Beranda / Young Adult / Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas / 135. Kamu Tidak Berhak Memaksanya Berlutut!

Share

135. Kamu Tidak Berhak Memaksanya Berlutut!

Penulis: Kerry Pu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-27 23:47:07

Decit mobil berseru kencang di tempat parkir rumah sakit. Vella segera keluar meninggalkan mobil ringsek dengan kaca retak akibat menabrak gerbang.

Langkahnya cepat berjalan menuju lift ingin menemui Samudera di bangsal VVIP sesuai pesan yang dikirim Samuel.

Wajahnya memerah menahan emosi juga air mata agar tidak keluar. Vella ingin mencoba tegar, meski rasanya sesak.

Semakin sesak ketika melihat sosok cantik dengan balutan pakaian mewah yang sangat luar biasa.

Sandra, ternyata ada di kota Zaden. Keberadaannya di rumah sakit ini sudah pasti untuk Samudera.

Vella terlalu malas untuk berurusan dengan gadis itu. Ingin melewatinya saja dan masuk ke dalam lift, namun segera ia tersentak ketika Sandra menarik tangannya dengan tangan kiri.

"Kamu mau ke mana, ha?" tanya gadis itu sinis.

Saat ini Vella tidak mempunyai kesabaran untuk menanggapi. Dikibaskannya tangan gadis tersebut, lantas mencengkeram lehernya dengan kuat dan menekannya ke belakang hingga tubuh Sandra membentur dinding.

Tapi a
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Siti Norhidayu
sambungan nyee manaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    136. Keluarganya Harus Meminta Dengan Hormat

    Vella syok melihat keberadaan mamanya. Saat itu Vella melihat sendiri layar elektrokardiogram menunjukkan garis lurus setelah mamanya mengembuskan napas terakhir. Dia sendiri juga melihat peti mati di masukan ke liang kubur.Tapi tiba-tiba wanita cantik yang mirip mamanya muncul dengan menyebut kata 'putriku' membuat gadis itu membeku tidak tahu apa yang harus dilakukan."Bangun, putriku tidak pantas berlutut seperti itu!" titah Vita tegas, auranya dingin, tangkas, dan terlihat cerdas seperti dulu.Vella belum sempat bereaksi, tapi kakek Baswara sudah mendengkus dingin. "Dia putrimu? Bagus, bawa dia pergi dari sini. Tingkahnya semakin tidak karuan menempel pada cucu tertuaku. Lalat kecil seperti kalian memang harus menjauh dari kami!""Lalat kecil? Kalau begitu kalian hanya kotoran yang tanpa sengaja kami injak. Cucumu hanya terlalu beruntung bisa mengenal putriku!" Hinaan Vita terdengar jelas dengan binar wajah acuh tak acuh yang elegan."Kotoran?! Berani sekali kamu menyebut kami se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    137. Keluar!

    Cahaya malam membias dari lampu neon di bawah plafon rumah sakit yang putih bersih. Kelopak mata Samudera bergerak lemah sembari menyesuaikan retina setelah terlelap dengan waktu yang lama."Vella …," gumamnya pelan nyaris tak terdengar.Namun, sedikit pergerakannya mengundang gadis cantik yang sejak kemarin pulang pergi untuk melihat keadaannya.Tubuh kecilnya melonjak berdiri dan berjalan cepat menuju ke arah Samudera, dan berkata, "Sam, kamu sudah sadar. Aku senang sekali."Suara yang tidak diharapkan mengembalikan kesadaran Samudera seutuhnya. Alisnya menaut rapat ketika mata kelam yang jernih terbuka sempurna.Tangannya yang diinfus bergerak cepat meraih leher Sandra dan bertanya, "Kenapa kamu?"Keterkejutan sudah pasti dirasakan Sandra, rasa sakit juga ia rasakan di lehernya. Namun, yang lebih menyakitinya sebenarnya pertanyaan Samudera."Aku adalah jodoh masa depanmu, aku di sini hanya untukmu, Sam …." Sandra membuka suara dengan susah payah. Batinnya sangat kesal, setelah kema

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    138. Tidak Yakin Terus Tinggal Meski Dipaksa

