Semua Bab Malam Penuh Gelora Bersama Bosku: Bab 231 - Bab 240

383 Bab

Bab 231

"Bukan, bukan seperti itu ...!"Zoey berusaha menutupi tubuhnya dengan panik dan hampir menangis. "Pak Bendy, tolong beri tahu Pak Preston, saya dijebak! Pria ini tiba-tiba muncul dan mencoba menodai saya. Ini bukan salah saya, bukan salah saya!"Zoey benar-benar tidak mengerti bagaimana semua ini bisa terjadi. Semua rencananya telah diatur dengan sempurna. Orang yang seharusnya bersama dia adalah Preston. Namun, kenapa ini berubah menjadi pria menjijikkan seperti Erick ...?Dalam keputusasaan, Zoey mengambil vas bunga kaca di sampingnya dan melemparkannya dengan keras ke arah Erick sambil berteriak seperti orang gila, "Kamu ... siapa kamu sebenarnya! Aku akan lapor polisi! Aku akan lapor polisi!"Erick yang baru saja sadar sepenuhnya, terkena hantaman di kepalanya. Rasa sakit membuatnya marah sekaligus panik. Dia tahu jika rencana malam ini terbongkar, dia bukan hanya akan kehilangan pekerjaannya tetapi juga menghadapi tuduhan pemerkosaan.Dalam ketakutannya, Erick buru-buru membela d
Baca selengkapnya

Bab 232

Bibir Livy terasa perih ketika Preston menggigitnya dengan keras. Rasa sakit itu cukup kuat hingga Livy bisa merasakan jejak darah di antara bibirnya."Pasangan ... kontrak?"Preston menatapnya dengan dingin, suaranya tajam dan penuh ironi. "Hanya itu?""Kalau nggak, apa lagi?" Entah karena efek sisa aromaterapi atau keberanian yang muncul dari rasa frustasi dan tekanan selama beberapa hari terakhir, Livy melawan dengan nada berani yang bahkan mengejutkan dirinya sendiri."Menurut Pak Preston, hubungan kita seharusnya seperti apa?""Pasangan," jawab Preston dengan tenang dan menatap Livy dalam-dalam sebelum menambahkan, "Setidaknya, saat ini.""Aku sudah bilang, selama kamu masih jadi Nyonya Sandiaga, apa pun masalah yang kamu hadapi, kamu bisa datang padaku."Apakah ini ... cara Preston mencoba menenangkannya?Livy tahu persis seperti apa Preston sebagai seorang pria. Sejak kecil, dia telah menjadi pusat perhatian dan selalu dimanjakan oleh para wanita yang ingin mendekatinya.Fakta b
Baca selengkapnya

Bab 233

Di dalam mobil yang remang, wajah Preston yang tegas dan tampan terlihat semakin memikat dalam pencahayaan redup."Hari ini bukan masa suburmu, 'kan?" tanyanya tiba-tiba.Livy langsung merasa ada bahaya mengintai. Dengan refleks, dia bergeser sedikit ke belakang dan mencoba menjauh. Namun, ruang di dalam mobil terbatas dan pintu mobil telah dikunci oleh Preston sebelumnya. Tidak ada jalan keluar bagi Livy."Pak Preston, ini di dalam mobil. Mungkin saja ada yang melihat kita ...," ucap Livy dengan nada gugup."Jendela ini satu arah. Nggak ada yang bisa melihat ke dalam. Lagi pula, nggak ada yang akan datang ke sini," jawab Preston dengan santai sambil mulai melepas dasinya.Gerakannya kasar dan penuh tenaga, hingga kancing paling atas kemejanya terlepas.Leher Preston yang berotot tampak menonjol dan Livy tidak bisa mengalihkan pandangannya. Di bawahnya, otot dadanya yang terlihat sempurna semakin menambah daya tariknya."Pak Preston, aku ....""Panggil aku dengan benar," potong Preston
Baca selengkapnya

