All Chapters of Jodoh Dadakan Wasiat dari Ayah: Chapter 71 - Chapter 80

107 Chapters

Bab 71 : Salah Tingkah

Sinar matahari pagi mulai menerobos masuk melalui celah-celah ventilasi gubuk. Cahaya keemasan perlahan menerangi ruangan yang semalam gelap gulita, menandakan bahwa pagi telah tiba. Namun, dua manusia yang ada di dalamnya masih terlelap di atas ranjang kecil yang reyot. Merasa tangan kirinya sudah kebas karena semalaman suntuk Veline menggunakan tangannya sebagai bantalan. Hero pun menggeliat perlahan. Ia menghela napas ringan, tetapi sudut bibirnya melengkung membentuk sebuh ukiran manis. Matanya tertuju pada wajah Veline yang begitu tenang dalam tidurnya. Wajah oval gadis itu terlihat cantik, meski tanpa makeup. Alisnya yang tebal dan melengkung rapi menghiasi matanya yang tertutup. Hidungnya mancung mungil, sementara bibirnya yang tipis merekah terlihat memerah. Kulit putihnya memancarkan rona yang seakan selaras dengan sinar pagi yang menerangi ruangan. Hero mengelus helaian rambut hitam legam Veline yang sedikit berantakan sampai menutupi sebagian wajahnya. "Nyenyak banget
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 72 : Perasaan yang Tulus

"Biarin juga kita tersesat di dunia lain, yang penting tersesatnya berdua sama lo," ujar Hero dengan santai. Mendengar itu Veline terkikik. "Haha .…" "Kenapa ketawa?" "Gue baru pertama kali digombalin sama lo." "Kenapa? Gak suka? Atau jangan-jangan ... lo lebih suka digombalin sama cowok lain?" Veline cepat-cepat menggeleng. "Suka," ujarnya sambil tersenyum lebar. Ia lalu membalikkan tubuhnya lagi menghadap Hero. "Gue suka kalau lo yang ngegombalin, tapi …." Veline sengaja menghentikan kalimatnya. "Tapi apa?" Hero bertanya, alisnya terangkat penasaran. "Tapi kayaknya gue cewek yang beruntung …." "Karena?" "Karena gue digombalin sama cowok dingin, galak, tukang marah, egois, keras kepala, nyebelin … dan—" "Oh, jadi di mata lo, gue gak ada baiknya sama sekali?" potong Hero, wajahnya terlihat agak kesal. Melihat ekspresi Hero yang seperti itu, Veline pun langsung tertawa, lalu menangkup wajah Hero agar melihat ke arahnya lagi. "Tapi lo lupa banyak hal." "Apa?"
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 73 : Pulang

"Alhamdulillah. Ya Allah Gusti, bapak teh sudah nyari kalian ke mana-mana, tapi bapak seneng, akhirnya kalian ketemu juga." Pak Agus begitu bahagia saat Veline dan Hero sudah ditemukan. "Bapak udah gak sedih lagi, kan?" tanya Noval. "Ah, tidak. Pak Agus udah gak sedih lagi," jawab Pak Agus sambil tersenyum. Namun, pandangan Pak Agus kembali tertuju pada Veline yang masih digendong oleh Hero. "Veline, kamu teh kunaon?" "Ka-kaki saya sakit, Pak." "Mau kamu naik ke tandu saja?" tawar Pak Agus. "Gak mau .…" "Biar Veline saya gendong aja, Pak," timpal Hero. "Oh, iya. Ya udah atuh, hati-hati aja, ya, Hero." Mereka semua pun mulai berjalan lagi menuju perkemahan. Di tengah perjalanan, suasana kembali ramai dengan obrolan para siswa. Namun, Leona yang sedari tadi terdiam hanya memperhatikan Hero yang terus menggendong Veline. Alih-alih bahagia karena kedua sahabatnya sudah ditemukan, wajah Leona malah tidak terlihat bahagia. Adrian yang melihat Leona terdiam pun segera b
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 74 : Pesan dari Leona