    Dokter tampak terkejut mendengar bentakan Samudera, begitu pula dengan Samuel dan Sandra. Mereka terbengong sesaat melihat penolakan Samudera terhadap perawatan dokter.Tapi beberapa saat kemudian Sandra kembali bersuara. "Sam, biarkan dokter memeriksa keadaanmu kamu baru sadar setelah dua hari tak sadarkan diri.""Siapa yang menyuruhmu berbicara? Aku sudah menyuruhmu pergi, apa kamu benar-benar gadis tak tahu malu?" Samudera selalu bisa menyakiti Sandra dengan kata-kata hingga membuat gadis itu terhina dan berharap secara bersamaan."Aku … aku hanya ingin bersamamu, Sam," ucap Sandra berharap Samudera memberinya sedikit hati untuk tetap tinggal."Belum cukup jera ternyata, apa rasa sakit itu belum cukup untuk untuk menghentikanmu?" Pertanyaan Samudera langsung membuat Sandra merinding dan memegangi tangan kanannya yang tak bergerak.Di kota barat beberapa bulan yang lalu, rasa sakit benar-benar Sandra terima akibat mencambuk Vella di pacuan kuda.Tangannya dicambuk berkali-kali oleh

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    1. Fitnah dan Pengkhianatan

    "Dasar, cewek bispak!" Kata rendahan itu menggebrak dan menyakiti pendengaran Vella saat ini. Dia menatap nanar cowok ganteng berwajah suram yang kini tengah berdiri di depannya. "Rino, apakah kamu tidak bisa mempercayaiku? Aku benar-benar tidak merayu juri itu, aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi, dia masuk ke ruanganku begitu saja tanpa bisa aku cegah." Untuk kesekian kalinya Vella mencoba menjelaskan pada Rino, tapi kini suaranya tak seantusias sebelumnya, binar wajah Rino yang sangat terluka seakan melumpuhkan kekuatan Vella. "Aku ingin mempercayaimu, Vel. Tapi bukti menunjukan bahwa kamu ...." Rino tak sanggup melanjutkan kalimatnya kala melihat pakaian Vella yang terkoyak dan sudah tidak karuan rupa bentuknya. Vella pun lemas, tangan yang tadinya memegang lengan sang kekasih jatuh tak bertenaga layaknya kehilangan nyawa setelah menangkap kekecewaan di wajah Rino. Sepertinya kepercayaan itu benar-benar sudah hilang dari kekasihnya. Vella mulai putus asa. Pendengaran V

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    2. Kita Putus

    "Vella, jangan takut. Kamu adalah anak yang kuat. Kamu pasti bisa melewati segalanya. Mama sangat percaya, suatu saat kamu akan bersinar layaknya mutiara di tengah samudera." Kata yang diucapkan mendiang mamanya masih terngiang di benak Vella, gadis tersebut tak bisa menahan tangis pilu di depan gundukan tanah basah yang bertabur bunga. Setelah mendapatkan penghianatan kini Vella juga harus menelan pil pahit bahwa ibu kandungnya telah meninggal. Saat itu rintik hujan turun, seorang wanita berpayung hitam menunduk dan mulai membujuk. "Vella, ayo kita pulang, Nak. Mamamu pasti akan sedih jika kamu terus seperti ini." Dia adalah Indina, ibu tiri Vella. Sikapnya lembut dan penuh kasih, hingga Vella tak dapat menolak kebaikannya Mobil sedan berwarna hitam menembus kabut putih, di bawah guyuran air hujan yang semakin deras. Suasana berkabung masih terasa kental, kala tiba di kediaman Arganta. Vella berbaring menyamping dengan sudut mata mengalirkan cairan bening yang menembus bantal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    3. Terjebak pada Hubungan Rusak

    Teng! Teng! Teng! Lonceng berbunyi, setelah dua jam mata pelajaran berlalu. Semua anak sudah pasti bersiap menuju kantin. Begitu juga dengan Vella, setelah memasukan bukunya ke dalam tas dia juga segera beranjak dari tempat duduk. Namun, saat dia ingin melangkah Rino terlihat menghadang di depannya. "Kita harus bicara," ucap Rino datar. Dengan raut wajah datar dan dingin Vella pun menyambut. "Katakan." Rino menghela napas sejenak sebelum berucap, "Kamu tidak perlu seperti ini, Vel. Paman Edgar sudah mengatakan semuanya padaku, aku juga melihat hasil tes ginekologi mu. Aku tahu kamu tidak akan pernah mengkhinatiku. Jadi tidak perlu rendah diri karena kejadian yang menimpamu seminggu yang lalu." Senyum penuh ironi hinggap di sudut bibir Vella. "Rendah diri? Cih …." Mendengar ucapan Vella yang terdengar sarkas, alis Rino pun mengernyit. "Vella, aku minta maaf, aku salah, saat itu aku memang kecewa padamu, aku syok melihatmu dalam dekapan laki-laki itu. Tapi sekarang tidak ada kera

