'Tidak cukup tenaga' kata itu terdengar sangat ironi ketika apa yang terjadi setelahnya bukanlah kegiatan seorang pasien lemah.Mendung, badai, dan hujan lebat bergelut di ruangan feminim milik Vella. Menerbangkan helaian pakaian di udara yang kemudian jatuh tak berdaya.Melelahkan penghuni di ranjang princess warna merah muda yang kemudian mengundang Vella mencibir di pagi harinya."Tidak cukup tenaga apa? Kamu ini pasien apa bandit sialan?" rutuk Vella sembari membuka plester perban di dada dan pinggang Samudera yang kembali berdarah akibat gerakan yang tidak terkendali tadi malam.Sementara yang dirawat saat ini terus bergeming sembari memejamkan mata, ia sama sekali tak berniat untuk bangun atau menimpali ucapan Vella.Vella juga tidak ingin memaksa, saat ini Samudera memang seharusnya banyak beristirahat. Jadi usai membubuhkan obat dan membalut lukanya dengan plester perban yang baru, Vella kembali menarik selimut dan membiarkan laki-laki itu kembali tidur dengan nyaman.Lantas
Sepertinya Vita tidak cukup tertarik untuk membahas tentang Samudera, itu hanya membuat putrinya semakin mengingat bandit kecil itu saja.Hari ini Vita sudah cukup bersyukur melihat semangat Vella kembali hadir. Menyinggung tentang bandit kecil adalah sebuah kecelakaan lidah.Vita meluruskan wajah dan kembali bersikap acuh tak acuh. "Mama tidak ingin membahasnya lagi, itu tidak ada kaitannya denganmu. Yang paling penting kamu belajar dengan giat sampai ujian akhir selesai."Vella mendengkus dingin, ia pikir mamanya hanya ingin lempar batu dan sembunyi tangan setelah ketahuan merahasiakan sesuatu darinya."Bagaimana bisa tak ada kaitannya denganku? Pada kenyataannya dia adalah suamiku. Mama tidak perlu melimpahkan semua kesalahan padanya untuk menutupi keburukan Mama." Vella tak ingin berbasa-basi dia melontarkan apapun yang ada di pikirannya.Vita pun menelan saliva dengan berat, sekali lagi ia menyesali kedekatan Vella dengan bandit kecil itu.Vita sangat tahu bagaimana mengerikan Sa
Sandra yang belum mengetahui tentang pernikahan tersembunyi antara Vella dan Samudera, merasa sangat iri dan jengkel secara bersamaan.Sebagai nona muda Kuswara, Sandra masih merasa lebih baik dari pada Vella dalam segi apapun.Lagipula kecacatan di tangannya juga tidak permanen, ia yakin masih bisa pulih dengan pengobatan intens."Kakek, ini bagaimana? Lihatlah mereka semua pergi, tolong cegah mereka, Kek. Aku tidak mau memecah belah keluarga Baswara. Aku hanya ingin Samudera." Sandra menunjukkan kepedulian palsu, padahal hatinya sangat bangga ketika kata-kata tuan dan nyonya rumah tidak berarti apa-apa dibanding dengannya.Kakek Baswara sendiri juga merasa getir melihat anak dan cucunya meninggalkannya seperti ini. Bahkan Samuel si bocah imut itu juga sudah tak terlihat di kediaman Baswara sejak Sandra tiba.Tapi ia sudah berjanji akan memberi Sandra kedudukan di keluarga Baswara, menjilat ludahnya sendiri hanya akan membuatnya kehilangan muka.Kakek Baswara mulai menarik napas bera
Senyum Samudera menyambut ketika Vella membuka pintu kamar. Tapi Vella tak mempunyai hasrat untuk membalasnya. Samudera juga baru saja membaca berita terpanas siang ini, membuatnya merasa tahu apa yang merusak suasana hati gadisnya. Padahal saat ini Vella sedang memikirkan tentang datang bulan yang baru saja dibicarakan Sabrina. Samudera segera mengambil ponsel dan beranjak dari tempat duduk untuk mendekati Vella yang meletakkan ransel di meja belajar dengan lesu. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Vella terkejut dengan ciuman mendadak Samudera di pipi sembari mengambil foto selfie. Masih tersenyum, Samudera meraih jemari Vella yang mengenakan cincin pernikahan kemudian kembali mengambil gambar dan berkata, "Aku bosan menjadi simpanan, saatnya memberitahukan pada dunia siapa gadisku sebenarnya." Saat Vella masih merenung, Samudera sudah mengunggah foto yang barusan ia ambil di akun pribadinya.
