Fitri berjalan masuk. Tebersit rasa kaget dalam tatapan matanya saat melihat Fandy. Fitri langsung mengabaikan Fandy. Fitri bahkan khawatir Fandy akan mengungkapkan hubungan mereka di depan para bawahannya, terutama di depan Stira. Itu sangat memalukan."Komandan!"Stira dan yang lain memberi hormat. Seperti kata Zenia, Stira tidak akan mungkin menentang atasan. Akan tetapi, belum tentu Stira akan mengabdikan diri sepenuhnya.Fitri mengangguk, lalu berujar,"Ramai sekali, apa ada yang bisa kubantu? Aku harusnya pergi ke kamp besok pagi, tapi kalau aku bilang begini, nggak masalah, 'kan?"Yang lain tidak berani bersuara. Stira menjawab,"Nggak ada apa-apa. Adikku hilang, tapi sudah ditemukan. Kami baru mau pulang. Terima kasih atas kepedulian Komandan."Fandy berdiri di tempatnya dalam diam. Dia bukan orang bodoh, tentu bisa melihat bahwa Fitri berpura-pura tidak mengenalnya."Benarkah? Baguslah."Stira menggendong Lilian dan pergi. Di ambang pintu, Stira baru ingat dia belum memiliki n
Read more