Semua Bab BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN : Bab 31 - Bab 40

79 Bab

Chapter 31

Bagas mengendarai motornya menuju rumah Pak Kardi. Pikirannya sangat kacau saat ini. Dia butuh seseorang untuk mendengarkan ceritanya.Jalan tampak ramai di hari Minggu. Bagas melajukan motor dengan kecepatan tinggi. Dan saat di sebuah tikungan, dia dibuat terkejut ketika sebuah mobil nyaris saja menabraknya.Ckittt!Bruk!Bagas berhasil menghindar dari kecelakaan besar. Namun dia terjatuh bersama motornya ke tepi jalan. Mobil itu pun segera menepi."Bagas?!"Fandi bergegas lari menuju laki-laki yang sedang tergolek bersama motornya di pinggir jalan. Dia sangat terkejut setelah tahu orang itu adalah Bagas."Bagas, kamu nggak pa-pa? Maaf, tadi aku meleng nyetirnya," ucap Fandi dengan wajah cemas. Ia lantas membantu Bagas berdiri.Bagas tersenyum tipis. "Cuma luka ringan saja, Fan. Saya yang salah karena tidak fokus bawa motornya," sesal Bagas.Fandi masih menatapnya dengan cemas. Kemudian ia mengajak Bagas untuk duduk pada kursi di bawah sebuah pohon besar."Sebenarnya kamu mau kemana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Chapter 32

Kumandang adzan Magrib terdengar sangat merdu dari arah mesjid. Laras sedang duduk menghadap meja makan di dapur. Matanya sibuk memperhatikan Bagas yang sedang berdiri di depan kompor yang baru saja dimatikan."Mas hari ini gajian. Jadi tadi Mas iseng-iseng masak."Bagas tersenyum sambil berjalan menuju meja makan. Tangannya memegang dua mangkuk sayur sup ayam yang masih mengepulkan asap. Dia sangat menyesal karena tadi pagi sudah membentak Laras. Bagas bahkan tidak mengizinkan istrinya untuk mengerjakan pekerjaan rumah sore ini. Bagas berharap bisa menebus kesalahannya dengan memanjakan Laras melalui masakan yang ia buatkan untuk istrinya.Laras tersenyum menanggapi. "Mas udah capek-capek kerja. Mestinya sudah tugas Laras untuk masak buat Mas Bagas," ucapnya seraya membantu Bagas menyajikan dua mangkuk sup ayam yang dibawanya ke tengah meja.Bagas memandang wajah sang istri seraya tersenyum pahit. "Mas minta maaf karena sudah membuat kamu ketakutan. Mas cuma kuatir saja sama kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Chapter 33

Elsa sedang berada di butik pagi itu. Dua orang desainer datang menemuinya. Mereka membawa desain gaun pengantin yang ia pesan. Bibirnya tersenyum pahit memandangi gaun itu."Bulan depan kalian akan menikah, kan? Kenapa sih masih cuek-cuekan aja?!" Karin, sahabat Elsa datang untuk mengambil gaun pesanannya. Dia tersenyum remeh melihat si pemilik butik yang tampak murung.Elsa mau menikah satu bulan lagi. Dan laki-laki itu adalah Fandi Putra Wicaksana, putra tunggal konglomerat asal Palembang.Sebagai teman lama Elsa, Karin sedikit iri atas nasib bagus temannya itu. Menurutnya, Elsa tidak cocok disandingkan dengan Fandi. Justru dialah yang cocok menjadi istri insinyur muda itu.Elsa cuma tersenyum tipis mendengar ucapan Karin. Dengan langkah anggun ia segera menghampiri perempuan itu."Kamu sendiri kapan mau married? Bukannya Aditia sudah ninggalin kamu, ya?" Elsa bicara dengan acuh sambil sibuk merapikan gaun cantik yang terpasang di manekin. Mendengar ucapan perempuan itu, Karin sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Chapter 34

