Share

Chapter 31

Author: Dewa Amour
last update Last Updated: 2024-12-30 22:31:01

Bagas mengendarai motornya menuju rumah Pak Kardi. Pikirannya sangat kacau saat ini. Dia butuh seseorang untuk mendengarkan ceritanya.

Jalan tampak ramai di hari Minggu. Bagas melajukan motor dengan kecepatan tinggi. Dan saat di sebuah tikungan, dia dibuat terkejut ketika sebuah mobil nyaris saja menabraknya.

Ckittt!

Bruk!

Bagas berhasil menghindar dari kecelakaan besar. Namun dia terjatuh bersama motornya ke tepi jalan. Mobil itu pun segera menepi.

"Bagas?!"

Fandi bergegas lari menuju laki-laki yang sedang tergolek bersama motornya di pinggir jalan. Dia sangat terkejut setelah tahu orang itu adalah Bagas.

"Bagas, kamu nggak pa-pa? Maaf, tadi aku meleng nyetirnya," ucap Fandi dengan wajah cemas. Ia lantas membantu Bagas berdiri.

Bagas tersenyum tipis. "Cuma luka ringan saja, Fan. Saya yang salah karena tidak fokus bawa motornya," sesal Bagas.

Fandi masih menatapnya dengan cemas. Kemudian ia mengajak Bagas untuk duduk pada kursi di bawah sebuah pohon besar.

"Sebenarnya kamu mau kemana
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 32

    Kumandang adzan Magrib terdengar sangat merdu dari arah mesjid. Laras sedang duduk menghadap meja makan di dapur. Matanya sibuk memperhatikan Bagas yang sedang berdiri di depan kompor yang baru saja dimatikan."Mas hari ini gajian. Jadi tadi Mas iseng-iseng masak."Bagas tersenyum sambil berjalan menuju meja makan. Tangannya memegang dua mangkuk sayur sup ayam yang masih mengepulkan asap. Dia sangat menyesal karena tadi pagi sudah membentak Laras. Bagas bahkan tidak mengizinkan istrinya untuk mengerjakan pekerjaan rumah sore ini. Bagas berharap bisa menebus kesalahannya dengan memanjakan Laras melalui masakan yang ia buatkan untuk istrinya.Laras tersenyum menanggapi. "Mas udah capek-capek kerja. Mestinya sudah tugas Laras untuk masak buat Mas Bagas," ucapnya seraya membantu Bagas menyajikan dua mangkuk sup ayam yang dibawanya ke tengah meja.Bagas memandang wajah sang istri seraya tersenyum pahit. "Mas minta maaf karena sudah membuat kamu ketakutan. Mas cuma kuatir saja sama kamu

    Last Updated : 2024-12-30
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 33

    Elsa sedang berada di butik pagi itu. Dua orang desainer datang menemuinya. Mereka membawa desain gaun pengantin yang ia pesan. Bibirnya tersenyum pahit memandangi gaun itu."Bulan depan kalian akan menikah, kan? Kenapa sih masih cuek-cuekan aja?!" Karin, sahabat Elsa datang untuk mengambil gaun pesanannya. Dia tersenyum remeh melihat si pemilik butik yang tampak murung.Elsa mau menikah satu bulan lagi. Dan laki-laki itu adalah Fandi Putra Wicaksana, putra tunggal konglomerat asal Palembang.Sebagai teman lama Elsa, Karin sedikit iri atas nasib bagus temannya itu. Menurutnya, Elsa tidak cocok disandingkan dengan Fandi. Justru dialah yang cocok menjadi istri insinyur muda itu.Elsa cuma tersenyum tipis mendengar ucapan Karin. Dengan langkah anggun ia segera menghampiri perempuan itu."Kamu sendiri kapan mau married? Bukannya Aditia sudah ninggalin kamu, ya?" Elsa bicara dengan acuh sambil sibuk merapikan gaun cantik yang terpasang di manekin. Mendengar ucapan perempuan itu, Karin sa

