Home / Pernikahan / ISTRI PENGGANTI TUAN PENGUASA / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of ISTRI PENGGANTI TUAN PENGUASA: Chapter 101 - Chapter 110

148 Chapters

BAB 101

Ha? Membunuh? Zio menuduh Lea ingin membunuh Inez. "Tidak, Zi! Aku hanya ingin menolongnya.""Bohong! Aku melihatmu mendorongnya!""Itu tidak benar. Aku ingin menolongnya, bukan mendorongnya!" Lea mula menangis, tubuhnya gemetar ketakutan. Membunuh? Dia tidak membunuh Inez! Ibu! Ayah! Dia tidak membunuh mereka."Bohong! Kau memang pembohong! Pembunuh!"Zio menunjuk Lea dengan telunjuknya disertai kemurkaan yang tak pernah Lea lihat sebelumnya. Wajah Zio memerah, rahangnya mengatup rapat. Sorot matanya tajam penuh kebencian."Zio membenciku," lirih Lea dalam hati. Perlahan Lea menundukkan pandangan disertai lelehan bening pada netra hazelnya."Pergi kau!"Lea mengangkat wajahnya dengan cepat. Pergi? "Pergi! Jangan pernah muncul di hadapanku lagi!"Semua orang yang ada langsung menghentikan napas mereka. Apa tadi yang mereka dengar, tuan mereka mengusir nyonya mereka."Kau tidak dengar ucapanku. Pergi! Aku tidak mau melihatmu lagi!""Zio hentikan! Mama mau bicara!" Teriakan Zico mem
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

BAB 102 DI RUMAH SAKIT

Kehebohan beralih ke rumah sakit kala Zio kalap. Inez bersimbah darah di kepala. Ketakutannya sangat besar. Sebab Zio pernah menghadapinya. Kematian sang papa. Kala itu ada Inez yang berdiri di sebelahnya, tapi kini dia sendirian. "Selamatkan dia, Dokter! Selamatkan dia!" Zio ambruk di depan pintu tempat Inez menjalani perawatan. Sementara Zico, pemuda itu lekas meraih ponselnya. "Bagaimana, Mang?" Detik setelahnya Zico melesat keluar dari sana, mencari taksi. Taksi Zico keluar area rumah sakit bersamaan dengan satu mobil masuk dari arah berlawanan. "Lea aku tunggu di sini!" Teriak si empunya mobil. "Pergi saja. Terima kasih." Lea menghambur masuk rumah sakit, dia mencari di mana sekiranya Inez di rawat. Dari petugas frontline Lea tahu kalau Inez kemungkinan langsung masuk ruang tindakan. Wanita itu terus mencari dalam kebingungan, sampai dia bertemu seorang dokter yang adalah teman Rian. "Lea, kamu ngapain di sini?" "Oh, Heri bukan?" Lea samar mengingat suara pria yang kini b
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

BAB 103 DIA YANG MANA?

Lea diam saja memandang sosok yang kini berdiri di depannya. Bukannya tadi dia masih ada di dalam, kenapa sekarang sudah berada di sini."Apa yang kau lakukan di tempat ini?" tanya lelaki yang tak lain adalah Zio.Lea bergeming."Kau ingin memastikan mamaku meninggal?" "Tidak Zio, aku tidak pernah melukainya!" Lea lekas menyangkal habis-habisan.Binar cemooh menguar dari manik mata sekelam malam milik Zio. "Pergi! Aku bilang aku tidak mau melihatmu lagi!"Lelaki itu beranjak menjauh. Namun Lea buru-buru berujar, "Tunggu Tuan, bolehkah saya bertanya?"Lea sudah mengubah mode bicaranya ke formal. Sangat menyakitkan ketika pria yang kemarin mengatakan tak suka dengan panggilan tuan, kini menegaskan kembali kalau dialah tuannya.Lea lihat Zio berhenti. Maka perempuan itu segera bicara, jemari tangannya saling bertaut resah di sela gulungan uang yang diberikan Heri. "Pernahkah satu kali saja dalam hatimu, berniat untuk mempercayaiku?" Sekuat tenaga Lea menahan laju bening air mata yang
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

