Semua Bab Layunya Cinta sang Nyonya: Bab 141 - Bab 150

163 Bab

Bab 141

"Bukankah Anda pernah bilang kalau Nona Lily adalah seorang desainer baju?" tanya Grace yang dijawab anggukan kepala oleh Wina."Nah, pertama-tama yang bisa Nyonya lakukan adalah melakukan pendekatan melalui apa yang disukai Nona Lily, yaitu soal merancang baju."Tiba-tiba wajah Wina menjadi tercerahkan setelah mendengar usulan Grace.Dia tak pernah terpikirkan soal hal itu sebelumnya. Maklum saja, saat sudah berada dekat dengan Lily, dia justru menjadi canggung untuk melakukan pendekatan sebagai ibu dan anak.Dengan mengajak sesuatu yang disukai Lily, Wina yakin kalau Lily akan lebih tertarik untuk mendekat padanya."Ide bagus, Grace. Aku sangat yakin Lily akan semakin bersemangat kalau aku membicarakan sesuatu yang dia sukai." Lanjutnya, "Siapkan ruangan yang memadai untuknya lalu carikan seseorang yang tahu soal penataan ruang dan barang-barang yang dibutuhkan untuk seorang desainer pakaian.""Baik, Nyonya.""Lakukan segera dan cepat, Grace. Aku tidak sabar untuk melakukan kegiatan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

Bab 142

Kenneth menghadap Leni dengan tatapan menelisik. "Kau terlihat tidak senang kalau sepupumu masih hidup," duganya.Sesaat Leni menegang, namun itu hanya sebentar karena setelah itu dia tertawa kecil sambil bertanya, "Apa maksudmu, Paman? Aku kan hanya bertanya.""Siapa saja yang mendengar kabar itu pasti akan sama terkejutnya sepertiku. Anak paman yang dikabarkan meninggal dari bayi, tiba-tiba hidup kembali? Bukankah itu terdengar tidak masuk akal?" lanjutnya memberikan alibi.Leni dan Kenneth masih ada hubungan saudara. Ayah Leni bernama Jauhari Prima merupakan adik tiri Kenneth. Jauhari memiliki tiga anak yang semuanya memiliki kedudukan penting di perusahaan Kenneth.Selama ini Kenneth tidak menolak karyawan dari saudaranya sendiri selama mereka dapat bekerja dengan baik.Sejauh ini, Leni dan kedua adiknya telah menunjukkan kinerja yang baik di mata Kenneth.Kenneth menghela napasnya singkat. "Kau benar. Siapapun yang mendengar pasti tidak akan percaya, terutama keluarga kita."Leni
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

Bab 143

Satu bulan kemudian.Di kediaman Prajaya.Vina menatap testpack yang berada di atas wastafel dengan perasaan gelisah.Kedua tangannya terlipat di depan dada dan sesekali ujung jarinya mengetuk-ngetuk di siku tangannya. Pandangan Vina tak lepas dari testpack yang baru saja dia celupkan ujungnya di cairan urinenya pagi hari ini. Sudah seminggu lebih Vina tidak mendapat menstruasi di bulan ini yang seharusnya datang tepat waktu seperti biasanya. Vina menatap pantulan wajahnya yang nampak pucat di depan cermin kamar mandi. Berawal dari lima hari yang lalu, saat dia hendak makan sarapannya, dia merasa mual hanya karena tak suka mencium aroma nasi yang baru saja matang.Awalnya dia tidak terlalu mempedulikannya. Tetapi asisten rumah tangganya yang tadi pagi melihat Vina mual-mual pun berkata dengan nada becanda, "Nona Vina sakitnya seperti orang hamil saja, mual-mual pas di pagi hari."Setelah mendengar itupun dia segera keluar dari rumah dan membeli testpack di apotek terdekat yang letak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Bab 144

