Semua Bab DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU : Bab 91 - Bab 100

117 Bab

91

Selagi wanita berusia 38 tahun itu menyeret langkahnya untuk meninggalkan stan toko kami, Mas Arham terlihat memperhatikan mantan istrinya tanpa berkedip. Malam mulai merangkak dengan alunan lagu kenangan di latar belakang, cahaya lampu dan kedap-kedip LED di komidi putar seperti pusaran warna yang membawa seseorang pada lamunan dan ingatan yang akan kenangan masa lalu. Saat kupandangi Mariana, wanita itu juga memandang Mas Arham, dengan senyum tipis tapi tatapan mata yang getir, wanita itu saya akan menyembunyikan luka yang belum sembuh. Luka yang disebabkan oleh perpisahan yang menyakitkan juga merenggut kebahagiaannya. "Jika kamu mau bicara padanya, aku tidak masalah!" ucapku sambil menyentuh bahu Mas Arham, seakan tersadar bahwa menatap Mariana membuat dia tak sengaja menghentikan tangannya mengiris buah, lelaki itu segera gugup dan melanjutkan tugasnya dengan kikuk. "A-aku, tidak, aku hanya....""Aku mengerti bahwa kau masih prihatin pada wanita itu. Tak mungkin juga kau tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

92

Cahaya matahari pagi seperti akar yang menebarkan rona keemasan di cakrawala biru. Begitu aku bangkit dari tempat tidur, kusadari bahwa aku terlambat, seluruh anggota keluarga telah berangkat menuju kegiatan masing-masing, meninggalkanku dan keheningan di dalam rumah ini. Jejak sarapan, sepotong roti yang teronggok di piring juga kopi yang tinggal ampasnya menunjukkan bahwa Mas Arham telah makan sebelum meninggalkan rumah. Udara dingin di bulan November serta tanah basah yang bukan lagi berupa tanah keras, tapi sudah berlumpur, seolah mengingatkanku untuk segera bergegas dan bersiap-siap ke toko. Selesai mencuci piring dan menyapu rumah, aku mengganti pakaian lalu berdandan dan berangkat ke toko. Seperti biasa, menutupi pintu lalu menguncinya kemudian meletakkan kunci itu di bawah pot bunga. Aku berjalan melewati jalanan peping di antara deretan toko aksesoris, bunga dan kedai kedai cantik. Beberapa pemiliknya yang kebetulan papasan denganku, menyapaku dengan ramah."Hei, ceria sek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Baca selengkapnya

93

Malam menjelang dengan langit yang berselimutkan awan hitam tanpa bintang, sedikit mendung dengan cahaya bulan yang terlihat samar di balik kabut kelabu. Mas Arham baru kembali tepat saat kami menyelesaikan makan malam, menunggunya pulang tanpa kepastian membuatku memutuskan untuk makan bersama anak-anakku. Saat kami membereskan meja dia datang dan membuka pintu rumah. "Kau darimana?""Banyak urusan, Bund." Lelaki itu menghela napas sambil melepas sepatu dan jaketnya. "Apa kau bertemu dengan orang penting?""Uuhm," gumamnya pelan. Pria itu menuju ke kamar, melepas pakaian dan mengambil handuk untuk mandi, aku mengikuti langkahnya dan ingin bertanya tapi aku menahan diriku dan membiarkan dia membersihkan badannya. Usai mandi dan kembali ke meja makan, kupersiapkan makan malam untuknya, kulayani dia seperti biasa dan kutemani dia menghabiskan makanannya. "Kau bertemu siapa?""Temanku.""Mariana?""Bukan!""Tapi aku melihat namanya di layar ponselmu, apa dia menelponmu?""Kalaupun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

