"Hantu! Hantu!" Solana memelotot sambil mundur dan akhirnya menabrak kue delapan tingkat yang disiapkan Pedro untukku.Solana duduk di atas kue. Tiba-tiba, dia memegang pisau kue. Dia menyeka krim di wajahnya, lalu menatapku dengan terkekeh-kekeh dan hendak menikamku.Semua orang terperanjat melihat adegan ini. Ketika pisau itu sudah dekat denganku, Pedro sontak melindungiku di pelukannya. Punggung Pedro pun tergores dan berdarah."Papa. Huhuhu ...." Setelah memanggil dengan ringan, aku menangis tersedu-sedu.Nenekku menendang Solana, lalu ikut menangis. Tangisanku ditambah tangisan Nenek, membuat seluruh vila menjadi sangat kacau.Pedro merasa lega melihatku baik-baik saja. Tanpa peduli pada rasa sakit di tubuhnya, dia langsung menggendongku dan menoleh memelototi Solana.Saat berikutnya, Pedro berucap dengan lantang, "Solana, kita bakal cerai! Beraninya kamu melukai putriku!"Solana sontak menangis. Dia menjelaskan dengan panik, "Sayang, aku nggak sengaja. Tolong percaya padaku. A ..
Read more