Home / Rumah Tangga / Terbelahnya Rindu / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Terbelahnya Rindu: Chapter 91 - Chapter 100

150 Chapters

Bab 91 - Sarah yang Sulit

Hari demi hari berlalu, dan Laras semakin merasakan bahwa hubungannya dengan Sarah semakin sulit. Putri sulungnya, yang dulu penuh kasih dan perhatian, kini berubah menjadi remaja yang pendiam, penuh pemberontakan, dan sulit diatur. Sarah mulai sering menutup diri, tidak hanya dari ibunya tetapi juga dari adik-adiknya, dan Laras merasa semakin terasing dari anaknya yang semakin dewasa.Suatu pagi, saat mereka sedang bersiap-siap untuk sekolah, Laras melihat bahwa Sarah hanya duduk di meja makan sambil menatap piringnya, tanpa menyentuh sarapan yang sudah ia buat dengan susah payah. Laras mencoba membuka percakapan dengan nada lembut."Sarah, kenapa kamu nggak makan? Ayo sarapan dulu, biar semangat di sekolah."Sarah hanya menatapnya sekilas, lalu memalingkan wajahnya de
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 92 - Naya yang Tertekan

Hari itu, Laras duduk di ruang tamu sambil memandangi Naya yang bermain sendirian di lantai dengan boneka-bonekanya. Ada sesuatu yang berbeda dalam cara Naya bermain, sesuatu yang membuat Laras merasa khawatir. Biasanya, Naya adalah anak yang ceria, penuh imajinasi, dan selalu membawa tawa dalam rumah mereka. Namun, belakangan ini, Naya tampak lebih pendiam, sering kali menyendiri atau bermain tanpa semangat seperti biasanya.Laras memperhatikan gerak-gerik putrinya yang masih berusia lima tahun itu, mencoba mencari tahu apa yang mungkin ada di pikiran kecilnya. Ia merasa bahwa perubahan ini bukan sekadar kelelahan atau kebosanan, tetapi lebih seperti sebuah kecemasan yang belum bisa diekspresikan Naya dengan kata-kata."Naya, kamu baik-baik saja, Sayang?" tanya Laras
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 93 - Kemunculan Andi

Hari itu, Laras sedang duduk di kafe kecil dekat kantornya, menikmati waktu istirahat sejenak setelah pagi yang melelahkan. Sejak perceraian, hidupnya menjadi penuh dengan kesibukan dan tanggung jawab yang seakan tak ada habisnya. Namun, di tengah-tengah semua itu, ia selalu berusaha menemukan waktu untuk dirinya sendiri, meski hanya sekadar duduk tenang dengan secangkir kopi.Di tengah lamunannya, suara familiar tiba-tiba terdengar dari arah pintu masuk kafe. Laras menoleh dan melihat sosok Andi, sahabat lama yang telah menghilang dari hidupnya sejak beberapa bulan terakhir. Wajah Andi tampak tenang namun penuh perhatian saat ia menyadari keberadaan Laras di sudut kafe itu. Ada kehangatan dalam senyumnya yang segera membuat Laras merasa nyaman.Andi berjalan mendekat,
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 94 - Pesan dari Dimas

Dimas duduk di ruang tamu apartemennya, menatap layar ponsel dengan perasaan frustrasi yang semakin dalam. Sudah beberapa bulan sejak perceraian mereka disahkan, dan meskipun ia berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan anak-anak, terutama Sarah, segalanya terasa jauh lebih sulit dari yang ia bayangkan. Setiap kali mereka bertemu, selalu saja ada ketegangan di antara mereka, terutama dengan Sarah yang semakin menutup diri.Hari ini pun, pertemuan dengan Sarah berakhir dengan suasana yang tegang. Dimas mencoba mengajaknya berbicara dari hati ke hati, namun Sarah hanya menjawab dengan singkat atau bahkan tidak merespons. Setiap kali ia berusaha mendekat, Sarah justru menyingkir, menunjukkan ketidaksukaan yang begitu nyata di wajahnya. Rasanya seolah semua yang ia la
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 95 - Kebingungan Cinta

Pagi itu, Laras duduk sendirian di meja makan dengan secangkir kopi yang hampir tak tersentuh. Pikirannya melayang-layang, memikirkan perasaan yang mulai tumbuh dalam hatinya. Di satu sisi, ada Andi, sahabat lama yang kini menjadi sosok penting dalam hidupnya setelah perceraian. Kehadiran Andi memberinya perasaan nyaman dan tenang, sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan. Namun, di sisi lain, masih ada sisa-sisa cinta dan kenangan tentang Dimas, mantan suaminya, yang sesekali muncul dan mengingatkan dirinya pada apa yang dulu mereka miliki bersama.Laras menghela napas panjang, merasa hatinya terpecah. Meski Dimas telah menghancurkan kepercayaannya, ia tidak bisa begitu saja menghapus semua kenangan dan perasaan yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun. Dimas a
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 96 - Rencana Liburan

