Semua Bab Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas : Bab 121 - Bab 130

145 Bab

121. Dia Kecewa

Di kediaman Arganta rupanya telah terjadi kegaduhan sebelum Vella tiba. Edgar yang sudah mengetahui segalanya tak bisa lagi memendam amarah setelah mengetahui tabiat asli istri muda yang lemah lembut dan terlihat penuh kasih. "Papa, jangan sakiti mama, Pa!" pekik Andin melihat mamanya tersungkur setelah mendapatkan pukulan dari Edgar. Tapi Edgar sama sekali tak mengindahkan, dia malah menarik pakaian Indina dan menyeretnya ke arah pintu utama. "Edgar, aku mohon jangan seperti ini, aku hanya difitnah, Edgar. Aku tidak mungkin melakukan itu pada Vella. Kamu tahu aku sangat menyayangi Vella, dia juga putriku!" Indina berjalan terseok dan terseret saat berusaha membela diri. Saat pintu terbuka, seketika Indina terlempar ke lantai teras tanpa ampunan. Dia menjerit lantaran tubuhnya yang terbentur benda keras di bawahnya. "Mama ...." Andin yang mengikuti segera menubruk Indina yang jatuh. "Jelaskan semua itu pada polisi! Aku sudah tidak mempunyai kemampuan untuk menampung semua keboho
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

122. Nenek Sakit

Vella tersenyum tipis usai memasuki mobil. Menatap Samudera lembut yang tak menolehkan wajah kepadanya. Lantas Vella menelusupkan tangan di sela lengan Samudera, merengkuhnya sangat erat dengan kedua tangan sambil terus memandangnya.Lama tak menunjukkan pergerakan, akhirnya Samudera tak tahan melirik dari sudut mata yang kelam.Benar saja gadisnya masih tersenyum sambil menatap dengan jarak yang sangat dekat. "Apa yang kamu lakukan?" tanyanya.Vella tersenyum geli lantas menjawab, "Melihat orang ganteng ngambek.""Tch ...," decak Samudera mengembalikan bola mata ke arah lain."Jangan marah ...."Samudera tak merespon permintaan Vella, terus mengarahkan pandangan ke arah lain."Menjadi simpananku itu suatu kehormatan lho ... apa aku harus melimpahkan kehormatan ini pada orang lain?" goda Vella dengan senyum geli melihat kekesalan Samudera saat ini.Segera ini Samudera mengarahkan wajahnya pada Vella da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

123. Aku Akan Menunggu di Gelanggang

Mendengar neneknya sakit Vella tidak mempunyai alasan untuk menolak. Pada akhirnya Vella mengangguk menerima ajakan Edgar untuk pulang. [Sam, jangan menungguku. Aku pulang bersama papa. Nenek sakit.] Itu pesan Vella pada Samudera yang sedang menunggu di mobil. Tentu saja sesuai dengan permintaan Vella Samudera tidak ikut terlibat di persidangan. Begitu juga para adik dan nyonya Baswara yang sebenarnya sangat antusias mendampingi Vella di ruang sidang. Tapi keadaan memang tidak memungkinkan untuk muncul bersama di publik. Membuat Vella seolah hanya berjalan seorang diri tanpa dukungan dari siapapun. [Kapan kamu pulang? Rumahmu adalah aku.] Vella tersenyum membaca balasan Samudera. Lantas mengetik balasan. [Nanti aku akan menghubungimu lagi. Jangan terlalu merindukanku.] Diam-diam Andin yang duduk di sebelah Vella mulai melirik ponsel yang dipegang kakaknya. Melihat ekspresi bahagia di wajah Vella tentu saja dia sudah dapat menebak jika itu kekasih Vella. Andin menajamkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

