Semua Bab Layunya Cinta sang Nyonya: Bab 121 - Bab 130

140 Bab

Bab 121

"Lily, Lily?"Lily tersentak lalu segera berbisik pada Vina, "Vina, aku merasa ada seseorang yang sedang mengawasiku.""Jangan bercanda! Kau membuatku takut," ucap Vina."Aku tidak bercanda. Aku sedang serius.""Sekarang kau ada dimana?""Aku sedang ada di studio," jawab Lily sambil menatap ke sekelilingnya dengan was-was.Dia belum pernah merasa begitu waspada selama ini. Baru kali ini dia merasa perasaannya tak enak dan instingnya mengatakan kalau dia sedang diikuti."Jangan kemana-mana aku akan segera ke sana."Lily menganggukkan kepalanya meski tahu Vina tidak bisa melihatnya. "Cepat datang kemari sebelum- Ahh.. hmmm.."Tiba-tiba Lily dibekap oleh seseorang dari arah belakang. Dia berusaha untuk meronta-ronta namun sangat sulit. Tubuhnya yang lemah tidak bisa melawan kekuatan yang lebih besar darinya.Insting Lily memang tidak salah. Benar-benar ada orang yang mencurigakan di dalam studionya."Hmmpt... hmmmpt!" Selain meronta-ronta, Lily berusaha keras mengeluarkan suaranya untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

Bab 122

Olivia memutar kedua bola matanya malas. "Aku tahu, tapi bisakah kau sedikit bersabar?" tanyanya kesal.Pria itu terkekeh pelan namun tatapannya tak beralih pada Lily yang sedang pingsan di atas ranjang. "Baiklah, aku beri kau waktu sampai tengah malam nanti. Entah dia akan bangun atau tidak. Aku akan menggarapnya setelah tengah malam nanti."Olivia mendengus pelan. "Iya, iya."Setelahnya pria itu keluar dari rumah yang sudah disewa Olivia sebelumnya.Suara pintu yang tertutup langsung terdengar. Olivia menatap lagi ke arah Lily yang masih pingsan dengan tersenyum menyeringai."Inilah akibat dari melawanku, Lily Orlantha," gumamnya.Sepuluh menit kemudian.Byurrr.Guyuran air yang dingin menerpa wajah Lily hingga membuatnya kesusahan untuk bernapas.Secara reflek Lily ingin mengusap wajahnya untuk mengusap air yang membasahi wajahnya, namun kedua tangannya diikat.Jadi Lily berusaha membuka kedua matanya meskipun terasa perih.Yang dilihatnya pertama kali adalah langit-langit kamar y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 123

Vina hendak menjawab namun sebuah mobil Toyota Fortuner milik kedua orangtuanya juga sudah datang.Begitu pintu terbuka, Sandra langsung keluar dan berlari ke arah Vina untuk memeluknya."Kamu yang sabar... Mama dan Papa sudah menghubungi polisi untuk meminta tolong," ujar Sandra setelah melerai pelukannya.Sudut mata Vina nampak memerah.Setelahnya Vins mendekat ke arah mereka. Yang disapanya duluan adalah Finley. Vins nampak begitu hormat karena bagaimanapun Finley adalah pengusaha sukses yang levelnya jauh berada di atasnya.Finley melambaikan tangannya. "Jangan begitu sungkan terhadapku, Tuan Vins. Bisa jadi kita akan menjadi rekan bisnis dalam waktu ke depannya nanti."Mendengar itu, Vins nampak berbinar-binar. "Baik, Tuan Finley. Saya tidak sabar untuk menunggu kerja sama dari Anda."Vina mendekati mereka berdua. "Finley, bisakah kita segera menuju ke titik lokasi? Aku lihat dari aplikasi maps, tempat itu membutuhkan setidaknya waktu lima jam jika mengendarai mobil.""Sebaiknya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 124

