"Mama, aku nggak mau sekolah," suara Naya terdengar serak dan nyaris tak terdengar. Laras duduk di tepi ranjang putrinya, menatap wajah mungil Naya yang pucat dan mata besar yang kehilangan sinar keceriaan.Sejak beberapa minggu terakhir, senyum Naya jarang terlihat, dan kegugupannya semakin sering muncul dalam bentuk tangisan tiba-tiba dan insomnia. Di tengah malam, Laras sering menemukannya terjaga, meringkuk di pojok tempat tidur dengan mata yang penuh ketakutan.“Naya, kamu sakit, Sayang?” Laras menyentuh dahi putrinya yang dingin, mencari tanda-tanda demam. Tapi ia tahu, ini bukan soal fisik.Naya menggeleng pelan, lalu menyusupkan wajahnya ke dalam pelukan boneka kelincinya, mencoba menghindari tatapan mamanya. Laras menahan napas, merasa nyeri di dadanya semakin kuat.Di ruang tamu, Laras berjalan bolak-balik dengan cemas, kedua tangannya saling menggenggam erat. Pikirannya berputar seperti badai.Di atas meja, tergeletak brosur
Last Updated : 2024-12-07 Read more