Irana pun kebingungan."Kamu nggak tahu? Kalau kamu nggak tahu, kenapa kamu suruh Kak Gina cari kamu?"Fandy merasa dirinya seperti idiot. Dia sama sekali tidak memahami pembicaraan itu."Apa yang terjadi?"Barulah Irana paham. Dia langsung menjelaskan,"Aku cari kamu bukan karena melihatmu informasi tentangmu di internet, tapi benar-benar mau cari kamu. Ini juga perintah Guru."Guru? Fandy menyadari tingkat keseriusan masalahnya. Timbul kilat dingin dalam mata Fandy."Ada apa dengan Kak Gina?"Jika guru pun terlibat, itu jelas bukan masalah sepele."Kak Gina pergi ke suatu tempat dan terkena sejenis racun langka. Guru bahkan belum pernah menemui racun itu, juga nggak bisa menetralkannya. Guru langsung suruh Kak Gina cari kamu. Kebetulan, aku di ibu kota provinsi. Jadi, Kak Gina minta aku kabari kamu dulu, biar kamu punya persiapan."Fandy merasa panik sekaligus tak berdaya."Memangnya aku bisa menetralkan racun yang bahkan nggak bisa dinetralkan oleh Guru?"Alhasil, Irana mengangguk.
"Heri, ada apa ini?"Sayangnya, Heri tidak berani merespons. Wanita gemuk langsung menjambak rambut Levron."Ada apa? Heri adalah pria simpananku. Beraninya kamu menggoda Heri? Hari ini, aku harus memberimu pelajaran!"Ketika wanita gemuk hendak menampar Levron, seseorang berseru,"Hentikan!"Wanita gemuk berbalik badan sembari memicingkan mata."Eh, siapa kamu? Mau ikut campur? Cih! Pelakor ini benar-benar hebat, nggak hanya satu pria yang dia goda?"Orang yang masuk adalah Fandy. Sampai ketika Fandy berjalan ke sisinya, Levron masih terbengong."Jaga tutur katamu! Cepat pergi. Kalau bukan karena Levron ulang tahun hari ini, kamu akan bernasib malang!"Levron adalah keponakan Kak Eva. Fandy benar-benar marah.Alhasil, wanita gemuk itu menyeringai sinis."Menarik. Kamu tahu nggak siapa aku? Beraninya kamu bicara seperti ini denganku?"Fandy tidak mau membuang waktu dengan orang semacam itu. Dia membuka barang di tangannya dan berbicara secara lugas."Levron, ini hadiah ulang tahunmu, t
Fandy tersenyum seraya berkata,"Nggak perlu beri tahu aku. Apa pun kisah di antara kami, aku nggak mau tahu."Seolah-olah tahu Fandy akan berkata demikian, Catherine mengulurkan tangan kanannya ke paha Fandy."Ini misiku. Jangan mempersulit aku, oke? Apa pun responsmu setelah mendengarku, itu urusanmu."Fandy tetap diam. Catherine melanjutkan."Mendiang orang tuamu bukan orang tua kandungmu. Kamu adalah keturunan Keluarga Ilyas di Kota Yujino. Itu adalah keluarga yang sangat kuat di Negara Limas.""Aku tahu, tapi orang tua yang kuakui hanya mereka berdua."Catherine mengernyit. Hal itu berada di luar dugaannya. Setelah merenung sejenak, Catherine meneruskan."Dulu, Keluarga Ilyas menetapkan janji pernikahan dengan keluarganya Ratu. Nggak ada nama yang tercantum, tapi berdasarkan kontennya, janji pernikahan itu ditujukan untuk Ratu dan kamu."Ternyata begitu! Fandy tidak pernah memikirkan itu. Tidak heran ratu memiliki ketertarikan terhadapnya. Ternyata, sama seperti Fitri, itu karena
