Home / Fantasi / MENAWAR TAKDIR / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of MENAWAR TAKDIR : Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

bab 21

Seiring waktu, desas-desus mengenai Duke Zhao dan seorang wanita bangsawan lain dari keluarga tetangga menyebar di kalangan desa. Orang-orang mulai membicarakan bagaimana wanita itu tampak sering datang ke kamp militer, membawa hadiah dan makanan bagi para prajurit, terutama untuk Duke Zhao.Mey Yan mendengar kabar ini pertama kali dari seorang pelayan yang tidak sengaja menyebutkan nama wanita itu, Lady Lin, saat membantu Mey Yan di taman. Meski ragu untuk mempercayainya, Mey Yan merasakan gejolak dalam hatinya. Bayangan Duke Zhao bersama wanita lain menimbulkan rasa gelisah yang sulit ia kendalikan.Di malam hari, Mey Yan menulis surat untuk Duke Zhao. Namun, alih-alih menanyakan kebenaran rumor, ia menumpahkan kerinduan dan kecemasannya tanpa menyinggung hal tersebut, berharap Zhao akan menjelaskan jika ada sesuatu yang perlu ia ketahui.Beberapa minggu kemudian, surat balasan datang dari Zhao. Namun, surat itu singkat dan datar, hanya membahas kondisi di kamp tanpa sedikit pun men
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

bab 22

Duke Zhao berdiri diam di hadapan Mey Yan, masih mencoba meresapi kata-kata istrinya. Keheningan yang menyelimuti mereka kini terasa berbeda, dipenuhi ketegangan yang menggantung di udara.Mey Yan mengusap wajahnya, mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Ia menatap ke arah Zhao, tatapannya menunjukkan kejujuran dan keberanian yang selama ini mungkin tak pernah diperlihatkannya di hadapan suaminya. "Aku tidak tahu seberapa berat beban yang kau tanggung, Zhao," suaranya terdengar lembut namun tegas. "Tapi aku ingin menjadi seseorang yang bisa kau percaya, seseorang yang bisa kau ajak berbagi."Zhao memejamkan mata sejenak, seolah berjuang dengan dirinya sendiri. "Ini bukan hanya tentang kepercayaan, Mey Yan. Aku telah terbiasa memikul tanggung jawab ini sendirian, menjaga martabat dan posisiku sebagai pemimpin di depan para prajurit."Mey Yan menghela napas, mencoba memahami. "Aku mengerti, tetapi sebagai istrimu, aku juga memiliki peran dalam hidupmu. Aku tidak ingin menja
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

bab 23

Malam itu, setelah Zhao kembali ke barak bersama para prajuritnya, Mey Yan melangkah pulang dengan hati yang masih bergemuruh. Rasa cemas dan harapannya bertarung di dalam dadanya, namun ia berusaha menenangkan diri dengan keyakinan bahwa Zhao akan menepati janjinya untuk kembali dengan selamat.Setibanya di rumah, ia menyibukkan diri di taman yang menjadi tempatnya menghabiskan waktu saat merindukan Zhao. Tangan-tangannya sibuk merawat bunga-bunga, namun pikirannya jauh melayang, memikirkan bayangan suaminya yang berjuang di medan pertempuran.Beberapa hari berlalu dengan lambat dan sunyi, dan kabar dari kamp militer masih belum datang. Setiap kali pelayan datang membawa surat atau pesan, harapan Mey Yan terbang tinggi hanya untuk jatuh kembali ketika tidak ada berita tentang Zhao. Namun, ia tetap menahan diri, berusaha kuat di depan semua orang yang ada di rumah, meski di dalam dirinya mulai muncul kekhawatiran yang semakin besar.Di tengah kegelisahannya, tiba-tiba datang sebuah su
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