    Last Updated : 2024-12-30
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 34

    Bos Besar Yakuza sudah meninggalkan Indonesia karena suatu urusan urgent di Jepang. Frans sangat senang mendengar kabar itu. Dia pun segera mengadakan pesta di kantornya."Mas Fandi ingin ketemu sama kamu. Ayo temui dia. Mas Fandi klien kelas kakap! Dia Member VIP yang paling royal," bisik Frans pada Laras. Mereka sedang berada di wilayah pesta.Laras tidak menjawab. Frans tersenyum seringai saat mata perempuan itu melirik padanya. Dia memekik senang melihat Laras pergi menemui seorang tamu laki-laki yang baru saja tiba di pesta."Laras, kamu cantik sekali malam ini." Fandi segera menyambut dan langsung mengecup jemari Laras kala perempuan itu datang padanya.Laras tersenyum. "Makasih, Mas Fandi. Ayo duduk."Fandi segera mengikuti langkah perempuan dengan mini dress warna merah di depannya. Laras berjalan dengan melenggak-lenggok seperti burung merak betina.Fandi tidak tahan melihat keindahan tubuh Laras dan kecantikan perempuan itu."Laras, aku ingin kamu malam ini," bisiknya setel

    Last Updated : 2024-12-30
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 35

    Kabut putih masih menyelimuti kota Jakarta pagi itu. Cuaca amat dingin di penghujung bulan Agustus. Seonggok tubuh masih bergelung di balik selimut tebal. Samar-samar telinganya menangkap suara seseorang."Iya, Pak. Bagas akan pulang. Tolong katakan itu sama Ibu."Laras membuka matanya perlahan. Mas Bagas sedang bicara dengan siapa?Dia segera bangkit. Sambil memegang selimut tebal di dadanya, Laras memandangi punggung telanjang yang sedang berdiri menghadap jendela kamar.Bagas terlihat sedang bicara lewat sambungan ponselnya. Laki-laki itu cuma mengenakan celana pendeknya saja. Tubuhnya sangat bagus seperti seorang atlet tinju. Pantas saja jika banyak perempuan yang menyukai suaminya itu.Laras tersenyum. Dipandanginya Bagas tanpa berani menggangunya yang sedang bicara dengan seseorang. Laras tahu siapa yang sedang Bagas hubungi."Iya, Pak. Bagas ngerti."Usai menutup panggilan ponselnya, Bagas tampak termenung. Laras segera beringsut dari ranjang. Dengan tubuh yang hanya berbalut

    Last Updated : 2024-12-30
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 36

    Bruk!Asti sangat terkejut saat Fandi menutup pintu mobilnya. Sepertinya baru saja terjadi perang dunia dua antara laki-laki itu dengan Mbak Elsa, pikirnya sambil memandangi mobil Fandi melaju pergi."Sial! Ngapain juga aku menemui Elsa? Bikin kesal saja!"Fandi merutuki dirinya sambil mengemudikan mobil. Hatinya sangat kesal karena sikap Elsa yang menjengkelkan itu.Sebaiknya dia kembali saja ke unit apartemen. Dia butuh sesuatu yang bisa mengembalikan moodnya lagi. Maka nomor Laras yang kemudian di hubungi.*Laras sedang menjemur cucian di pelataran bagian belakang rumah. Hidup jauh dari tetangga membuatnya merasa lebih nyaman. Suara ponsel berdering menyambangi indra pendengaran Laras. Siapa yang menelepon pagi-pagi begini?Segera diraihnya keranjang cucian, lantas ia berjalan menuju pintu belakang rumah.Ponsel rahasianya berada di dalam tas yang tergantung di belakang pintu kamar. Langkah Laras semakin cepat mengikuti sumber suara ponselnya.Mas Fandi?Dia sedikit heran saat me

    Last Updated : 2024-12-31
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 37