Jika seorang wanita dapat berkata demikian, sudah jelas betapa dalam rasa cintanya.Fandy pun tercengang. Dia mengelus pipi Catherine."Kalau aku bisa menikahimu suatu hari nanti, aku nggak butuh pengakuan dari siapa-siapa. Aku harap kamu dapat memahami ini."Pintu mobil dibuka. Kalimat terakhir Catherine terngiang di dalam mobil."Aku, Catherine Deopardi, sudah mengabdikan diri pada Nona, baik hidup maupun mati! Walaupun aku sudah cinta mati, nggak ada kemungkinan di antara kita kalau Nona nggak setuju. Aku juga harap kamu bisa memahami ini."Pada petang hari, karpet merah dipasang di depan pintu masuk Restoran Rusi. Konfeti berderet di kedua sisi. Penyambut tamu yang mengenakan kebaya juga memasang senyum dan sudah siap. Keadaannya sangat meriah.Di atas pintu masuk restoran, ada spanduk bertuliskan "Selamat atas kedatangan Dewi Perang Fitri ke Restoran Rusi".Hari ini, Restoran Rusi tidak dibuka untuk umum, melainkan hanya untuk Fitri. Dari wajah Hando yang berseri-seri saat berpatr
Hando mengernyit. Pria paruh baya itu jelas tidak bercanda. Omongannya sangat meyakinkan.Hando kepikiran bahwa Caren akan mengadakan konser di ibu kota provinsi besok malam. Dengar-dengar, sudah banyak orang penting yang berdatangan pada hari ini. Di antaranya, ada yang sederajat dengan Fitri. Bahkan ada yang memandang rendah Fitri.Jika Fitri sudah diangkat menjadi jenderal perang, statusnya akan meningkat lagi. Akan tetapi, sekarang Fitri masih berstatus sebagai dewi perang.Oleh karena itu, Hando tahu dia harus menggunakan pendekatan lain terhadap pria paruh baya itu."Tuan, tolong beri kemudahan. Nggak mudah aku bisa mengundang Dewi Perang Fitri. Kumohon."Jika orang penting makan ke restorannya, berarti masakan restorannya populer. Akan tetapi, orang penting tidak akan mengizinkannya untuk melakukan publikasi secara besar-besaran. Efeknya juga tidak sebagus ketika Fitri datang.Pria paruh baya menyeringai sinis, sama sekali tidak ingin berkompromi."Nggak bisa. Kesabaranku ada ba
Fandy tersenyum."Aku pasti akan memenuhi janjiku padamu, Fitri seharusnya sebentar lagi datang."Bos Hando memperlakukan Fandy dengan lebih hormat pada saat ini. Kemungkinan dia akan menyerang siapa pun yang berani mencari masalah dengan Fandy.Fitri tiba setelah 10 menit berlalu, dia turun dari mobil dan mendengar suara petasan sambil sedikit mengerutkan alisnya. Karena Fitri belum pernah melihat upacara semeriah ini sebelumnya. Tapi Fitri menjadi lebih tenang setelah melihat Fandy.Mereka berdua memiliki prinsip yang sama, yaitu memenuhi janji mereka sendiri.Setelah memasuki ruang pribadi, Fandy mulai makan setelah makanan yang lezat disajikan satu per satu."Kamu nggak lapar?"Fitri sama sekali tidak memegang alat makannya, lalu sedikit menggelengkan kepalanya."Karena kamu sudah datang, makanlah sedikit. Ini adalah bentuk kesopanan."Fitri ragu-ragu sejenak saat mendengar ini, tapi dia tetap mencobanya. Setelah itu, nafsu makan Fitri langsung meningkat, karena makanan di sini mem
Di dalam kamar tidur vila, Fandy sedang mengerutkan keningnya. Fandy sudah memeriksa denyut nadi Kak Gina untuk waktu yang lama, tapi dia masih tidak bisa menemukan hal yang salah pada Kak Gina. Fandy bahkan juga tidak tahu kenapa dia bisa tiba-tiba jatuh pingsan."Apakah ini benar-benar adalah racun yang belum pernah kutemui sebelumnya? Guru saja nggak bisa menyembuhkannya, apalagi aku!"Fandy mulai merasa cemas, kesembilan kakaknya sudah dianggap seperti keluarga bagi Fandy. Bagaimana mungkin Fandy tidak sedih saat melihat Kak Gina pingsan di hadapannya?Pada saat ini Kak Gina membuka kedua matanya dan berusaha untuk tersenyum."Aku pingsan, ya? Sudah berapa lama?"Fandy berkata."Setengah jam.""Waktunya semakin lama semakin panjang. Awalnya kepalaku cuma terasa sedikit pusing, tapi sekarang sudah pingsan sampai setengah jam. Kalau terus seperti ini, aku nggak tahu apakah aku masih bisa sadar lagi atau nggak kalau pingsan lagi."Tentu saja tampang Kak Gina juga sangat cantik, apalag
