Semua Bab Takdir Di Bawah Langit Naga: Bab 21 - Bab 30

60 Bab

Bab 21: Ujian Petir Bai Lian

Energi petir yang melingkupi area tersebut, menyengat kulit Xiao Feng dan membuat setiap helaan napas terasa penuh muatan listrik yang menyempitkan dada. Disaat yang bersamaan Xiao Chen memandang kuil tempat Bai Lian berada dengan mata tajam, mengisyaratkan Xiao Feng untuk tetap waspada.Saat itu pintu kuil terbuka perlahan, diiringi bunyi derak kayu yang menggema. Tepat berada disana seorang wanita berdiri di ambang pintu, tubuhnya memancarkan aura keperakan seperti kilat yang siap menyambar. Bai Lian, si Tarian Petir, tampak anggun tapi mematikan. Rambutnya yang panjang melambai seperti aliran energi, dan matanya bersinar biru terang seolah ingin melahap semua yang berada dihadapannya.“Xiao Chen,” suara Bai Lian tenang namun penuh kekuatan, “kau membawa muridmu ke sini untuk apa?” tanya wanita misterius itu, seakan membaca pikiran Xiao Chen saat itu juga.Xiao Chen menangkupkan tangannya memberi hormat, ketika menatap Bai Lian. “Aku memohon bantuanmu untuk membimbingnya, Bai Lian.
Baca selengkapnya

Bab 22: Ujian Jiwa dan Raga

Waktu silih berganti. Pagi itu, kabut menyelimuti pegunungan, menciptakan suasana yang dingin dan sunyi. Xiao Feng berdiri di tengah lapangan latihan, tubuhnya terasa berat akibat latihan keras sebelumnya. Bai Lian, dengan tatapan tajam, berdiri di hadapannya, sementara Xiao Chen mengamati dari kejauhan.“Latihan hari ini bukan sekadar tentang kekuatan fisik,” kata Bai Lian. Suaranya tenang, tetapi penuh tekanan. “Untuk menguasai elemen petir, kau harus memahami bahwa ini bukan hanya energi destruktif, tapi juga kekuatan pengendalian.”Mendengar hal yang baru saja disampaikan oleh Bai Lian Xiao Feng menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan detak jantungnya. Tubuhnya masih terasa lelah, tapi tekadnya tetap menyala.Tanpa menunggu waktu lebih lama, Bai Lian melangkah maju, tangannya bergerak dengan elegan. Seketika, udara di sekitar mereka terasa seperti bergetar. Kilatan petir meluncur dari ujung jarinya, menyambar tanah di dekat kaki Xiao Feng.“Wsuhhh! Bzzzt!” suara sambaran it
Baca selengkapnya

Bab 23: Puncak Ketahanan dan Penguasaan Jiwa

Waktu kembali berlalu dengan cepat, hari ini langit Gunung Tianmu diselimuti awan gelap seolah murka dengan aktifitas yang manusia lakukan dibawahnya. Angin bertiup kencang, membawa hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Xiao Feng berdiri di sebuah dataran tinggi yang curam, tubuhnya penuh luka dari latihan sebelumnya. Di hadapannya, Bai Lian memandang dengan tatapan tajam, sementara Xiao Chen lebih memilih duduk di sebuah batu sembari duduk bersilah, ia ingin mengamati latihan muridnya dari waktu ke waktu.“Pelatihan hari ini akan lebih berat,” ujar Bai Lian sambil melipat tangannya di dada. “Jika kau berpikir latihan kemarin adalah yang terberat, kau salah besar.”Mendengar hal itu, Xiao Feng mengepalkan tangan, menatap gurunya tanpa ragu. “Aku siap, lebih siap dari sebelumnya.”Bai Lian tersenyum dingin, seolah meremehkan kesungguhan Xiao Feng. “Baiklah. Mari kita mulai.”Tanpa menunggu waktu lebih lama, Bai Lian menggerakkan tangannya perlahan, dan angin kencang mulai berputar
Baca selengkapnya