Tawa Sandra membahana memikirkan Vella yang terpuruk karena berusaha mendekati keluarga Baswara.Tapi kemudian muncul video pacuan kuda yang memperlihatkan Sandra memecut Vella dengan cabuk di kota barat demi memenangkan pertandingan untuk membuktikan ia lebih unggul daripada Vella.Seketika itu juga keburukan Sandra terkuak di depan publik bahwa temperamennya tak layak untuk disebut sebagai manusia.[Astaga … ternyata Sandra mengerikan sekali ya.][Gila! Kalau aku jadi Samudera, aku juga tidak akan mau dijodohkan dengan gadis yang mengerikan seperti itu.][Sudah baguslah jika menolak perjodohan itu. Meski sekaya apapun, jika temperamennya seperti itu, lengah dikit nyawa taruhannya.][Bisa-bisanya keluarga Baswara memaksa Samudera bertunangan dengan gadis semacam itu. Apakah mereka tidak takut putra mereka menjadi korban?][Itu pasti berdasarkan hubungan bisnis. Jika Samudera bersama Sandra tentu saja perusahaan Kuswara
Di vila pinggir danau Vella tak begitu memedulikan kegaduhan di dunia maya, lagipula Samudera sudah mengurusnya, memikirkan hal yang tidak penting seperti itu hanya membuat suasana hatinya semakin buruk.Otaknya masih memikirkan bahwa ia belum mendapatkan menstruasi bulan ini, hatinya terus menerus bergemuruh karena kecemasan berlebihan.Vella terdiam menatap layar laptopnya yang masih menyala di atas meja belajar. Ia sedang membaca artikel tentang gejala awal kehamilan.Bibir Vella menipis, ada kerutan di dahinya ketika ia sama sekali tak merasakan gejala seperti mual, muntah, lemas, dan juga pusing. Bahkan ia bisa makan dengan lahap hari ini."Mungkin aku hanya terlalu khawatir," gumam Vella pelan."Apa yang kamu khawatirkan?"Seketika Vella melonjak terkejut dan langsung menutup laptopnya."Sammy, bisa gak sih jangan muncul secara mendadak begitu!" kesal Vella sambil memukul pelan lengan Samudera. Suaranya pun agak me
Suara Vita sebelumnya memang tegas dan menggelar, tapi raut wajahnya menunjukkan ketenangan yang bermartabat seorang wanita yang tidak mudah ditaklukkan. Matanya menatap tajam ke arah putrinya yang saat ini mematung di samping laki-laki yang mengenakan pakaian rumahan. Sudah bisa menebak jika selama ia pergi ternyata Vella menyimpan bandit kecil di kamarnya. Vella terlihat gugup dan terkejut, tapi Samudera masih bersikap biasa saja, hanya sedikit menyayangkan pertemuan pertamanya dengan mama mertua harus dengan cara seperti ini. Binar mata Vita yang jernih menyapu Samudera yang belum membuka suara, aura ketenangan yang tidak mengancam dapat ia lihat dari sorot mata simpanan putrinya itu. Vita enggan mengakui jika Samudera adalah suaminya Vella. "Aku yang menyuruhnya tinggal di sini. Mama tidak boleh mengusirnya," ucap Vella sedikit bergeser ke depan Samudera. Seolah ingin menjadi tameng jika mamanya hendak menyeret Samudera keluar dari kamarnya. Vita mendengkus dingin, putrinya
"Aku ingin kamu meruntuhkan kesombongan keluarga Kuswara."Samudera juga tak ingin bertele-tele menyampaikan keinginannya. Dan itu mengundang cibiran kental di wajah Vita.Seorang penjahat sekelas Alan Rein tentu saja tidak akan kesulitan hanya untuk mengepung dan memblokir perusahaan Kuswara.Dengan meminta Vita melakukan sesuatu, itu hanya akan merepotkannya saja."Aku tidak tertarik dengan urusan keluargamu," tegas Vita dengan suara datar dan dingin."Kamu tidak punya pilihan, sekarang di perut putrimu ada milikku. Apakah kamu tidak akan memberi status pada monster kecil itu?" Samudera berkata seakan ia lah yang mempunyai kendali sekarang.Tatapan Vita kembali tajam.'Dia mencoba mengendalikanku ….'"Kenapa aku harus melakukan itu? Berurusan dengan keluarga Kuswara tidak akan memberi keuntungan apapun untukku," tolak Vita, enggan menuruti keinginan Samudera hanya membuatnya mengundang masalah baru yang sangat
