Home / Pernikahan / Ketika Hati Mulai Lelah / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Ketika Hati Mulai Lelah: Chapter 41 - Chapter 50

82 Chapters

Bukan Cinta

"Ibu? Ada apa?" tanya Alif dengan penuh kebingungan."Ibu nggak nyangka kalau kamu seperti ini lagi, Ahmad. Kamu pernah berjanji tidak akan mengulangi kembali kelakuan bejatmu! Nyatanya sekarang kamu malah berulah lagi." Bu Wulan berkata dengan penuh emosi, ia benar-benar marah. "Ada apa, Bu?" tanya Pak Harno yg tampak kebingungan."Ahmad berselingkuh dengan keponakan Bapak, Indah!" teriak Bu Wulan. Bu Wulan pun memberikan ponsel Ahmad pada Pak Harno. Pak Harno melihat ponsel itu, wajahnya tampak marah, ia langsung naik pitam.Plak! Plak! Pak Harno menampar Ahmad."Jadi selama ini kamu sering kesini, bukan karena ingin menemui Ibu? Tapi menemui Indah?" tanya Bu Wulan."Ada apa ini? Kok ribut-ribut seperti ini?" tanya seorang perempuan muda yang baru muncul dari kamar."Indah! Kenapa kamu tega menghancurkan rumah tangga Ahmad? Jadi tujuanmu kemari karena mencari Ahmad?" tanya Bu Wulan.Indah hanya terdiam."Jawab!" teriak Bu Wulan."Iya, Bude. Dulu sebelum aku menikah dengan Mas Dika
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Tenaga Ekstra

Sampai di rumah ada Lastri dan Evi anaknya."Terima kasih ya, Mbak, sudah menunggu cucu-cucu saya," kata Bu Wulan pada Lastri."Sama-sama, Bu. Saya juga senang dengan bisa membantu.""Tadi Haikal bangun nggak?" tanya Novi."Alhamdulillah, enggak. Dia pulas sekali tidurnya. Dina pun tadi mengantuk, terus ditunggui Evi di kamar, malah langsung tidur," kata Lastri."Sekali lagi terima kasih, ya Mbak?" kata Novi."Kalau begitu saya pamit pulang," kata Lastri.Tak berapa lama, Ahmad dan Alif datang. Ahmad hanya diam dan menunduk ketika masuk ke dalam rumah. Pak Harno, Bu Wulan dan Novi sedang duduk di ruang keluarga."Ahmad, lihatlah kehancuran rumah tanggamu. Karena ulahmu sendiri. Kamu berkali-kali diberi maaf dan kesempatan oleh Novi, tapi kamu malah semakin menjadi-jadi. Apa sih yang ada dipikiranmu? Apa kamu nggak ingat, bagaimana Novi bertaruh nyawa melahirkan Haikal, kamu malah sibuk main. Bapak benar-benar malu dengan kelakuanmu. Rasanya Bapak nggak punya muka lagi di depan orang t
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Mengembalikan Novi

Keponakan Pak Harno, ia mengaku kalau sudah bercerai padahal waktu Bapak tadi malam menelpon orang tua Indah, ternyata mereka belum resmi bercerai. Kupikir akhir-akhir ini ia sering ke rumah Bapak karena memang ingin bertemu dengan Bapak dan Ibu, ternyata malah bertemu dengan Indah." Mata Novi tampak berkaca-kaca."Jadi Indah tinggal di rumah pak Harno?" "Iya. Pak Harno dan Ibu malah nggak tahu kalau Mas Ahmad sering ketemuan dengan Indah."Lastri menggeleng-gelengkan kepala mendengar jawaban dari Novi. Semua sangat mengherankan. "Bagaimana ketahuannya kalau Ahmad berselingkuh lagi?” Lastri semakin penasaran."Beberapa hari ini memang ia sering sibuk dengan ponselnya. Pas tadi malam ia menerima telepon di teras, aku penasaran, makanya aku mendengarkan dari belakang pintu. Saking asyiknya menelpon, sampai Mas Ahmad tidak sadar kalau aku sudah lama berdiri di belakangnya. Akhirnya aku rebut ponsel Mas Ahmad. Ternyata banyak bukti perselingkuhannya." "Apa mertuamu setuju dengan keputu
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Aman Dan Terjamin