Bab 24: Tantangan Jiwa dan Tubuh

Setelah malam yang panjang, Bai Lian memutuskan untuk memberikan Xiao Feng waktu pemulihan, namun tetap menegaskan bahwa ujian berikutnya akan lebih berat daripada sebelumnya. Mau tidak mau, berat ataupun mudah, ia harus tetap melewati ujian itu dengan sepenuh hati, karena jika tidak, mana mungkin kekuatan yang besar akan dia miliki.Selanjutnya, di kaki Gunung Tianmu, Bai Lian memimpin mereka ke area baru, Xioa Chen dan juga muridnya itu, tentu saja harus mengikuti Bai Lian yang menuntun arah. Lokasinya berupa dataran berbatu dengan tebing curam yang menghadap jurang besar. Kabut yang tebal menyelimuti tempat itu, membuat suasananya terasa mencekam.“Di sini kau akan menghadapi pelatihan fisik dan mental yang lebih berat,” ujar Bai Lian, berdiri tegap di tepi jurang. “Jika kau tidak bisa melewatinya, kau tidak hanya gagal, tapi mungkin juga kehilangan nyawamu.” Pungkasnya memastikan, "dan ingat! kau tidak harus selalu bergantung pada zirah besi itu, ia hanya tameng semeta, selebihnya
Baca selengkapnya

Bab 25: Sambutan Petir di Bawah Langit

Setelah mendapatkan kristal itu Xiao Feng memandangi kristal Petir Langit yang berkilauan di tangannya. Energi kristal itu menyatu dengan tubuhnya seperti denyut nadi yang baru, setiap detik membuatnya lebih sadar akan kekuatan dahsyat yang terkandung di dalamnya. Namun, tak ada waktu untuk beristirahat kali ini. Tiba-tiba suara dari dalam tebing kembali bergema, samar dan nyaris seperti bisikan, memanggilnya untuk kembali.Xiao Feng mulai merasakan sesuatu yang aneh, kakinya terasa berat seperti ditambatkan beban tak kasat mata. Setiap langkah membawa perasaan ganjil, seolah tanah yang dipijaknya sedang menguji keberaniannya. "Apa yang sedang terjadi denganku?" gumamnya.Bai Lian yang menyadari hal itu langsung berkata, “Langkahmu berat karena Kristal Petir Langit menguji hatimu,” ucapnya. Mendengar hal tersebut, Xiao Feng terkejut dengan apa yang baru saja terjadi dengannya, ia tidak menjawab perkataan Bai Lian, melainkan ia mulai memajamkan mata berusaha untuk memahani lebih jauh a
Baca selengkapnya

Bab 26: Mata Guru di Tengah Badai

Beberapa saat yang lalu, Xiao Chen yang sedari tadi berdiri di puncak tebing, mengamati dengan tenang sosok muridnya yang berlatih di bawah bimbingan Bai Lian, hingga tiba saatnya ia diuji dengan sosok naga petir yang tercipta dari kristal yang telah dia dapatkan. Wajahnya tetap seolah tak tergoyahkan, namun dalam hatinya ia penuh dengan kekhawatiran, karena merasa takut kehilangan murid yang begitu ia banggakan. Ia tahu betul betapa ganasnya kekuatan Petir Langit, dan meskipun Xiao Feng telah membuktikan dirinya layak, akan tetapi perjalanan untuk menguasai kekuatan itu masih terlampau panjang.“Dia memiliki potensi besar,” gumam Xiao Chen, suara rendahnya hampir tenggelam oleh gemuruh petir yang membelah langit.Bai Lian, yang berdiri tak jauh darinya, hanya tersenyum tipis. “Potensi saja tidak cukup, Xiao Chen. Kau lebih tahu daripada siapa pun bahwa keinginan untuk menang kadang bisa menjadi bumerang.”“Dan itulah mengapa aku di sini,” jawab Xiao Chen dengan nada tenang namun pen
Baca selengkapnya

Bab 27: Lembah Ujian Tersembunyi

Setelah melalui pelatihan berat dari Bai Lian, pada akhirnya wanita itu memutuskan untuk berhenti memberikan latihan lebih lanjut, karena merasa jika Xiao Feng sudah lebih dari cukup kuat untuk sekarang. Namun sebagai latihan pengganti, ia mengatakan kepada Xiao Chen jika muridnya itu harus mempelajari kembali Kitab Dewa Naga yang sudah ia dapatkan tersebut. Karena dengan itu, ia akan menjadi jauh lebih kuat dan menyatukan kekuatan petirnya yang sekarang.Mendengar arahan dari Bai Lian, Xiao Chen mengikuti kata-kata wanita itu, meski ia sendiri sebenarnya memiliki pemikiran yang sama namun hanya belum sempat untuk melakukannya.Langit semakin kelabu diikuti dengan angin dingin menghembus pelan, membawa bisikan yang hampir menyerupai suara manusia. Saat Xiao Feng dan Xiao Chen mulai melangkah lebih jauh ke dalam lembah, ketika mereka berniat untuk memperdalam kekuatan Xiao Feng, hal itu sempat membuat pertanyaan besar bagi Xiao Feng, tetapi ia menahan keinginan untuk bertanya.“Lembah
Baca selengkapnya