Atas izin Vita akhirnya nyonya Baswara membawa Vella keluar dari vila. Tentu saja setelah memberi tatapan isyarat pada Samudera untuk mengingatkan bahwa ia sudah berjanji akan menjamin keselamatan Vella.Vella bisa melihat koneksi mata mamanya dengan Samudera dengan jelas.Setelah insiden di jalan Victory ia tahu mamanya melakukan penjagaan yang sangat ketat.Vella yakin Samudera sebenarnya mengetahui apa yang disembunyikan mamanya, tapi tak ingin memberitahu.Saat Vella mendesak, Samudera malah menggoda dengan senyum manis. "Karena kamu cantik, jadi banyak orang yang menginginkanmu."Vella mendengkus kesal, mana ada karena cantik malah ingin ditembak mati?"Bersenang-senanglah, nanti aku akan menjemputmu," ucap Samudera sesampainya di depan salon terkenal di kota Zaden."Kamu mau ke mana?""Ada sedikit urusan, tidak akan lama." Samudera pergi setelah mengecup pelan kening Vella.Seketika kemunculan Vel
Samudera juga langsung menghentikan jarinya ketika mendengar suara mamanya.Ia menoleh dan mendapati mamanya berjalan mendekat ke arah Vella diikuti Felis yang tampaknya kerepotan mengurusnya.Vita memberi isyarat pada Felis untuk membiarkannya masuk, dan itu membuat Samudera memijat kening.Samudera sangat hafal kebiasaan mamanya yang memaksakan kehendak dengan suara lembutnya yang ceria."Mama, bagaimana Mama tahu kami ada di sini?" Vella berdiri menyambut nyonya Baswara.Nyonya Baswara langsung memeluk Vella dan berkata, "Mama merindukanmu, sayang. Maaf dengan berita menghebohkan kemarin.""Tidak apa-apa, Ma. Lagipula Samudera juga ada di sampingku.""Mama selalu di rumah, apa tidak bisa menyuruh kakek untuk membuat berita yang benar?" Samudera akhirnya membuka suara.Tapi nyonya Baswara malah melepas salah satu flatshoes yang ia kenakan lantas melemparkannya pada Samudera."Jangan berbicara lagi pad
"Aku ingin kamu meruntuhkan kesombongan keluarga Kuswara."Samudera juga tak ingin bertele-tele menyampaikan keinginannya. Dan itu mengundang cibiran kental di wajah Vita.Seorang penjahat sekelas Alan Rein tentu saja tidak akan kesulitan hanya untuk mengepung dan memblokir perusahaan Kuswara.Dengan meminta Vita melakukan sesuatu, itu hanya akan merepotkannya saja."Aku tidak tertarik dengan urusan keluargamu," tegas Vita dengan suara datar dan dingin."Kamu tidak punya pilihan, sekarang di perut putrimu ada milikku. Apakah kamu tidak akan memberi status pada monster kecil itu?" Samudera berkata seakan ia lah yang mempunyai kendali sekarang.Tatapan Vita kembali tajam.'Dia mencoba mengendalikanku ….'"Kenapa aku harus melakukan itu? Berurusan dengan keluarga Kuswara tidak akan memberi keuntungan apapun untukku," tolak Vita, enggan menuruti keinginan Samudera hanya membuatnya mengundang masalah baru yang sangat
Suara Vita sebelumnya memang tegas dan menggelar, tapi raut wajahnya menunjukkan ketenangan yang bermartabat seorang wanita yang tidak mudah ditaklukkan. Matanya menatap tajam ke arah putrinya yang saat ini mematung di samping laki-laki yang mengenakan pakaian rumahan. Sudah bisa menebak jika selama ia pergi ternyata Vella menyimpan bandit kecil di kamarnya. Vella terlihat gugup dan terkejut, tapi Samudera masih bersikap biasa saja, hanya sedikit menyayangkan pertemuan pertamanya dengan mama mertua harus dengan cara seperti ini. Binar mata Vita yang jernih menyapu Samudera yang belum membuka suara, aura ketenangan yang tidak mengancam dapat ia lihat dari sorot mata simpanan putrinya itu. Vita enggan mengakui jika Samudera adalah suaminya Vella. "Aku yang menyuruhnya tinggal di sini. Mama tidak boleh mengusirnya," ucap Vella sedikit bergeser ke depan Samudera. Seolah ingin menjadi tameng jika mamanya hendak menyeret Samudera keluar dari kamarnya. Vita mendengkus dingin, putrinya
Di vila pinggir danau Vella tak begitu memedulikan kegaduhan di dunia maya, lagipula Samudera sudah mengurusnya, memikirkan hal yang tidak penting seperti itu hanya membuat suasana hatinya semakin buruk.Otaknya masih memikirkan bahwa ia belum mendapatkan menstruasi bulan ini, hatinya terus menerus bergemuruh karena kecemasan berlebihan.Vella terdiam menatap layar laptopnya yang masih menyala di atas meja belajar. Ia sedang membaca artikel tentang gejala awal kehamilan.Bibir Vella menipis, ada kerutan di dahinya ketika ia sama sekali tak merasakan gejala seperti mual, muntah, lemas, dan juga pusing. Bahkan ia bisa makan dengan lahap hari ini."Mungkin aku hanya terlalu khawatir," gumam Vella pelan."Apa yang kamu khawatirkan?"Seketika Vella melonjak terkejut dan langsung menutup laptopnya."Sammy, bisa gak sih jangan muncul secara mendadak begitu!" kesal Vella sambil memukul pelan lengan Samudera. Suaranya pun agak me
