Semua Bab ISTRI PENGGANTI TUAN PENGUASA: Bab 121 - Bab 130

148 Bab

BAB 121 SAINGAN TERBERAT

Sejatinya Lea bingung dengan perasaannya. Dia merasa benci, tapi di waktu bersamaan dia juga berdebar tiap kali bersentuhan fisik dengan Zio.Jika yang dikatakan Zio benar soal mereka yang masih suami istri, berarti yang mereka lakukan tidak salah. Namun Lea juga tidak mau buru-buru memperbaiki hubungan dengan Zio. Lea masih sakit hati."Memaafkan? Dia saja tidak mau minta maaf."Sebenarnya keinginan Lea sangat sederhana. Lea hanya ingin Zio mengakui kesalahannya, terlebih semua yang terjadi bukan perbuatannya.Harusnya Zio memang melakukannya tapi gengsi lelaki itu setinggi langit. Sulit bagi Zio untuk melakukannya walau hanya hal sederhana."Horee, makan!" Seru Arch riang. Senyum bocah itu kembali, dia akhirnya bisa makan masakan Lea setelah sekian lama.Ditambah ketika bangun, dia mendapati Zico yang tidur memeluknya. Rasanya senang sekali. Mereka berempat bisa berkumpul lagi."Kayak emak-emak anak dua."Zico berujar seraya melirik pada Zio yang sejak tadi diam saja. Pria itu mak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 122 LONG TIME NO SEE

"Halo, cantik."Sapaan dari Zico mendapat respon pelototan sadis, dari gadis berparas manis yang duduk di depan sang remaja."Idih, makin cakep aja kalau mode manyun gitu. Jadi pengen nyipok tu bibir."Kali ini toyoran mendarat di kepala Zico. Marah? Tidak, Zico justru terbahak. Dipandanginya wajah cemberut sang pemudi."Gak ingat aja lu ngedesah pas gue kerjain. Eit, eit. Kayaknya love language lu ke gue itu suka nganiaya gue. Elu bukan pecinta gaya hard core waktu bercinta kan?"Raisa, memejamkan mata sambil coba meredam amarah. Kalau bisa dia ingin melakban mulut Zico yang kalau bicara sungguh tak kenal yang namanya filter. Benar-benar vulgar."Kok diam, diam itu artinya iya lo.""Kamu yang diam! Ngoceh mulu! Bisa gak sih kamu bicara soal hal yang umum saja.""Hal umum? Kayak apa? Kayak mereka?"Raisa menepuk jidatnya saat dia mendapati beberapa temannya secara lantang justru membicarakan mengenai cowok cakep, cewek seksi. Astaga, mereka bukan lagi sekedar bisik-bisik tapi bercerit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

BAB 123 KEPONAKAN

"Gak mau! Arch mau sama Mama!" Arch tantrum petang itu. Zio yang baru kembali dibuat trenyuh oleh rengekan sang putra. Menurut Sari sejak pulang sekolah, Arch sudah rewel. Susah dibujuk. "Mama masih di kantor, Sayang. Tanya Om Zico kalau tidak percaya," rayu Zio."Om Zico belum pulang. Dia pasti ada di rumah Mama. Curang! Arch mau ke sana juga.""Gak, Om Zico tidak ada di sana. Dia di sekolah.""Bohong!" Raung Arch nyaring.Zio sampai kehabisan akal untuk membujuk Arch. Padahal baru dua hari bocah itu tak bertemu Lea. Tapi efeknya sungguh tak main-main.Inez sampai mendatangi ruang tengah untuk melihat keributan apa yang sedang terjadi. Perempuan itu dan yang lainnya hanya bisa saling pandang mendengar Arch menyebut mama sejak tadi.Mungkin Sari dan yang lainnya lupa kalau enam bulan lalu, Arch telah memanggil mama pada Lea.Tantrumnya Arch baru berhenti ketika suara deru moge Zico terdengar dari kejauhan. Tanpa ragu, Arch langsung berlari keluar menyongsong si om. Diikuti Zio yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

