Semua Bab SENTUHAN PANAS DI RUANG KERJA SANG CEO: Bab 341 - Bab 350

357 Bab

Pembatalan

Bram menatap Davin dengan penuh kesabaran. Dia tahu, saudara tirinya itu masih dihantui amarah dan dendam yang sulit diredam. Wajar saja. Sebagai seorang ayah, melihat putrinya hancur karena ulah orang lain tentu meninggalkan luka yang mendalam. Namun, Bram tidak ingin mereka semakin terperosok ke dalam lingkaran kebencian yang sama."Kita pikirkan itu nanti. Sekarang, sebaiknya kita hubungi Pak Jackie dulu agar dia membatalkan permintaan kita untuk balas dendam pada Maria," ucap Bram dengan nada tegas.Keputusan ini sebenarnya tidak mudah bagi Bram. Dalam hati kecilnya, dia juga ingin melihat Maria mendapatkan ganjaran atas perbuatannya. Namun, dia sadar bahwa membalas kejahatan dengan kejahatan tidak akan menyelesaikan apa pun. Dendam hanya akan melahirkan dendam baru.Sejujurnya, Bram setuju dengan usulan istrinya dan Davin agar mereka tidak melanjutkan rencana balas dendam. Mereka bukan orang yang seperti itu. Mereka tidak bisa menyalahkan Edward sepenuhnya karena, bagaimanapun j
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Hanya untuk Balas Budi

Jackie menatap Davin dengan penuh perhatian. Meski waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari, ia tetap berusaha tetap fokus pada pembicaraan ini. Dari raut wajah Davin, Jackie tahu bahwa pria itu sedang berada dalam dilema besar."Apa yang bisa saya bantu, Pak Davin?" tanyanya dengan nada serius.Davin mengembuskan napas panjang sebelum akhirnya membuka suara. Ada begitu banyak beban yang tengah ia pikul, dan kini ia harus mengambil keputusan yang bertentangan dengan emosinya sendiri."Saya ingin kamu membatalkan rencana eksekusi yang sudah saya minta sebelumnya," ucapnya dengan suara berat. "Istri dan mama saya tidak ingin kejahatan dibalas dengan kejahatan. Saya pribadi tidak akan pernah bisa memaafkan dia seumur hidup atas luka dalam yang dia tinggalkan pada putri saya. Tapi keluarga saya membatalkan niat balas dendam saya."Jackie terdiam. Ia sudah lama mengenal Davin, dan ia tahu pria ini bukan orang yang mudah mengalah atau memaafkan begitu saja. Davin adalah seseorang yang t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Tidak Takut

Sementara itu, di sisi lain, Maria berdiri di depan pintu apartemen Jackie dengan wajah penuh amarah. Dingin malam di London tidak cukup menahan bara yang berkobar di dadanya. Seharian ia mencari pria itu, mulai dari kantornya, hingga ke vila tempat mereka biasa bertemu. Namun, Jackie tidak ada di mana-mana.Maria menggertakkan giginya, kemudian mengetuk pintu apartemen itu dengan keras. Beberapa detik berlalu tanpa jawaban. Ia mengetuk lagi, kali ini lebih kasar.“Jackie! Aku tahu kau ada di dalam! Buka pintunya atau aku akan membuat keributan!” serunya dengan suara lantang.Hening sejenak. Kemudian, suara kunci diputar terdengar dari dalam. Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan sosok Jackie yang masih mengenakan kemeja putih dengan kancing atas terbuka. Tatapan pria itu datar, seolah tidak terpengaruh dengan kehadiran Maria yang penuh emosi.Maria langsung menerobos masuk tanpa menunggu undangan. Jackie hanya menghela napas sebelum menutup pintu di belakangnya.“Apa maumu, Maria?”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Suami Idaman

