Share

127. Aku Ingin Lebih Cepat!

Author: Kerry Pu
last update Last Updated: 2025-01-18 00:58:55

Suara serak di depan pintu yang masih tertutup juga menarik perhatian Edgar untuk menoleh. Sementara Vella langsung menatap Samudera seakan berkata, 'Lakukan sesuatu!'

Kedatangan kakek Baswara secara mendadak di hadapan Edgar, tentu akan menimbulkan masalah lain.

Sebaiknya hanya sedikit orang yang tahu tentang pernikahan Vella dengan Samudera, paling tidak sampai mereka lulus sekolah.

Samudera pikir juga begitu, saat ini dia belum menemukan keberadaan Vita. Membiarkan Edgar dan kakek Baswara bertemu pasti akan membuat masalah lebih runyam.

Samudera segera meraih ponsel dan mengirim pesan dengan cepat.

"Apa kamu datang bersama seseorang di sini?" tanya Edgar pelan.

Tapi belum sempat Samudera menjawab, suara gaduh di luar kembali terdengar.

"Kakek salah tempat, acaranya bukan di sini. Ayo, Kek. Mama dan papa sudah menunggu!"

"Kakek jangan jauh-jauh dari kami, aku mau menagih oleh-oleh kenapa sudah hilang?"

"Atau jangan-jangan Kakek datang dengan tangan kosong ya hingga ingin menghindari
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    1. Fitnah dan Pengkhianatan

    "Dasar, cewek bispak!" Kata rendahan itu menggebrak dan menyakiti pendengaran Vella saat ini. Dia menatap nanar cowok ganteng berwajah suram yang kini tengah berdiri di depannya. "Rino, apakah kamu tidak bisa mempercayaiku? Aku benar-benar tidak merayu juri itu, aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi, dia masuk ke ruanganku begitu saja tanpa bisa aku cegah." Untuk kesekian kalinya Vella mencoba menjelaskan pada Rino, tapi kini suaranya tak seantusias sebelumnya, binar wajah Rino yang sangat terluka seakan melumpuhkan kekuatan Vella. "Aku ingin mempercayaimu, Vel. Tapi bukti menunjukan bahwa kamu ...." Rino tak sanggup melanjutkan kalimatnya kala melihat pakaian Vella yang terkoyak dan sudah tidak karuan rupa bentuknya. Vella pun lemas, tangan yang tadinya memegang lengan sang kekasih jatuh tak bertenaga layaknya kehilangan nyawa setelah menangkap kekecewaan di wajah Rino. Sepertinya kepercayaan itu benar-benar sudah hilang dari kekasihnya. Vella mulai putus asa. Pendengaran V

    Last Updated : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    2. Kita Putus

    "Vella, jangan takut. Kamu adalah anak yang kuat. Kamu pasti bisa melewati segalanya. Mama sangat percaya, suatu saat kamu akan bersinar layaknya mutiara di tengah samudera." Kata yang diucapkan mendiang mamanya masih terngiang di benak Vella, gadis tersebut tak bisa menahan tangis pilu di depan gundukan tanah basah yang bertabur bunga. Setelah mendapatkan penghianatan kini Vella juga harus menelan pil pahit bahwa ibu kandungnya telah meninggal. Saat itu rintik hujan turun, seorang wanita berpayung hitam menunduk dan mulai membujuk. "Vella, ayo kita pulang, Nak. Mamamu pasti akan sedih jika kamu terus seperti ini." Dia adalah Indina, ibu tiri Vella. Sikapnya lembut dan penuh kasih, hingga Vella tak dapat menolak kebaikannya Mobil sedan berwarna hitam menembus kabut putih, di bawah guyuran air hujan yang semakin deras. Suasana berkabung masih terasa kental, kala tiba di kediaman Arganta. Vella berbaring menyamping dengan sudut mata mengalirkan cairan bening yang menembus bantal

    Last Updated : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    3. Terjebak pada Hubungan Rusak

    Teng! Teng! Teng! Lonceng berbunyi, setelah dua jam mata pelajaran berlalu. Semua anak sudah pasti bersiap menuju kantin. Begitu juga dengan Vella, setelah memasukan bukunya ke dalam tas dia juga segera beranjak dari tempat duduk. Namun, saat dia ingin melangkah Rino terlihat menghadang di depannya. "Kita harus bicara," ucap Rino datar. Dengan raut wajah datar dan dingin Vella pun menyambut. "Katakan." Rino menghela napas sejenak sebelum berucap, "Kamu tidak perlu seperti ini, Vel. Kamu tidak perlu rendah diri karena kejadian yang menimpamu seminggu yang lalu. Oke, aku minta maaf, karena saat itu aku kecewa padamu, aku syok melihatmu dalam dekapan laki-laki itu. Tapi sekarang aku tahu, kamu tidak akan pernah mengkhianatiku." Senyum penuh ironi hinggap di sudut bibir Vella. "Rendah diri? Cih!" Mendengar ucapan Vella yang terdengar sarkas, alis Rino pun mengernyit. "Vella, aku benar-benar minta maaf." Perlahan kelopak mata Vella terangkat ketika menatap Rino. Manik hita