Saat berada di hadapan Vina, Finley berusaha menarik kursi dengan hati-hati lalu duduk dengan tenang. Dia tidak ingin mengganggu Vina yang nampak lelah.kedua tangannya menyangga wajah di atas meja, tatapannya lurus ke arah Vina.Finley memikirkan bagaimana mungkin takdir malah membawanya ke seorang gadis yang merupakan sahabat dari wanita yang pernah dia sukai?Saat pandangannya menuju ke arah bibir Vina, dia kembali menjadi teringat awal mula malam petaka itu terjadi.Salah satu sudut bibirnya terangkat naik.'Harus aku akui kalau ciuman darinya terus membuatku terngiang-ngiang,' batinnya.Meskipun ciuman itu tidak begitu lihai, tapi entah mengapa Finley selalu mengingatnya setelah kejadian itu."Kapan kamu datang?"Suara yang berasal dari depannya itu membuatnya langsung tersentak. "Sudah bangun?" tanyanya.Vina mengangkat kedua tangannya untuk meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, lalu menegakkan punggung."Siapa kira kalau ingin bertemu denganmu harus menunggu selama lebih d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

Bab 145

Hari-hari berlalu, Lily telah menghabiskan banyak waktu menyendiri di ruangan khusus yang dibuat oleh Wina untuknya.Lily merasa nyaman dan bisa sedikit melupakan perasaan emosional menumpuk yang membuatnya depresi belakangan ini.Dari arah jendela ruangan, dia tak memperhatikan Kenneth dan Wina yang berdiri menatapnya dengan tatapan senang. "Apa tidak bisa kau mengajaknya keluar rumah? Aku sudah tanya ke dokter Ari barusan. Kondisi kejiwaan Lily jadi semakin membaik berkat usulanmu untuk menekuni hobinya membuat desain gaun. Sepertinya dia bisa kita ajak keluar rumah besok," ujarnya pada Wina.Wina nampak berpikir sejenak. Pandangannya sama sekali tak beralih dari Lily yang nampak fokus."Pergi kemana memangnya? Aku masih belum tahu dia sukanya pergi kemana."Dia baru saja mengenal Lily selama kurang lebih satu bulanan ini. Tentu dia belum mengetahui soal apa-apa saja yang Lily sukai."Kau bisa bertanya dulu padanya. Barangkali dia ingin berkunjung ke suatu tempat, turuti saja selag
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Bab 146

Awalnya Lily merasa tidak niat. Terlalu lama berada di dalam rumah membuatnya tak punya keinginan untuk keluar dari rumah.Kegiatannya yang sedang membuat sketsa dan merancang gaun membuat pikirannya menjadi tenang. Kegiatan itu seperti memulihkan jiwanya yang sempat terguncang.Apalagi selama ini, Lily tidak disibukkan oleh pekerjaan maupun pemikiran lainnya.Dia benar-benar dimanjakan oleh Wina dan Kenneth agar perasaannya lebih rileks dan tidak stres.Grace terlihat ikut masuk ke dalam mobil."Bu Grace juga ikut?" tanya Lily.Wajah Grace nampak berseri-seri. "Iya, Nona. Tuan hanya akan mengizinkan Nona dan Nyonya keluar rumah kalau saya ikut bersama.""Kenapa harus begitu? Kalau Bu Grace selalu ikut bersama, kapan Bu Grace punya waktu luang untuk berlibur?" Pertanyaan Lily membuat Bu Grace tersenyum senang.Itu tandanya Lily peduli dengannya selama ini."Sebenarnya tidak ada yang memaksa, Nona. Tuan memang menyuruh saya menemani Nona, tetapi juga memberi saya pilihan untuk ambil ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Bab 147

Pandangan Lily mengarah ke gaun pengantin itu. Pikirannya menerawang pada ingatan masa lalu, masa dimana dia pernah mendambakan mengenakan gaun pengantin.Dia pernah menikah tetapi tidak mengenakan gaun pengantin yang selama ini dia impikan.Apalagi kini pernikahannya sudah berakhir.Mengingat soal Max, hatinya menjadi sedih.Pasalnya pria itu tidak pernah menemuinya. Padahal dia ingin mengucapkan terima kasih sekaligus bertanya-tanya soal alasan dia yang masih peduli dengannya.Inda pernah bercerita kalau Max lah yang menyelamatkan dirinya dari insiden penculikan beberapa waktu lalu.Meski dirinya tidak terlalu mengingat, memang samar-samar dia mendengar suara Max yang begitu dekat."Nona?"Panggilan dari Grace membuat lamunan Lily buyar. "Ah, iya?""Nona tidak apa-apa? Wajah Nona terlihat pucat. Apa perlu kita pulang saja?" tanya Grace menatap penuh khawatir.Lily menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa, aku hanya sedikit lelah. Lebih baik kita sudahi saja belanjanya dan berpindah t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Bab 148