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    4. Tak Ingin Melepaskan

    Vella yang melihat tatapan aneh dari Samuel menjadi sedikit tak enak hati. Kemudian menyumpit dinsum lagi, dan mengulurkan pada Samuel. "Mau?" tanyanya. Seketika senyum Samuel mengembang. Dia segera membuka mulut untuk menyambut suapan dari Vella. Tapi mulutnya bagai menangkap angin, ketika Samudera dengan cepat memegang tangan Vella dan mengarahkan dinsum tersebut ke mulutnya. "Kak, Sam. Itu milikku!" pekik Samuel kesal, karena dimsum tersebut sudah masuk ke mulut kakaknya. Samudera hanya bergeming, dia sama sekali tak menanggapi kekesalan adiknya. Sementara Vella semakin terbengong, tidak tahu apa yang harus dilakukan melihat tangannya dipegang Samudera. Sedangkan Samuel saat ini mulai menggerutu dalam hati. 'Benar 'kan? Aku bilang juga apa? Kakakku itu sangat pelit, bagaimana dia bisa berbagi makanan dengan seorang gadis? Ini sangat mencurigakan!' "Sejak kapan kalian berpacaran?" Tiba-tiba Samuel menyeletuk membuat Vella tersedak. "Uhuk! Aku ... kami tidak ...." "Mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    5. Ternyata Kamu

    Di dalam mobil Rino. Suasana terlihat kaku lantaran tak ada percakapan. Vella sama sekali tak menunjukan senyuman, dia juga tampak enggan menatap Rino. Rino sendiri sangat canggung, meski sejak kecil mereka tumbuh bersama, sampai orang tua mereka menjodohkan. Namun, tak ada hal lebih yang mereka lakukan selain bergandengan tangan. Vella juga terlihat sangat disiplin, hingga Rino tak berani bertindak sembarangan. "Maaf." Akhirnya Rino membuka percakapan. Tak ada tanggapan dari Vella, dia masih bersikap tenang tanpa menunjukkan emosi. "Maaf, aku memang salah, Vel. Tapi sungguh, dalam lubuk hatiku yang paling dalam hanya ada kamu di hatiku. Semua itu bukan keinginanku, itu murni inisiatif adikmu sendiri." Rino mencoba menjelaskan. "Kamu tidak menolak, apa kamu sangat menikmatinya?" Pertanyaan Vella seperti serpihan es tajam yang menusuk jantung hati Rino. Rino menatap Vella lekat, gadis tersebut masih enggan melihatnya, bahkan ekspresinya masih sama, tanpa emosi. Rino mengembuska

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10

Bab terbaru

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    138. Tidak Yakin Terus Tinggal Meski Dipaksa

    Dokter tampak terkejut mendengar bentakan Samudera, begitu pula dengan Samuel dan Sandra. Mereka terbengong sesaat melihat penolakan Samudera terhadap perawatan dokter.Tapi beberapa saat kemudian Sandra kembali bersuara. "Sam, biarkan dokter memeriksa keadaanmu kamu baru sadar setelah dua hari tak sadarkan diri.""Siapa yang menyuruhmu berbicara? Aku sudah menyuruhmu pergi, apa kamu benar-benar gadis tak tahu malu?" Samudera selalu bisa menyakiti Sandra dengan kata-kata hingga membuat gadis itu terhina dan berharap secara bersamaan."Aku … aku hanya ingin bersamamu, Sam," ucap Sandra berharap Samudera memberinya sedikit hati untuk tetap tinggal."Belum cukup jera ternyata, apa rasa sakit itu belum cukup untuk untuk menghentikanmu?" Pertanyaan Samudera langsung membuat Sandra merinding dan memegangi tangan kanannya yang tak bergerak.Di kota barat beberapa bulan yang lalu, rasa sakit benar-benar Sandra terima akibat mencambuk Vella di pacuan kuda.Tangannya dicambuk berkali-kali oleh

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    137. Keluar!

    Cahaya malam membias dari lampu neon di bawah plafon rumah sakit yang putih bersih. Kelopak mata Samudera bergerak lemah sembari menyesuaikan retina setelah terlelap dengan waktu yang lama."Vella …," gumamnya pelan nyaris tak terdengar.Namun, sedikit pergerakannya mengundang gadis cantik yang sejak kemarin pulang pergi untuk melihat keadaannya.Tubuh kecilnya melonjak berdiri dan berjalan cepat menuju ke arah Samudera, dan berkata, "Sam, kamu sudah sadar. Aku senang sekali."Suara yang tidak diharapkan mengembalikan kesadaran Samudera seutuhnya. Alisnya menaut rapat ketika mata kelam yang jernih terbuka sempurna.Tangannya yang diinfus bergerak cepat meraih leher Sandra dan bertanya, "Kenapa kamu?"Keterkejutan sudah pasti dirasakan Sandra, rasa sakit juga ia rasakan di lehernya. Namun, yang lebih menyakitinya sebenarnya pertanyaan Samudera."Aku adalah jodoh masa depanmu, aku di sini hanya untukmu, Sam …." Sandra membuka suara dengan susah payah. Batinnya sangat kesal, setelah kema