Ucapan Fandy membuat wajah Gina kembali memerah. Saat teringat dengan kegilaan sebelumnya, Gina benar-benar ingin merasakannya sekali lagi. Tapi Gina memaksa dirinya untuk menahan keinginannya."Nggak usah bicara omong kosong. Bukannya kamu bilang mau memperkenalkan murid padaku? Biarkan dia datang.""Baik."Setelah menelepon Stira, Fandy hendak mengatakan sesuatu. Tapi Gina sudah menempelkan jarinya di bibir Fandy."Aku tahu masalah yang kamu sebutkan, jadi kamu nggak perlu kasih janji apa pun padaku. Aku bisa mengerti."Fandy merasa terharu, para kakaknya adalah orang yang paling memahaminya. Fitri benar-benar sangat buruk jika dibandingkan dengan mereka.Setengah jam kemudian, Stira datang sambil membawa adiknya."Terima kasih karena sudah menolongku, Dokter Fandy."Lilian jatuh pingsan sebelum ini, jadi dia sangat berterima kasih pada Fandy saat bertemu dengannya lagi."Nggak usah berterima kasih padaku, biarkan kakakku periksa kondisimu dulu."Gina mengangguk, lalu berjalan mendek
Ada rasa kesal di mata Stira, tapi tetap berkata padanya."Tuan Fandy, dia adalah penyelidik gabungan yang diutus oleh kantor pusat, Pak Helmi. Karena insiden ini melibatkan negara asing, mereka menanggapinya dengan sangat serius."Setelah mendengar ini, Helmi merasa jijik."Tuan? Stira, kamu benar-benar bertindak keterlaluan. Dia adalah seorang tersangka. Apa kamu pernah melihat seseorang memanggil seorang tersangka dengan sebutan Tuan?"Stira segera membalas."Urusanku sendiri mau memanggilnya apa, aku hanya memperjelas sikapku selama penyelidikan. Kamu nggak perlu mengajariku bagaimana caranya."Helmi duduk berhadapan dengan Fandy karena malas membalas perkataannya."Suara serta video di ponsel diverifikasi keasliannya. Itu suaramu, Fandy! Entah seberapa banyak yang kamu katakan, nggak akan ada gunanya. Kecuali kamu bisa memberikan bukti alibimu! Sekarang ikutlah dengan kami!""Kalau kamu berani melawan, kami berhak membunuhmu di tempat!"Helmi menyatakan permusuhannya dengan sangat
Reaksi pertama Fandy adalah pembunuhannya terhadap Zofar telah terungkap, tapi Fandy langsung menyangkalnya.Pertama-tama rencananya sempurna, Zofar pergi ke sana untuk membunuh seseorang, jadi pasti akan mengambil inisiatif untuk menghindari kamera CCTV. Kedua, orang pertama yang mengetahui kematian Zofar pastilah Keluarga Madius, jadi apakah mereka akan membalas dendam? Hal ini begitu mustahil.Kedua hal ini tidak mungkin terjadi, lalu apa yang akan terjadi?"Fitri, jangan bercanda. Bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang?""Itu bukan urusanmu. Kalau bukan urusan resmi, menurutmu aku akan meneleponmu? Stira sudah pergi mencarimu. Aku harap kamu mau bekerja sama. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena mengeluarkan perintah pencarian."Setelah telepon ditutup, Fandy benar-benar bingung, hanya bisa pulang untuk menunggu.Hanya satu jam kemudian, Stira menemukan alamatnya dan duduk di ruang tamu. Selain Stira, ada dua anggota Pasukan Serigala Ganas, yang menunjukkan bahwa mereka m