BAB 124 IKUT MENGINAP

Ha? Lea langsung kabur ke lobi, meninggalkan sisa pekerjaan pada Irene yang untungnya tinggal sedikit. Lagi pula jam kerja memang sudah hampir habis.Keponakan? Keponakan siapa? Dia saja tidak punya siapa-siapa. Pikirannya sibuk menerka-nerka sampai dia sedikit terkejut mendapati Zico sedang bermain ponsel di ruang tunggu lobi Dreamcatcher."Mau ngapain? Minta duit? Kan bisa TF?"Zico berdecak kesal. "Duit mah aku gak kurang, Kak. Tapi dia ini yang ribut ngajakin nyari Kakak. Begitu sampai sini, eh dianya molor."Lea melongok, guna melihat seorang bocah yang tidur di pangkuan Zico, nyaris tak terlihat sebab tertutup jaket Zico."Astaga, ini bagaimana ceritanya. Kamu bilang orang rumah tidak kalau Arch kamu bawa?"Zico nyengir sambil menggelengkan kepala, membuat Lea melebarkan mata. Tak berapa lama, seseorang diujung sana tampak menggerutu, hampir saja dia memaki si penelepon tanpa nama yang menghubunginya. Sebelum dorongan hati justru membuat jemarinya menyentuk icon terima.Dan men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

BAB 125 MODUS

Agra menyibak tirai jendela ruang kerjanya di lantai dua. Dari sana dia melihat Irene yang masih berada di luar rumah. Sudut bibir lelaki itu tertarik melihat Irene tampak mondar mandir di halaman kediamannya.Sesekali gadis itu melakukan peregangan, untuk mengusir bosan yang melanda setelah hampir lima belas menit dia belum diizinkan masuk."Kuat sekali tekadnya," gumam Agra lantas keluar dari ruangannya."Mau terus berada di luar atau mau masuk?"Irena berbalik, dia menemukan Agra dalam balutan kemeja berwarna abu dengan celana panjang hitam. Terlihat santai, berbeda jauh dengan saat lelaki itu memakai setelan formal.Sambil membawa berkas, Irene mengekor langkah Agra masuk ke rumah yang bernuansa putih."Silakan." Agra mempersilakan Irene duduk di sofa ruang tamu."Mau minum sesuatu?""Tidak, terima kasih. Saya bawa air sendiri."Agra menggulung senyumnya, melihat bagaimana waspadanya Irene padanya."Tenang saja, aku tidak akan memberimu sianida. Dari pada sianida aku lebih suka me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

BAB 126 NYONYA AZALEA GRAZIELA

"Terima kasih, senang berdiskusi dengan Anda."Lea mengulurkan lengan untuk menjabat tangan seorang klien yang baru saja menyetujui konsep pesta yang Lea ajukan. Mereka tinggal menunggu hari H untuk eksekusi.Lea lantas menjatuhkan bokongnya untuk kembali duduk, sambil menyalin kembali beberapa poin penting tentang pesta yang bakal dihelat bulan depan.Aktivitas Lea terganggu ketika dia mendapati seorang pria duduk di depannya. Ampuh deh, bagaimana orang itu bisa menemukan Lea."Lea, bisa kita bicara?" "Tidak!" Balas Lea segera, cepat dan tegas.Lelaki di hadapannya menghembuskan napas kasar, "Apa kesalahanku terlalu besar padamu. Sampai kamu sulit memaafkanku."Sekarang giliran Lea yang menghela napasnya. "Semua sudah kumaafkan, cuma aku tidak mau berurusan lagi dengan Mas Rian. Jangan temui aku lagi.""Apa ada cara agar kamu tidak lagi membenciku?""Menikahlah dengan Vika dan jangan temui aku lagi."Lea lekas mengemasi barang-barangnya, siap untuk beranjak pergi ketika dia melihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

BAB 127 BERISIK

"Nyonya? Dia menyebutmu nyonya?" Arch bertanya heran setelah Zio menghilang di balik pintu.Diskusi singkat sudah mereka lakukan. Zio secara garis besar sudah memberikan gambaran kasar mengenai konsep pesta yang dia inginkan. Lea tinggal mengembangkannya untuk kemudian menyiapkan detailnya."Mungkin aku sudah terlihat kayak emak-emak," Lea menjawab asal. Tangan dan otaknya sibuk bekerja. Terlepas dari kesalnya Lea melihat Zio muncul sebagai calon klien mereka, Lea harus tetap profesional. Dia tidak boleh mencampurkan urusan pribadi dan pekerjaannya."Emak-emak anak satu zaman sekarang justru makin meresahkan. Enggak kamu, enggak Sia. Haish, malah banyak yang dicari berondong."Lea hampir tersedak, Arch agaknya sungguh menyangka kalau Arch kecil adalah putranya dengan Agra. Astaga, apa reaksi Arch kalau dia tahu bukan Agra suaminya tapi Zio."Curhat, Pak?" Ledek Lea.Arch tertawa kecil, "Sedikit, tapi aku percaya dia akan setia sama aku. Tidak sia-sia aku jadi pebinor."Lea menggetark
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