    Last Updated : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    4. Tak Ingin Melepaskan

    Vella yang melihat tatapan aneh dari Samuel menjadi sedikit tak enak hati. Kemudian menyumpit dinsum lagi, dan mengulurkan pada Samuel. "Mau?" tanyanya. Seketika senyum Samuel mengembang. Dia segera membuka mulut untuk menyambut suapan dari Vella. Tapi mulutnya bagai menangkap angin, ketika Samudera dengan cepat memegang tangan Vella dan mengarahkan dinsum tersebut ke mulutnya. "Kak, Sam. Itu milikku!" pekik Samuel kesal, karena dimsum tersebut sudah masuk ke mulut kakaknya. Samudera hanya bergeming, dia sama sekali tak menanggapi kekesalan adiknya. Sementara Vella semakin terbengong, tidak tahu apa yang harus dilakukan melihat tangannya dipegang Samudera. Sedangkan Samuel saat ini mulai menggerutu dalam hati. 'Benar 'kan? Aku bilang juga apa? Kakakku itu sangat pelit, bagaimana dia bisa berbagi makanan dengan seorang gadis? Ini sangat mencurigakan!' "Sejak kapan kalian berpacaran?" Tiba-tiba Samuel menyeletuk membuat Vella tersedak. "Uhuk! Aku ... kami tidak ...." "Mem

    Last Updated : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    5. Ternyata Kamu

    Di dalam mobil Rino. Suasana terlihat kaku lantaran tak ada percakapan. Vella sama sekali tak menunjukan senyuman, dia juga tampak enggan menatap Rino. Rino sendiri sangat canggung, meski sejak kecil mereka tumbuh bersama, sampai orang tua mereka menjodohkan. Namun, tak ada hal lebih yang mereka lakukan selain bergandengan tangan. Vella juga terlihat sangat disiplin, hingga Rino tak berani bertindak sembarangan. "Maaf." Akhirnya Rino membuka percakapan. Tak ada tanggapan dari Vella, dia masih bersikap tenang tanpa menunjukkan emosi. "Maaf, aku memang salah, Vel. Tapi sungguh, dalam lubuk hatiku yang paling dalam hanya ada kamu di hatiku. Semua itu bukan keinginanku, itu murni inisiatif adikmu sendiri." Rino mencoba menjelaskan. "Kamu tidak menolak, apa kamu sangat menikmatinya?" Pertanyaan Vella seperti serpihan es tajam yang menusuk jantung hati Rino. Rino menatap Vella lekat, gadis tersebut masih enggan melihatnya, bahkan ekspresinya masih sama, tanpa emosi. Rino mengembuska

    Last Updated : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    6. Halus dan Polos, tapi Menikam

    "Vella, kenapa kamu terdiam? Cepat telepon Edgar," sentak nenek Lola mengejutkan Vella. Kilat mata Vella menatap nenek Lola sekilas. Dengan tenang dia menurunkan gagang telepon dan meletakan pada tempatnya perlahan. Lantas menjawab, "Iya, Nek." Kemudian Vella mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Edgar sesuai titah nenek Lola. Kembali Vella berjalan dengan tenang untuk menaiki tangga, dan wajahnya mendongak ketika mendengar suara lembut Indina. "Vella, kamu sudah pulang, Nak?" Seketika mata Vella memicing tajam, sungguh memuakkan dua wajah yang berbeda ini. 'Menyedihkan sekali ternyata selama ini aku tertipu,' batin Vella kesal bercampur kemarahan, namun raut wajahnya masih terlihat tenang. Indina terlihat mendekat dan menyentuh pipi Vella dengan lembut. Senyumnya merekah indah dan terlihat sangat manis, sikap ini sangat berbanding terbalik dengan apa yang apa Vella dengar di balik telepon sebelumnya. Kerutan di alis Vella memudar, wajahnya menjadi datar dan dingin, kala dia b

    Last Updated : 2024-11-01
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    7. Apa Papa Percaya?