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    136. Keluarganya Harus Meminta Dengan Hormat

    Vella syok melihat keberadaan mamanya. Saat itu Vella melihat sendiri layar elektrokardiogram menunjukkan garis lurus setelah mamanya mengembuskan napas terakhir. Dia sendiri juga melihat peti mati di masukan ke liang kubur.Tapi tiba-tiba wanita cantik yang mirip mamanya muncul dengan menyebut kata 'putriku' membuat gadis itu membeku tidak tahu apa yang harus dilakukan."Bangun, putriku tidak pantas berlutut seperti itu!" titah Vita tegas, auranya dingin, tangkas, dan terlihat cerdas seperti dulu.Vella belum sempat bereaksi, tapi kakek Baswara sudah mendengkus dingin. "Dia putrimu? Bagus, bawa dia pergi dari sini. Tingkahnya semakin tidak karuan menempel pada cucu tertuaku. Lalat kecil seperti kalian memang harus menjauh dari kami!""Lalat kecil? Kalau begitu kalian hanya kotoran yang tanpa sengaja kami injak. Cucumu hanya terlalu beruntung bisa mengenal putriku!" Hinaan Vita terdengar jelas dengan binar wajah acuh tak acuh yang elegan."Kotoran?! Berani sekali kamu menyebut kami se

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    135. Kamu Tidak Berhak Memaksanya Berlutut!

    Decit mobil berseru kencang di tempat parkir rumah sakit. Vella segera keluar meninggalkan mobil ringsek dengan kaca retak akibat menabrak gerbang.Langkahnya cepat berjalan menuju lift ingin menemui Samudera di bangsal VVIP sesuai pesan yang dikirim Samuel.Wajahnya memerah menahan emosi juga air mata agar tidak keluar. Vella ingin mencoba tegar, meski rasanya sesak.Semakin sesak ketika melihat sosok cantik dengan balutan pakaian mewah yang sangat luar biasa.Sandra, ternyata ada di kota Zaden. Keberadaannya di rumah sakit ini sudah pasti untuk Samudera.Vella terlalu malas untuk berurusan dengan gadis itu. Ingin melewatinya saja dan masuk ke dalam lift, namun segera ia tersentak ketika Sandra menarik tangannya dengan tangan kiri."Kamu mau ke mana, ha?" tanya gadis itu sinis.Saat ini Vella tidak mempunyai kesabaran untuk menanggapi. Dikibaskannya tangan gadis tersebut, lantas mencengkeram lehernya dengan kuat dan menekannya ke belakang hingga tubuh Sandra membentur dinding.Tapi a

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    134. Nona Kecil Kabur

    Vella yang sudah bangun mencoba membantu Samudera untuk duduk, kali ini air mata bercucuran, kala menarik Samudera bersembunyi di tempat yang aman dari tembakan.Wajah tampan dan lelah Samudera sudah mulai pucat seiring darah yang terus mengalir dari lukanya.Vella juga berusaha menekan luka Samudera dan berkata, "Sam, kamu masih kuat 'kan? Ayo kita pergi dari sini!"Tangan Samudera yang berlumuran darah menyentuh pipi Vella dengan gemetaran dan berkata di sela napas yang tersengal. "Vella, dengar aku baik-baik. Tidak ada waktu lagi. Kamu harus pergi dari sini sekarang!""Tidak mau! Aku tidak akan meninggalkanmu!""Aku akan baik-baik saja, Vella. Aku akan menyusulmu!""Aku tidak mau! Pergi bersama atau, emph …."Vella terbungkam dengan ciuman mendadak dan menekan.Sampai ciuman itu terlepas sebuah bisikan terdengar. "Aku tidak akan mati dengan status simpanan!"Vella termenung sejenak menatap keseriusan di wajah Samudera."Kamu berutang pengakuan bahwa aku adalah milikmu, Vella. Pergi

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    133. Sam, Bertahanlah! Jangan Mati!