Mereka pulang kembali ke rumah Ahmad. Pak Harno sudah menelpon Wawan untuk membawa mobil ke rumah Ahmad."Kamu bawa semua bajumu, mulai hari ini kamu tinggal di rumah Bapak." Pak Harno berkata dengan sangat tegas."Kenapa aku nggak disini saja?" protes Ahmad."Kalau kamu disini, kamu akan sangat bebas, sebebas-bebasnya. Kamu akan mengajak perempuan manapun untuk menginap disini. Bapak nggak mau mendengar tentang kelakuan burukmu," kata Pak Harno dengan menahan emosi.Tak lama kemudian datang Wawan bersama satu orang lagi, dengan menggunakan mobil. Pak Harno meminta mereka untuk mengangkat barang-barang yang ada di warung Novi."Wan, antar barang ini ke rumah Pak Budi, orang tua Novi. Nanti sampai sana, kamu turunkan semuanya," perintah Pak Harno."Iya, Pak." Wawan langsung mengerjakan tugas dari Pak Harno."Kunci rumah ini nanti tolong kasihkan sama Novi. Siapa tahu ia akan mengambil barang disini," kata Pak Harno lagi.Wawan pun mengangguk. Sementara di tempat lain, Novi menangis sam
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Mati Kutu

Pak Harno dan anak-anaknya sudah sampai lagi di rumah. Mulai hari ini Ahmad akan tinggal di rumah bapaknya. Ketika masuk, Ahmad sudah celingukan kesana kemari. Pak Harno paham siapa yang dicari oleh Ahmad. Tapi pura-pura tidak tahu."Alif, besok kamu urus perceraian Ahmad. Usahakan cepat, nggak bertele-tele. Kasihan Novi, ia pun ingin bebas. Siapa tahu nanti ada laki-laki baik yang tertarik dengannya dan bersedia menikahinya." Pak Harno berkata sambil melirik ke arah Ahmad."Anak Bapak itu sebenarnya siapa sih? Aku atau Novi? Dari kemarin keputusan yang diambil selalu menguntungkan Novi. Aku juga tidak mau bercerai." Ahmad berkata dengan kesal."Kamu itu nggak ngaca, Novi menderita karena kamu? Lagipula Novi membawa anak-anakmu, tentu saja keputusan harus berpihak padanya. Kamu tidak bisa menghalangi perceraian ini. Kamu itu yang serakah, tidak mau bercerai tetapi selalu membuat ulah. Sudah berapa kali Novi memberimu kesempatan untuk berubah. Tapi nyatanya kamu itu berubah hanya sekej
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Mantap Bercerai

"Nov, kamu sudah mantap untuk berpisah dengan Ahmad?" tanya Pak Budi pagi ini, ketika Novi sedang menunggu Dina sarapan. Dina sudah tampak rapi, siap untuk berangkat sekolah. Ia masih sarapan, nanti akan diantar oleh Mbah Kung."Sudah mantap, Pak." Novi menjawab dengan tegas."Kamu sudah siap dengan segala konsekuensinya?" tanya Pak Budi lagi."Siap, Pak. Aku ingin memulai semuanya dari awal bersama anak-anakku. Tidak mau terpuruk terus.""Kamu siap dengan status janda?" kata Bu Murni yang ikut menimpali."Siap tidak siap, ya harus siap, Bu.""Bapak dan Ibu hanya ingin memastikan saja. Kamu tahu kan, kalau status janda itu, apalagi janda karena bercerai, masih suka dipandang sebelah mata oleh masyarakat kita. Kamu harus menyiapkan mental. Kami akan tetap mendukung semua keputusanmu. Karena nanti yang menjalaninya ya kamu sendiri." Pak Budi menjelaskan."Iya, Pak.""Siapa yang akan mengurus perceraianmu?" tanya Pak Budi lagi."Kemarin kakeknya Dina sudah meminta Mas Alif untuk mengurus
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Harus Tebal Telinga

"Kamu nggak salah, kok, Nov. Semua masalah ini berasal dari Ahmad. Ia tidak bisa bersyukur atas apa yang sudah dimilikinya. Istri yang cantik dan baik, juga bisa menghasilkan uang sendiri, sepasang anak yang sehat, apalagi yang kurang?" sahut Alif."Terus keadaan Mas Ahmad bagaimana?" tanya Novi."Untuk sementara masih jadi anak baik, nurut dengan Bapak. Ya mungkin karena ia takut diusir dari rumah.""Indah?" lanjut Novi."Kemarin sudah dipulangkan ke rumah orang tuanya. Semoga saja ia tidak kesini lagi dan membuat masalah yang lebih besar. Apalagi Indah dan suaminya belum resmi bercerai.""Ooo.""Dari dulu Indah memang sudah genit dan ganjen. Aku juga nggak nyangka kalau mereka pernah berpacaran. Ah sudahlah nggak usah dibahas tentang mereka. Sekarang kamu fokus ke masa depan kamu dan anak-anak. Kalau ada yang kamu butuhkan, bisa telpon Bapak dan Ibu, atau kalau kamu merasa nggak enak dengan Bapak dan Ibu, kamu bisa menelponku. Sampai kapanpun kamu tetap adik perempuanku dan bagian d
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Menggoda Suami Orang