    Tangis Andin menggema dengan sangat memilukan, diikuti Vella yang memiringkan wajah ke arah pintu. Vella tersenyum simpul. Kini dia tahu penyebab terjatuhnya Andin secara mendadak.Ternyata adiknya yang penuh muslihat sudah menangkap kedatangan papa mereka hingga gadis busuk itu bertindak rendahan untuk menjatuhkannya.Edgar mendekat ke arah Andin dan membantunya berdiri. "Apa yang terjadi? Seharusnya kamu tidak melakukan ini pada adikmu?"Dengan santainya Vella kembali duduk di tempat tidur, dan bertanya, "Memang apa yang aku lakukan?""Vella ...." Edgar sungguh tak mengerti dengan sikap dingin putri sulungnya ini."Lain kali papa harus memasang CCTV di setiap ruangan, agar papa tahu apa yang dilakukan adik kesayanganku ini," ucap Vella tenang, dia sangat yakin meskipun dia mengatakan yang sebenarnya, Edgar tidak akan percaya melihat Andin yang sangat teraniaya seperti itu.Adiknya ini benar-benar sangat hebat, menuntun orang untuk melindunginya meski sebenarnya dia bukan korban.Si

    Last Updated : 2024-11-01
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    8. Aku Tidak Suka Orangnya

    Pagi kembali menyingsing. Dua gadis cantik berseragam SMA tengah menuruni tangga menuju ke ruang makan di mana kedua orang tua dan nenek mereka sudah duduk dengan tenang di sana."Pagi semuanya ...," sapa Andin dengan ceria seperti biasanya.Sementara Vella hanya menarik kursi dengan tenang dan duduk di sebelah nenek Lola."Bagaimana malammu?" tanya nenek Lola sembari menyentuh tangan Vella.Vella tersenyum tipis dan menjawab, "Indah."Nenek Lola tergelak ringan mendengar jawaban singkat dari cucu sulungnya yang selalu irit kata."Nenek, kamu tidak ingin menyapaku juga?" Andin terlihat merajuk dengan suara manjanya.Nenek Lola kembali tergelak. "Tentu saja nenek akan menyapa. Tapi melihat wajahmu yang ceria ini tentu saja nenek tahu tadi malam kamu mimpi indah.""Nenek benar," jawab Andin cepat dan tersenyum lebar sembari membalik piringnya.Indina juga tergelak ringan mendapati keceriaan pagi ini. Setelah menyajikan menu makanan di piring Andin, Indina berkata lembut sembari menyendo

    Last Updated : 2024-11-02

Latest chapter

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    127. Aku Ingin Lebih Cepat!

    Suara serak di depan pintu yang masih tertutup juga menarik perhatian Edgar untuk menoleh. Sementara Vella langsung menatap Samudera seakan berkata, 'Lakukan sesuatu!'Kedatangan kakek Baswara secara mendadak di hadapan Edgar, tentu akan menimbulkan masalah lain.Sebaiknya hanya sedikit orang yang tahu tentang pernikahan Vella dengan Samudera, paling tidak sampai mereka lulus sekolah.Samudera pikir juga begitu, saat ini dia belum menemukan keberadaan Vita. Membiarkan Edgar dan kakek Baswara bertemu pasti akan membuat masalah lebih runyam.Samudera segera meraih ponsel dan mengirim pesan dengan cepat."Apa kamu datang bersama seseorang di sini?" tanya Edgar pelan.Tapi belum sempat Samudera menjawab, suara gaduh di luar kembali terdengar."Kakek salah tempat, acaranya bukan di sini. Ayo, Kek. Mama dan papa sudah menunggu!""Kakek jangan jauh-jauh dari kami, aku mau menagih oleh-oleh kenapa sudah hilang?""Atau jangan-jangan Kakek datang dengan tangan kosong ya hingga ingin menghindari

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    126. Kakek ….

    Di restoran Galaksi Samudera sudah duduk dengan tenang di mansion 8, ruangan eksklusif yang dia pesan setelah menerima telepon dari Vella bahwa Edgar ingin bertemu. Seperti biasa, Samudera selalu tenang sama sekali tidak menunjukkan kepanikan. Berbeda dengan Vella saat ini, ia mulai sedikit gugup sambil berjalan di sebelah Edgar menuju ke mansion 8. Ini pertama kalinya Edgar bertemu dengan Samudera, Vella takut Edgar akan memberi pertanyaan aneh dan juga menekan. Samudera memang seperti orang asing yang tiba-tiba muncul di kehidupan Vella. Jadi kemungkinan besar Edgar akan lebih protektif terhadap Vella. Sembari merengkuh lengan papanya, Vella mulai berbisik, "Pa, nanti Papa jangan memberi pertanyaan yang aneh-aneh ya? Jangan menakut-nakutinya." Permintaan Vella ini segera menciptakan senyum geli yang terlihat samar di bibir Edgar, ia pun menjawab santai, "Kalau takut ya putus saja." "Tch … mendadak aku menyesal mengajak papa bertemu dengannya," gerutu Vella lirih, tapi masih bi

