Bab 28Bapak mengusap pucuk kepalaku saat aku tiba-tiba saja memeluk badannya sambil terisak. Meskipun kesakitan, Bapak tak serta-merta memintaku pergi. Ia membiarkanku meluapkan rasa yang sedang berkecamuk dalam hati."Kenapa kamu?" tanya Bapak lirih. Kurasakan usapan tangannya di atas pucuk kepalaku dengan lembut."Ini semua gara-gara Rani, Pak. Ini semua salah Rani," racauku sambil terisak."Salah apa kamu?" tanya Ibu setelah beliau mengikutiku ke dalam kamar.Aku makin terisak mendengar suara tegas milik Ibu. Sudah terbayangkan reaksi Ibu jika saja tahu apa yang baru saja kulakukan. Sudah barang pasti beliau akan murka padaku."Dik sudah," ucap Mas Lana berusaha menghentikanku. Ia mendekatiku, lalu meraih badanku agar bangkit dari dudukku."Tidak perlu membuka semuanya di sini, yang penting kamu sudah tahu dan jangan diulangi lagi," bisik Mas Lana saat berusaha menenangkanku."Gara-gara kamu kenapa, Ran? Bilang sama Ibu!" pekik Ibu tak sabaran. Mendadak orang tuaku itu cemas melih
Last Updated : 2024-11-25 Read more