bab 24

Mey Yan memperhatikan Lady Lin dengan saksama, mencoba mencari tanda-tanda kebohongan dari raut wajahnya. Namun, tatapan Lady Lin tetap tenang, tanpa sedikit pun memperlihatkan rasa bersalah atau kesan mencoba menyembunyikan sesuatu."Jika hanya untuk membantu prajurit, kenapa harus melibatkan perhatian sedemikian rupa pada Duke Zhao?" tanya Mey Yan, suaranya lebih lembut, namun tetap menyiratkan rasa ingin tahu yang mendalam.Lady Lin menghela napas pelan sebelum menjawab. "Duchess, saya tidak bisa menyangkal bahwa saya sangat menghormati Duke Zhao, bukan hanya sebagai pemimpin militer yang bijak, tapi juga sebagai seseorang yang menginspirasi." Ia terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Namun, hormat itu tidak pernah melewati batas. Saya tidak berniat merebut tempat Anda di hatinya, jika itu yang Anda takutkan."Mey Yan merasa hatinya sedikit lega, meskipun masih ada keraguan yang menggantung di dalam pikirannya. "Jika benar begitu, saya berharap Anda mengerti batas-batas yang pantas un
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

bab 25

Zhao menggenggam tangan Mey Yan lebih erat, seolah memastikan bahwa kehadirannya bukan mimpi. Namun, sorot matanya tak bisa menyembunyikan kekhawatiran."Mey Yan, aku mengerti perasaanmu, tapi tempat ini bukan untukmu," ucap Zhao dengan nada lembut namun tegas. "Jika sesuatu terjadi padamu di sini, aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri."Mey Yan menatap suaminya dengan penuh keyakinan. "Zhao, aku mungkin tidak bisa mengangkat pedang atau bertarung seperti dirimu, tapi aku bisa menjadi pendukungmu. Aku tidak ingin hidup dalam penyesalan karena tidak melakukan apa pun untuk mendukungmu. Aku di sini untuk membantumu, bahkan jika itu hanya dengan kehadiranku."Kata-kata Mey Yan membuat Zhao terdiam sejenak. Ia menyadari betapa besar tekad istrinya, dan meskipun ia ingin memintanya untuk kembali ke tempat yang lebih aman, ia tahu itu hanya akan membuat Mey Yan semakin merasa tak berdaya.Akhirnya, Zhao mengangguk perlahan. "Baiklah. Tapi kau harus tetap berada di area logistik ber
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

bab 26

Mey Yan menatap Zhao dengan tatapan penuh dilema. "Tapi bagaimana denganku meninggalkanmu di sini, Zhao? Aku tidak ingin pergi sementara kau masih di medan perang."Zhao mendekati istrinya, meletakkan tangannya di bahu Mey Yan. "Aku akan baik-baik saja. Tugas di sini adalah tugasku, dan permintaan dari istana adalah tugasmu sebagai putri kerajaan. Kita tidak bisa mengabaikan tanggung jawab masing-masing."Mey Yan menghela napas, hatinya terasa berat. Namun ia tahu bahwa Zhao benar. Bagaimanapun, ia tidak bisa menolak panggilan dari keluarganya, terutama ketika ini menyangkut kehormatan kerajaan."Aku akan pergi," ucapnya pelan, meskipun terasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya saat mengucapkan kata-kata itu.Zhao mengangguk, meskipun ada sorot kesedihan di matanya. "Aku akan memastikan kau pergi dengan selamat. Tapi ingat, Mey Yan, aku akan selalu menunggumu. Dan aku berjanji, setelah ini semua selesai, aku akan kembali kepadamu."Mala
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

bab 27

Di kamp militer, malam itu Zhao tengah memimpin rapat strategi bersama para perwiranya. Udara terasa dingin, dan suasana tegang menyelimuti tenda pertemuan. Namun, pikirannya terpecah ketika seorang kurir memasuki tenda dengan membawa surat dari Mey Yan. Zhao membuka surat itu dan membacanya dengan seksama. Kata-kata Mey Yan yang penuh kekhawatiran dan kasih membuat hatinya terasa lebih hangat di tengah suasana perang yang dingin. Namun, ia tahu ia tidak bisa membalasnya dengan kata-kata yang terlalu manis. Sebagai seorang pemimpin militer, ia harus tetap tegar dan memberi keyakinan pada istrinya. Setelah rapat selesai, Zhao menulis balasan di bawah cahaya lentera. "Mey Yan, Aku telah menerima suratmu. Jangan khawatirkan aku. Kami sedang mempersiapkan pertahanan terbaik untuk melindungi perbatasan. Aku berjanji akan bertahan demi kau dan demi masa depan kita. Fokuslah pada tugasmu di ibu kota, dan tetaplah kuat. Kau adalah cahaya yang selalu menuntunku pulang." Surat itu ia titip
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