Bab 234

Livy masih dalam keadaan bingung, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.Ketika dia mengangkat kepalanya dengan cepat, pandangannya langsung bertemu dengan mata gelap Preston yang penuh gairah. Sorot matanya yang mendalam dan panas mulai menyebar, membuat Livy terdiam.Dia baru saja ingin mengatakan sesuatu, tetapi ciuman Preston yang panas tiba-tiba datang lagi dan membuat pikirannya kosong.Suhu di kursi belakang mobil terus meningkat.Preston mulai membuka kancing bajunya dengan perlahan. Namun, ketika jarinya mulai membuka kancing baju Livy, dia tiba-tiba berhenti.Tatapan matanya menatap Livy dengan intens, seolah-olah sedang menunggu jawaban. Dengan suara yang serak dan berat karena hasrat, dia berkata, "Livy, kalau kamu benar-benar nggak mau, kamu bisa menolakku."Livy yang sudah setengah kehilangan akal karena ciuman itu, tiba-tiba tersadar oleh ucapannya. Dengan bingung, dia bertanya, "Tapi ... bukankah ini adalah kewajibanku?"Alis Preston sedikit berkerut, tetapi suara
Baca selengkapnya

Bab 235

Meskipun tahu bahwa Preston telah mengunci pintu mobil, Livy tetap tidak bisa menahan rasa tegangnya. Tangannya mencengkeram bahu Preston begitu erat hingga nyaris meninggalkan bekas merah.Namun, Preston tampaknya tidak merasa sakit sedikit pun. Sebaliknya, dia hanya tertawa kecil dan suara rendahnya terdengar di dekat telinga Livy."Jangan bersuara," bisiknya dengan nada lembut.Tapi ... orang itu ada di luar!Livy menggigit bibirnya, menatap Preston dengan bingung dan sedikit marah.Apakah semua pria seperti ini? Di hati mereka mencintai satu orang, tetapi tubuh mereka tetap mencari yang lain?Pikiran itu membuat Livy tiba-tiba merasa ingin menyerah. Dia mendorong Preston dengan lemah, mencoba memberinya sinyal bahwa dia tidak ingin melanjutkan.Namun, sebelum Preston bisa menangkap tangannya untuk menghentikannya, ponsel yang tergeletak di dekat mereka tiba-tiba berbunyi dan memenuhi keheningan di dalam mobil yang sempit.Suara dering yang taka sing itu membuat tubuh Livy semakin k
Baca selengkapnya

Bab 236

Melihat dirinya sudah selesai mandi, Preston mengangkat Livy keluar dari kamar mandi. Dia membantu Livy mengenakan piama dan menurunkannya di ranjang dengan lembut.Ponsel berbunyi lagi. Itu adalah panggilan dari David. Preston melihat sebentar, lalu segera berjalan ke balkon."Kak Preston, ada masalah besar! Kak Sylvia nggak sengaja terjatuh dari kursi roda dan sekarang sedang dioperasi!"Preston terdiam sejenak, lalu langsung berkata, "Aku akan segera ke sana!"Setelah turun, Preston bertemu dengan Tina yang sedang menyiapkan camilan. "Tuan, kamu pasti capek malam ini. Lebih baik makan dulu ...."Sebelum Tina selesai berbicara, Preston menyela, "Nggak usah bawa ke atas, jangan ganggu tidurnya."Tina buru-buru tersenyum dan menyahut, "Oh, baiklah."Pasangan muda ini sudah lama bertengkar dan akhirnya berdamai.....Malam itu, tidur Livy kurang nyenyak. Sekitar pukul 12 tengah malam, dia terbangun karena bunyi telepon. Itu dari Rivano.Begitu telepon tersambung, terdengar suara Rivano
Baca selengkapnya

Bab 237

Setelah berkata demikian, Rivano segera merendahkan suaranya. Dengan setengah lembut setengah mengancam, dia meneruskan, "Livy, Zoey memang melakukan kesalahan, tapi kita tetap keluarga. Kondisinya sedang nggak stabil. Kalau dia mengatakan hal-hal yang nggak seharusnya di depan Pak Preston, kami juga nggak bisa mengendalikannya.""Omong-omong, aku dengar wanita yang dinikahi Stanley adalah keponakan Pak Preston, 'kan? Meskipun itu sudah masa lalu, kalau ...."Lagi-lagi ancaman? Livy merasa sangat jengkel. "Ya sudah, kamu bilang saja. Aku sudah setuju untuk membantu Zoey masuk ke Grup Sandiaga. Dia sendiri yang nggak bekerja dengan baik dan malah menggunakan metode tercela seperti ini. Masa masih mau aku bantu? Paling-paling aku dan Preston cerai dan Zoey keluar dari perusahaan bersamaku."Rivano terdiam sejenak, lalu akhirnya melembutkan suaranya. "Livy, tolonglah, anggap ayahmu memohon padamu ya? Kamu selalu ingin gelang emas ibumu, 'kan? Kalau kamu bantu kali ini, aku langsung ambilk
Baca selengkapnya