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    125. Telepon Pacarmu Papa Ingin Bertemu

    Di sofa ruang bacanya Edgar tertegun sendirian menatap sebuah foto kebersamaannya dengan Vella dan Vita sebelum Andin dan Indina tiba. Dulu mereka sangat bahagia layaknya keluarga yang sempurna, tapi Edgar menghancurkan semuanya dengan sebuah penghianatan.Sekarang rasa bersalah itu seperti menumbuknya menjadi serpihan debu yang tak berguna.Edgar sadar semua rentetan masalah ini berawal dari penghianatannya terhadap Vita, hingga Vella juga harus menanggung dampak dari perbuatannya.Sekarang dia tidak punya sanggahan jika Vella menilainya sebagai seorang ayah yang buruk. Edgar sendiri juga merasa dirinya bodoh dan hanya menciptakan kesedihan di hati anak dan istrinya.Setelah mengkhianati istri cantik yang setia, dia malah membuang dan menelantarkan Vella di luar sana. Kata 'bajingan' sepertinya tak cukup untuk menggambarkan dirinya saat ini. Edgar sadar itu.Edgar tidak menoleh ketika seseorang hadir di sebelahnya tanpa berkata, dia tahu itu Vella. Hanya saja dia tidak punya kata-k

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    124. Kesalahpahaman yang Mulai Terurai

    Waktu terus bergulir, langit yang tadinya terang kini sudah menggelap. Notifikasi di ponsel Vella pun seakan tak berhenti bergetar mengingatkan Vella untuk segera kembali. Diam-diam nenek Lola memperhatikan Vella yang terus mengulum senyum sembari membalas chat. Sudah pasti itu Samudera yang mulai rewel karena ditinggal lama. Vella jadi merasa mempunyai bayi besar sekarang. "Namanya siapa?" Tiba-tiba nenek Lola bertanya dengan suara seraknya yang bernada lembut. Vella yang berbaring tengkurap di sebelah nenek Lola segera mendongak dan menaikan alis sembari tersenyum. "Perlihatkan pada nenek, seperti apa wajahnya?" Kedekatannya dengan nenek Lola membuat Vella tak ragu untuk menunjukkan foto Samudera kepadanya. "Pantas saja, mata cucu nenek memang tidak pernah salah. Sangat tampan," ucap nenek Lola memuji paras mulia seorang Samudera. Vella tersenyum girang lantas memeluk neneknya dan berkata, "Nenek, apakah Nenek baik-baik saja jika aku pergi? Sebenarnya malam ini aku ada janji

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    123. Aku Akan Menunggu di Gelanggang

    Mendengar neneknya sakit Vella tidak mempunyai alasan untuk menolak. Pada akhirnya Vella mengangguk menerima ajakan Edgar untuk pulang. [Sam, jangan menungguku. Aku pulang bersama papa. Nenek sakit.] Itu pesan Vella pada Samudera yang sedang menunggu di mobil. Tentu saja sesuai dengan permintaan Vella Samudera tidak ikut terlibat di persidangan. Begitu juga para adik dan nyonya Baswara yang sebenarnya sangat antusias mendampingi Vella di ruang sidang. Tapi keadaan memang tidak memungkinkan untuk muncul bersama di publik. Membuat Vella seolah hanya berjalan seorang diri tanpa dukungan dari siapapun. [Kapan kamu pulang? Rumahmu adalah aku.] Vella tersenyum membaca balasan Samudera. Lantas mengetik balasan. [Nanti aku akan menghubungimu lagi. Jangan terlalu merindukanku.] Diam-diam Andin yang duduk di sebelah Vella mulai melirik ponsel yang dipegang kakaknya. Melihat ekspresi bahagia di wajah Vella tentu saja dia sudah dapat menebak jika itu kekasih Vella. Andin menajamkan