bab 28

Hari demi hari berlalu, dan pertempuran di perbatasan semakin memanas. Mey Yan tetap tinggal di kamp, mendengar kabar dari para utusan yang datang dan pergi. Ia berusaha menjaga ketenangannya, tetapi setiap laporan tentang serangan musuh membuatnya semakin khawatir. Pada suatu malam, hujan turun deras, dan angin dingin menyapu perkemahan. Mey Yan duduk di dalam tenda, menatap bayangan api unggun dari luar. Suara langkah kaki mendekat, dan seorang perwira masuk membawa kabar. "Duchess, pasukan Tuan Zhao berhasil memukul mundur musuh hari ini. Namun, pertempuran berlangsung sangat berat, dan ada laporan bahwa beberapa prajurit terluka parah," ucap perwira itu dengan hormat. Mey Yan mencoba mempertahankan ketenangannya. "Bagaimana keadaan Tuan Zhao?" tanyanya, suaranya hampir bergetar. "Tuan Zhao… Dia terluka, tetapi masih memimpin pasukan dengan baik. Saat ini, ia sedang beristirahat di garis depan." Mendengar itu, Mey Yan langsung bangkit. "Bawa aku ke sana," pintanya tegas. Perw
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

bab 29

Kabut masih menyelimuti perkemahan ketika pagi datang, membawa hawa dingin yang menusuk tulang. Mey Yan bangkit lebih awal dari biasanya. Ia menyiapkan teh hangat untuk Zhao yang masih sibuk berdiskusi dengan para perwira. Dari kejauhan, ia melihat sosok suaminya berdiri tegap di tengah para pria bersenjata. Luka di bahunya jelas belum sembuh, tetapi ia tak pernah menunjukkan kelemahan.Saat Zhao kembali ke tenda, ia terlihat letih. Mey Yan menyodorkan cangkir teh ke tangannya. "Kau butuh ini," katanya pelan.Zhao menerima teh itu tanpa berkata apa-apa, hanya menatapnya dengan sorot mata yang sulit dibaca. Sesaat, keheningan menyelimuti mereka."Aku mendengar sesuatu lagi tentang Lady Lin," Mey Yan akhirnya bicara, memecah kesunyian.Zhao mendesah, meletakkan cangkirnya. "Mey Yan, aku tahu ini mengganggumu. Tapi aku ingin kau percaya, tidak ada apa-apa antara aku dan dia. Apa yang ia lakukan murni untuk membantu para prajurit.""Aku
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

bab 30

Setelah kepergian Lady Lin, suasana perkemahan kembali normal. Namun, di hati Mey Yan, percikan kecemasan tetap menyala. Ia merasa harus lebih bijaksana menghadapi situasi ini. Sebagai seorang Duchess sekaligus istri Duke Zhao, tanggung jawabnya tidak hanya mendukung suaminya tetapi juga menjaga reputasi mereka di depan prajurit dan bangsawan lainnya.Malam itu, angin dingin bertiup kencang. Mey Yan duduk di dalam tenda pribadinya, memandangi secarik surat yang telah ia tulis. Surat itu ditujukan untuk ibunya, Ratu, di ibu kota. Mey Yan ingin melaporkan situasi perkemahan, termasuk keberadaan Lady Lin yang menurutnya semakin mencurigakan. Namun, ia ragu. Apakah langkah itu bijak? Apakah ia hanya akan terlihat seperti seorang istri yang terlalu cemburu?Pikirannya terpecah saat Zhao masuk ke tenda. Wajahnya tampak lelah, tetapi ia langsung tersenyum tipis saat melihat Mey Yan."Kau belum tidur?" tanya Zhao sambil duduk di sampingnya.Mey Yan mengge
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status