Raka terdiam. Ekspresi wajahnya kosong, namun matanya memancarkan pergolakan batin yang sulit diterjemahkan. Sementara kini Pak Herman mengamati sang putra dengan tajam, tetapi perlahan wajahnya berubah. Tangannya meraih dada, menekan kuat seolah berusaha menahan sesuatu yang terasa menyesakkan.“Mas...” Sarah memanggil dengan nada cemas sambil menatap suaminya, lalu beralih ke mertuanya. “Mas, mendingan bawa Papa ke kamar aja. Takutnya jantung Papa kumat.”Raka tersentak. Ia segera bergerak menghampiri ayahnya, mendukung tubuh renta itu dengan hati-hati. “Pa, ayo kita ke kamar,” katanya lembut namun tegas. Pak Herman hanya mengangguk lemah, wajahnya semakin pucat.Di belakang mereka, Bu Rini memandangi adegan itu dengan wajah pucat pasi. Tubuhnya gemetar, sementara air matanya terus mengalir. Ratna, sang anak yang baru datang dan mendapati kekacauan ini, berdiri di sudut ruangan, menyaksikan semuanya dengan wajah bingung.
Last Updated : 2025-01-07 Read more