"Sayang, aku mohon padamu, keluarlah.""Sayang, maafkan aku, jangan sakiti Lintang ....""Rara, di mana kamu, Rara sayang ...."Aku mengangkat telepon. "Menyakitinya? Dia cuma menemani Rara. Kamu mau jadi ayah tiri anak lain, makanya Rara cemburu. Apa kamu nggak malu?""Tutup teleponnya?""Rara minta aku menutup teleponnya, jadi kututup dulu ya ....""Kamu suruh orang memata-matai kegiatan kami? Dasar menjijikkan. Benar 'kan, Rara?""Menjijikkan!"Anak sialan di sampingku berteriak, "Ayah, tolong aku, tolong aku!"Aku menyumpal kaus kaki ke mulutnya."Rara ingin main bersamaku. Katanya kalian berisik, jadi harus dikurung di dalam mobil ....""Kenapa, Rara? Oke, oke, jangan main ponsel terus."Sama seperti yang Bisma lakukan sebelumnya, mematikan ponsel dengan tenang karena rengekan si kecil.Biarkan semua harapan padam sepenuhnya.Terjadi kekacauan di bawah sana.Suara Olivia terdengar di siaran. "Anakku nggak bersalah, Diana, aku rela bersujud kepadamu.""Diana, aku mohon.""Diana, ak
Baca selengkapnya