Esok paginya, tepat pukul 08.00 waktu London, Naura dan Rania duduk di balkon kamar apartemen mereka. Udara pagi yang sejuk berembus lembut, membelai wajah keduanya. Namun, kehangatan matahari yang menyinari kota itu tidak mampu mencairkan dinginnya suasana di antara ibu dan anak tersebut.Naura mengusap lembut rambut panjang Rania, jari-jarinya menyelip di antara helaian yang tergerai indah. Gerakan itu penuh kasih sayang, namun Rania tetap diam, pandangannya lurus ke arah langit yang tampak pucat."Rania sayang, boleh Mommy bicara sebentar?" suara Naura lembut, nyaris seperti bisikan, seolah takut menyentuh luka yang masih menganga di hati putrinya.Rania tetap membisu. Ia tidak menoleh, tidak menunjukkan tanda-tanda ingin mendengar. Hanya tarikan napasnya yang terdengar lebih berat dari biasanya.Naura menarik napas dalam, berusaha menenangkan hatinya sebelum mengutarakan apa yang ingin ia sampaikan. "Edward datang menemui Daddy dan keluarga," katanya perlahan, memilih kata-kata de
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Chef Pribadi

Edward segera membersihkan diri ke kamar mandi. Setelah itu dia menggunakan pakaian santai, Dia segera menuju ke dapur yang ada di apartemen. Mulai meracik makanan kesukaan Rania, tadi pagi Rania request minta dibuatkan bubur yang enak dan berkaldu. Kemampuannya memasak bahkan mengalahkan sang mertua. Beberapa kali Edward mendapat pujian dari sang Mama mertua karena masakannya sangat enak. Tapi seperti biasa Davin tidak pernah terima kalau sang istri memuji orang lain meski orang itu adalah menantunya sendiri. Setelah 30 menit bertarung dengan bahan masakan di dapur, Edward termasuk ke dalam kamar. “Sayang, buburnya udah jadi,” ucapnya.Rania yang tadinya sudah memejamkan mata, membuka matanya lalu tersenyum ke arah sang suami. Jujur semakin lama Rania semakin nyaman dan merasa dijaga penuh oleh pria ini. Mungkin kalau dari segi wajah tak kelihatan perbedaan usia mereka yang sangat mencolok, tapi dari segi sikap dan sifat, tentu Mereka bagai langit dan bumi. Edward seolah benar-bena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Kejutan

"Paket apa ini, Sayang? Kok gede banget?" tanya Davin heran, menatap box besar yang tingginya hampir melebihi tubuhnya sendiri.Naura ikut mengernyit, ikut merasa bingung dengan kehadiran paket sebesar itu. "Mana aku tahu, Sayang. Aku nggak ada pesan apa-apa. Coba saja dibuka," sahutnya, matanya masih menelusuri permukaan box seolah mencari petunjuk.Davin melirik beberapa pengawalnya yang sudah berjaga di sekitar mereka. Paket ini memang sudah melewati proses pengecekan, tapi ukurannya yang tidak biasa tetap membuatnya waspada. Dengan hati-hati, ia mulai merobek segel dan membuka box tersebut.Begitu bagian depan box terlipat ke bawah, Davin dan Naura sama-sama terlonjak, refleks mundur selangkah saat sesuatu dari dalamnya tiba-tiba bergerak.Seseorang melompat keluar dengan senyum lebar, membuat balon-balon warna-warni melayang ke udara."Happy anniversary pernikahan!" seru sosok itu dengan suara riang.Davin sempat terpaku, matanya menyipit, sementara Naura menahan napas, otaknya b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Suami yang Pengertian

Esok harinya,Rania duduk di meja makan sambil menatap roti gandum di hadapannya. Aroma selai almond yang dioleskan Edward tercium samar, tapi perutnya masih terasa sedikit mual. Sejak kandungannya memasuki bulan keempat, mualnya memang berkurang, tapi tetap saja ada hari-hari di mana ia merasa tidak nafsu makan.Di seberangnya, Edward tengah menuangkan susu ke dalam gelasnya, kemudian mendorongnya perlahan ke arah Rania.“Makan yang banyak, sayang. Kamu butuh energi buat ke kampus,” ujarnya dengan suara lembut, tapi tetap terdengar tegas.Edward udah seperti emak-emak pada umumnya, karena dia selalu bawel pada istrinya. Dia harus memastikan Rania benar-benar dalam keadaan baik.Rania menghela napas. “Aku makan, kok. Tapi jangan maksa aku habisin semuanya kalau nggak sanggup, ya.”Terlalu banyak yang dihidangkan oleh sang suami hingga terkadang membuat Rania bingung harus makan yang mana. Meskipun dia mengandung dua janin kembar tapi nafsu makannya tidak seperti ibu hamil pada umumny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Penuh Syukur