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    122. Nenek Sakit

    Vella tersenyum tipis usai memasuki mobil. Menatap Samudera lembut yang tak menolehkan wajah kepadanya. Lantas Vella menelusupkan tangan di sela lengan Samudera, merengkuhnya sangat erat dengan kedua tangan sambil terus memandangnya.Lama tak menunjukkan pergerakan, akhirnya Samudera tak tahan melirik dari sudut mata yang kelam.Benar saja gadisnya masih tersenyum sambil menatap dengan jarak yang sangat dekat. "Apa yang kamu lakukan?" tanyanya.Vella tersenyum geli lantas menjawab, "Melihat orang ganteng ngambek.""Tch ...," decak Samudera mengembalikan bola mata ke arah lain."Jangan marah ...."Samudera tak merespon permintaan Vella, terus mengarahkan pandangan ke arah lain."Menjadi simpananku itu suatu kehormatan lho ... apa aku harus melimpahkan kehormatan ini pada orang lain?" goda Vella dengan senyum geli melihat kekesalan Samudera saat ini.Segera ini Samudera mengarahkan wajahnya pada Vella da

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    121. Dia Kecewa

    Di kediaman Arganta rupanya telah terjadi kegaduhan sebelum Vella tiba. Edgar yang sudah mengetahui segalanya tak bisa lagi memendam amarah setelah mengetahui tabiat asli istri muda yang lemah lembut dan terlihat penuh kasih. "Papa, jangan sakiti mama, Pa!" pekik Andin melihat mamanya tersungkur setelah mendapatkan pukulan dari Edgar. Tapi Edgar sama sekali tak mengindahkan, dia malah menarik pakaian Indina dan menyeretnya ke arah pintu utama. "Edgar, aku mohon jangan seperti ini, aku hanya difitnah, Edgar. Aku tidak mungkin melakukan itu pada Vella. Kamu tahu aku sangat menyayangi Vella, dia juga putriku!" Indina berjalan terseok dan terseret saat berusaha membela diri. Saat pintu terbuka, seketika Indina terlempar ke lantai teras tanpa ampunan. Dia menjerit lantaran tubuhnya yang terbentur benda keras di bawahnya. "Mama ...." Andin yang mengikuti segera menubruk Indina yang jatuh. "Jelaskan semua itu pada polisi! Aku sudah tidak mempunyai kemampuan untuk menampung semua keboho

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    120. Aku Tahu Cara Membuat Kakek Luluh

    Di ruangan dengan minim pencahayaan seorang laki-laki dewasa berdiri dengan dua tangan terikat rantai begitu pula dengan dua kakinya.Tubuhnya sudah penuh dengan luka, tapi masih terlihat tak ingin menyerah.Kelopak matanya terangkat perlahan melihat pintu yang berangsur terbuka menampakan sosok tinggi, tampan, namun terlihat dingin dan kejam.Laki-laki yang dirantai tersenyum getir di sudut bibirnya melihat siapa yang datang. Bocah ingusan yang jelas jauh lebih muda darinya mendekat.Tentu saja itu adalah Samudera yang datang diikuti Virgon di belakangnya.Samudera tak berkata apa-apa, hanya melihat laki-laki itu sekilas, lantas mengalihkan pandangan pada meja yang penuh dengan alat-alat penyiksaan seperti cambuk, pistol, alat setrum, dan benda berbahaya lainnya.Dengan tenang lantas Samudera meraih pistol dan memasukkan peluru di dalamnya. Dan tanpa memberi peringatan suara tembakan menggema diikuti teriak kesakitan laki-laki yang saat ini dirantai.Seketika dua kaki tak bisa lagi b

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    119. Terbongkar

    Melihat ekspresi semua orang, tanpa sadar Vella pun membalikkan tubuh ke layar besar di belakangnya. Seketika itu dia membekap mulut, dan lagi, dia tak kuasa menahan air mata yang tak berhenti mengalir. Di video itu terlihat seorang gadis kecil bergaun putih berlari di atas rumput hijau sembari berteriak, 'Mama!' 'Vella, jangan lari-lari terus, sini duduk di sebelah mama.' Wanita cantik itu mengangkat Vella kecil untuk duduk di sebelahnya, sementara dia sendiri mulai menggunakan jari-jarinya memainkan piano. Lagu All About You dengan versi persis yang barusan dinyanyikan Vella mulai terdengar dari mulut Vita. Lagu itu masih mengalun, tapi video berubah menampilkan kebersamaan seorang ibu dan putri kecilnya yang penuh kehangatan. Vella kecil yang terus memeluk, mencium, dan bermanja pada mamanya di atas kasur. Vella kecil yang bermain gelembung sabun bersama mamanya di taman bunga. Vella kecil yang menari imut di depan mamanya yang tertawa bahagia. Sampai lagu itu berakhir terl

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status