Tawa Sandra membahana memikirkan Vella yang terpuruk karena berusaha mendekati keluarga Baswara.Tapi kemudian muncul video pacuan kuda yang memperlihatkan Sandra memecut Vella dengan cabuk di kota barat demi memenangkan pertandingan untuk membuktikan ia lebih unggul daripada Vella.Seketika itu juga keburukan Sandra terkuak di depan publik bahwa temperamennya tak layak untuk disebut sebagai manusia.[Astaga … ternyata Sandra mengerikan sekali ya.][Gila! Kalau aku jadi Samudera, aku juga tidak akan mau dijodohkan dengan gadis yang mengerikan seperti itu.][Sudah baguslah jika menolak perjodohan itu. Meski sekaya apapun, jika temperamennya seperti itu, lengah dikit nyawa taruhannya.][Bisa-bisanya keluarga Baswara memaksa Samudera bertunangan dengan gadis semacam itu. Apakah mereka tidak takut putra mereka menjadi korban?][Itu pasti berdasarkan hubungan bisnis. Jika Samudera bersama Sandra tentu saja perusahaan Kuswara
Senyum Samudera menyambut ketika Vella membuka pintu kamar. Tapi Vella tak mempunyai hasrat untuk membalasnya. Samudera juga baru saja membaca berita terpanas siang ini, membuatnya merasa tahu apa yang merusak suasana hati gadisnya. Padahal saat ini Vella sedang memikirkan tentang datang bulan yang baru saja dibicarakan Sabrina. Samudera segera mengambil ponsel dan beranjak dari tempat duduk untuk mendekati Vella yang meletakkan ransel di meja belajar dengan lesu. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Vella terkejut dengan ciuman mendadak Samudera di pipi sembari mengambil foto selfie. Masih tersenyum, Samudera meraih jemari Vella yang mengenakan cincin pernikahan kemudian kembali mengambil gambar dan berkata, "Aku bosan menjadi simpanan, saatnya memberitahukan pada dunia siapa gadisku sebenarnya." Saat Vella masih merenung, Samudera sudah mengunggah foto yang barusan ia ambil di akun pribadinya.
Sandra yang belum mengetahui tentang pernikahan tersembunyi antara Vella dan Samudera, merasa sangat iri dan jengkel secara bersamaan.Sebagai nona muda Kuswara, Sandra masih merasa lebih baik dari pada Vella dalam segi apapun.Lagipula kecacatan di tangannya juga tidak permanen, ia yakin masih bisa pulih dengan pengobatan intens."Kakek, ini bagaimana? Lihatlah mereka semua pergi, tolong cegah mereka, Kek. Aku tidak mau memecah belah keluarga Baswara. Aku hanya ingin Samudera." Sandra menunjukkan kepedulian palsu, padahal hatinya sangat bangga ketika kata-kata tuan dan nyonya rumah tidak berarti apa-apa dibanding dengannya.Kakek Baswara sendiri juga merasa getir melihat anak dan cucunya meninggalkannya seperti ini. Bahkan Samuel si bocah imut itu juga sudah tak terlihat di kediaman Baswara sejak Sandra tiba.Tapi ia sudah berjanji akan memberi Sandra kedudukan di keluarga Baswara, menjilat ludahnya sendiri hanya akan membuatnya kehilangan muka.Kakek Baswara mulai menarik napas bera
Sepertinya Vita tidak cukup tertarik untuk membahas tentang Samudera, itu hanya membuat putrinya semakin mengingat bandit kecil itu saja.Hari ini Vita sudah cukup bersyukur melihat semangat Vella kembali hadir. Menyinggung tentang bandit kecil adalah sebuah kecelakaan lidah.Vita meluruskan wajah dan kembali bersikap acuh tak acuh. "Mama tidak ingin membahasnya lagi, itu tidak ada kaitannya denganmu. Yang paling penting kamu belajar dengan giat sampai ujian akhir selesai."Vella mendengkus dingin, ia pikir mamanya hanya ingin lempar batu dan sembunyi tangan setelah ketahuan merahasiakan sesuatu darinya."Bagaimana bisa tak ada kaitannya denganku? Pada kenyataannya dia adalah suamiku. Mama tidak perlu melimpahkan semua kesalahan padanya untuk menutupi keburukan Mama." Vella tak ingin berbasa-basi dia melontarkan apapun yang ada di pikirannya.Vita pun menelan saliva dengan berat, sekali lagi ia menyesali kedekatan Vella dengan bandit kecil itu.Vita sangat tahu bagaimana mengerikan Sa