124. Kesalahpahaman yang Mulai Terurai

Waktu terus bergulir, langit yang tadinya terang kini sudah menggelap. Notifikasi di ponsel Vella pun seakan tak berhenti bergetar mengingatkan Vella untuk segera kembali. Diam-diam nenek Lola memperhatikan Vella yang terus mengulum senyum sembari membalas chat. Sudah pasti itu Samudera yang mulai rewel karena ditinggal lama. Vella jadi merasa mempunyai bayi besar sekarang. "Namanya siapa?" Tiba-tiba nenek Lola bertanya dengan suara seraknya yang bernada lembut. Vella yang berbaring tengkurap di sebelah nenek Lola segera mendongak dan menaikan alis sembari tersenyum. "Perlihatkan pada nenek, seperti apa wajahnya?" Kedekatannya dengan nenek Lola membuat Vella tak ragu untuk menunjukkan foto Samudera kepadanya. "Pantas saja, mata cucu nenek memang tidak pernah salah. Sangat tampan," ucap nenek Lola memuji paras mulia seorang Samudera. Vella tersenyum girang lantas memeluk neneknya dan berkata, "Nenek, apakah Nenek baik-baik saja jika aku pergi? Sebenarnya malam ini aku ada janji
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

125. Telepon Pacarmu Papa Ingin Bertemu

Di sofa ruang bacanya Edgar tertegun sendirian menatap sebuah foto kebersamaannya dengan Vella dan Vita sebelum Andin dan Indina tiba. Dulu mereka sangat bahagia layaknya keluarga yang sempurna, tapi Edgar menghancurkan semuanya dengan sebuah penghianatan.Sekarang rasa bersalah itu seperti menumbuknya menjadi serpihan debu yang tak berguna.Edgar sadar semua rentetan masalah ini berawal dari penghianatannya terhadap Vita, hingga Vella juga harus menanggung dampak dari perbuatannya.Sekarang dia tidak punya sanggahan jika Vella menilainya sebagai seorang ayah yang buruk. Edgar sendiri juga merasa dirinya bodoh dan hanya menciptakan kesedihan di hati anak dan istrinya.Setelah mengkhianati istri cantik yang setia, dia malah membuang dan menelantarkan Vella di luar sana. Kata 'bajingan' sepertinya tak cukup untuk menggambarkan dirinya saat ini. Edgar sadar itu.Edgar tidak menoleh ketika seseorang hadir di sebelahnya tanpa berkata, dia tahu itu Vella. Hanya saja dia tidak punya kata-k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

126. Kakek ….

Di restoran Galaksi Samudera sudah duduk dengan tenang di mansion 8, ruangan eksklusif yang dia pesan setelah menerima telepon dari Vella bahwa Edgar ingin bertemu. Seperti biasa, Samudera selalu tenang sama sekali tidak menunjukkan kepanikan. Berbeda dengan Vella saat ini, ia mulai sedikit gugup sambil berjalan di sebelah Edgar menuju ke mansion 8. Ini pertama kalinya Edgar bertemu dengan Samudera, Vella takut Edgar akan memberi pertanyaan aneh dan juga menekan. Samudera memang seperti orang asing yang tiba-tiba muncul di kehidupan Vella. Jadi kemungkinan besar Edgar akan lebih protektif terhadap Vella. Sembari merengkuh lengan papanya, Vella mulai berbisik, "Pa, nanti Papa jangan memberi pertanyaan yang aneh-aneh ya? Jangan menakut-nakutinya." Permintaan Vella ini segera menciptakan senyum geli yang terlihat samar di bibir Edgar, ia pun menjawab santai, "Kalau takut ya putus saja." "Tch … mendadak aku menyesal mengajak papa bertemu dengannya," gerutu Vella lirih, tapi masih bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

127. Aku Ingin Lebih Cepat!

Suara serak di depan pintu yang masih tertutup juga menarik perhatian Edgar untuk menoleh. Sementara Vella langsung menatap Samudera seakan berkata, 'Lakukan sesuatu!'Kedatangan kakek Baswara secara mendadak di hadapan Edgar, tentu akan menimbulkan masalah lain.Sebaiknya hanya sedikit orang yang tahu tentang pernikahan Vella dengan Samudera, paling tidak sampai mereka lulus sekolah.Samudera pikir juga begitu, saat ini dia belum menemukan keberadaan Vita. Membiarkan Edgar dan kakek Baswara bertemu pasti akan membuat masalah lebih runyam.Samudera segera meraih ponsel dan mengirim pesan dengan cepat."Apa kamu datang bersama seseorang di sini?" tanya Edgar pelan.Tapi belum sempat Samudera menjawab, suara gaduh di luar kembali terdengar."Kakek salah tempat, acaranya bukan di sini. Ayo, Kek. Mama dan papa sudah menunggu!""Kakek jangan jauh-jauh dari kami, aku mau menagih oleh-oleh kenapa sudah hilang?""Atau jangan-jangan Kakek datang dengan tangan kosong ya hingga ingin menghindari
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

