All Chapters of Identitas Rahasia sang Pria Tertindas: Chapter 41 - Chapter 50

106 Chapters

Martin Eagle

Laura melirik ke arah Luna dengan tatapan marah. Dia benar-benar marah kepadanya. Kebencian dalam hati Laura semakin bertambah. "Luna, tidak perlu berbohong. Aku tahu kau sedang menutupi kebenarannya karena pada saat itu kau pun pergi bersama David. Kau takut Nenek marah kepadamu, kan?" Laura masih belum menyerah. Dia terus berusaha supaya niatnya berhasil. "Tidak, aku tidak berbohong. Aku sudah mengatakan yang sejujurnya. Lagi pula, untuk apa aku berbohong?" Luna balas menatap Laura. "Ya, mungkin karena kau ..." "Cukup, Laura!" Laura tidak bisa menyelesaikan ucapannya. Sebab secara tiba-tiba Nyonya Agatha telah membentak dan menyuruhnya supaya berhenti bicara. "Sekarang Luna sedang sakit. Dia butuh ketenangan dan istirahat. Kalau niatmu hanya ingin membuatnya kesal, lebih baik pergi sekarang juga!" kata Nyonya Agatha sambil memberi isyarat menggunakan tangannya. "Nenek, kau ..." "Pergi!" wanita tua itu kembali membentaknya. Laura seketika memandang neneknya dengan tatapan ti
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Sup Iga Sapi dan Ayam Goreng Bertenaga

Saat ini hari sudah malam. Luna sedang duduk di bangku taman belakang sambil melihat langit yang bertaburkan bintang. Di atas meja di hadapannya ada satu botol anggur. Dia sudah meminumnya beberapa sloki untuk sekedar menghangatkan badan. "Luna, hari sudah mulai larut malam. Kenapa kau belum tidur? Bukankah besok kau harus pergi ke perusahaan?" Ketika Luna sedang melamun, tiba-tiba dia mendengar suara David. Saat dilihat, ternyata David sedang berjalan ke arahnya. Ia kemudian duduk di bangku yang sama. "David, saat ini kepalaku sedang pusing. Omset perusahaan mengalami penurunan yang drastis. Hal itu terjadi setelah ada beberapa kejadian di hotel," Walaupun David tidak tahu seberapa besar penurunannya, yang jelas dia tahu bahwa pada saat ini Hotel Apartemen Awan Cerah memang sepi pengunjung. David juga tahu bahwa hal tersebut merupakan akibat dari kekacauan yang pernah terjadi sebelumnya. Mungkin para langganan yang biasa datang menjadi ketakutan.Bagaimanapun juga, semua peristi
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Menu Ajaib

"Taruhan bagaimana?" tanya Jasmine sambil mengangkat kedua alisnya. "Kalau semua masakan ini tidak laku, maka aku akan bersujud di depanmu," kata David sungguh-sungguh. "Baik, setuju," "Lalu, bagaimana kalau sebaliknya?" "Maka aku akan memanggilmu Kak David dan aku tidak akan memandang rendah kemampuanmu lagi," Jasmine juga serius menerima tantangan dari David. Pasalnya, dia sangat tidak yakin kalau masakan tersebut akan laku terjual. Walaupun rasanya memang enak, tapi di luar sana masih ada makanan serupa yang rasanya lebih enak. "David, apakah kah yakin dengan taruhan ini?" tanya Luna sambil memandangi mereka berdua secara bergantian. "Aku sangat yakin, Luna. Tenang saja," "Wah, sepertinya taruhan ini akan berlangsung seru. Kalau begitu, aku siap menjadi saksinya," Martin juga tiba-tiba muncul dan tertawa. Dalam hati, jelas bahwa dirinya berada di pihak Jasmine. Dia yakin masakan David tidak akan laku terjual. Walaupun ada yang beli, itu pun paling hanya beberapa orang saja
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Mengembalikan Keadaan