BAB 128 PEACE, ZI

"Maaf."Itulah kata yang terucap dari bibir Zico begitu Lea mengamuk, setelah perempuan itu tahu cerita yang sebenarnya."Kau! Kau benar-benar mau aku buat kena serangan jantung ya! Bisa-bisanya kau lakukan ini tanpa kasih tahu aku. Kau tahu, aku hampir gila! Aku pikir kalian diculik, aku pikir rumah ini dirampok, aku pikir kalian terluka!"Zico menunduk, bukan takut tapi terharu. Dia bahkan rela waktu Lea menoyor kepalanya sampai terayun ke belakang beberapa kali. Bisa remaja itu lihat bagaimana kalutnya Lea saat ini.Perempuan itu masih ingin mencubit Zico yang cuma meringis tanpa berani balik melawan. Andai Zio tak menarik tubuh Lea mundur, lantas menahannya. Menjauhkannya dari Zico yang mulai terisak pelan.Remaja itu menangis. Belum pernah dia melihat ada orang yang peduli padanya sampai seperti itu. "Bahkan mungkin Inez tak pernah menangisiku seperti Kak Lea," batin Zico.Anak itu hanya tidak tahu, kalau Inez pun diam-diam kerap menangis karena merasa sendirian, dan rindu akan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

BAB 129 HANYA PENGGANTI

"Zio tunggu!" Yang dipanggil namanya memejamkan mata, guna meredam amarah yang sejatinya siap diledakkan. Han pun ikut kesal melihat tingkah Nancy. "Keputusanku sudah bulat. Aku tidak mau mengubahnnya. Lagi pula aku sudah berdiskusi dengan mereka. Mereka sudah mulai bekerja. Kau jangan mengganggu!" "Tapi Zio ... Pak." Nancy mengubah panggilannya jadi formal saat Zio mengangkat tangannya. Satu peringatan untuk Nancy. "Tapi, Pak. Saya yang tiap tahun menghandle acara ini. Saya sudah biasa, tahu seluk beluknya." Nancy bersikeras. "Maka untuk tahun ini, segalanya akan berbeda. Kau tinggal mengirimkan undangan pada kolega, rekan bisnis, juga klien potensial kita. Kau pasti sudah menyiapkannya bukan?" Pernyataan Zio seperti sebuah ejekan untuk Nancy. Boleh dikatakan, Nancy yang bekerja keras tapi orang lain yang mendapat nama. Zio berlalu meninggalkan Nancy yang kembali dibuat kesal oleh sikap sang atasan. Lama-lama kesabaran Nancy terkikis juga. Di saat hatinya berusaha keras mena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

BAB 130 SI TUAN KULKAS

Lea termenung di ruang tengah miliknya. Malam itu dia cuma sendiri di unitnya. Arch yang semalam tidur di sana, sekarang harus menurut pada Zio untuk pulang ke The Mirror.Pikiran Lea dipenuhi oleh banyak hal. Pekerjaan, hidupnya juga hubungannya dengan Zio. Bagaimana dia harus menyikapi semua ini.Zio menunjukkan penyesalan menyangkut sikapnya di masa lalu juga soal malam itu, tapi hatinya masih belum melunak.Ada yang mengganjal di dada Lea tiap kali dia teringat akan Zio. Kontak fisik dengan lelaki itu beberapa waktu terakhir memberi kesan berbeda di hati Lea.Jika dulu dia masih samar merasakannya, kini semua kian nyata. Dia berdebar tiap kali berdekatan dengan Zio. Ada sekelumit harapan ingin melihat Zio lebih lama dan ... tiap saat."Haishh, apa sih yang aku pikirkan?" Lea memijat pelipisnya yang mendadak berdenyut. Tak sedikit urusan yang perlu dia pikirkan. Terkadang dia merasa lelah, tapi justru rasa ini yang membuatnya bertahan enam bulan terakhir. Jika tubuhnya tidak dibu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status