Wina melirik ke arah Grace. Mereka saling berpandangan seolah-olah sedang bertukar pikiran.Saat kembali beralih menatap Lily, tatapannya begitu teduh. "Ada. Tetapi Papa mu tidak memberikan izin pada siapapun untuk masuk menemuimu. Demi kesembuhanmu katanya."Lily sedikit terkejut, tak menyangka kalau memang selama ini ada seseorang yang ingin menemuinya. "Siapa yang ingin menemuiku, Ma?" "Banyak, salah satunya teman dekatmu seperti Vina.""Selain Vina?" tanya Lily sedikit mendesak.Perbincangan mereka terhenti sesaat karena tiba-tiba seorang pelayan datang, membawakan minuman serta makanan yang telah dipesan oleh Wina sebelumnya.Setelah pelayan selesai menyajikan, Wina menyuruh Lily untuk makan terlebih dahulu.Tak lupa Wina juga menyuruh Grace untuk ikut makan.Sebuah menu utama berupa hokkaido melting chees beef nampak menggoda dengan kepulan asap yang meliuk-liuk di atasnya.Akhirnya Lily melupakan sejenak pertanyaannya tadi yang belum dijawab Wina. Dia pun mengisi perut dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Bab 149

"Ku rasa insiden di masa lalu tidak perlu kita ungkit lagi, Ma." Lily menatap ibunya penuh kelembutan. kedua bola matanya nampak berkaca-kaca jika mengingat pernikahannya di masa lalu."Aku sudah bercerai dengan Max dan tidak ingin berhubungan apa-apa lagi dengannya," lanjutnya lirih.Grace yang sudah mendengar soal pernikahan Lily dengan Max pun menyentuh bahu Lily dan mengusapnya lembut."Nona benar. Untuk apa masih memikirkan masa lalu? Lebih baik mengikhlaskan kejadian buruk di masa lalu dan memilih melanjutkan kehidupan kini dengan sebaik-baiknya," tutur Grace memberi nasehat. Lily hanya tersenyum menanggapi itu."Sepertinya kamu sudah benar-benar ikhlas. Padahal Mama sudah menyiapkan rencana kalau kamu memang ingin membalaskan dendammu pada Max," ucap Wina.Lily menggigit bibir bawahnya. "Bukannya dia telah menyelamatkanku sewaktu penculikan kemarin terjadi? Anggap saja dia telah menebus kesalahannya di masa pernikahan kita dulu."Wina menatap Lily cukup lama sebelum akhirnya m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Bab 150

Vina sedikit terkejut namun beberapa saat kemudian dia menyadari kalau lambat laun ibunya akan mengetahui soal kehamilannya.Tangan Vina memegang perutnya yang masih rata sambil bertanya, "Bagaimana Mama bisa tahu?"Sandra memegang keningnya yang berdenyut nyeri. "Ternyata itu benar," ujarnya lirih.Kemudian Sandra duduk di atas sofa panjang yang letaknya tak jauh dari ranjang Vina."Dokter yang memeriksa mengambil darahmu untuk cek lab. Dari sana Mama tahu kalau kamu hamil," lanjutnya.Dari ranjangnya, Vina menatap ibunya dengan rasa bersalah. Dapat dia rasakan betapa kecewanya sang ibu, melihat dari gerak-geriknya."Maafkan aku, Ma."Sandra menatap putri satu-satunya tersebut dengan sorot mata serius."Katakan pada Mama, siapa ayah dari janin itu? Mama tidak pernah tahu kamu pernah dekat dengan seseorang."Vina menggigit bibir bawahnya dengan resah."Itu-"Ucapan Vina terhenti oleh suara pintu yang dibuka dengan keras."Vina, apa benar kalau kamu hamil?" tanya Ayahnya, nampak marah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status