Bab 238

Zoey bisa masuk ke Grup Sandiaga karena permohonan Livy. Dia juga paham, Bendy mempertahankan Zoey demi dirinya. Meskipun Livy bukan istri Preston yang sesungguhnya, dia masih memiliki sedikit kekuasaan.Sesuai dugaan, Rivano langsung takut. Dia menggigit bibirnya dan berucap dengan enggan, "Ya sudah, kamu tunggu sebentar di sini."Setelah itu, Rivano naik ke lantai atas. Begitu masuk ke kamar, dia langsung melihat Zoey yang menangis dan mengeluh, "Ayah, lihat Livy! Dia kira dia Nyonya Sandiaga yang bermartabat? Pak Preston nggak menyukainya dan cuma anggap dia teman tidur! Kalau bukan karena aku, malam ini ....""Sudah, kamu merasa malam ini belum cukup memalukan ya!" Rivano yang kesal pun membentak, "Aku sudah menyuruhmu bersikap baik dan fokus pada kerjaan, jangan pikir macam-macam! Sekarang lihat, kamu bukan cuma tidur dengan pria berengsek itu, tapi Pak Preston juga melihat semua. Gimana pendapat Pak Preston terhadapmu sekarang?""Aku ... aku cuma ingin membantu Ayah! Kenapa malah
Baca selengkapnya

Bab 239

Sementara itu, di bangsal, Preston yang sedang merawat Sylvia pun menerima panggilan dari Livy. Suaranya agak serak. "Ada apa?"Livy ragu-ragu sejenak, lalu akhirnya bertanya dengan terbata-bata, "Ini ... tentang adikku, Zoey. Aku ingin tanya. Apa posisinya bisa ...?"Sebelum Livy selesai bicara, Preston sudah menurunkan suara dan menyela dengan dingin: "Livy, aku sudah sangat baik karena mempertahankan Zoey di Grup Sandiaga. Sebaiknya jangan minta terlalu banyak!"Telepon langsung diakhiri. Livy termangu memandang layar ponselnya yang menampilkan nama "Pak Preston". Dia sungguh bingung.Preston marah ... karena masalah Zoey? Ya, benar. Dia sudah berulang kali memohon kepada Preston demi Zoey. Zoey malah sama sekali tidak menghargai itu dan malah membuat masalah besar saat perayaan ulang tahun perusahaan.Mungkin kesabaran Preston terhadapnya juga sudah habis. Hanya karena sedikit kelembutan tadi malam, Livy mengira Preston memperlakukannya dengan sedikit berbeda.Livy meremas ponselny
Baca selengkapnya

Bab 240

Preston yang gusar, kini semakin marah kepada Livy setelah mendengar apa yang dikatakan Sylvia. Dengan alis yang berkerut, dia menekan emosinya. Akal sehatnya masih berfungsi. "Livy nggak akan berani melakukan hal seperti itu."Mendengar Preston masih membela Livy, Sylvia hampir menggertakkan giginya hingga patah. Dia sampai mengorbankan dirinya untuk menjebak Livy, tetapi ternyata Preston masih memihak pada Livy!Mereka belum mengenal lama, bagaimana bisa wanita itu begitu penting di hati Preston? Seketika, Sylvia mengubah sikapnya.Dengan kepala sedikit terangkat, mata Sylvia mulai berkaca-kaca. Dia terlihat sangat menyedihkan. "Maafkan aku, Preston. Mungkin aku salah paham pada Bu Livy."Preston hanya menjawab dengan suara datar, "Mungkin dia nggak tahu tentang hal ini, tapi dia tetap punya tanggung jawab.""Bukan begitu, Preston." Sylvia segera menggeleng dan berkata, "Tadi aku salah bicara. Bu Livy pasti nggak bersalah. Jangan salahkan dia. Sebelumnya Zoey mengejekku sebagai orang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
39
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status