    Fandi sedang rebahan di sofa yang berada di kamar tamu. Kemunculan Laras membuatnya tersenyum tipis. Juga kemarahan di wajah perempuan itu. Dia jadi gemas dibuatnya.Laras yang kesal segera menyembunyikan tangannya saat Fandi hendak meraihnya. Ia lantas mundur dari hadapan laki-laki itu.Fandi cuma tersenyum tipis melihat sikap dingin Laras."Hubungan kita hanya sebatas klien saja. Tidak seharusnya kamu mencari ku sampai ke sini," ucap Laras.Fandi menatapnya dalam-dalam. "Aku nggak mencari kamu. Aku juga kaget pas tahu ternyata kamu istrinya Bagas."Laras tidak percaya. "Sebenarnya mau apa Mas Fandi ke sini? Aku nggak mau Mas Bagas curiga. Sebaiknya Mas Fandi segera pergi," ucapnya lalu memalingkan muka.Fandi tersenyum. "Kamu kok ngomongnya begitu, sih? Aku kesini karena aku kangen sama kamu, Laras ..."Jelas saja Laras sangat terkejut mendengarnya. Namun sebelum dia menimpali ucapan Fandi, tiba-tiba saja terdengar Bagas memanggilnya."Kita bicara lagi nanti," ucap Laras. Dia segera

    Last Updated : 2024-12-31
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 38

    Sore hari saat Matahari mulai condong ke barat. Bagas segera mengajak Laras menuju mobil taksi yang sedang menunggu mereka di pelataran rumah.Koper besar Bagas seret sambil mengikuti langkah kecil Laras yang berjalan di depannya.Seperti yang dikatakan oleh Bagas, sore ini juga mereka akan segera berangkat ke Solo. Berita keberangkatan Bagas dan Laras membuat Fandi murka. Maka dia pun segera meminta asistennya untuk mengatur keberangkatan dia menuju kota Solo.Dan mendengar Fandi yang pergi ke luar kota sendirian, Pak Danu segera menanyai Elsa. "Papa dengar, katanya Fandi pergi ke Solo sore ini. Ada urusan apa dia pergi ke sana? Dan kenapa dia tidak mengajak kamu?"Elsa menanggapi dengan wajah dingin saat mata Pak Danu membidik wajahnya.Hubungan Elsa dengan Fandi baru saja membaik. Satu bulan lagi mereka akan segera menikah. Lantas, kenapa Fandi malah pergi ke luar kota?Untuk mengetahui semua itu, dia harus menanyakannya kepada Elsa. "Aku nggak tahu dan nggak mau tahu. Terserah

    Last Updated : 2024-12-31
  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 39

    "Ibu seneng kalian akhirnya pulang ke rumah ini," ucap Purwanti dengan wajah berbinar. Ia tak hentinya tersenyum memandangi dua orang yang kini duduk di depannya.Bagas menoleh ke arah perempuan cantik yang duduk di sampingnya. Laras menanggapi dengan tersenyum manis.Akhirnya mereka bisa diterima dengan baik di rumah orang tuanya. Namun entah di mana ayahnya. Kenapa Pak Handoko tidak bergabung dengan kebahagiaan mereka?"Bagas juga seneng melihat Ibu sehat-sehat. Maaf kalo Bagas sama Laras baru bisa jenguk," ucap Bagas pada Purwanti. Ia lantas tersenyum hangat seraya mengusap punggung tangan sang ibu.Laras cuma tersenyum melihatnya. Dia pun turut bahagia atas kebahagiaan suaminya."Ibu akan sehat-sehat kalau anak-anak Ibu ada di sini. Bagas, Ibu ingin kamu dan Laras tinggal di sini. Bantu bapakmu mengelola perusahaan dan perkebunan, ya?"Mendengar permintaan sang ibu, Bagas cuma tersenyum. Kemudian ia menoleh ke arah Laras. Sang istri cuma mengangguk menanggapi."Maaf sebelumnya jik