Bos Besar Yakuza sudah meninggalkan Indonesia karena suatu urusan urgent di Jepang. Frans sangat senang mendengar kabar itu. Dia pun segera mengadakan pesta di kantornya."Mas Fandi ingin ketemu sama kamu. Ayo temui dia. Mas Fandi klien kelas kakap! Dia Member VIP yang paling royal," bisik Frans pada Laras. Mereka sedang berada di wilayah pesta.Laras tidak menjawab. Frans tersenyum seringai saat mata perempuan itu melirik padanya. Dia memekik senang melihat Laras pergi menemui seorang tamu laki-laki yang baru saja tiba di pesta."Laras, kamu cantik sekali malam ini." Fandi segera menyambut dan langsung mengecup jemari Laras kala perempuan itu datang padanya.Laras tersenyum. "Makasih, Mas Fandi. Ayo duduk."Fandi segera mengikuti langkah perempuan dengan mini dress warna merah di depannya. Laras berjalan dengan melenggak-lenggok seperti burung merak betina.Fandi tidak tahan melihat keindahan tubuh Laras dan kecantikan perempuan itu."Laras, aku ingin kamu malam ini," bisiknya setel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Chapter 35

Kabut putih masih menyelimuti kota Jakarta pagi itu. Cuaca amat dingin di penghujung bulan Agustus. Seonggok tubuh masih bergelung di balik selimut tebal. Samar-samar telinganya menangkap suara seseorang."Iya, Pak. Bagas akan pulang. Tolong katakan itu sama Ibu."Laras membuka matanya perlahan. Mas Bagas sedang bicara dengan siapa?Dia segera bangkit. Sambil memegang selimut tebal di dadanya, Laras memandangi punggung telanjang yang sedang berdiri menghadap jendela kamar.Bagas terlihat sedang bicara lewat sambungan ponselnya. Laki-laki itu cuma mengenakan celana pendeknya saja. Tubuhnya sangat bagus seperti seorang atlet tinju. Pantas saja jika banyak perempuan yang menyukai suaminya itu.Laras tersenyum. Dipandanginya Bagas tanpa berani menggangunya yang sedang bicara dengan seseorang. Laras tahu siapa yang sedang Bagas hubungi."Iya, Pak. Bagas ngerti."Usai menutup panggilan ponselnya, Bagas tampak termenung. Laras segera beringsut dari ranjang. Dengan tubuh yang hanya berbalut
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Chapter 36

Bruk!Asti sangat terkejut saat Fandi menutup pintu mobilnya. Sepertinya baru saja terjadi perang dunia dua antara laki-laki itu dengan Mbak Elsa, pikirnya sambil memandangi mobil Fandi melaju pergi."Sial! Ngapain juga aku menemui Elsa? Bikin kesal saja!"Fandi merutuki dirinya sambil mengemudikan mobil. Hatinya sangat kesal karena sikap Elsa yang menjengkelkan itu.Sebaiknya dia kembali saja ke unit apartemen. Dia butuh sesuatu yang bisa mengembalikan moodnya lagi. Maka nomor Laras yang kemudian di hubungi.*Laras sedang menjemur cucian di pelataran bagian belakang rumah. Hidup jauh dari tetangga membuatnya merasa lebih nyaman. Suara ponsel berdering menyambangi indra pendengaran Laras. Siapa yang menelepon pagi-pagi begini?Segera diraihnya keranjang cucian, lantas ia berjalan menuju pintu belakang rumah.Ponsel rahasianya berada di dalam tas yang tergantung di belakang pintu kamar. Langkah Laras semakin cepat mengikuti sumber suara ponselnya.Mas Fandi?Dia sedikit heran saat me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Chapter 37

Fandi sedang rebahan di sofa yang berada di kamar tamu. Kemunculan Laras membuatnya tersenyum tipis. Juga kemarahan di wajah perempuan itu. Dia jadi gemas dibuatnya.Laras yang kesal segera menyembunyikan tangannya saat Fandi hendak meraihnya. Ia lantas mundur dari hadapan laki-laki itu.Fandi cuma tersenyum tipis melihat sikap dingin Laras."Hubungan kita hanya sebatas klien saja. Tidak seharusnya kamu mencari ku sampai ke sini," ucap Laras.Fandi menatapnya dalam-dalam. "Aku nggak mencari kamu. Aku juga kaget pas tahu ternyata kamu istrinya Bagas."Laras tidak percaya. "Sebenarnya mau apa Mas Fandi ke sini? Aku nggak mau Mas Bagas curiga. Sebaiknya Mas Fandi segera pergi," ucapnya lalu memalingkan muka.Fandi tersenyum. "Kamu kok ngomongnya begitu, sih? Aku kesini karena aku kangen sama kamu, Laras ..."Jelas saja Laras sangat terkejut mendengarnya. Namun sebelum dia menimpali ucapan Fandi, tiba-tiba saja terdengar Bagas memanggilnya."Kita bicara lagi nanti," ucap Laras. Dia segera
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Chapter 38

