Home / Rumah Tangga / Terbelahnya Rindu / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Terbelahnya Rindu: Chapter 111 - Chapter 120

150 Chapters

Bab 111 - Andi yang Terluka

Malam itu, Andi duduk sendirian di kamarnya, memandangi ponsel yang tergeletak di atas meja. Sudah beberapa hari berlalu sejak terakhir kali ia berbicara dengan Laras, namun setiap pesan atau panggilan darinya tetap tidak ia balas. Keputusan ini bukanlah hal yang mudah, tetapi Andi tahu bahwa ia tidak bisa terus berada di pinggir kehidupan Laras, berharap dan menunggu tanpa kepastian.Selama bertahun-tahun, ia menyimpan perasaan tulus terhadap Laras, menawarkan bahunya sebagai tempat Laras bersandar di saat-saat tergelapnya. Ia tidak pernah meminta apa pun sebagai balasan, tidak pernah menuntut lebih. Namun, semakin hari, ia menyadari bahwa rasa cintanya pada Laras hanya membuatnya semakin terluka. Laras masih terikat pada masa lalunya dengan Dimas, dan tidak peduli s
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 112 - Keputusan Sarah

Sore itu, Laras tengah sibuk membereskan dapur ketika suara pintu depan yang terbuka membuatnya berhenti sejenak. Ia memandang ke arah ruang tamu dan mendapati sosok Sarah berdiri di ambang pintu, membawa koper kecil di sampingnya. Wajah putrinya tampak tegar, tetapi di balik matanya yang tenang, Laras bisa melihat perasaan lelah yang mendalam.“Sarah…” Laras berbisik, tak percaya bahwa putrinya yang selama ini memutuskan tinggal bersama Dimas, kini berdiri di hadapannya dengan ekspresi yang penuh tekad.Sarah mengangguk, menatap ibunya dengan pandangan yang tidak bisa disangkal lagi—pandangan yang penuh rasa rindu, tetapi juga rasa bersalah yang lama ia simpan. “Mama, aku ingin pulang,” ucapnya pelan, suaranya terdengar bergetar.La
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 113 - Cemburu Nina

Di hari yang terasa kelabu itu, Nina duduk di ruang tamu dengan raut wajah yang jelas menunjukkan kekecewaan. Ia menatap pintu rumah, menunggu Dimas yang seharusnya sudah pulang beberapa jam yang lalu. Semakin lama, perasaan kesal bercampur cemburu memenuhi hatinya. Nina tahu bahwa Dimas sedang bersama Laras untuk bertemu dengan anak-anak mereka, tetapi ia tidak bisa menahan perasaan tidak nyaman yang terus menggerogotinya setiap kali Dimas menghabiskan waktu bersama keluarga lamanya.Ketika akhirnya Dimas pulang, Nina menatapnya dengan sorot mata yang tajam. Dimas segera menyadari bahwa Nina tidak dalam suasana hati yang baik, dan ia menghela napas pelan, bersiap menghadapi percakapan yang sudah bisa ia tebak.“Kamu terlambat lagi, Dimas,” kata Nina dengan
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 114 - Naya yang Tersesat

Pagi itu, Laras tengah sibuk di kantor ketika ponselnya bergetar di meja. Nama sekolah Naya muncul di layar, dan perasaan cemas langsung menyergap hati Laras. Ia tahu bahwa panggilan dari sekolah biasanya bukan pertanda baik, terutama mengingat akhir-akhir ini Naya sering terlihat murung dan lebih tertutup.“Halo, Bu Laras? Ini Ibu Ratna, wali kelas Naya,” suara lembut namun tegas terdengar di ujung telepon.“Ya, Bu Ratna. Ada yang bisa saya bantu?” tanya Laras, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang meskipun hatinya berdebar kencang.“Ibu, sebenarnya saya ingin membicarakan tentang Naya. Akhir-akhir ini, kami melihat beberapa perubahan perilaku pada Naya. Dia tampak kurang fokus di kelas, dan… ada beberapa kejadian kecil yang membuat kami khawatir,” jelas Ibu Ratna de
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 115 - Tawaran yang Menggoda

Pagi itu, Laras duduk di meja kerjanya, merasa terkejut sekaligus tersanjung saat membuka email yang baru masuk. Sebuah tawaran dari perusahaan ternama di luar negeri—sebuah kesempatan besar yang selama ini hanya ia impikan. Posisi tersebut bukan hanya memberi jenjang karier yang lebih tinggi, tetapi juga gaji dan fasilitas yang jauh lebih baik. Tawaran ini menjanjikan stabilitas dan peluang baru bagi Laras, sebuah kesempatan untuk memulai kembali di tempat yang jauh dari segala drama yang selama ini melingkupi kehidupannya.Namun, kegembiraan itu segera tergantikan oleh perasaan dilema yang mencekam. Tawaran ini bukan sekadar pekerjaan, melainkan pilihan besar yang akan berdampak pada kehidupan anak-anaknya. Laras mengerti bahwa pindah ke luar negeri bukanlah k
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 116 - Pertemuan Rahasia Andi dan Dimas