    Last Updated : 2024-12-31

Latest chapter

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 79 ( Extra Part )

    Musim hujan di bulan Juni tahun 2011.Angin bertiup kencang menjelang sore. Gerimis mulai turun di tengah langit yang terus saja mendung. Satu tahun sudah berlalu pasca insiden kecelakaan yang merenggut nyawa Laras. Sudah saatnya Bagas menata hidupnya lagi. Tanpa Laras.Pengemudi mobil yang menabrak Laras juga sudah menjalani proses hukum di Lapas Pusat, Jakarta. Pelakunya tidak lain adalah Aryo. Rupanya lelaki itu sudah dibayar oleh Pak Wirya untuk menghabisi Laras dan juga Bagas.Lagi, rencana jahat Pak Wirya gagal lagi. Akhirnya pebisnis itu harus menghabiskan hari tuanya di balik jeruji besi. Hukuman seumur hidup itu rasanya masih belum cukup untuk membayar semua kejahatannya.Hari ini pada tanggal 20 Juni. Jatuh di hari selasa dan bertepatan dengan hari jadi Laras yang ke 25 tahun. Bagas mengunci pintu rumahnya. Lelaki itu berjalan menuju motornya yang sudah menunggu di pelataran.Sebelum ia melajukan motor, Bagas melirik ke arah rumahnya. Dilihatnya Laras yang sedang berdiri di

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 78 ( Ending )

    Hari mulai siang saat mini bus yang dikemudikan oleh Anto terjebak macet di pertigaan jalan menuju arah bandara. Dengan wajah gelisah Laras menoleh ke luar dari kaca jendela mobil.Sudah dua hari ia tidak pulang. Pasti Bagas sudah kelimpungan mencarinya. Namun apa yang harus ia lakukan sekarang? Alex akan mengirim dia ke Jepang siang ini juga.Ekor mata Laras melirik ke arah lelaki yang duduk di sampingnya. Alex tampak sibuk dengan aktifitas ponsel.Membuang nafas berat, Laras kembali memandang ke luar mobil. Dilihatnya mobil Fandi yang juga sedang terjebak macet di sekitar.Apa dia tidak saah lihat? Ya, itu memang mobil Mas Fandi!Ada sedikit cahaya dalam kegelapan yang sedang melanda jiwa Laras. Sepertinya dia bisa minta bantuan kepada Fandi untuk kabur dari Alex."Aduuh!"Laras berpura-pura meringis kesakitan sambil meremas bagian depan dressnya. Alex segera menoleh ke arah perempuan itu."Laras, kamu kenapa?" tanya Alex.Laras meringis, "Perut saya sakit banget, Mas Alex. Bisa kit

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 77

    Lapas Pusat Jakarta."Saudara Aryo! Anda dibebaskan!"Aryo yang sedang duduk di dalam sel tahanan sangat terkejut saat seorang opsir memberinya kabar itu.Seorang pengusaha datang dengan membawa pengacara. Dia memberi jaminan sampai akhirnya dia dibebaskan. Aryo sangat ingin bertemu dengan orang dernawan tersebut."Jadi, Bapak yang sudah membebaskan saya? Mohon maaf, apa kita saling kenal?" Aryo keheranan saat bertemu dengan pengusaha yang memberinya jaminan.Pak Wirya menaikan sudut bibirnya lalu berkata dengan jumawa, "Saya seorang pebisnis besar! Mana mungkin punya kenalan seorang Narapidana macam kamu!"Aryo menunduk kaget dan malu. "Lalu kenapa Bapak menjamin saya?" tanyanya ragu-ragu.Pak Wirya tersenyum miring, " Saya punya kerjaan buat kamu."Aryo dibuat terkejut. Pak Wirya cuma tersenyum remeh menanggapi tatapan laki-laki itu."Mas Fandi, jangan ngebut-ngebut!"Agus sangat ketakutan dan panik saat duduk di dalam mobil yang sedang Fandi kemudikan. Dia tidak tahu apa masalah an