"Tenang saja, aku tidak akan lupa," kata Jasmine sambil menahan rasa kesal. "Baik, coba lakukan sekarang," David melipat kedua tangannya di depan dada. Dia berdiri dengan wajah penuh kemenangan. Luna yang berada di sisinya menahan tawa. Sedangkan Martin, saat itu dia tidak tahu harus berbuat apa. "Ya, mulai sekarang aku akan memanggilmu dengan sebutan Kakak. Aku juga mengakui bahwa sebenarnya Kak David ini mempunyai kemampuan," kata Jasmine dengan pasrah. "Hahaha ..." David tertawa. Satu orang telah berhasil dia 'lumpuhkan'. "Terimakasih Adik Jasmine," lanjutnya sambil tertawa menggoda. Sementara itu, beberapa karyawan perusahaan sudah membereskan semua barang-barang bekas penjualan tadi. Setelah semuanya selesai mereka segera melanjutkan pekerjaan masing-masing. Kini David sedang berada di ruang kerja Luna. Di sana hanya ada mereka berdua sambil duduk berhadapan. "Ada apa kau memanggilku kemari, Luna?" tanya David keheranan. Tidak biasanya Luna memanggil dia ke rua
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Masalah di Restoran

Semua orang langsung menoleh ke arah pria yang mengeluarkan suara itu. Bahkan para pengunjung yang berada di dekatnya juga segera melihat apa yang telah terjadi. Begitu mereka melihat ke dalam wadah makanan, orang-orang tersebut langsung mual seketika. Bahkan sebagian ada yang hampir muntah. Rupanya di dalam mangkuk dan piring makanan tersebut, terlihat ada beberapa ekor kecoak yang sudah mati. Hal ini tentu saja mendatangkan rasa jijik bagi siapapun yang melihatnya. "Restoran macam apa ini? Jorok sekali!" "Seumur hidup, aku baru menemukan restoran seperti ini," "Mentang-mentang sudah mulai ramai, mereka sepertinya mau mengelabui kita," "Kita harus melaporkan hal ini!" Suara riuh para pelanggan kembali terdengar. Kejadian ini membuat heboh satu perusahaan, Luna dan yang lainnya segera memunculkan diri untuk melihat kejadian tersebut. "David, apa yang telah terjadi?" tanyanya saat melihat David. "Seseorang telah sengaja membuat kekacauan di tempat kita," jawabnya dengan nada d
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Buka Mulut Untuk Menjawab, Atau Buka Mulut Untuk Memakannya?

"Apa yang akan kau lakukan kepada kami? Jangan bertindak sembarangan. Kau bisa dikenai pasal penganiayaan," kata si pria berusaha melepaskan diri. Tetapi walaupun sudah mengerahkan seluruh tenaganya, dia tetap tidak bisa lepas dari cengkeraman David. Dengan gerakan kilat, David membalikkan keduanya. Kini mereka sudah saling berhadapan satu sama lain. David lalu membalikkan tangan mereka. Sebuah simbol kepala serigala yang sedang membuka mulut dan memperlihatkan gigi taringnya yang tajam langsung terlihat dengan jelas. Simbol itu berada di dekat telapak tangan kanan mereka. Lebih tepatnya berada di bawah pergelangan tangan. "Rupanya kalian berasal dari 'rumah' yang sama, ya?" David tersenyum sinis. Sekarang dua orang tersebut tidak bisa berkata apa-apa lagi. Identitas mereka sudah terbongkar, memangnya apalagi yang dapat dilakukannya? Semua orang yang pada saat itu berada di restoran dibuat terkejut. Kini para pelanggan yang masih ada baru mengerti apa yang telah terjadi sebenarn
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Luna Menghilang Tanpa Kabar

"Kita harus berada di posisi puncak. Kalau sudah berada di atas, memangnya masih ada yang berani mencari masalah lagi?" "Tidak mungkin. Hal itu terlalu mustahil, David," kata Luna sambil menggelengkan kepalanya. Ingin masuk dalam jajaran Sepuluh Keluarga Terkaya di Kota Phoenix saja sudah terhitung mustahil. Apalagi kalau dia ingin menjadi keluarga terkaya nomor satu. Bukankah hal itu sama saja dengan bisa naik ke langit? "Tidak ada yang mustahil di dunia ini, Luna. Asalkan kita berusaha, maka semuanya bisa diraih," "Tapi untuk menjadi keluarga terkaya nomor satu itu adalah mimpi, David," Luna tetap tidak percaya dengan ucapan David. "Kita masih sangat jauh kalau dibandingkan dengan mereka," "Ya, aku tahu itu. Tapi aku bisa melakukannya demi dirimu," Luna seketika tertawa merendahkan. "David, jangan bermimpi terlalu jauh. Lebih baik kau segera kembali dan menyadari kenyataan," David melirik sekilas. Kemudian dia berkata, "Jadi kau tidak percaya bahwa aku bisa membawamu ke punc
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Kota Thundercloud