Malam itu, di sebuah kafe kecil di sudut kota yang jarang dikunjungi orang, Andi duduk di pojok ruangan, menunggu seseorang yang telah ia kenal sejak lama—Dimas, sahabatnya sejak masa kuliah, namun juga pria yang kini berada di antara dirinya dan Laras. Keduanya memiliki ikatan yang tak pernah benar-benar putus, meskipun hubungan mereka kini lebih sering diselimuti ketegangan dan perasaan yang belum terselesaikan.Ketika Dimas masuk, Andi langsung mengenali sosoknya. Dimas mendekat dengan langkah ragu, wajahnya menunjukkan ekspresi campur aduk. Tanpa banyak basa-basi, ia duduk di depan Andi, mencoba membaca ekspresi di wajah temannya.Mereka berdua terdiam sejenak, membiarkan keheningan menyelimuti mereka. Dimas adalah orang pertama yang membuka percakapan, suaranya rendah dan terdengar lelah.
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 117 - Nina yang Penuh Tekanan

Nina duduk di ruang tamu, memandang bayinya yang tertidur lelap di keranjang kecil di sebelahnya. Wajahnya yang tampak damai membuat Nina merasa lega untuk sesaat, tetapi hanya sejenak. Di balik ketenangan itu, Nina menyadari betapa lelah dan terbebani dirinya kini. Sejak kelahiran bayinya, kehidupannya berubah drastis, jauh dari apa yang ia impikan ketika ia membayangkan membangun keluarga bersama Dimas.Awalnya, ia berpikir bahwa bersama Dimas, mereka akan bisa membangun kehidupan yang stabil, saling mendukung, dan berbagi cinta dalam keluarga baru mereka. Tetapi kenyataannya tidak pernah seindah itu. Dimas masih terlalu sering terikat dengan urusan bersama Laras dan anak-anak mereka, dan Nina merasakan kehadirannya semakin berkurang. Setiap kali Dimas pergi, Nina m
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 118 - Sarah dan Naya Bersatu

Di suatu sore yang tenang, Sarah duduk di taman belakang rumah, memandangi langit senja dengan pikiran yang melayang jauh. Segala hal yang telah terjadi dalam keluarga mereka—perceraian orang tuanya, masalah dengan Nina, dan sekarang perasaan tidak stabil di rumah—membuat Sarah merasa kehilangan arah. Dia merasa seolah-olah menjalani hidup yang penuh dengan hal-hal yang tidak pernah ia duga. Namun, di tengah semua itu, ada satu hal yang terus mengganggu pikirannya: adiknya, Naya.Sejak masalah keluarga mereka semakin rumit, Sarah tahu bahwa hubungan dengan adik perempuannya itu ikut terpengaruh. Naya yang dulu ceria dan selalu mencari Sarah, kini tampak lebih pendiam dan sering menyendiri. Sarah merasakan ada jarak di antara mereka, jarak yang ia biarkan tumbuh tanpa
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 119 - Andi Pergi Lagi

Pagi itu, Laras bangun dengan perasaan kosong yang sulit dijelaskan. Suara gemericik hujan yang biasanya menenangkan, kali ini hanya membuatnya semakin tenggelam dalam perasaan hampa. Beberapa hari terakhir, Andi tidak memberi kabar. Ponselnya sepi, dan pesan-pesan Laras hanya dibalas singkat atau bahkan diabaikan. Laras merasakan ada sesuatu yang hilang, seperti kehilangan bagian dari dirinya yang selama ini membuatnya merasa kuat.Sore harinya, Laras menerima pesan dari Andi. Hanya satu kalimat, tetapi cukup untuk membuat dunia Laras seakan terhenti."Laras, aku akan pergi menerima pekerjaan di luar kota. Jaga dirimu baik-baik."Laras membaca pesan itu berulang kali, berharap ada kesalahan, berharap ada pesan lain yang menjelaskan lebih banyak. Namun, tidak a
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 120 - Kembalinya Konflik Lama

Malam itu, udara di ruang tamu terasa tegang. Laras dan Dimas duduk berseberangan, masing-masing dengan ekspresi wajah yang menunjukkan ketegangan. Mereka baru saja menyelesaikan makan malam bersama anak-anak, tetapi begitu mereka mengantar anak-anak ke kamar, percakapan yang sudah lama ditunda pun pecah.“Kamu tidak bisa serius, Laras,” kata Dimas, suaranya terdengar dingin dan penuh kekesalan. “Kamu tidak bisa begitu saja membawa anak-anak pergi ke luar negeri tanpa mempertimbangkan perasaan mereka… atau perasaanku.”Laras menghela napas panjang, mencoba menahan emosinya. Ia tahu bahwa percakapan ini tidak akan mudah, tetapi ia tidak menyangka akan seintens ini. “Dimas, ini bukan tentang menjauhkan anak-anak darimu. Ini adalah kes
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status