    Asap putih mengepul dari mesin mobil. Dengungan yang menyakiti telinga masih Vella rasakan di pendengaran.Di depan, Virgon langsung menoleh dan bertanya, "Tuan, bagaimana keadaan Anda?"Samudera hanya menggeleng samar, sabuk pengaman yang digunakan dengan benar memang sangat menguntungkan.Ia menoleh ke samping melihat Vella yang masih syok dan pucat. Ia melepas sabuk pengamannya sendiri, lantas memeluk gadisnya."Kamu tidak apa-apa 'kan?"Belum sempat Vella menjawab, tiba-tiba suara rentetan tembak terdengar, ini menunjukkan bahwa kecelakaan ini tidak alami. Mereka diserang.Samudera langsung tahu apa yang harus ia lakukan. Melepas sabuk pengaman Vella dengan cepat dan berkata, "Kamu tidak takut 'kan? Ayo kita keluar!""Um …." Vella mengangguk dengan binar wajah pucat yang belum hilang.Sesungguhnya kaki Vella mati rasa lantaran tabrakan tadi, hingga ia langsung jatuh ketika hendak berjalan keluar mobil."Vella ….""Aku tidak apa-apa, hanya sedikit kram, ayo!" Vella kembali bangkit

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    132. Dia Bukan Adikmu

    Vella perlahan menatap Samudera lembut, senyumnya tertarik samar kemudian bertanya, "Kamu yang melakukan semua ini?"Samudera menatap Vella sejenak, memang iya, dia yang mengatur semua kesialan yang menimpa Andin saat ini. Sejak awal dia sudah curiga bahwa Andin akan berulah sebelum olimpiade panahan dimulai agar Vella didiskualifikasi seperti saat perlombaan fashion show dulu.Karena itu Samudera terus mengawasi Andin, dia juga yang menukar jus jeruk yang mengandung afrosidiak saat Andin terpesona dengan ketampanannya. Hingga jus jeruk yang dibumbui obat cinta itu Andin minum sendiri pada akhirnya.Samudera juga mengatur seseorang untuk memberikan mawar essens di kamar nomor 202 dan menukar nomor tersebut dengan 201. Barulah ketika laki-laki hidung belang itu masuk ke dalam kamar Andin. Nomor itu dikembalikan ke tempat semula.Setelah itu Samudera memanggil adik-adiknya untuk bermain poker di kamar Vella. Mengejutkan gadisnya yang baru saja tiba.

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    131. Akhir Kebusukan Andin

    "Mumu, kamu ini kenapa? Gintuan apa?" tanya Vella terkejut melihat kedatangan Samuel yang mendadak.Tapi Samudera, ia malah tersenyum. Melihat adiknya mimisan, ia sudah tahu apa yang terjadi. Dengan pelan Samudera memanggil, "Sini!"Samuel mendekat dengan patuh, lantas duduk di lantai sambil mendongakkan wajah.Segera Samudera meraih tisu kemudian mengelap hidung adiknya dengan lembut dan telaten seperti kakak yang baik.Vella tidak ingin mempedulikan tingkah kakak beradik yang kadang penuh penindasan, tapi kadang juga hangat dan lembut membuat hati orang meleleh seperti ini. Ia segera keluar memeriksa apa yang terjadi.Semua orang berjubel memenuhi kamar no. 202, Vella pun menelusup masuk di sela-sela kerumunan semua orang. Harum aroma mawar pekat segera memenuhi ruang hidung Vella.Keterkejutan tak bisa dielakkan manakala berhasil menerobos kerumunan orang banyak."Andin!!!" Itu hardikan seorang kakak yang kecewa terhadap kelakuan adiknya.Andin yang menangis terisak sambil menutupi

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    130. Disuruh Nonton Begituan

    "Tu-tuan muda kedua?" Kepala sekolah langsung gagap mendengar pertanyaan Samuel. Sementara semua orang masih tercengang melihat pemandangan ini. Di atas kasur ada Samuel, Zio, Zoya dan juga Sabrina yang sedang bermain poker. Sementara di sofa single ada Samudera yang duduk dengan tenang sembari memainkan ponsel. Tentu saja semua orang bertanya-tanya, bagaimana para tuan muda ini bisa di kamar Vella? Terutama Rino yang pernah mencurigai Samudera adalah kekasih tersembunyi Vella. Sekarang terkaan itu semakin kuat. "Kalian ngapain ramai-ramai masuk ke sini? Ingin ikut bermain poker bersama kita?" Lagi Samuel bertanya ketus. "Tuan muda kedua, sepertinya ini hanya salah paham. Tadinya kami mendapat laporan yang tidak pantas, jadi kami buru-buru datang ke sini." Kepala sekolah mulai menjelaskan. "Laporan tidak pantas apa?" Samuel kembali bertanya ketus. "Katanya Vella membawa laki-laki ke kamarnya, makanya kami ingin meluruskan?" Kepala sekolah kembali menjelaskan. "Kalau ada laki-l

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status