Ia menatap kaprodinya dengan waspada. Ia tahu siapa Bagus sebenarnya—seorang pria dengan niat buruk yang nyaris melecehkannya di Bali.Bagus menautkan jari-jarinya di atas meja, menatap Ra
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

Bab 82. Melawan Bagus

Beberapa minggu setelah laporan dibuat, Rana duduk di ruangan Biro Etik dan Disiplin Akademik, menunggu hasil investigasi. Zayyan duduk di sampingnya, menggenggam tangannya erat.Dr. Budi akhirnya masuk dengan ekspresi yang sulit dibaca."Kami telah melakukan investigasi atas laporan Anda," katanya dengan nada hati-hati. "Namun, setelah mempertimbangkan berbagai faktor, tidak cukup bukti untuk menjatuhkan sanksi kepada Bagus."Rana terbelalak. "Apa?!""Banyak saksi yang enggan berbicara atau memberikan kesaksian yang tidak cukup kuat. Selain itu, Bagus memiliki rekam jejak panjang sebagai kaprodi yang berprestasi, dan beberapa pejabat kampus memberikan rekomendasi positif tentang dirinya."Rana merasakan amarah dan kekecewaan membakar dadanya. "Jadi, karena dia punya koneksi dan kekuasaan, kalian membiarkan dia lolos begitu saja?"Dr. Budi tampak canggung. "Kami bukan membiarkan, Rana. Tapi dalam prosedur hukum dan administrasi, kami tidak bisa mengambil tindakan tanpa bukti yang cuku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Bab 83. Aku Milikmu, Ran

Beberapa hari setelah berita dirilis dan menjadi viral, suasana di kampus UGN berbeda dari biasanya. Puluhan mahasiswa berkumpul di depan gedung rektorat, membawa spanduk dan poster bertuliskan:"TOLAK DOSEN PREDATOR!" "KEADILAN UNTUK KORBAN PELECEHAN!" "REKTOR HARUS BERTINDAK!"Rana berdiri di antara kerumunan, merasakan getaran semangat dari para mahasiswa yang meneriakkan tuntutan mereka. Ia tak menyangka bahwa keberaniannya berbicara akan memicu gelombang sebesar ini. Kini, Bagus tak bisa lagi bersembunyi di balik kekuasaannya.Di barisan depan, Laras berdiri tegap, memegang mikrofon. "Kami di sini bukan hanya untuk satu orang korban, tapi untuk semua perempuan yang pernah dibungkam oleh sistem yang korup! Hari ini, kami menuntut keadilan!"Kerumunan mahasiswa bersorak. Beberapa dari mereka adalah mahasiswa bimbingan Bagus sendiri, yang kini merasa jijik mengetahui sisi lain dari dosen yang selama ini mereka hormati."Copot Bagus dari jabatannya!" "Pecat pelaku pelecehan dari k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

Bab 84. Persiapan Pernikahan

Gara-gara Zayyan meminta pernikahan mereka dimajukan, mereka jadi punya kesibukan tambahan selain menjadi dosen. Yaitu menyiapkan pernikahan mereka sesempurna mungkin.Meski ini adalah pernikahan kedua mereka, Zayyan dan Rana ingin semuanya tetap sempurna.Maka siang itu, Rana dan Zayyan memasuki sebuah butik pengantin eksklusif di Jakarta. Interior butik berwarna putih gading dengan lampu kristal yang menggantung di langit-langit, menciptakan suasana elegan dan romantis. Rak-rak di sepanjang dinding dipenuhi dengan gaun-gaun indah dari berbagai koleksi, sementara pegawai butik menyambut mereka dengan senyum ramah.“Selamat datang! Mbak Rana, kami sudah menyiapkan beberapa gaun sesuai preferensi yang Mbak kirimkan kemarin,” kata seorang pegawai butik sambil membawa Rana ke area fitting.Zayyan duduk di sofa beludru biru tua, menatap Rana dengan penuh antusias. “Aku masih nggak percaya kita sudah sampai di tahap ini,” katanya sambil tersenyum.Rana tertawa kecil. “Kamu bakal lihat aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Bab 85. Persiapan Pernikahan (2)

