"Kamu tega Mad, biarin emak desak-desakan di pasar?" tanya Emak dengan raut tak percayanya saat aku baru saja menancap pedal rem mobil tepat di sebrang pasar. Aku menoleh dengan bingung. "Kan biasanya juga emak suka ke pasar, kok dramatis banget mak ngomongnya?" tanyaku heran, tak biasanya emak protes seperti itu.Emak berdecak, kedua tangannya bersidekap dada. "Mikir weh atuh Mad, ini teh bukan tempat emak. Ini kota besar, pasarnya luas. Mana ini masih pagi, kali-kali atuh bawa emak ke mall kaya teteh mu itu."Aku mengernyitkan dahi, masih belum paham dengan maksud emak. "Emak mau ke mall? Emang, kenapa?" tanyaku, mencoba memahami apa yang emak bicarakan.Emak menatapku dengan tatapan yang agak tajam, "eleh pake nanya lagi. Ayo antar emak ke mall aja, biar belanjanya nyaman" Aku terdiam, berpikir sejenak kemudian merogoh saku celana. Mengambil dompet, lalu membukanya. Aku meringis saat melihat isi dompetku yang begitu tipis. "Ahmad harus hemat mak, pengobatan Jingga butuh biaya yan
Last Updated : 2025-01-03 Read more