BAB 104 DI APARTEMEN

The Mirror, lantai tiga. Sang pemilik kamar memandang hampa bilik yang kini terasa sunyi. Jiwanya kosong sesepi ruangan yang pernah jadi tempat paling dia sukai. Dua wanita pernah mengisi tempat itu. Namun Nika tak meninggalkan kenangan sedalam yang Lea torehkan untuk Zio. Tangan Zio mencengkeran sisi ranjang yang pernah jadi saksi percintaannya dengan Lea yang selalu panas bergairah.Sebuah pergulatan yang jadi awal tumbuhnya perasaan Zio untuk perempuan yang sempat dia benci di awal pertemuan mereka. Hanya sesal yang kini tertinggal di hati dan pikiran Zio."Maafkan aku," lirih lelaki itu. Hanya di kamar ini Zio menunjukkan kerapuhannya. Hanya di tempat ini bisa menunjukkan betapa terpuruknya dia enam bulan ini.Mungkin ribuan kali Zio telah mengucapkan maaf pada pemiliki cincin yang kini berada dalam kotaknya. Dia ingat bagaimana Sari mengembalikan cincin Lea dengan tangis berurai.Setelah kejadian hari itu, Inez mengalami koma. Zico marah besar pada sang kakak, juga Arch yang mer
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

BAB 105 DI RUMAH SAKIT 2

Lea lekas menoleh untuk kemudian segera masuk ke dalam taksi online yang sudah dia pesan. Jantungnya berdegup kencang. Itu tadi Zico kan? Bagaimana remaja badung itu bisa ada di sini.Lea kembali melihat ke belakang, di mana Zico tampak membungkuk seraya minta maaf pada seorang perempuan yang memiliki rambut sama dengannya. "Apa yang dia lakukan di sini? Bolos lagi?" Lea melirik jam tangannya, masih waktu sekolah, harusnya Zico ada di sekolah, bukannya keluyuran tidak jelas sampai ke mari.Tidak tahukah Lea, Zico sampai ingin menonjok Kelvin gegara salah mengenali orang. Enam bulan dia jadi berandalan sungguhan untuk menunjukkan protesnya pada sang kakak.Zio dibuat pusing tujuh keliling akibat ulah sang adik. Berapa kali dia dipanggil Mr. Greg gegara sang adik yang kerap membuat ulah. Jika dulu Zico berulah karena ada sebabnya, sekarang dia beraksi karena iseng.Alasan yang dia ungkapkan pada Zio selalu membuat lelaki itu terpojok. "Kenapa aku tidak boleh membuat onar, sedangkan kau
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

BAB 106 AKAN KUTEMANI

"Kenapa terburu-buru gitu?"Arch, lelaki yang Lea tubruk bertanya sambil memperhatikan Lea yang berjalan di sampingnya menuju parkiran."Agra, dia ada di sini tadi." Lea berterus terang. Arch berhenti sebelum bicara. "Hadapi dia, jangan sembunyi terus. Kalau kau sembunyi terus, dia akan menganggap kau masih punya rasa padanya."Lea mengulas senyum. Asli Arch salah paham pada Lea. Agra adalah pria terakhir yang dilihat Arch enam bulan lalu waktu Lea berada di rumah sakit. Arch pikir Agra adalah suami yang telah menyakiti Lea. Padahal yang dia hindari sebenarnya adalah Zio. Lea tampak tegar dari luar, tapi dari banyak waktu yang telah dia lalui enam bulan ini, dia ternyata lebih rapuh dari saat berpisah dengan Rian. Zio telah meluluhlantakkan hati dan perasaan Lea. "Kamu bukan lagi perempuan lemah seperti enam bulan lalu. Kalau status kalian belum jelas, buatlah jadi jelas. Gugat dia, jika hubungan kalian tak bisa diperbaiki. Kamu punya dukunganku dan Sia. Kami akan membantumu."Lea
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

BAB 107 LONG TIME NO SEE

Zico mendengus kesal, sudah berapa hari dia mantengin lobi apartemen tempat dia tinggal kalau sedang suntuk di rumah. Namun kehadiran sang kakak ipar rasa pacar, seperti yang Kelvin bilang, tak jua kelihatan."Minta dijitak juga tu anak palanya," geram Zico yang menunggu sambil mengganggu Raisa.Remaja beranjak dewasa itu mengirim spam pesan terus dari tadi, membuat remaja lain di ujung sana merengut kesal."Stop nye-pam aku. Atau kublokir nomormu!" Ancam Raisa diikuti emoticon marah berjajar.Zico mengulum senyum, cuma Raisa moodbooster-nya. Mengganggunya adalah kegiatan paling mengasyikkan bagi Zico. Bisa anak itu bayangkan bagaimana kesalnya paras ayu Raisa saat ini."Mood gue lagi jelek ini, bantuin naikin dong.""Noh, aku kasih tangga. Naik sendiri ke pohon mangga depan rumah.""Kode ya, Sa. Boleh nih naik ke kamar elu?" Goda Zio makin getol.Tak ada jawaban sebab Raisa yang kelelahan jatuh tertidur tanpa membalas pesan Zico."Diam artinya iya, gaskeun." Zico berlari penuh seman
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