Dengan napas yang tersengal-sengal, Lily masih mencoba untuk tetap tersadar meski sekujur tangannya terasa sakit dan perih luar biasa.Darah segar masih menetes dari pergelangan tangannya.Olivia menatap itu dengan senang. "Kenapa gunting ini susah sekali untuk memotong tali? Sepertinya aku harus menekannya lebih kencang lagi."Jleb!"Aaahh!!" Lily berteriak kesakitan dan tubuhnya gemetar hebat akibat tusukan gunting yang dilakukan Olivia pada tangan sebelah kanannya.Kini, kedua tangan Lily berlumuran darah akibat luka yang disebabkan gunting.Kedua mata Lily sudah nampak buram. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya saat ini. Penampilannya sangat kacau dengan darah segar menghiasi kedua tangannya.'Ini gila! Olivia ingin membunuhku!' teriak Lily dalam hatinya.Meski berpikir begitu, Lily masih bersyukur setidaknya yang mengalami bukan orang-orang terdekatnya. Olivia pernah menargetkan Arsan yang membuatnya harus pulang ke Tanah Air.Dia sendiri tidak bisa membayangkan kalau Arsa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 125

Lewat tengah malam.Olivia terengah-engah setelah beberapa kali mengayunkan kayu ke arah kaki Lily hingga Lily sudah pingsan.Pintu rumah segera terbuka.Pria suruhan Olivia itu masuk dan mendekatinya."Kau gila? Kau sudah membunuhnya?" tanya pria itu dengan meremas rambutnya frustasi."Kan sudah kubilang kalau aku ingin menikmati tubuhnya dulu..."Wajah Olivia nampak datar dan tenang. Sama sekali tidak ada raut wajah penyesalan atau apapun itu. "Dia hanya pingsan," ujarnya setelah membuang balok kayu yang juga sudah berlumuran darah."Aku akan menyerahkan sisanya kepadamu, Ben." Olivia menepuk sisi bahu Benny lalu berlalu pergi.Benny masih terdiam, menatap kosong pada Lily yang sudah pingsan dengan berlumuran darah."Kalau begini kan aku jadi tidak bisa menikmatinya lagi," keluh Benny dengan kesal.Padahal Benny sudah pusing karena tidak menuntaskan hasratnya pada seorang wanita beberapa hari ini. Sekarang dia sudah ada seorang wanita tapi tetap juga tidak bisa menyalurkannya.Baga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 126

Setelah berjalan beberapa langkah dari rumah usang, Max dan para polisi hutan mendengar suara berisik dan angin dari kejauhan.Mereka saling menatap dan berpikir ada sesuatu yang sedang datang ke arah mereka.Tak lama dari itu, muncul seseorang yang keluar dari pepohonan."Tuan Max!" Rupanya yang keluar adalah Andri. Di belakangnya terdapat beberapa petugas polisi yang mengikutinya.Melihat itu, Max bisa bernapas lega.Pikirnya, pasti Andri telah meminta bantuan pada polisi untuk menyelamatkannya dan yang lain."Untung Anda sudah selamat, Tuan." Lalu melirik Lily yang berada di gendongan Max dengan tatapan mengernyit."Apa yang terjadi pada Nona Lily?" tanyanya."Dia terluka parah dan harus segera mendapatkan penanganan. Apa ada transportasi yang lebih cepat untuk membawanya ke rumah sakit?"Tepat setelah Max bertanya, angin kencang yang diikuti suara berisik mendekat ke arah mereka.Begitu Max mendongak, itu adalah helikopter pribadi yang sedang berusaha untuk parkir, tak jauh dari t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 127

Saat matahari akan terbit, Olivia yang baru saja menginjakkan kakinya ke apartemen memilih untuk menuju ke kamar mandi.Bau keringat yang bercampur dengan bau anyir darah membuatnya tak nyaman jika langsung menuju ke kasur untuk beristirahat.Setelah melepaskan semua pakaian, dia segera menuju ke bathtub yang sudah berisi air hangat dan juga sabun wangi aroma bunga-bunga.Untuk melepas rasa penat, dia mulai menenggelamkan diri ke air sabun dan menggosok badannya dengan perlahan.Terpikirkan dengan kerjaan Benny, Olivia pun mengambil ponsel yang dia letakkan di sisi bathtub.Olivia langsung menelepon Benny.Namun sudah beberapa saat Benny tak segera menjawab panggilannya.Mengabaikan Benny, Olivia meletakkan ponsel dan kembali menggosok tubuhnya.Sepuluh menit setelah itu, Olivia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bathrobe.Saat dia menyibak gorden, matahari sudah terbit dengan sempurna.Ini adalah saat yang tepat untuk merebahkan diri di atas kasur.Setelah mengganti bathrobe d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 128