"Sebentar, Bu. Temanku menelpon, sepertinya dia telah mendapatkan jejak keberadaan Luna," kata David sambil bangkit berdiri. Ia lalu mengangkat telepon dari Daniel. Rupanya, Daniel sudah berada di halaman belakang. David segera menuju ke sana. "Maaf kalau aku datang tanpa meminta izin sebelumnya, Tuan," kata Daniel sambil memberikan hormat kepada David. "Tidak masalah. Cepat katakan, kita tidak punya banyak waktu," "Baik," jawab Daniel patuh. "Aku telah berhasil mendapatkan informasi tentang Nona Luna. Sekarang dia berada di Kota Thundercloud, tepatnya di markas Organisasi Serigala," "Apa? Mengapa dia bisa sampai ke sana?" "Seseorang telah meminta Organisasi Serigala untuk menculik Nona Luna. Terkait apa tujuan dari orang itu, aku masih belum tahu," "Baiklah. Berapa banyak kekuatan Organisasi Serigala itu?" "Lumayan, tapi bagi kita bukanlah halangan," "Bagus. Kali ini, aku memerlukan bantuan tanganmu secara langsung, Daniel,""Dengan senang hati, Tuan. Aku siap melakukan apa
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Kembalinya Sang Dewa Iblis

David menanggapinya dengan senyuman. Sepasang matanya telah difokuskan ke depan. Ke sepuluh orang musuh yang kini berdiri menantangnya. "Menurut informasi yang aku dapatkan, jumlah anggota Organisasi Serigala ada seratus dua puluh orang. Delapan puluh orang tersebar di seluruh Kota Thundercloud dan Kota Phoenix. Empat puluh orang sisanya ada di sini. Tiga puluh delapan anggota, serta dua orang pemimpin. Ketua dan Wakil Ketua," ucap Daniel memberitahu. David percaya dengan informasi yang diberikan oleh Daniel. Sebab selama ini, setiap informasi yang ia berikan tidak pernah meleset. Walaupun meleset, bedanya juga tidak terlalu jauh. "Apakah kita mampu menghadapi mereka semua, Daniel?" "Tentu saja, selama ada Tuan Dewa Iblis di sini, semuanya akan berjalan dengan baik. Memangnya kalau Dewa Iblis sudah kembali, siapa yang mampu menghentikannya?" David tertawa keras. Selapis aura pembunuh yang sangat kental langsung keluar dari seluruh tubuhnya. Setiap inci bagian tubuh David Smith se
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Belati Naga Hitam

Pertarungan itu masih terus berlanjut. Walaupun mereka kalah jumlah, tapi mereka tidak kalah kekuatan. Daniel telah melumpuhkan sepuluh orang. Dia sengaja tidak membunuhnya supaya tidak menimbulkan masalah baru di hari nanti. Ia hanya membuat orang-orang itu pingsan atau terluka supaya tidak bisa lagi melanjutkan pertarungan. Sekarang Daniel sedang bertarung melawan tiga orang sisanya. Pedang pendek itu masih bergerak cepat bagaikan kilat. Adu senjata terjadi berulang kali. Setelah beberapa menit berusaha, satu orang berhasil ia kalahkan. Dua orang sisanya masih berjuang sekuat tenaga. Mereka mengibaskan pisau dari kanan dan kiri dengan sekuat tenaga. Tapi usaha itu tidak pernah membuahkan hasil. Mereka belum juga mampu mengalahkan Daniel. "Kalian berdua benar-benar tidak tahu diri. Sepertinya aku harus memberikan pelajaran lanjutan," katanya di tengah-tengah pertarungan. Setelah berkata seperti itu, dia langsung melompat dan turun di belakang lawannya. Pedang pendek miliknya me
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status