Home / Rumah Tangga / Setelah Melepasmu Pergi / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Setelah Melepasmu Pergi : Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Malam Pengantin

Bab 21Mas Lana menggandeng tanganku sepanjang perjalanan menuju rumah Laila. Kami berjalan kaki sebab rumahku dengan rumah Laila hanya berjarak beberapa ratus meter saja. Malam ini, hatiku seperti dipenuhi taman bunga mendapati sikap Mas Lana. Satu kecupan yang mendarat di wajahku membuat rasaku untuknya makin bertambah setiap saat."Sebentar lagi kita akan merasakan apa yang dirasakan mereka," ucap Mas Lana saat kami sampai di pintu masuk pesta pernikahan Laila. Kepalaku mendongak menatap gapura yang dipenuhi dengan bunga hidup. Aroma kembang sedap malam seketika menyapa hidungku."Bagus banget ya, Mas?" ucapku takjub."Iya. Punya kita nanti juga kayak gini," balas Mas Lana sambil turut menatap gapura yang ada di depan kami. "Cantik bunganya, kayak kamu," bisik Mas Lana tepat di dekat telingaku.Wajahku merona seketika. Sudah tak bisa ku hitung berapa kali beliau mengatakan bahwa aku cantik malam ini.
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Gara-gara Renata

Bab 22Kugenggam erat kertas tersebut dengan hati sedikit kecewa. Dimalam pernikahan kita yang seharusnya menjadi momen paling menyenangkan bagi setiap pasangan baru, telah dinodai oleh sikapnya dengan mementingkan perempuan itu dari pada istrinya.Aku memang orang baru di hidup Mas Lana tapi tidak seharusnya dia mementingkan orang lama yang pernah singgah di hidupnya.Tak terasa air mataku jatuh membasahi wajah yang baru saja terasa segar. Begitu tega suamiku membuat malam pertama kami berantakan.Ponselku berdering. Nama Mas Lana tertera dalam layar yang menyala itu. Hatiku yang sedang jengkel membuat tanganku dengan cepat menolak panggilan tersebut.Jahat sekali kamu, Mas. Aku terus terisak. Tak lama ponsel pun berhenti berdering. Lalu kembali berdering dengan nada yang berbeda. Sebuah pesan baru saja masuk dan kubaca sekilas melalui bar notifikasi.[Sayang, kamu marah ya? Mas hanya sebentar kok. Mas cuma mastikan dia ngga bunuh diri kayak kemarin.]Sebegitu pedulinya Mas Lana sam
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Secuil Kisah

Bab 23Mataku tak henti menatap wajah Mas Lana saat kami sedang berjalan-jalan di Alun-alun kota. Ada tugu besar yang ada di tengah alun-alun ini, dimana di sisi paling kiri tempat tersebut terdapat area bermain khusus untuk anak-anak. Tak hanya tempat bermain, ada banyak pedagang yang berhenti di pinggir tempat tersebut untuk menjajakan dagangannya."Gitu banget lihatnya?" tanya Mas Lana saat aku sedang memandangi wajahnya.Aku tersenyum malu-malu. "Makasih ya? Mas mau menerima aku apa adanya."Mas Lana membalas senyumanku. "Sama-sama. Mas juga makasih kamu mau menerima Mas meskipun kita tidak kenal dekat sebelumnya. Jadi istri Mas yang baik ya?"Aku mengangguk yakin. "Bimbing aku, agar aku bisa menjadi istri yang baik untuk Mas. Karena kita menikah tanpa pacaran dan tanpa tahu bagaimana sifat dan karakter masing-masing.""Saling membantu ya? Mas juga ngga tahu bagaimana kamu sebelum ini jadi kita sama-sama belajar," selanya cepat.Aku tersenyum seraya mengangguk, lalu memasukkan kue
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Tamu di Rumah Baru