Bab 28: Hati yang Tangguh di Balik Puncak

Tanpa menunggu lebih lama, Xiao Feng dan Xiao Chen melanjutkan perjalanan mereka, menuju ke area yang lebih dalam dari lembah Gunung Tianmu. Jalan setapak menjadi semakin sempit dan berbahaya, diapit oleh tebing-tebing tinggi yang tampak seolah hendak runtuh kapan saja. Setiap langkah terasa semakin berat, bukan hanya karena medan yang sulit, tetapi juga tekanan spiritual yang menekan mereka.“Bai Lian tidak pernah memberikan ujian tanpa alasan,” ujar Xiao Chen sambil melirik muridnya yang terus berjuang mendaki. “Dia ingin melihat apakah kau benar-benar layak untuk pelatihan selanjutnya.”Xiao Feng hanya mengangguk mendengar kata-kata dari gurunya. Luka-luka kecil di tubuhnya akibat perjalanan sebelumnya sudah mulai pulih sepenuhnya, tetapi kelelahan mental terasa seperti beban yang sulit dilepaskan dari ingatan.Lamanya perjalanan kali ini seolah tidak terasa, hingga langkah kaki mereka mencapai dataran kecil. Di tengah perjalanan itu, tiba-tiba suara gemuruh terdengar dari kejauhan
Baca selengkapnya

Bab 29: Kabut Ujian Jiwa

Xiao Feng dan gurunya Xiao Chen melanjutkan perjalanan mereka di tengah kabut yang semakin pekat. Hembusan angin dingin membawa bisikan yang terasa seperti suara manusia, menggetarkan keberanian siapa pun yang mendengarnya. Namun hal itu tentu akan berpengaruh pada orang biasa, bukan seperti kedua orang yang baru saja lewat ini. Xiao Feng menggenggam pedangnya erat-erat, memasang sikap waspada setiap saat.“Guru,” ujar Xiao Feng dengan suara pelan, “kenapa rasanya kabut ini seperti hidup?”Xiao Chen, yang berjalan beberapa langkah di depannya, menghentikan langkah kakinya. Ia menoleh, menatap Xiao Feng dengan serius. “Kabut ini bukan kabut biasa Feng. Ini adalah ujian jiwa. Siapa pun yang tidak kuat mentalnya akan tersesat di sini selamanya.” Ucap gurunya memastikan.Mendengar hal itu Xiao Feng menelan ludah. “Apakah kau pernah melewati ini sebelumnya guru?”“Pernah,” jawab Xiao Chen sambil menghela napas. “Tapi ujian jiwa ini berbeda bagi setiap orang. Aku tidak bisa membantumu. Kau
Baca selengkapnya

Bab 30: Kekuatan Petir Kristal Naga

Saat ini Xiao Feng berdiri di tengah ruangan batu kuno, tubuhnya gemetar saat energi listrik berwarna biru menyelimuti tubuhnya. Di tangannya tergenggam Kristal Naga yang telah ia dapatkan atas arahan Bai Lian sebelumnya, sebuah artefak yang berkilau dengan cahaya yang menyilaukan. Bai Lian berdiri tidak jauh darinya, mengamati dengan ekspresi penuh keyakinan. Ia telah berjanji pada dirinya sendiri, jika kali ini ia akan memastikan Xiao Feng telah menyelesaikan semua ujian darinya."Rasakan kekuatan itu mengalir di tubuhmu," ujar Bai Lian, suaranya seperti angin yang berdesir. "Tapi jangan biarkan ia menguasaimu, lakukan seperti yang kau lakukan sebelumnya. Kau harus menjadi tuannya kali ini."Xiao Feng memejamkan mata, mencoba menyelaraskan dirinya dengan energi yang melonjak dari kristal itu. Petir kecil memancar dari tubuhnya, menciptakan suara “Crack, crack!” di udara. Setiap lonjakan membuat otot-ototnya terasa seperti terbakar, namun bersamaan dengan itu, kekuatan yang luar bias
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status