Malam itu, Laras duduk di ruang tamu sambil memandangi brosur-brosur tempat liburan yang ia kumpulkan dari beberapa hari terakhir. Ia telah merencanakan perjalanan kecil bersama anak-anak untuk mengalihkan pikiran mereka dari segala konflik yang telah mengisi hidup mereka beberapa bulan terakhir. Liburan ini akan menjadi kesempatan bagi mereka untuk menikmati momen tanpa ketegangan, sebuah upaya bagi Laras untuk memberikan kebahagiaan kecil bagi anak-anaknya."Bagaimana kalau kita pergi ke pantai? Sudah lama kita nggak main air," gumam Laras pada dirinya sendiri, membayangkan keceriaan anak-anaknya ketika bermain pasir dan berlari-lari di tepi pantai. Ia sudah bisa melihat senyum Naya, tawa Raka, dan bahkan kilauan di mata Sarah, meskipun putrinya itu mungkin akan but
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 97 - Perjalanan yang Canggung

Hari kedua liburan dimulai dengan pagi yang cerah, tetapi suasana hati Laras terasa berat. Meskipun hari pertama liburan mereka berakhir dengan kebahagiaan anak-anak dan senyuman yang sempat ia lihat di wajah mereka, pagi ini segalanya terasa berbeda. Laras terbangun dengan perasaan yang tak menentu, dan di dalam hati kecilnya, ia tahu bahwa perjalanan ini, meski dimaksudkan untuk menyembuhkan, mungkin malah membuka luka lama yang belum sepenuhnya sembuh.Saat mereka berkumpul untuk sarapan di restoran penginapan, Laras dan Dimas duduk berseberangan di meja yang sama. Anak-anak duduk di tengah-tengah, menikmati sarapan mereka sambil bercanda dan tertawa. Raka, yang masih kecil dan polos, tampak senang bisa bersama kedua orang tuanya. Sementara itu, Sarah dan Naya tampak mulai mengamati ketegangan yang mulai terasa
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 98 - Bertemu Orang Baru

Pagi itu, setelah beberapa hari yang penuh ketegangan dan keheningan canggung antara dirinya dan Dimas, Laras memutuskan untuk berjalan-jalan sendirian di tepi pantai. Udara pagi yang sejuk dan angin laut yang lembut memberinya sedikit ketenangan yang ia butuhkan untuk menata pikirannya. Anak-anak masih tidur di penginapan, sementara Dimas juga memilih untuk beristirahat.Laras berjalan sambil menikmati pasir lembut di bawah kakinya, merasa sedikit lebih tenang setelah percakapan mendalam dengan Dimas semalam. Meskipun masih ada luka yang belum sepenuhnya sembuh, ia merasa lega bahwa mereka mulai bisa berbicara secara terbuka, bukan hanya untuk diri mereka sendiri tetapi juga demi anak-anak.Saat ia berjalan menyusuri pantai yang sepi, Laras melihat seorang wanita dudu
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 99 - Andi yang Terpinggirkan

Andi duduk di mejanya, menatap layar ponsel dengan perasaan cemas yang sulit dijelaskan. Sudah beberapa hari sejak Laras dan anak-anaknya kembali dari liburan, tetapi ia merasakan ada sesuatu yang berbeda. Laras tidak lagi sering menghubunginya seperti sebelumnya, dan setiap kali mereka berbicara, ada jarak yang terasa semakin lebar. Laras seolah-olah sedang menjauh, dan Andi tidak tahu apakah ia harus berusaha mendekat atau melepaskannya begitu saja.Liburan bersama Dimas dan anak-anak tampaknya telah membawa perubahan dalam hidup Laras. Andi tahu bahwa Dimas mungkin akan selalu menjadi bagian dari hidup Laras sebagai ayah dari anak-anak mereka, namun ia tidak menyangka kehadirannya akan berdampak sebesar ini. Andi mulai merasa dirinya terpinggirkan, dan ini menimbulkan keraguan di hatinya—apakah ia sebaikn
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 100 - Konfrontasi Sarah

Suasana sore itu begitu hening. Laras sedang duduk di ruang tamu sambil memeriksa berkas-berkas pekerjaan yang perlu ia selesaikan. Ia mencoba fokus, tetapi pikirannya terus terganggu oleh perasaan tak menentu yang mengintip di sudut hatinya. Sejak liburan mereka, Laras merasakan bahwa hubungannya dengan anak-anak, terutama Sarah, semakin sulit dijalani. Meskipun mereka berusaha bersikap normal, ada ketegangan yang terus berputar di antara mereka, seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja.Tiba-tiba, Laras mendengar suara langkah kaki cepat di lorong. Sarah muncul di ruang tamu dengan wajah yang merah karena marah. Ia berdiri di depan ibunya, tatapannya penuh dengan kemarahan yang selama ini ia pendam.“Mama, aku nggak tahan lagi!” seru Sarah, suaranya
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status