Setelah memilih gaun pengantin, Rana dan Zayyan semakin tenggelam dalam kesibukan persiapan pernikahan. Hari itu, mereka memiliki jadwal bertemu dengan wedding organizer (WO), memilih dekorasi, dan mencicipi katering.Mereka tiba di sebuah kafe tempat mereka akan bertemu dengan tim WO. Begitu masuk, seorang wanita dengan setelan rapi dan tablet di tangannya langsung menyambut mereka dengan senyum profesional."Selamat siang, Mbak Rana, Mas Zayyan. Saya Nadine dari Enchanted Wedding. Kami sudah menyiapkan beberapa konsep sesuai preferensi kalian."Rana dan Zayyan duduk berhadapan dengan Nadine, lalu memperhatikan presentasi yang ditampilkan di tablet."Konsep yang kalian inginkan lebih ke arah intimate wedding dengan sentuhan elegan, benar?" Nadine memastikan.Rana mengangguk. "Ya, kami ingin suasananya hangat, tidak terlalu kaku, tapi tetap terasa romantis dan berkesan."Zayyan menambahkan, "Kami juga ingin ada sentuhan warna netral seperti putih dan champagne, supaya terasa timeless.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Bab 86. Kaprodi Baru

Karena kesibukan mereka menyiapkan pernikahan, Rana dan Zayyan sampai tak sadar bahwa seminggu lagi mereka akan menikah.“Ah, aku deg-degan banget.” Rana memegangi dadanya sambil berjalan menuju aula utama Fakultas Ekonomi dan Bisnis.Zayyan mengusap punggung Rana lembut. “Deg-degan kenapa sih?”“Bentar lagi kita nikah dan hari ini pengumuman Kaprodi tetap FEB.” Rana menatap Zayyan harap-harap cemas.Ia ingin Zayyan yang terpilih sebagai Kaprodi, karena ia tahu bagaimana kualitas Zayyan. Tapi di sisi lain, ia juga khawatir jabatan baru itu justru membuat banyak fitnah mendatangi mereka.Akhirnya mereka tiba di aula utama FEB. Keduanya saling pandang, menarik nafas dalam dan melangkah masuk bergantian.Aula utama Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGN dipenuhi oleh para dosen yang duduk melingkar, menunggu pengumuman resmi hasil pemilihan Kaprodi baru. Beberapa tampak berbincang pelan, sementara yang lain menatap ke depan dengan ekspresi penuh antisipasi.Rana duduk di kursinya, mencoba menye
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Bab 87. Pernikahan Kedua

Satu minggu kemudian, pernikahan Zayyan dan Rana akhirnya dilangsungkan.Malam itu, sebuah ballroom mewah di sebuah hotel bintang lima di Jakarta dipenuhi dengan cahaya lampu kristal yang berkilauan. Musik orkestra yang lembut mengalun, menciptakan suasana syahdu di antara para tamu yang hadir dalam pernikahan Zayyan dan Rana.Di tengah ruangan, Rana berdiri anggun dalam gaun pengantin putih dengan detail renda yang elegan. Rambutnya disanggul indah, dihiasi dengan tiara kecil yang membuatnya tampak seperti seorang putri.Di sampingnya, Zayyan mengenakan setelan jas hitam klasik yang sempurna, dengan dasi kupu-kupu yang menambah kesan elegan. Mereka tampak serasi—sepasang pengantin yang berbahagia, memancarkan aura cinta yang tak terbantahkan.Setelah prosesi akad yang khidmat dan haru, kini saatnya resepsi. Para tamu datang memberikan selamat, termasuk rekan-rekan dosen dari kampus mereka. Beberapa dosen tampak tulus memberi ucapan selamat, sementara yang lain hanya berusaha bersikap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