94

Aku terdiam memandang wajah Tuhan Arkan yang terlihat iba padaku. Mendadak aku seperti manusia Bodoh Yang selalu ditipu dan dikhianati. Boleh jadi ini hanya anggapan liar karena kecemburuan tapi kemungkinan Mas Arham masih berjumpa dengan Mariana di belakangku, juga tidak tertutup. Mereka masih boleh bertemu dalam 9 minggu lagi. Mereka masih bisa bersama dan saling menyentuh, juga melihat hal-hal baik satu sama lain. Buat apa mas Arham harus menyembunyikan segalanya. Cukup jujur saja dan semuanya akan beres. Aku tidak masalah."Apa kau mendengarku?" Tanya Tuan Arkan yang tiba-tiba mengguncang tangan ini. "I-iya, Tuan," jawabku lirih. "Aku yakin Mbak Iriana tahu kalau pak Arham bersama dengan istrinya kan? Maaf, mantan istrinya maksud saya," ujar lelaki itu sambil segelas meralat perkataannya. "Iya, saya tahu." "Dua hari ini saya terus melihat mereka bersama. Mau bagaimana lagi ... showroom Nyonya Mariana berada tepat di depan gedung yang saya kelola, jadi saya tentu memperhatika
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

95

"akan ku isi daya ponselku, lalu aku akan menelpon Mariana agar kau bicara padanya!" Lelaki itu segera beralih dan mengisi daya ponselnya. Sementara aku terdiam tanpa mendebatnya lebih panjang lagi. Mentari sore menyinari kaca toko, angin sepoi-sepoi membawa aroma mawar yang menenangkan. Aku duduk di ambang jendela dengan pikiran melayang tentang suamiku. Aku ingin percaya padanya tapi mustahil Tuan Arkan datang jauh-jauh hanya untuk membicarakan tentang dia. Jujur saja, Mas Arham cinta pertamaku, lelaki pertama yang mengajariku arti cinta serta mengisi ruang kosong di dalam hatiku setelah kepergian ayah. Aku begitu bergantung padanya, seakan hidupku bisa berakhir tanpa dia. Beberapa waktu lalu hubungan kami begitu indah dan mesra, tapi perlahan semua itu mulai memudar seperti warna kain yang terkena sinar matahari. Pertengkaran dan kecurigaanku tentangnya membuat hubungan kami makin runyam, Aku berusaha mengkonfrontasi kejujurannya tapi dia terus mengelak, membuat amarahku semak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

96

Mataku tak berkedip, tertuju pada sosok suamiku yang tengah duduk di dalam taksi yang melaju. Jantungku seolah berlomba dengan mesin mobil yang tetap melaju di belakang taksi itu. Aku mengawasinya tanpa kedip menunggu di mana dia akan berhenti dan melanjutkan kegiatannya. Kenapa dia harus keluar di jam kantor dan pergi ke suatu tempat yang tidak ada hubungannya dengan dunia pakaian dan fashion. Apa selama ini dia benar-benar bekerja atau dia sedang menipuku. Ya! Tiba-tiba terlintas pikiran dalam benakku. aku ingat bahwa grosir The outfits adalah milik keluarga Arkan. Kenapa aku tidak menelepon dan bertanya padanya, demi mengkonfirmasi apakah suamiku benar bekerja atau tidak. Dengan demikian, aku bisa tahu apa yang terjadi sebenarnya. "Halo, Iriana!"Jawaban Tuhan Arkan di seberang sana membuat intensitas detakan jantungku semakin cepat. "Saya ingin bertanya sesuatu Tuan Arkan, Apa benar suami saya bekerja di sana sebagai manajer dan supervisor?""Hmm, kebetulan aku ingin menelpo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

97

Mereka berdua masih panik dan memandangku dengan mata melebar penuh keterkejutan.Melihat mereka berdua yang segera saling memisahkan, aku hanya tertawa. Kupandango mereka bergantian, Mariana nampak sangat malu sementara Mas arham berusaha mendekat dan menenangkan diriku."Iriana, ini tidak seperti yang kamu lihat!""Kau pikir aku buta!" Aku bersurut dan memberinya jarak agar tidak mendekatiku. "Aku bisa jelaskan!""Tapi, aku tidak mau dengar apapun." Sepertinya suaraku mulai serak menahan amarah dan kekecewaan, bahkan, mata ini pedih karena ada lelehan panas yang kini menumpuk dan tak terbendung lagi. "Iriana maafkan aku, kami benar-benar tidak bisa mengendalikan diri," ucap Mariana dengan suara yang nyaris tak terdengar. "Apa yang kalian lakukan teganya kalian berdua menipuku!"Aku bisa merasakan seluruh tubuhku mulai lemas tak berdaya menghadapi kenyataan yang begitu memukul mental dan menyakitkan ini. Nanti aku berusaha berdiri tegak, tapi catatan mataku mulai berkunang-kunan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