Dua hari kemudian.Lily yang tadinya masih terbaring di atas ranjang dan belum sadar, kini mulai menampakkan kesadaran dengan menggerakkan jari-jari tangannya.Seorang perawat yang sedang menjenguknya pun terkejut lalu dia segera berlari keluar untuk memanggil seorang dokter.Lily membuka kedua matanya perlahan dan merasa seluruh badannya terasa sakit.Sorot lampu berwarna putih membuat matanya menyipit dan terasa sangat berat untuk dibuka.Tepat setelah itu seorang dokter membuka pintu dan langsung masuk ke dalam ruangan. Dia memasang stetoskop dan memeriksa keadaan Lily.Setelah memeriksa, dokter itu melepas stetoskopnya dan bertanya dengan pelan, "Nona Lily? Apa Anda bisa mendengar saya?" Mendengar itu, Lily hanya terdiam dengan kedua mata yang masih terasa berat untuk terbuka lebar. Entah mengapa tubuhnya terasa lemah dan dia tidak memiliki tenaga untuk menjawab. Terlebih ada alat bantu oksigen yang membuatnya kesusahan untuk menjawab."Anda bisa menjawab saya dengan anggukan kep
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 129

Keesokan harinya.Lily mulai tersadar dan ingatannya sebelum pingsan perlahan menghantam benaknya yang masih lemah.Tetesan air mata membasahi pipinya. Bukan karena kesedihan melainkan karena terharu dia masih diberi kesempatan untuk tetap hidup meski kedua kakinya telah patah dan pergelangan tangannya mengalami luka berat.Tadi dokter berkata jika dia telah kehilangan banyak darah hingga mendapat transfusi darah sebanyak tujuh kantong.Ditambah dia telah menjalani operasi patah tulang yang membuat tubuh Lily terasa lemas saat bangun.Jika tidak dibantu dengan suntikan pereda nyeri, pasti Lily akan berkali-kali pingsan karena merasakan kesakitan yang luar biasa.Saat ini Inda yang menemani Lily di rumah sakit. Dengan telaten Inda menyuapi Lily yang sudah diperbolehkan oleh dokter untuk makan.Selain itu, Inda juga terlihat sabar menangani kebutuhan Lily yang lain seperti buang air kecil dan buang air besar.Sesekali terlihat oleh Lily, Inda mengusap sudut matanya yang memerah dan juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 130

Lily mendengarkan cerita Wina dengan seksama.Seketika pikirannya menjadi kosong dan juga bingung dengan kenyataan yang baru saja diterimanya.Melihat ekspresi itu, Wina segera berujar, "Mama tahu kamu pasti terkejut dengan semua ini karena fakta ini datang secara tiba-tiba. Tapi Mama memang sudah tidak sabar untuk kembali bersatu denganmu, Nak..." Setetes air mata membasahi pipi Wina. Tangannya membelai lembut puncak rambut Lily untuk pertama kalinya. Terdapat sorot mata sendu yang tersirat. Maklum saja, dia sudah menahan kesedihan selama bertahun-tahun dan telah menganggap putri satu-satunya itu telah meninggal."Mama?" lirih Lily bergumam.Kedua matanya mulai berkaca-kaca dan tenggorokannya tercekat. Selama ini Lily hanya mengetahui kalau ibunya telah meninggal sejak dia berusia sepuluh tahun.Siapa sangka sekarang dia kembali memiliki ibu namun dengan fakta yang berbeda.Tetesan air mata mulai menetes perlahan ke pipinya yang putih pucat. Fakta yang mengejutkan itu segera mengh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status