Jika ingin berhubungan normal dengan Helen, pekerjaan adalah hal yang penting terlebih dahulu. Kalau masih misterius seperti dulu, bagaimana bisa berhubungan? Pasti akan menciptakan jarak.Setelah berpikir panjang, jadi akan lebih tepat untuk meneruskan profesi lamanya. Dokter merupakan profesi yang memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain paling cepat. Lagi pula, siapa yang tidak pernah mengalami penyakit ringan?"Ada klinik pengobatan tradisional yang dijual di ujung jalan, tapi sebaiknya kamu melihat-lihat dulu sebelum memutuskan."Naning cukup efisien, karena berada di bidang pekerjaan ini, tentu tidak lambat untuk mengetahuinya."Maaf merepotkanmu lagi. Mulai sekarang, panggil aku Kak Fandy saja.""Ya, Kak Fandy."Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka katakan pada saat yang sama. Naning tidak berpura-pura lagi. Naning benar-benar orang yang tertutup dan selalu menjaga jarak dari klien-klien kaya. Alasan kenapa memperlakukan Fandy secara berbeda adalah karen
Hampir segera setelah Zofar meninggal, garis merah tiba-tiba keluar dari tubuhnya dan menuju langsung ke Fandy.Karena begitu cepat, Fandy tidak punya waktu untuk bereaksi, garis merah pun menghilang tanpa jejak.Fandy segera duduk bersila untuk memeriksa dirinya sendiri lalu segera menangkap garis merah."Dengan kekuatanku saat ini, aku perlu menekannya selama sebulan untuk menyempurnakan garis merah ini."Karena garis merah tidak berpengaruh pada tubuh, jadi bisa menebak bahwa garis itu seharusnya digunakan sebagai sensor untuk melindungi generasi mendatang agar bisa mengetahui siapa pembunuhnya.Sekalipun Fandy mampu menekan benda ini hingga batas maksimal dalam sekejap, akan butuh waktu paling sedikit satu bulan agar benda itu benar-benar hilang.Inilah alasannya kenapa Fandy sedikit kesal. Garis merah ditekan dengan cara ini hingga jarak penginderaan lawan dipersingkat banyak, tapi tidak hilang. Ketika mencapai jarak tertentu, masih bisa langsung mengunci Fandy sebagai pembunuh ya
Kecuali? Mata Imelda langsung berbinar."Jangan bertele-tele, kecuali apa?""Kecuali dua sekte paling misterius, atau Keluarga Ilyas, aku benar-benar nggak bisa memikirkan hal lain."Setelah berpikir sejenak, Imelda menjadi getir lagi."Kalau begitu, Guru, tolong beri aku saran. Kalau dia benar-benar memanggilku, aku harus pergi atau nggak? Apa tanda itu nyata?"Guru langsung memberikan jawaban tanpa ragu."Pasti benar! Kalau dia ingin membunuhmu, pasti sudah melakukannya sejak lama. Kamu nggak mau kenal dengan orang jenius itu, malah mau bersembunyi darinya? Apa kamu bodoh? Dengan begitu, akan lebih baik kalau kamu bisa punya anak dengannya."Imelda langsung menutup telepon. Orang tua ini mulai bertindak aneh lagi.Namun, mengingat wajah dari Fandy, dia mengusap dagunya sambil terkekeh."Sepertinya aku nggak keberatan punya anak dengannya. Sialan, kenapa aku jadi tergoda lagi?"Sekitar pukul satu pagi, di Villa nomor 3 Kompleks Duniawal, Zofar baru saja muncul di ruang tamu lalu melih
"Aku ada beberapa pertanyaan untukmu."Setelah selesai berbicara, wanita yang mendekatinya tersenyum licik."Hehe, ungkapkan saja masalah punya masalah di pikiranmu. Apa kamu sudah tahu kenapa kamu nggak bisa bergerak? Jangan khawatir, aku baru saja menekan titik akupunkturmu. Dalam dua jam, aku akan melepaskannya secara otomatis! Aku hanya akan memberimu hukuman yang ringan saja. Jangan ikuti gadis cantik itu lagi!"Meskipun kecepatan serangan tadi benar-benar cepat, Fandy yang sudah siap dan secara alami menyadarinya. Meski begitu, dirinya masih sangat terkejut.Tepat saat wanita itu hendak pergi dengan senang, lengannya diraih oleh Fandy."Aku ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu."Dalam sekejap, raut wajah wanita itu berubah drastis sambil menatap lengannya dengan tidak percaya."Bagaimana mungkin! Teknik penekanan titik akupunkturku begitu hebat, hingga mereka yang berada di Tahap Alam Penyempurnaan nggak akan bisa bergerak, tapi kamu bisa?"Dia menyadari masalah