98

Malam yang kulalui seperti dihujam oleh duri duri dari langit, hujan yang selalu kusukai terasa seperti lagu kematian, sendu dan semakin membawa perasaan kelabu yang suram. Aku benci menunggu lelaki itu kembali dan bicara padanya. *Lalu tak lama mobilnya datang, dia turun dari sana dan segera berlari ke teras rumah, kunci pintu terdengar dibuka lalu ayah dari anak anakku muncul dari sana. Melihatku duduk di ruang tamu dengan tatapan tajam, sepertinya lelaki itu bergidik ngeri, langkahnya ragu, tapi, dia harus masuk sebelum serangan hujan yang kian deras menampar tubuh dan pakaiannya."Iriana, kamu belum tidur?""Bagaimana bisa tidur, jika hati ini gelisah?""Aku mengerti maksudmu, Ir. Aku minta maaf atas yang terjadi siang tadi.""Aku tak akan mendramatisir masalah, malah sekarang aku sedang berada di puncak kesadaranku. Semurni murninya pikiran," jawabku tenang."Duduklah!" Perintahku sambil memberi isyarat dengan ekor mata. Dia tak berkutik, menyeret langkah lalu duduk dengan gest
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

99

Tak lama kemudian, dia kembali dengan koper dan tas di bahunya. Anak anak memandang ayah mereka dengan wajah penuh kekecewaan dan luka. "Anak anak, sebenarnya ... ini keputusan yang berat, tapi karena ibu kalian yang memintanya, maka aku tak berdaya," ucap Mas Arham dengan suara yang dibuat ragu. "Jangan menyalahkan Bunda! Sebelum ayah datang, kami tak pernah mengalami krisis atau masalah, apalagi berurusan dengan hukum. Ayah menjungkir balikkan kehidupan kami dengan drastis." "Ayah minta maaf, Nak. Baiklah, ayah pergi sekarang," ucap lelaki itu perlahan, aku dan anak anak enggan menatapnya."Kuharap waktu akan memberi ruang agar kalian bisa memaafkanku," lanjut lelaki itu sebelum membuka pintu. "Kami pikir tidak Ayah! kami takkan pernah memaafkan ayah. Jangan berharap pulang lagi ke tempat ini!"Mas Arham mendesah sambil menyeret kopernya. Perlahan dia berlalu, seakan sengaja menyeret benda itu dengan lambat agar kami mau berubah pikiran dan menahannya. Dia gagal! Tak satupun da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

100

Mengakhiri semuanya adalah ide untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan dalam rumah tangga kami, mengakhiri cinta dan penantian panjang selama 12 tahun serta menutup lembaran lama yang mulai usang. Mengakhiri segalanya sama artinya dengan menutup lembaran lama dengan sebuah akta perceraian. Kuharap Mas Arham tidak mempersulit prosesnya sebab aku tak mau banyak drama. Cukup hadiri saja persidangan dan selesaikan hubungan diantara kita. Dia bisa kembali ke pelukan istri tercintanya dan aku lanjut menikmati sisa hidupku dengan ketentraman. *Kuhubungi pengacara yang selalu diandalkan Mas Arham, Tuan Hardy. Kurekrut dia untuk membelaku dalam rangka menggugat suamiku sendiri. Lelaki itu tadinya keberatan karena loyalitasnya pada masa Arham tapi aku menyatakan keinginanku dengan jujur bahwa lebih baik mengakhiri semua ini daripada kemelut ini berkepanjangan dan mempengaruhi reputasi serta kesuksesan klien pak Hardi. Mempertimbangkan hal itu, pak Hardi setuju untuk mengurus perceraian di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status