Malam itu terasa begitu tenang di kediaman kakek Dirga. Angin pegunungan berhembus sejuk, membawa aroma dedaunan basah yang menenangkan. Di balkon kamar Silva, ia bersandar di dada Ryan, menikmati momen langka tanpa rasa cemas. "Anginnya enak banget di sini, ya," ucap Silva sambil menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang. Ryan melingkarkan lengannya di pinggang Silva, mempererat pelukan mereka. "Iya, tenang banget. Kalau begini, aku harap waktu berhenti saja," balas Ryan dengan suara pelan. Ia menundukkan kepalanya, menatap wajah Silva yang terlihat damai dalam dekapan. Silva tersenyum kecil, kemudian mendongak menatap Ryan. "Kalau waktu berhenti, masalah kita juga nggak akan selesai, Ryan." Ia tertawa kecil, mencoba menyisipkan humor di tengah kenyamanan mereka. Ryan ikut tersenyum. "Masalah itu selalu ada, Sayang. Tapi yang penting, kita hadapi bareng-bareng. Aku nggak akan biarin kamu hadapi semuanya sendirian." Ucapan itu terdengar tulus, membuat Silva merasakan hangat di
Terakhir Diperbarui : 2025-01-13 Baca selengkapnya