128. Jus Jeruk

Vella tertegun sembari berbaring menyamping di tempat tidurnya tanpa merasakan kenyamanan.Pandangannya kosong, sesekali diwarnai dengan embusan napas kasar yang terasa hangat menyentuh ujung bibir.Sampai telinganya mendengar suara pintu terbuka, perlahan Vella segera memejamkan mata.Tempat tidur bergoyang ringan, aroma maskulin semakin mendekat diikuti pelukan hangat dari belakang."Kamu sudah tidur?" bisik Samudera di dekat telinga Vella.Vella bergeming, tak ingin merespon pertanyaan Samudera. Dia tidak ingin meledak, hanya mencoba meredam kekacauan hati seorang diri.Kecupan sayang Vella rasakan di atas telinganya. Berikut suara rendah yang menenangkan."Jangan takut, aku tidak akan pernah meninggalkanmu."Meski Vella tidak terisak, tapi Samudera tahu Vella baru saja menangis. Bantal yang basah sudah cukup mewakili perasaan Vella saat ini.Kecupan sayang itu kembali mendarat, pelukan Samudera juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

129. Kamar No. 201

Saat Andin duduk tenang bersama Vella nyatanya Rino juga tak bisa menahan diri untuk mendekat ke arahnya. Saat itu juga Vella mulai merasa tidak nyaman. Dia menghabiskan jus jeruk yang ia pegang kemudian beranjak berdiri."Vel, kamu mau kemana?" tanya Rino segera."Bukan urusanmu." Vella berlenggang pergi usai menyelesaikan kalimatnya.Senyum Andin semakin merekah ketika melihat gelas Vella kosong. Ia juga sudah tidak tertarik berdiam diri di tempat itu."Kak Rino, aku akan beristirahat. Besok aku akan berkompetisi, jadi aku harus mempersiapkan diri dengan baik. Aku pergi dulu ya." Tidak menunggu jawaban dari Rino, Andin segera berdiri dan menyusul Vella.Vella sadar itu, sesampainya di koridor wisma atlet, ia menghentikan langkah dan menatap Andin lekat."Kamu mau apa?" tanya Vella dingin."Aku … aku mau kembali ke kamarku, Kak. Kamu menginap di kamar nomor berapa? Aku di kamar nomor 202."Vella mendengkus ding
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

130. Disuruh Nonton Begituan

"Tu-tuan muda kedua?" Kepala sekolah langsung gagap mendengar pertanyaan Samuel. Sementara semua orang masih tercengang melihat pemandangan ini. Di atas kasur ada Samuel, Zio, Zoya dan juga Sabrina yang sedang bermain poker. Sementara di sofa single ada Samudera yang duduk dengan tenang sembari memainkan ponsel. Tentu saja semua orang bertanya-tanya, bagaimana para tuan muda ini bisa di kamar Vella? Terutama Rino yang pernah mencurigai Samudera adalah kekasih tersembunyi Vella. Sekarang terkaan itu semakin kuat. "Kalian ngapain ramai-ramai masuk ke sini? Ingin ikut bermain poker bersama kita?" Lagi Samuel bertanya ketus. "Tuan muda kedua, sepertinya ini hanya salah paham. Tadinya kami mendapat laporan yang tidak pantas, jadi kami buru-buru datang ke sini." Kepala sekolah mulai menjelaskan. "Laporan tidak pantas apa?" Samuel kembali bertanya ketus. "Katanya Vella membawa laki-laki ke kamarnya, makanya kami ingin meluruskan?" Kepala sekolah kembali menjelaskan. "Kalau ada laki-l
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status