Bab 24Moment pernikahan adalah hal yang paling ditunggu oleh setiap pasangan. Tak hanya serangkaian acara sakral saat pesta, momen bulan madu juga menjadi salah satu hal yang menjadi sesuatu yang sangat di tunggu-tunggu.Seperti saat ini, kami sedang dalam perjalanan menuju pulau Dewata Bali. Ini adalah kali pertama aku menginjakkan kaki di pulau ini bersama suamiku. Jangan tanya bagaimana perasaanku, jelas bahagia. Bahagia sekali."Kamu bahagia?" tanya Mas Lana saat kami dalam perjalanan menuju hotel."Banget, Mas. Makasih ya? Ini tak pernah kubayangkan sebelumnya. Bulan madu ke Bali naik pesawat dan hanya berdua saja bersama suami." Aku menyambut tatapan Mas Lana dengan seulas senyuman hangat dan penuh rasa."Ini sudah menjadi bagian dari impian Mas. Menikah dengan gadis yang sejak kecil sudah Mas incar, lalu bulan madu di pulau Dewata ini berdua." Tangan kekar Mas Lana menyentuh pipiku dengan tatapan yang dalam dan hangat.Kusambut tangan suamiku itu, lalu kugenggam tangan Mas Lan
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Kita Harus Bicara

Bab 25"Hai," sapa tamu yang baru saja kubukakan pintu. Seulas senyum miring terbit di wajahnya yang sudah dipenuhi mekap sepagi ini.Mataku membulat seketika. Tak habis pikir dengan perempuan ini."Untuk apa kamu datang ke rumah kami? Bukannya Mas Lana sudah membantu kamu melalui pengacaranya?" balasku tanpa basa-basi sambil menatap Renata dengan tatapan tegas. Aku merasa bahwa perempuan ini sedang berusaha keras untuk masuk dalam rumah tanggaku dan aku harus melakukan sesuatu sebelum terlambat.Seulas senyum tipis terbit di wajah Renata. Lalu, setelahnya wajah itu kembali datar."Aku hanya ingin berjumpa dengan Maulana. Apa tidak boleh?" sahutnya cuek. "Kemana dia?" Wajahnya celingukan ke arah ruang tamu. Akan tetapi, dengan sigap segera kuhadang dengan badanku agar dia tidak keterlaluan."Mas Lana tidak ada di rumah. Sebaiknya jangan mengganggu keluarga kecil kami dengan drama rumah tanggamu itu." Aku menyahuti dengan tegas."Drama?" balas Renata dengan dahi mengerut. Mungkin ia ta
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bukan Yang Terbaik

Bab 26Aku tertegun dengan permintaan Mas Fandy. Bagaimana bisa dia mengajak istri orang untuk pergi ke kafe berdua? Apa tidak terlintas di pikirannya bahwa aku ini sudah jadi istri orang dan tak bisa lagi diajak kemanapun hanya berdua saja?"Bagaimana? Kamu mau kan?" tanya Mas Fandy lagi saat aku tidak merespon permintaannya. Kali ini ia bicara dengan nada yang sedikit memaksa."Kita ke kafe Mas Lana aja gimana?" usulku. Biar tidak ada fitnah setelah ini."Tidak. Jangan sampai dia tahu," sergahnya cepat.Aku terperanjat mendengar jawaban Mas Fandy. Lalu, kakiku refleks mundur beberapa langkah dari hadapannya."Kenapa tidak boleh tahu? Memang apa yang Mas mau katakan?" balasku cepat."Soal kita, Dek. Ini tentang kita." Mas Fandy kembali melangkah maju untuk meraih pergelangan tanganku.Namun, dengan cepat segera kutepis tangan mantan kekasihku itu. "Tentang kita gimana? Kita sudah selesai, Mas. Ngga ada lagi yang harus dibahas antara kita.""Kamu dan Mas sama-sama menikah karena terpa
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Korban Keegoisan

Bab 27Mas Lana beranjak dari tempat duduknya saat melihatku shock. Ia meraih ponsel dari tanganku untuk dilihat dengan mata kepalanya sendiri."Ada apa, Sayang?" ucapnya saat meraih benda pipih yang kupegang."Bapak, Mas," lirihku tak kuasa menahan tangis."Astagaa," ucap Mas Lana saat ia melihat rekaman tersebut.Seseorang sengaja menabrak Bapak dengan motornya dan direkam oleh yang lainnya lalu dikirim ke nomerku. Bapak jatuh tersungkur dari atas motor. Setelah terjatuh Bapak tergeletak tak berdaya dan si penabrak itu lari tak bertanggung jawab. Sungguh tega yang melakukan itu."Siapa pengirimnya?" tanya Mas Lana saat ia memutar kembali rekaman tersebut.Aku menggeleng lemah. Nomer yang mengirimi video itu tidak tersimpan dalam kontak di ponselku."Kita ke Bapak sekarang ya, Mas? Aku khawatir sama keadaan Bapak," ajakku setelah Mas Lana selesai melihat rekaman tersebut.Mas Lana mengangguk. Ia mengusap bahuku agar aku tenang. "Sabar ya? Kita pergi sekarang.""Iya, Mas. Aku harus pa
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Terlalu Berlebihan