Begitu mereka tiba di apartemen, Edward langsung membantu Rania menuju kamar mandi. Rutinitas yang sudah biasa mereka lakukan sejak kehamilan Rania memasuki trimester kedua. Setiap kali pulang, Edward selalu memastikan istrinya bisa berendam air hangat agar tubuhnya lebih rileks setelah seharian beraktivitas.Sebenarnya, jika mengikuti jadwal kantornya, Edward masih punya satu jam sebelum jam pulang kerja benar-benar berakhir. Namun, seperti hari-hari sebelumnya, ia lebih memilih menghabiskan waktu di rumah bersama Rania. Pekerjaan memang penting, tapi tidak ada yang lebih penting daripada istrinya dan calon anak mereka.Sementara Rania menikmati air hangat di bak mandi, Edward berjalan ke lemari pakaian, membuka beberapa kancing kemejanya, lalu menggantinya dengan kaus santai berwarna abu-abu dan celana pendek. Ia melirik ke arah kamar mandi yang pintunya sedikit terbuka, memastikan istrinya baik-baik saja, sebelum akhirnya melangkah ke dapur untuk menyiapkan makan malam.Edward buka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Kado Spesial

Saat Rania dan Edward tiba di sebuah restoran, mereka bertemu dengan seseorang yang sudah lama tidak Rania jumpai."Hai, Andrew! Apa kabar?" sapa Rania dengan ramah, sambil mengulurkan tangan ke arah pria itu.Namun, sebelum tangannya sempat menyentuh tangan Andrew, Edward dengan sigap menarik tangan istrinya, menjauhkannya dari jangkauan pria lain. Andrew, yang sudah hendak menyambut salam Rania, hanya bisa menarik tangannya kembali dengan ekspresi sedikit terkejut.Rania melirik suaminya dengan kesal. "Kamu apa-apaan sih?" tanyanya, tak habis pikir dengan tindakan Edward yang begitu protektif.Edward menatapnya tanpa rasa bersalah sedikit pun. "Aku nggak suka ada yang nyentuh-nyentuh istriku, meskipun hanya sekadar salaman," ucapnya tegas.Andrew tertawa kecil melihat sikap Edward yang begitu posesif. "Nggak apa-apa, Rania. Semua pria pasti punya pemikiran seperti suamimu ini. Wajar kalau dia nggak mau istrinya yang cantik dimiliki orang lain," ujarnya santai.Edward langsung meloto
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Menang Taruhan

Davin melangkah masuk ke ruang keluarga apartemen Edward dan Rania, mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia baru saja tiba bersama Naura dan Angelica, membawa beberapa koper berisi makanan dan oleh-oleh untuk putri mereka. Belum sempat duduk, Edward sudah menyambutnya dengan senyum lebar.“Duduk dulu, Daddy,” ucap Edward sambil menunjuk sofa di hadapannya.Davin mendengus geli, menatap menantunya dengan ekspresi datar. “Geli kali aku dipanggil Daddy olehmu,” sahutnya, nada suaranya masih terasa tak bersahabat.Naura yang duduk di sampingnya hanya menghela napas, sementara Edward malah cengengesan. “Masak mau dipanggil Paman?” goda Edward.Naura ikut menimpali, “Lagian kamu ini, sayang. Memang sudah sepantasnya menantu memanggilmu dengan sebutan Daddy. Kenapa protes terus setiap sama Edward?”Davin menatap istrinya dengan alis terangkat. “Makin besar kepalanya Edward. Semua dibelain. Heran deh, sama kamu dan Mamaku. Doyan sekali membela laki-laki ini,” ujarnya bercanda.Edward hanya te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
313233343536
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status