88. Malam Pertama

Zayyan mengangkat dagu Rana sedikit untuk memperdalam ciuman. Ciuman pertama mereka sebagai suami istri terasa manis, pelan, dan penuh perasaan. Tidak terburu-buru, tidak ada paksaan—hanya dua hati yang saling meresapi kebersamaan mereka.Perlahan, Zayyan menarik Rana lebih dekat, membiarkan kehangatan tubuh mereka menyatu. Ia bisa merasakan detak jantung Rana yang berpacu cepat, begitu juga dengan dirinya.Dan ciuman mereka yang tadinya lembut dan pelan, kini berubah lebih liar dan panas. Lenguhan-lenguhan lembut lolos dari bibir keduanya, bersahutan dengan suara ciuman basah yang semakin lama terdengar semakin penuh gairah."Kalau kamu belum siap, kita bisa menunggu," bisik Zayyan di sela ciuman. Ia melahap mulut Rana sekali lagi, gairahnya semakin meletup-letup.Rana melenguh tertahan, sedikit kesulitan membalas ciuman Zayyan yang semakin liar.“Mas ….” Ia mendesah, namun desahannya langsung ditelan oleh ciuman Zayyan yang seolah tiada henti.Tangan Zayyan mulai turun membelai lehe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Bab 89. Bulan Madu

Rana masih terpaku menatap pemandangan laut biru kehijauan yang terhampar luas di hadapannya. Pasir putih halus menyentuh telapak kakinya, sementara angin sepoi-sepoi mengibarkan rambutnya yang masih sedikit basah karena perjalanan tadi.“Kamu suka?” suara Zayyan membuyarkan lamunannya.Rana menoleh, mendapati suaminya berdiri di sampingnya dengan ekspresi penuh harap. “Suka? Aku bahkan masih sulit percaya kalau kita bulan madu di tempat seindah ini.”Zayyan terkekeh lalu menggenggam tangannya. “Dan yang lebih mengejutkan lagi…” Ia menarik Rana menuju sebuah vila bergaya tropis dengan sentuhan kayu yang elegan. “Resor ini… punyaku.”Rana membelalakkan mata. “Maksudmu?”Zayyan tersenyum kecil. “Ini warisan dari orang tuaku. Mereka membeli tanah di Gili Meno bertahun-tahun lalu dan membangun tempat ini. Aku jarang ke sini karena sibuk, tapi sekarang… aku ingin membaginya denganmu. Kita akan sering ke sini dan menikmati keindahan alam bersama,” ucapnya sambil mencium pelipis Rana.Rana m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Bab 90. Mandi Bareng

Matahari sudah tinggi ketika Rana terbangun dengan kepala masih bersandar di dada bidang Zayyan. Udara pagi yang sejuk dari laut menyapu kulitnya, tetapi yang lebih membuatnya tersadar adalah suara nyaring dari ponselnya yang bergetar di meja samping tempat tidur.Dengan malas, Rana mengulurkan tangan dan meraih ponsel tanpa membuka mata. Begitu melihat layar, matanya langsung membelalak. Mama Calling…“Oh, tidak!” Rana setengah berguling, setengah panik. Ia melirik tubuhnya yang masih sepenuhnya telanjang, hanya tertutup selimut yang melilit tubuhnya dan Zayyan. Dengan cepat, ia menarik selimut lebih erat lalu menekan tombol “Accept” untuk menjawab panggilan video.Wajah mamanya langsung muncul di layar, disusul suara ceria kakaknya, Arga. “Halo, pengantin baru! Gimana bulan madunya?”Rana tersentak, lalu buru-buru merapatkan selimut ke dadanya. “M-Mama, Kak Arga…!”Arga langsung tertawa terbahak. “Hahaha! Kenapa panik gitu, Dek? Aduh, mukamu merah banget. Jangan-jangan—”Sebelum Arg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status