Sore hari saat Matahari mulai condong ke barat. Bagas segera mengajak Laras menuju mobil taksi yang sedang menunggu mereka di pelataran rumah.Koper besar Bagas seret sambil mengikuti langkah kecil Laras yang berjalan di depannya.Seperti yang dikatakan oleh Bagas, sore ini juga mereka akan segera berangkat ke Solo. Berita keberangkatan Bagas dan Laras membuat Fandi murka. Maka dia pun segera meminta asistennya untuk mengatur keberangkatan dia menuju kota Solo.Dan mendengar Fandi yang pergi ke luar kota sendirian, Pak Danu segera menanyai Elsa. "Papa dengar, katanya Fandi pergi ke Solo sore ini. Ada urusan apa dia pergi ke sana? Dan kenapa dia tidak mengajak kamu?"Elsa menanggapi dengan wajah dingin saat mata Pak Danu membidik wajahnya.Hubungan Elsa dengan Fandi baru saja membaik. Satu bulan lagi mereka akan segera menikah. Lantas, kenapa Fandi malah pergi ke luar kota?Untuk mengetahui semua itu, dia harus menanyakannya kepada Elsa. "Aku nggak tahu dan nggak mau tahu. Terserah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Chapter 39

"Ibu seneng kalian akhirnya pulang ke rumah ini," ucap Purwanti dengan wajah berbinar. Ia tak hentinya tersenyum memandangi dua orang yang kini duduk di depannya.Bagas menoleh ke arah perempuan cantik yang duduk di sampingnya. Laras menanggapi dengan tersenyum manis.Akhirnya mereka bisa diterima dengan baik di rumah orang tuanya. Namun entah di mana ayahnya. Kenapa Pak Handoko tidak bergabung dengan kebahagiaan mereka?"Bagas juga seneng melihat Ibu sehat-sehat. Maaf kalo Bagas sama Laras baru bisa jenguk," ucap Bagas pada Purwanti. Ia lantas tersenyum hangat seraya mengusap punggung tangan sang ibu.Laras cuma tersenyum melihatnya. Dia pun turut bahagia atas kebahagiaan suaminya."Ibu akan sehat-sehat kalau anak-anak Ibu ada di sini. Bagas, Ibu ingin kamu dan Laras tinggal di sini. Bantu bapakmu mengelola perusahaan dan perkebunan, ya?"Mendengar permintaan sang ibu, Bagas cuma tersenyum. Kemudian ia menoleh ke arah Laras. Sang istri cuma mengangguk menanggapi."Maaf sebelumnya jik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Chapter 40

Laras dibuat sangat terkejut saat Bagas tiba-tiba masuk ke kamar. Bergegas dia sembunyikan ponsel rahasianya ke balik bantal, lantas segera memasang senyum manis di wajahnya."Mas Bagas ..."Mata Bagas mengincar bantal yang berada di samping istrinya. Entah apa yang Laras sembunyikan, sebaiknya dia berpura-pura tak tahu saja."Mas mau pergi dengan Bapak untuk meninjau pabrik kopi. Kamu nggak pa-pa, kan Mas tinggal sebentar?" ujar Bagas seraya mendaratkan bokongnya pada tepi ranjang di mana sang istri sedang duduk.Laras tersenyum. "Nggak pa-pa, Mas. Laras juga mau ikut sama Ibu ke mall. Katanya Ibu pingin belanja kebutuhan dapur."Bagas lega mendengarnya. "Kalo gitu Mas bisa pergi sekarang?"Laras mengangguk sambil tersenyum manis. "Ayo Laras antar."Mereka berdua segera bangkit, lantas berjalan dengan bergandengan mesra menuju teras rumah. Pak Handoko dan Triatno sudah menunggu di samping mobil."Selamat pagi, Mas Bagas!" Triatno menyambut kedatangan Bagas dan Laras dengan tersenyum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status