Veline baru saja tiba di rumah setelah beberapa hari persami di Bandung bersama teman-temannya. Matahari sore sudah mulai menyapa hangat. Begitu membuka pintu rumah, aroma khas rumah yang sudah lama ia rindukan langsung menyergap. Di ruang tamu, Amanda, ibu mertuanya, tengah duduk santai di sofa sambil menonton acara favoritnya di televisi. "Kamu sudah pulang?" Amanda menoleh sambil tersenyum tipis. "Iya, Ma," jawab Veline sambil meletakkan ranselnya di lantai. Ia mengusap peluh di dahinya, tubuhnya terasa remuk setelah perjalanan panjang. "Bagaimana persaminya, Sayang?" "Melelahkan," gumam Veline sembari melepas sepatunya. Ia lalu berjalan perlahan menuju sofa. "Tapi seru, kan?" Veline menghela napas. "Iya sih, Ma. Seru juga, tapi capek banget. Lihat, kulit Veline jadi kering." Ia merengut sambil mengelus tangannya. Amanda hanya menggeleng dan tersenyum. "Wajar saja, kan cuacanya juga tak menentu. Nanti kalau sudah perawatan lagi kulitnya akan membaik." "Iya sih, Ma.
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 75 : Ulah Veline

"Seriusan lo? Lo lihat sendiri?" Noval bertanya dengan serius ketika mendengar penuturan Raka. Raka bilang ia melihat Hero dan Veline begitu mesra ketika di bus. "Serius lah, gue lihat sendiri dengan mata kepala gue kalau mereka itu begitu dekat, kayak orang pacaran," imbuh Raka. Sebenarnya, Raka ingin bertanya langsung pada Hero tentang bagaimana hubungannya dengan Veline, tapi sedari tadi ia belum melihat Hero. "Gue juga kayak ada yang aneh sih, akhir-akhir ini bukannya mereka lebih dekat?" ujar Adrian. "Kita harus tanya langsung sama Hero apa sebenarnya hubungannya dengan Veline," saran Noval. Adrian dan Raka mengangguk. Mereka pun kini tengah berada di lapangan yang tak jauh dari kelas mereka, untuk menunggu kedatangan Hero. Setelah beberapa saat menunggu, mereka melihat Hero yang tengah berjalan di koridor sekolah sambil membawa beberapa dokumen di tangannya. "Ro!" teriak Noval. Hero yang sedang bersama teman OSIS-nya pun segera melihat ke arah teman-temannya yan
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 76 : Booking

"Ya ampun, Sa, lo ngapain sih ngajak gue ke perpus," keluh Veline sambil melipat tangan di depan dada. Alyssa hanya tersenyum kecil mendengar protes sahabatnya itu. Setelah selesai makan di kantin, ia memang tiba-tiba menyeret Veline ke perpustakaan, padahal Veline sudah berencana tidur di kelas. Maklum, semalaman ia tak bisa tidur dengan nyenyak. "Ya buat belajar lah, Vel. Kita kan udah kelas 12. Bentar lagi ujian, lo nggak boleh leha-leha terus. Harus rajin biar bisa lulus," jawab Alyssa sambil menatap Veline dengan serius. "Hm, males banget, gue, kalo soal belajar." "Ya, makanya lo harus hilangin dulu tuh rasa malasnya." "Iya, iya, deh, Bu Alyssa yang bawel." Mereka berdua pun berjalan menuju perpustakaan, melewati lorong-lorong sekolah yang mulai sepi karena jam istirahat hampir usai. Sesampainya di depan perpustakaan, Alyssa melirik ke arah Veline yang terlihat sedang memegang sebatang coklat. Ia pun langsung menegur sahabatnya. "Vel, kalau ke perpus itu nggak
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 77 : Cuma Teman

Hero menghentikan motornya di depan toko percetakan, tepat di dekat Veline yang masih mengenakan seragam sekolahnya. Motor sport hitam mengkilap yang ditungganginya terlihat gagah, begitu juga dengan helm full-face hitam yang Hero kenakan membuatnya tampak semakin keren. Sementara itu, Veline berdiri dengan ekspresi sedikit terkejut saat melihat Hero. "Ojek, Mbak?" tawar Hero. "Saya lagi nunggu suami saya, Mas." "Suaminya ke mana, Mbak?" "Gak tahu." "Ya udah, ikut sama saya aja, Mbak." "Boleh deh, kalau gitu." "Emang Mbaknya mau ke mana?" "Ke KUA aja deh, Mas." "KUA? Ngapain ke KUA?" Hero bertanya sambil mengernyitkan dahi, sampai kedua alis tebalnya bertautan. "Mau daftar nikah." "Mau nikah lagi, Mbak?" "Iya." "Sama siapa?" "Sama Mas aja, mau gak?" Sebuah senyuman terukir jelas di wajah Hero. "Ayo, gas!" Veline memukul bahu Hero, mereka berdua pun tertawa bersama sebelum akhirnya Veline memutuskan untuk naik ke motor. Namun, karena motor sport
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 78 : Menolong Seseorang

