Dan kemudian, tanpa peringatan, Oliver menunduk. Bibirnya menyentuh bibir Yara—awal yang lembut, hati-hati, seperti meminta izin. Namun, seiring detik yang berlalu, ciuman itu berubah. Lebih dalam, lebih kuat, penuh kerinduan yang terpendam.Yara terkejut pada awalnya. Tapi tubuhnya perlahan merespons. Tangannya yang awalnya mengepal di sisi tubuhnya, bergerak naik, mencengkeram ujung jas Oliver. Dadanya naik turun, mencoba mengatur napas yang kini semakin tidak teratur.Jantungnya berdebar begitu kencang hingga ia yakin Oliver bisa merasakannya. Getaran itu terlalu kuat untuk diabaikan. Ketika Oliver memperdalam ciumannya, Yara merasakan sesuatu yang aneh menggelegak di dalam dirinya—seperti gelombang hangat yang membanjiri setiap inci tubuhnya.Ciuman itu bukan sekadar sentuhan bibir. Itu adalah pernyataan, janji yang tidak terucap, dan juga penyesalan yang terdalam. Oliver tidak hanya mencium, ia memohon, mengungk
Terakhir Diperbarui : 2024-12-28 Baca selengkapnya