"Bu, ada Novi?" tanya Neneng, tetangga Novi pada Bu Murni yang sedang melayani pembeli di warung."Oh ada, masih mandi. Ada apa ya?" tanya Bu Murni."Ya sudah deh, saya ngomong sama Ibu saja. Bu, saya minta, Ibu menjaga anak Ibu yang bernama Novi itu. Jangan suka menggoda suami orang," kata Neneng."Maksudnya apa ya?" tanya Bu Murni."Sejak ada Novi disini, kami semua resah. Takut kalau Novi mengganggu suami kami. Eh, ternyata benar ya? Sudah beberapa malam ini, Mas Iwan sering kesini, kan? Pulang sampai larut malam. Ngapain coba kalau bukan ngecengin Novi. Nanti saya laporkan pada pak Kades, biar Novi diusir dari sini. Bikin resah para istri," kata Neneng dengan bersemangat."Betul itu, Bu. Terus terang saya juga takut kalau suami saya digoda oleh Novi." Ada seorang Ibu yang menimpali."Maaf, Mbak Neneng. Mas Iwan tidak pernah kesini. Memangnya kapan ia kesini?" tanya Bu Murni."Beberapa malam ini ia pergi terus. Ada yang melihat kalau dia kesini," lanjut Neneng."Ada apa ini?" tanya
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Biang Kerok

"Bu, kok ada disini?" tanya Iwan pada Neneng."Mengingatkan Novi biar tidak menggodamu lagi, Mas," sahut Neneng masih dengan emosi."Maksudnya apa?" tanya Iwan."Nggak usah pura-pura deh, Mas. Kamu selingkuh dengan Novi kan? Beberapa malam selalu pergi bersama Novi," teriak Neneng."Jangan sembarangan berbicara kamu." Iwan tampak marah."Jangan emosi. Kita bicarakan baik-baik. Ini ada apa sebenarnya?" tanya Pak RT.Bu Murni menceritakan kejadiannya, Neneng tetap dengan pendiriannya, kalau Novi itu menggoda Iwan. Pak Budi hanya bisa terdiam melihat Novi yang dahinya ada darah dan rambut yang berantakan. "Mbak Neneng, tahu dari mana kalau Mas Iwan sering kesini dan pergi bersama Novi? Sedangkan Novi tidak pernah keluar dari rumah." Pak RT bertanya pada Neneng yang masih saja emosi."Mana mungkin Novi ngaku kalau pergi dengan Mas Iwan, Pak?" sahut Neneng."Kalau menuduh orang itu harus ada bukti dan saksi. Mana buktinya dan mana saksinya?" tanya Pak RT.Neneng hanya terdiam."Jangan han
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Menghargai Diri Sendiri

Sudah satu bulan lebih Novi tinggal di rumah orang tuanya. Kegiatan Novi menunggu warung, dan warung yang dikelola Novi sudah memperlihatkan kemajuan yang cukup berarti. Warungnya sekarang sudah cukup lengkap dan tentu saja harganya miring. "Alhamdulillah ya Mbak, usaha Mbak Novi cukup maju," kata Pak Tomo pada Novi.Tadi Novi menelpon Pak Tomo untuk datang ke rumah, mengambil uang angsuran kavlingan. Novi sekarang semakin giat menabung, demi masa depan anak-anaknya."Alhamdulillah, Pak," kata Novi sambil menyerahkan uang untuk membayar angsuran tanah kaplingan."Assalamualaikum," sapa seseorang."Waalaikumsalam, eh Bapak. Silahkan masuk, Pak," jawab Novi ketika melihat mertuanya datang.Pak Harno pun masuk ke dalam rumah."Lho ada Pak Tomo disini ya?" sahut Pak Harno."Iya, Pak." Pak Tomo menjawab sambil menulis di buku catatannya.Novi pun masuk ke dalam untuk membuatkan minuman. Tak lama kemudian ia membawa dua minuman."Mari Pak diminum," kata Novi."Lho saya juga dibikinin minum
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status