All Chapters of Penyesalan Suami: Aku Tak Ingin Jadi Istri Bayanganmu, Mas!: Chapter 171 - Chapter 180

190 Chapters

171. Diam-Diam Cemburu

Oliver mengusap tengkuk, tersenyum kikuk pada Olivia setelah mendengar ucapan adiknya itu barusan. Sementara Yara, pipinya semakin merah padam.“Ya, Dad? Malam ini kita menginap saja di rumah Aunty Olivia,” celoteh Airell sambil menggoyang-goyangkan tangan kanan Oliver.Oliver menghela napas panjang, lalu berjongkok di hadapan putra dan putrinya. “Arthur, Airell, percaya sama Daddy, hantunya nggak akan berani mengganggu kalian kalau kalian bersama Daddy dan Mommy. Jadi selama ada Daddy dan Mommy, kalian akan baik-baik saja. Ya?”Arthur dan Airell saling tatap satu sama lain. Mereka tampaknya belum mempercayai ucapan Oliver sepenuhnya.“Daddy benar, Sayang,” timpal Yara pada akhirnya meski saat ini ia ingin menghilang dari hadapan Olivia. “Hantunya takut sama Daddy, jadi kalian akan baik-baik saja. Yuk! Kita ke kamar Daddy sekarang.”Setelah mendengar ucapan Yara yang jauh lebih meyakinkan, si kembar akhirnya mengangguk serempak. Mereka menggenggam tangan Yara di kiri dan kanan.“Berar
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

172. Provokator

Oliver menghela napas berat. Mobilnya berhenti di kemacetan yang panjang. Ia melirik arloji, sudah waktunya si kembar pulang dan ia khawatir telat sampai di sekolah akibat macet ini. Padahal biasanya jalanan yang sering ia lewati itu hampir tidak pernah terkena macet.Tangan Oliver menyalakan ponsel dan menghubungi nomor telepon Yara. Di saat jenuh menunggu tanpa kepastian seperti ini, Yara-lah satu-satunya obat bagi Oliver untuk menghilangkan kejenuhannya.“Halo?” sapa Yara di seberang sana saat panggilan Oliver terangkat di dering kedua. “Oliver, ada apa?”Mendengar suara istrinya yang lembut itu sontak membuat kedua sudut bibir Oliver terangkat. “Sayang, kamu sudah menghabiskan makanan yang aku kirim?”“Mm-hm, tentu saja. Terima kasih.” Yara terkekeh kecil. “Kamu lagi jemput anak-anak?”“Iya.” Oliver melihat ke sekeliling, kendaraan di sekitarnya tidak bergerak sama sekali. “Tapi aku kejebak macet. Nggak tahu di depan ada apa. Aku khawatir telat sampai sekolah.”“Jangan khawatir, a
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

173. Akan Selalu Percaya

[Sayang, anak-anak sudah aku antar ke rumah. Seperti dugaanku, Airell ngambek karena aku telat jemput. Arthur aman.]Yara menatap pesan yang dikirimkan Oliver beberapa saat yang lalu. Ia tahu hati Airell sangat lembut, dan Oliver mungkin harus mulai terbiasa dengan watak putrinya sendiri yang sulit ditebak. Mood Airell mudah berubah-ubah.[Jangan khawatir, sebentar lagi Airell akan luluh kok,] balas Yara.Sesaat setelah Yara mengirimkan pesan tersebut pada Oliver, pintu ruangannya tiba-tiba diketuk. Muncul Fina setelahnya.“Bu, ada tamu yang ingin bertemu Bu Yara,” kata Fina melaporkan.“Tamu?” Kening Yara berkerut bingung. “Siapa? Aku nggak punya janji bertemu dengan siapapun hari ini.”Belum sempat Fina menjawab pertanyaan Yara, seseorang tiba-tiba berkata dari arah pintu, “Ini aku, Yara. Boleh aku masuk?”Mendengar suara yang tak asing di
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