Bab 28Bapak mengusap pucuk kepalaku saat aku tiba-tiba saja memeluk badannya sambil terisak. Meskipun kesakitan, Bapak tak serta-merta memintaku pergi. Ia membiarkanku meluapkan rasa yang sedang berkecamuk dalam hati."Kenapa kamu?" tanya Bapak lirih. Kurasakan usapan tangannya di atas pucuk kepalaku dengan lembut."Ini semua gara-gara Rani, Pak. Ini semua salah Rani," racauku sambil terisak."Salah apa kamu?" tanya Ibu setelah beliau mengikutiku ke dalam kamar.Aku makin terisak mendengar suara tegas milik Ibu. Sudah terbayangkan reaksi Ibu jika saja tahu apa yang baru saja kulakukan. Sudah barang pasti beliau akan murka padaku."Dik sudah," ucap Mas Lana berusaha menghentikanku. Ia mendekatiku, lalu meraih badanku agar bangkit dari dudukku."Tidak perlu membuka semuanya di sini, yang penting kamu sudah tahu dan jangan diulangi lagi," bisik Mas Lana saat berusaha menenangkanku."Gara-gara kamu kenapa, Ran? Bilang sama Ibu!" pekik Ibu tak sabaran. Mendadak orang tuaku itu cemas melih
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Jangan Menyentuhku!

Bab 29Mas Lana makin menunjukkan perhatiannya setelah tahu bahwa rahimku terisi oleh benihnya. Ia makin membatasi ruang gerakku sebab tak mau janin dalam perutku ini kenapa-kenapa."Sudah, jangan minta yang aneh-aneh. Jangan minta kerja-kerja lagi. Kamu rebahan aja. Kalau bosen di rumah, kamu boleh main ke rumah Mama atau ke tempat Ibu. Atau bisa juga kamu ikut Mas ke kafe." Mas Lana masih saja mengomel saat dalam perjalanan pulang dari klinik."Baik, Mas. Aku di rumah aja. Tapi kalau aku bosen, apa aku boleh beli novel buat baca-baca di rumah?" tanyaku membuat pertimbangan."Boleh, Sayang. Nanti kita ke toko buku sama-sama. Kamu boleh beli novel apapun yang kamu suka," balas Mas Lana sumringah."Astaga Mas. Ngapain beli keluar. Kan pake aplikasi di ponselku bisa. Tinggal top up koin, kita udah bisa baca." Aku mencoba menjelaskan. Sejak tidak bekerja, aku sering menghabiskan waktu dengan membaca."Oalah. Mas ngga tahu. Boleh lah. Asal kamu senang di rumah dan ngga bosen.""Makasih ya
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Suara Siapa Itu?

Bab 30Mas Fandy mengerutkan dahinya sambil menatapku dengan tatapan bingung. Ia hanya diam, tanpa menyela apalagi menyahuti ocehanku."Sebaiknya jangan berteman karena istrimu tak terima dengan hubungan baik kita ini! Sudah, jangan lagi menyapaku jika bertemu sebab kalau istrimu tahu keluargaku yang jadi sasarannya!" racauku lagi. "Aku ngga paham apa maksud ucapanmu! Ada apa sebenarnya? Jelaskan padaku." Mas Fandy menyahuti dengan tatapan bingung."Kemarin, saat Mas mengantarku ke kafe Mas Lana, seseorang mengiriminya foto kita berdua. Entah siapa yang mengambil gambar itu, aku tak paham. Lalu, setelahnya aku mendapatkan kiriman video Bapak ditabrak seseorang. Dan itu perbuatan Laila. Dia khawatir kalau kita ada apa-apa dibelakang dia. Jadi sebaiknya Mas jangan lagi dekat-dekat denganku." Aku berusaha menjelaskan duduk perkaranya.Mas Fandy melongo mendengar penuturanku. Ia terkejut dengan tingkah ngawur istrinya itu yang dapat mem
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status