Setelah mengerutkan kening dan menatap Zofar, Fandy berbicara."Sebenarnya apa maumu?""Omong kosong, pergi obati temanku. Mona bilang kamu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan bisa pergi ke rumah Keluarga Yanato, seharusnya keterampilanmu cukup bagus. Meski masalah temanku nggak terlalu serius, dia tetap temanku, jadi jangan sampai menunda waktu."Menunda waktu? Benar-benar memikirkan ini dan masih berniat untuk makan mi?"Sekarang aku menjawabmu, aku nggak akan pergi."Zofar tersenyum, tetapi senyumannya agak kejam."Haha, kamu pikir aku nggak berani melakukan sesuatu padamu di depan umum? Mungkinkah kamu sebagai seorang dokter pengobatan tradisional telah mengenal beberapa orang yang berkuasa dan yakin aku cuma menakut-nakutimu?""Kalau begitu, kamu salah besar. Namaku Zofar. Aku adalah genius tiada tara dari Keluarga Madius yang merupakan salah satu dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno. Aku bisa menghancurkanmu dalam segala aspek dengan mudah, jadi kusarankan kamu untuk
"Berhenti!"Tepat saat orang-orang itu mengangkat batang besi di tangan untuk memukul Fandy, sebuah teriakan keras terdengar dan Edrick-lah yang keluar dari vila dengan pakaian rapi, jelas akan keluar."Sialan! Siapa yang berani ikut campur urusanku?"Pemuda itu menoleh sambil mengumpat, tetapi ekspresinya langsung berubah."Kak Edrick?"Wajah Edrick memucat, lalu menunjuk ke arah pemuda itu dan berkata."Lucky, kulitmu gatal lagi sampai melakukan hal seperti ini di siang hari bolong? Sudah berapa hari ayahmu nggak memukulmu?"Dari percakapan tersebut bisa diketahui kalau keduanya saling kenal dan Lucky agak takut pada Edrick."Kak Edrick, apa maksudmu itu? Aku cuma bercanda untuk menakut-nakutinya, mana mungkin aku akan benar-benar menyerang? Sekarang aku sudah mau pergi, pergi dulu!"Setelah Lucky pergi bersama bawahannya, Fandy tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Edrick."Terima kasih, Tuan Edrick. Jujur saja aku benar-benar bingung. Aku baru saja datang k
Gadis ini memiliki niat yang baik, Fandy berkata sambil tersenyum."Kalau begitu, maaf merepotkanmu."Ini adalah pertama kalinya Fandy pindah dan harus membeli banyak barang. Naik taksi memang agak merepotkan.Saat keduanya masuk ke dalam mobil dan pergi bersama, ada dua orang di depan pintu yang melihat seluruh proses dengan wajah marah."Sialan! Awalnya vila ini diberikan kepadaku, tapi nggak kusangka ada orang yang benar-benar akan membelinya. Malah menguntungkan bocah sialan ini."Yang lainnya mencibir."Inilah takdir! Cukup bagi kita untuk mendapat penghasilan dari menjual beberapa rumah sekaligus. Bukankah Naning cukup kolot? Biasanya dia menjaga jarak dari pelanggannya, tapi kali ini dia benar-benar berinisiatif untuk turun tangan.""Haha, itu semua cuma akting! Pria bernama Fandy ini masih muda dan kaya. Selama seseorang bukan idiot, siapa yang nggak punya angan-angan? Kalau benar-benar berhasil, kelak dia akan menjadi wanita kaya. Siapa yang masih menjual rumah? Tapi wanita it