Desa Juwono kini menjadi contoh bagi desa-desa di sekitarnya, dengan hasil panen melimpah, anak-anak yang mendapat pendidikan layak, dan hubungan antarsesama warga yang penuh harmoni. Namun, kedamaian ini mulai terguncang ketika kabar buruk dari desa tetangga, Desa Karangjati, sampai ke telinga warga. Suatu malam, saat Murni dan suaminya—Joko, dan Aji sedang duduk di balai desa untuk merencanakan festival panen yang akan datang, seorang lelaki tua dari Desa Karangjati datang tergopoh-gopoh dengan wajah pucat pasi. Pak Ratno, nama lelaki itu, tampak ketakutan. "Tolong... tolong bantu kami! Desa kami diserang oleh suatu wabah yang aneh!" serunya dengan suara bergetar. Murni berdiri, disusul kemudian dengan Joko yang lantas menenangkan lelaki itu. "Apa yang terjadi, Pak Ratno? Ceritakan perlahan." Pak Ratno menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Hewan-hewan kami mati tanpa sebab, sawah-sawah mengering seketika, dan orang-orang mulai mendengar suara-suara aneh di malam hari.
Last Updated : 2025-01-21 Read more