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 76

    Fandi mulai terjaga dari tidurnya. Ia sangat terkejut saat melihat sosok perempuan yang sedang duduk di sofa.Elsa membuka kacamata hitam yang menutupi sebagian wajah, "Hai, Fandi. Bagaimana kabar kamu?"Fandi mencengkeram tepi ranjang. Dia segera bangkit lalu melotot pada Elsa. "Ngapain kamu di sini? Puas kamu sekarang, hah?!" gertaknya penuh emosi.Elsa tersenyum remeh menanggapi. Dia lantas bangkit dan segera menuju pada seorang lelaki yang sedang duduk di tengah ranjang pasien."Fandi, mestinya kamu tidak melakukan hal yang bodoh sampai berakhir di rumah sakit ini," ujar Elsa dengan sinis setelah ia berdiri di hadapan Fandi.Lelaki itu mendengus kesal. Segera ia mencabut jarum infus dari lengannya lalu beringsut dari ranjang. Elsa cuma memicingkan alisnya saat lelaki itu mendekat."Kamu dan Bagas, kalian sengaja bersekongkol, kan?! Dasar perempuan murahan kamu, Elsa!" Fandi menunjuk-nunjuk muka Elsa dan menghinanya.Plaak!"Tutup mulut busuk kamu itu!"Elsa tidak tinggal diam saat

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 75

    "Bawa perempuan itu ke kamar!""Baik, Bos!"Dua orang pengawal segera menuju mobil hitam yang menepi di depan sebuah villa. Mereka segera membuka pintu mobil dan menyeret wanita yang tergolek di dalam sana.Laras tidak sadarkan diri setelah Frans memberinya minuman yang dicampur dengan obat tidur. Kini tubuhnya yang ringkih itu segera dikeluarkan dari mobil dan dibawa masuk villa.Lelaki berperawakan tinggi bernama Alex cuma tersenyum smirk saat para pengawal melewatinya sambil memapah Laras."Elu nggak usah mikirin cewek itu, dia udah aman sama gue," ucapnya lewat sambungan ponselnya.Frans yang dia hubungi. Alex berencana mau mengirim Laras malam ini juga ke Jepang. Namun kecantikan perempuan itu membuatnya tergiur.Alex ingin mencicipi tubuh Laras sebelum mengirim dia ke luar negeri. Oleh karena itu dia membawa Laras ke villanya.Frans tersenyum puas mendengar ucapan Alex lewat sambungan ponsel. "Ya! Kamu atur sajalah! Saya terima beres!"Setelah panggilan berakhir, Alex segera ber

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 74

    "Uhuk! Uhuk!"Fandi berusaha mengangkat tubuh ringkihnya. Sambil terbatuk-batuk lelaki itu menuju mobil."Gus, jemput saya ..."Ia berujar dengan suara pelan usai meraih ponselnya dari dalam mobil. Kemudian tubuhnya merosot sampai jatuh duduk bersandar di mobil."Uhuk!"Bajingan si Bagas!Lelaki itu menghajar dia sudah seperti preman. Kini tubuhnya terasa lemah tak bertenaga lagi.Untuk kembali bangkit saja Fandi tak kuasa. Pandangannya mulai berubah kabur dan dadanya terasa sangat sesak. Setelah penglihatan memudar, ia pun tak sadarkan diri lagi."Mas Fandi!"Agus berlari menuju sosok yang tergolek di samping mobil. Dia sangat terkejut melihat kondisi Fandi."Tolong segera kirim ambulans!"Usai menghubungi rumah sakit, Agus langsung membenahi ponselnya. Dia berusaha membantu Fandi berdiri.Suara sirine ambulans terdengar begitu cetar saat mereka melarikan lelaki itu menuju rumah sakit.Fandi kritis. Agus segera menghubungi orang tua lelaki itu."Blegedes! Bisa-bisanya lelaki itu biki

