Begitu keluar, aku melihat Wenny. Melihatku yang tampil menawan di depannya, dia tampak tidak percaya dan langsung berlari ke arahku. "Kenapa kamu di sini? Apa kamu datang untuk mengeluarkannya?"Wenny datang dengan kursi roda, sambil memegang perutnya dengan wajah pucat.Melihatnya dalam keadaan begini, aku terkejut. Baru berapa lama kami tidak bertemu, gadis yang dulu bermanja dalam pelukan Jansen kini berubah seperti ini, benar-benar tidak terduga.Namun, kalau dipikir-pikir, orang seperti dia tidak akan bisa menjalani kehidupan yang baik. Makin menderita dia, makin bahagia aku.Aku tersenyum padanya, "Maaf, kamu sudah bersusah payah untuk mencapai posisi ini, nggak menyangka semuanya hilang.""Jansen menikamku, aku ingin dia bayar ganti rugi!"Aku menggelengkan kepala, "Nggak mungkin dia bisa membayar. Sekarang perusahaan ini milikku, Jansen hanya punya satu nyawa, dan seumur hidupnya dia hanya akan berada di penjara.""Mengenai kamu," aku menunjuknya, "Selama pernikahanku dengan J
Baca selengkapnya