"Veline, remnya gak berfungsi!" seru Hero panik sambil mencoba menarik tuas rem yang jelas-jelas sudah tidak berfungsi. "Apa?! Lo serius?!" "Iya!" Hero terus mencoba mengayuh mundur untuk memperlambat laju sepeda, tapi turunan yang curam membuat usaha itu sia-sia. Sepeda tua itu meluncur semakin cepat. "AAARRRGGGHHHH!" teriak Veline dan Hero histeris. Di tengah kepanikannya, Veline tanpa sadar mulai menarik celana Hero, sambil mencoba mencari sesuatu untuk berpegangan. "Veline! Jangan tarik celana gue!" seru Hero, wajahnya sudah memerah karena kesakitan. "Burung gue kejepit, Veline!" "Apa?! Gue gak denger!" teriak Veline sambil terus menarik celana Hero, sampai membuat Hero terus mengerang kesakitan. "Vel, gue serius! Lepasin tangan lo, please! Ini sakit banget!" Hero sudah tak bisa lagi menjaga keseimbangan. Sepeda tua itu pun akhirnya oleng dan tergelincir ke dalam selokan kecil di tepi jalan. Bruukk! Tubuh Hero dan Veline pun terlempar ke arah yang berlawana
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 79 : Stalking

"Astaga kalian berdua, apa-apaan ini? Kenapa seragam kalian kotor seperti itu? Kalian habis main lumpur? Ya ampun … kalian berdua itu bukan anak kecil lagi! Mau sampai kapan tingkah kalian kayak anak kecil begini?" omel Dimas, lelaki paruh baya itu terlihat kesal saat melihat seragam mereka kotor. "Aduh, Papa … Papa jangan ngomel dulu kalau belum tahu kejadian yang sebenarnya," ujar Veline, mencoba menenangkan mertuanya yang sudah terlihat kesal. "Kenapa memangnya sama kalian?" "Tadi Hero nyervis motornya di bengkel. Terus Veline kan haus, jadi kami pinjem sepeda sama Mang Asep. Tapi pas di turunan, remnya blong, dan kami jatuh ke lumpur. Makanya jadi kotor begini," jelas Veline. Dimas hanya menggelengkan kepalanya, lalu menghela napas panjang. "Ya sudah, tapi kalian gak apa-apa, kan?" "Gak apa-apa, Pa. Buktinya kami masih selamat sekarang," jawab Veline sambil tersenyum kecil, berusaha mencairkan suasana. "Ya sudah, kalian bersihkan diri kalian dulu. Hero, nanti papa tun
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 80 : Belajar

"Lo lupa, ya? Sebentar lagi kita ujian. Kalau lo males terus, gimana nanti lo bisa lulus?" "Ck, iya, ya, deh. Gue belajar." Veline akhirnya menyerah meski wajahnya jelas menunjukkan rasa enggan. Dengan malas, ia bersandar di kursi sambil melipat tangan di dada. Perhatian Veline segera tertuju pada tumpukan buku yang begitu banyak dan tebal, matanya membulat sempurna ketika melihat Hero terus saja mengambil buku-buku itu, dan menumpuknya di atas meja. "Astaga, itu apaan? Banyak banget!" "Buku-buku yang harus lo pelajari." "What?!" Veline mundur setapak, sambil menatap tumpukan itu dengan horor. "Lo becanda, kan? Nggak mungkin gue bisa belajar semua itu!" "Nggak ada yang bercanda di sini." Dengan ragu, Veline mendekati meja, menyentuh salah satu buku, lalu langsung menarik tangannya kembali seolah buku itu panas. "Hero, ini bahkan lebih tebal dari novel gue! Otak gue nggak akan mampu menampung semua informasi di sini!" "Masalah lo adalah kebanyakan ngeluh," balas Her
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status