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 73

    "Gua udah hubungi lu dan suruh untuk tangani orang Jepang itu, tapi lu nya kebanyakan menye-menye! Sekarang lu tanggung sendiri akibatnya!"Frans terlihat sedang berhadapan dengan seorang lelaki berpakaian formal. Rupanya lelaki itu adalah orang yang berada di belakang bisnis prostitusi online yang Frans geluti selama ini.Alex, nama lelaki berperawakan tinggi kekar dan selalu berpenampilan layaknya seorang pebisnis itu.Alex datang ke kantor Frans untuk menegur anak buahnya itu yang dirasanya mulai tidak becus mengurus bisnis gelap mereka.Bukan cuma itu, Alex juga mendapat surel dari orang-orangnya di Jepang. Mereka mengatakan jika Yuta akan menutup situs prostitusi online mereka.Entah apa alasannya. Yang pasti dia akan rugi besar kalau situs mereka ditutup. Sedang Yuta sendiri sangat sulit untuk dihubungi.Frans gemetaran mendengar semua penuturan Alex. "Jadi, apa yang harus saya lakukan?"Alex menyipit mendengar ucapan lelaki yang sedang berdiri di depan mejanya. Ia lantas mencon

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 72

    Brak!Baron menapakkan satu kakinya pada meja yang berada di depan Pak Wirya. Telunjuknya mengangkat dagu lelaki paruh baya yang terikat di kursi. Bibirnya menyeringai tipis saat mata lelah Pak Wirya terangkat ke wajahnya."Blegedes! Kenapa kalian malah menculik saya?!" berang Pak Wirya dengan marah.Baron tersenyum. "Karena lu nggak kasih gue uang muka. Malah tuh cewek yang kasih gue duit 50 juta buat kirim lu ke rumah sakit," desisnya.Pak Wirya tercengang.Sial!Jadi Elsa yang mengirim para preman itu untuk menculik dan memukulinya semalam suntuk. Kini tubuhnya terasa sakit semua. Dia butuh penanganan medis sesegera mungkin.Melihat Pak Wirya menatap, Baron bicara lagi, "Gue bisa aja lepasin lu tapi ada syaratnya.""Syarat?" Pak Wirya menyipitkan mata.Baron mengangguk. "Kalo lu bisa bayar gue lebih dari yang Elsa kasih, maka lu bakal gue lepasin sekarang juga," desisnya ke wajah lelaki paruh baya di hadapannya.Pak Wirya tercengang.Hari berikutnya di kediaman Bagas. Laras sedang

  • BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN    Chapter 71

    Malam tak juga menemukan pagi. Bagas yang putus asa mencari Laras akhirnya memutuskan untuk pulang. Mungkin Laras sudah sampai di rumah saat ini. Ia berpikir sambil mengendarai motornya menuju pulang.Mini bus putih terlihat melaju meninggalkan pintu pagar rumah. Bagas sangat terkejut melihat punggung seorang perempuan yang sedang menuju rumahnya.Laras?Segera ia melajukan motornya mendekat. "Laras?!"Perempuan yang sedang menuju pintu pagar rumah dibuat terkejut saat ada yang menyerukan namanya. Bergegas ia menoleh. Dilihatnya seorang lelaki yang sedang mengendarai sepeda motor mendekat ke arahnya."Mas Bagas?"Bagas segera melepaskan motornya lantas berlari menuju pada Laras. Wajahnya kelihatan sangat cemas sekaligus senang melihat istrinya sudah pulang."Laras, kamu kemana saja? Mas mencarimu sejak tadi sore," ujar Bagas. Matanya fokus menatap wajah perempuan yang sedang berdiri di depannya saat ini.Laras tidak buru-buru menjawab pertanyaan Bagas. Ia masih bergeming saat lelaki

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status