174. Izinkan Aku

Yara menoleh, menatapi suaminya yang tampak gelisah. Pria itu sesekali mengusap tengkuk, dan sesekali mengembuskan napas berat. Sementara tatapan Oliver tertuju ke arah jalanan. “Oliver, kenapa? Kamu kelihatannya gelisah,” tanya Yara sembari mengusap paha pria itu, yang membuat Oliver seketika menoleh dan tersenyum. Namun, Yara tahu, itu senyum yang dipaksakan. Satu tangan Oliver yang terbebas dari stir, menggenggam tangan Yara lalu mengecup punggung tangannya itu. “Aku khawatir, Sayang,” katanya, “aku kepikiran Airell. Tadi dia kayak yang marah banget sama aku. Apa dia selalu seperti itu kalau telat dijemput?” Oh, karena Airell, pikir Yara. Yara kemudian tersenyum menenangkan. “Dia memang suka merajuk kalau telat dijemput. Tapi harusnya ngambeknya nggak lama, sih. Dibeliin es krim juga ngambeknya hilang.” Tampak kerutan di kening Oliver. “Begitu?” tanyanya, “tapi tadi aku bujuk beli es krim, beli boneka kesukaan dia, dia malah nolak mentah-mentah. Dia juga bilang kalau...
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

175. Membujuk Airell

“Nggak mau! Aku nggak mau pindah ke rumah Daddy!” seru Airell dengan bibir merengut, setelah sebelumnya Yara berkata bahwa beberapa hari lagi mereka akan pindah ke rumah baru Oliver.Yara dan Oliver saling bertukar pandangan sesaat. Sebelum akhirnya Oliver berjongkok di hadapan Airell sembari tersenyum lembut. Saat ini mereka berada di toko peralatan rumah tangga yang ada di sebuah mall.“Sayang sekali... padahal Daddy sudah menyiapkan kamar untuk Airell dan Arthur,” ucap Oliver pura-pura kecewa.“Kamar untuk aku, Dad?” timpal Arthur dengan semangat. “Jadi nanti aku akan punya kamar?”“Mm-hm.” Oliver mengangguk. Menatap Arthur dan Airell bergantian. “Nanti kalian akan punya kamar masing-masing. Seperti ini,” kata Oliver sembari menunjukkan foto kamar mereka pada Arthur dan Airell di ponselnya.Kamar itu didesain khusus untuk anak-anak, milik Arthur di desain dengan tema luar angkasa, lengkap dengan wallpaper galaksi, lampu berbentuk planet, dan tempat tidur berbentuk roket. Sedangkan
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

176. Tak Akan Tergantikan

“Sayang, kenapa Airell mengenali laki-laki itu?” tanya Oliver seraya memperhatikan Airell yang tampak ceria di hadapan Leonard.Yara yang menyadari perubahan raut muka suaminya, memilih menjawab jujur, “Sudah aku bilang ‘kan kalau dia itu klien kami waktu di Swiss?” Ia menggandeng lengan Oliver dan kembali berkata, “Dia sering datang ke kantor, kebetulan aku juga sering bawa anak-anak ke kantor. Dan di situlah mereka bertemu.”“Seberapa dekat hubungan mereka?”“Nggak terlalu dekat sebenarnya.” Yara menghela napas panjang. “Tapi aku nggak ngerti kenapa Airell tiba-tiba terlihat sedekat itu dengan dia.”Tangan Oliver mengepal. Ia lalu menghampiri Leonard dan Airell dengan langkah penuh percaya diri. Yara dan Arthur menyusul di belakangnya.Leonard yang sedang berjongkok di hadapan Airell menyadari kedatangan Oliver. Ia berdiri dan tersenyum ramah pada Oliver dan Yara.“Selamat sore, Tuan Oliver. Kebetulan sekali kita bertemu di sini,” sapa Leonard.“Ya, selamat sore,” balas Oliver tanpa
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

177. Pesan

Hari ini Oliver tidak bisa menjemput anak-anak karena ada meeting yang tidak bisa ia tinggalkan. Dan, Yara mengerti.Sekarang Yara sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolahan si kembar. Ia meraih tas dari atas sofa, lalu melangkah keluar dari ruangannya dengan terburu-buru karena ia sudah terlambat.Tepat saat Yara akan melajukan kendaraannya dari parkiran mobil, ia tiba-tiba mendapat pesan dari Leonard, yang membuat Yara urung untuk menginjak pedal gas. Terpaksa Yara membuka pesan dari lelaki itu dan perasaannya mulai tidak enak.[Yara, anak-anak sudah bersamaku. Sekarang aku akan mengantar mereka ke Infinity Events.]Membaca pesan tersebut yang disusul dengan foto si kembar di dalam mobil Leonard, Yara pun terkejut. Raut mukanya seketika berubah muram dan ubun-ubunnya terasa mendidih. Ia marah pada Leonard yang bertindak tanpa meminta persetujuannya terlebih dahulu.Dan Yara p
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