BAB 108 PERASAAN

"Lepas!""Gak! Nanti kakak lari lagi. Berapa hari Zico pantengin kakak di sini, tidak pernah ketemu. Sekarang, jangan harap kakak bisa kabur lagi."Loh! Kok serem. Vibes-nya Zico macam suami yang nemu istrinya setelah pergi sekian lama.Lea sungguh syok mendapati Zico berdiri di depan lift yang dia naiki. Berniat mengambil paket yang kelupaan dia ambil di resepsionis, tengah malam Lea terpaksa turun ke lobi. Dia pikir tidak bakal bertemu seorang pun, siapa sangka jika dia justru bertemu Zico. Dan apa itu tadi, Zico sudah lama mengintainya. Memangnya bocah tengil yang tingginya menjulang di depan Lea itu tinggal di sini.Dahi Lea berkerut saat menyadari mereka keluar di lantai yang sama dengan unitnya."Kamu punya unit di sini?" Lea akhirnya bertanya untuk memupus rasa penasarannya."Aku tinggal di sini kalau bosen di rumah. Malas lihat suami kakak yang nyebelin itu!" Balas Zico dengan tangan mulai memasukkan password. Lea makin dibuat panik waktu tahu, unit Zico tepat berada di depa
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

BAB 109

"Maaf, Tuan. Kami belum bisa menemukannya."Agra nyaris membanting ponselnya kala anak buahnya melapor, kalau mereka belum bisa menemukan Lea. Jelas-jelas dia ada di rumah sakit itu tapi ketika dia menelusuri tiap sudutnya, Agra tak bisa menemukan Lea."Dia di mana? Dokter itu, dan ... lelaki itu. Mereka pasti tahu di mana Lea berada," gumam Agra.Pikirannya menerawang pada pertemuan tidak sengaja dengan Lea beberapa waktu lalu. "Dia makin cantik."Sudut bibir Agra tertarik, dia kian terpesona pada perempuan yang awalnya ingin dia manfaatkan untuk menghancurkan Zio. Dia berhasil melakukannya. Hidup Zio berantakan akhir-akhir ini. Agra tersenyum kecil melihat bagaimana tidak fokusnya Zio saat mereka bertemu."Jadi benar kalau dia sudah jadi kelemahanmu. Jika begitu aku harus menemukan dia lebih dulu. Kau harus makin hancur karena dia."Lisan Agra memang berucap demikian, tapi jauh di sudut hatinya, Agra sedikit terusik dengan tatapan Lea padanya. Tatapan tak suka, ingin menghindar, dan
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 110 DI BUTIK

"Siapa kamu?"Agra bertanya dengan wajah keheranan sekaligus merah padam, melihat seorang perempuan berdiri di depannya. "Saya Irene, staf dari Dreamcatcher Wedding Organizer and Event Organizer. Saya yang akan berdiskusi dengan Anda hari ini.""Irene? Bukan Lea, di sini tertulis Azalea Graziela."Irene mengulum senyum, ini bukan kali pertama dia ditolak lantaran bukan Lea yang datang. Meski ke mana-mana tak pernah menunjukkan wajah, tapi banyak orang ingin dilayani oleh Lea. Diskusi dengan Lea memang menyenangkan."Maaf, Ibu Lea ada urusan penting ....""Oo, jadi calon klien itu tidak penting. Kalian tidak profesional sekali." Agra melipat tangan, memandang penuh intimidasi pada Irene."Bukan begitu, Tuan. Klien kami sama penting satu sama lain. Dan kami para staf dibekali keterampilan sama satu lain oleh Ibu Lea. Jadi kamipun punya kemampuan sama dalam berdiskusi dengan klien. Kecuali Anda memiliki motif ingin bertemu Ibu Lea secara pribadi. Seperti yang kerap terjadi."Kalimat teg
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status