178. Meminta Penjelasan

Yara terdiam sejenak, berusaha mengatur napasnya yang bergemuruh. Ia memilih masuk ke pantry karena di sana tidak ada anak-anaknya. Setibanya ia di pantry yang hening itu, Yara menjatuhkan dirinya di kursi.Lalu dengan tangan yang gemetar, ia mengangkat ponselnya, mencoba mengulangi video tersebut untuk yang kedua kali.Jari Yara berhenti di atas layar, ia memejamkan matanya sesaat, lalu membukanya lagi dan memutar video berdurasi kurang dari satu menit itu.Kini, di dalam layar ponselnya terlihat Oliver yang sedang berjalan, bergandengan tangan dengan Zara di sebuah restoran. Mereka tertawa bersama. Sesekali Oliver mengecup puncak kepala Zara. Dari tanggal yang tertera di sudut kanan bawah layar, video itu diambil sekitar satu tahun yang lalu.“Nggak mungkin... ini pasti salah,” gumam Yara sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia mencoba memperbesar wajah Oliver dan Zara, berharap ia hanya
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

179. Melanjutkan Yang Tertunda

“Dulu aku pikir, aku mencintai dia, tapi ternyata aku salah.” Oliver tersenyum samar. “Ternyata aku bukan mencintai dia, tapi lebih kepada membalas budi. Kamu tahu? Aku pernah kecelakaan dan hampir kehilangan kesempatan untuk masuk olimpiade nasional. Tapi saat itu Zara—yang aku pikir adalah kamu, menolongku. Salah satu bagian tubuhnya ada yang patah, aku rasa kamu tahu kejadian itu.”Mendengar penjelasan tersebut, Yara pun tertegun. Ia mengangguk pelan. “Iya, aku tahu Zara kecelakaan waktu itu, aku sedang di Malaysia. Tapi aku baru tahu kalau dia kecelakaan karena menyelamatkanmu.”Oliver menghela napasnya dengan berat. Ia mengangkat kedua tangan, menangkup rahang Yara yang mungil di bawah telapak tangannya. “Sejak saat itu, aku berpikir, aku harus menemani dia apapun yang terjadi. Aku merasa bersalah, karena aku yang jadi penyebab dia celaka. Jadi saat itu aku bertekad, bahwa aku akan mendedikasikan hidupku untuk dia.” Ia mengangkat satu sudut bibirnya ke atas sembari mendengus. “Ta
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

180. Katakan Sekali Lagi

Yara mencintai Oliver. Dan perasaan itu tidak pernah pudar sejak dulu. Jadi, saat Yara memiliki kesempatan untuk bersamanya, Yara tak akan membuang-buang waktu. Ia ingin terus bersama suaminya sepanjang waktu, menggantikan waktu yang telah lama hilang akibat kesalahpahaman di masa lalu dan keegoisan Yara di enam tahun terakhir.Yara tak ingin mengulang kebodohannya dengan mempercayai apa yang dikirimkan Leonard. Ia akan mempercayai Oliver, apapun yang terjadi.Kini, Yara menatap wajah suami tampannya yang berpeluh dengan tatapan penuh damba, seolah menyiratkan betapa banyak cinta yang ia rasakan untuk Oliver.Tanpa menghentikan gerakannya di atas Oliver—yang tengah memegangi pinggangnya, Yara melabuhkan ciuman panas di bibir suaminya dengan rakus. Yara bisa melihat pria itu tersenyum, lalu membalas ciuman Yara dengan sama panas. Desah dan erangan dari mulut keduanya teredam.Sofa panjang yang tengah mereka duduki menjadi saksi bisu percintaan panas mereka sore ini.“Jangan kencang-ken
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more
PREV
1
...
141516171819
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status