All Chapters of Cinta Baruku untuk Membalas Mantan: Chapter 301 - Chapter 310

"Semalam waktu Dokter Keanu pergi ke bangsal sebelah untuk antar makan malam, aku ikut ke sana." SIsca bersandar di meja sambil memainkan wadah pensil, lalu meneruskan, "Wow! Suamimu lebih tampan dari yang ada di foto. Cuma, dia pemarah. Dokter Keanu bilang dia kehilangan penglihatannya ....""Semalam?" Elvina mengernyit. "Dia belum keluar dari rumah sakit?""Ya, dia masih di rumah sakit." Sisca mengedikkan bahunya sambil bertanya dengan bingung, "Lagian, dia bisa ke mana lagi kalau bukan dirawat di rumah sakit?"Elvina mengusap dahinya, lalu mengambil ponselnya untuk menelepon. "Kamu keluar dulu ya.""Oh, oke." Sisca keluar dengan patuh.Setelah panggilan terhubung, Elvina bertanya dengan dingin kepada Keanu, "Sebelum aku pergi dinas, bukannya aku menyuruhmu urus prosedur keluar rumah sakit untuk Raiden dan mengantarnya ke Vila Swallow?""Aku juga ingin mengurusnya, tapi aku bukan istrinya. Aku nggak bisa bawa dia keluar dari rumah sakit." Keanu terdengar sangat lugu.Sebagai salah sa

Elvina mengesampingkan pekerjaannya dan berniat untuk tidur. Namun, dia terus teringat bagaimana Raiden jatuh dari kursi roda. Elvina terus berguling dan rasa kantuknya menghilang.Elvina diam-diam pergi ke ruang latihan dan membuka pintu. Terlihat Raiden memegang palang keseimbangan. Kakinya masih belum kuat sehingga dia tidak bisa berdiri. Kedua tangannya yang menggenggam erat palang palang sampai memutih.Hanya satu langkah, tetapi Raiden menghabiskan beberapa menit untuk melakukannya. Keringat deras tampak bercucuran di dahinya. Elvina melihat Raiden terjatuh saat hendak mengambil langkah kedua. Secara naluriah, dia ingin maju. Namun, Raiden meraba palang dan mencoba bangkit.Elvina diam-diam mengamati dan merasa sesak. Orang biasa akan sangat frustrasi jika tidak bisa berjalan, sekalipun mereka adalah pria dewasa. Sementara itu, Raiden terus mencoba dengan gigih tanpa marah sedikit pun.Elvina akhirnya tidak tahan lagi dan menutup pintu. Kemudian, dia mengirim pesan kepada Keanu.

"Ini keponakanku, dia datang ke Kota Baria untuk bermain beberapa hari ...." Pelayan melihat gadis itu menutupi wajahnya dan menebak dia baru dipukul. Dia segera berkata kepada Elvina, "Nyonya, ini pertama kalinya keponakanku ke Kota Baria. Dia masih muda dan asing di sini. Tadinya aku ingin antar dia ke hotel setelah selesai belanja ....""Dia masih muda?" Elvina menyipitkan matanya dan menyahut dengan dingin, "Aku rasa dia cukup licik. Dia bisa memanfaatkan saat kamu pergi untuk menggoda suamiku."Pelayan tampak terkejut, lalu menatap gadis itu. "Kamu benaran melakukan itu? Cepat minta maaf kepada Tuan dan Nyonya ....""Nggak perlu." Elvina menyelanya, "Sekarang juga, pergi ke kamarmu untuk membereskan barang-barangmu. Kamu dan keponakanmu sama-sama angkat kaki dari sini."Pelayan menggerakkan bibirnya, seperti ingin memohon. Namun, setelah bekerja beberapa hari di sini, dia menyadari bahwa Elvina yang tampak sopan ini sebenarnya sangat kuat dan tegas, hampir sama dengan Raiden. Peri

"Aku cuma oleskan obat, masih perlu tutup pintu?" tanya Keanu dengan terkejut. "Kak, jangan main-main denganku. Istrimu itu punya pemikiran yang agak aneh. Gimana kalau dia jadi pikir yang aneh-aneh?"Raiden menyahut dengan tidak sabar, "Kunci pintunya seperti yang kubilang. Jangan banyak bicara."Setelah Keanu mengunci pintu kamar tidur dan kembali, dia melihat Raiden sudah keluar dari bak mandi. Pria itu hanya memakai handuk di pinggang sambil mengusap rambutnya dengan handuk lain.Keanu terkejut. "Dengan kelicikanmu ini, kamu masih menyuruhku mengajarimu cara mendekati wanita? Kamu bercanda ya?""Beberapa hari yang lalu, aku baru bisa berjalan normal, tapi belum bisa cepat." Raiden tidak menyembunyikan apa pun. "Mataku juga belum pulih, semuanya terlihat kabur."Keanu tertawa. Setelah keluar dari kamar mandi, Keanu membuka kotak P3K dan mengeluarkan salep untuk luka bakar, lalu menyuruh Raiden mengoleskannya sendiri."Meskipun kabur, kamu tetap bisa lihat, jadi oles sendiri saja. Ka

Setelah makan malam dan membersihkan meja makan, Elvina pergi ke kamar tidur untuk mengambil obat. Dia mengikuti petunjuk di catatan kecil, lalu membagi dua pil untuk diberikan kepada Raiden."Kamu ada kerjaan nanti?" tanya Raiden meletakkan gelas air di atas meja kecil dengan hati-hati."Hari ini libur, nggak ada kerjaan," jawab Elvina sambil menyalakan televisi dengan remot. Kemudian, dia menoleh ke arah Raiden. "Kamu mau nonton apa ...?"Seketika, Elvina baru menyadari Raiden tidak bisa melihat. Raiden tidak memelotot atau menyipitkan mata. Matanya tetap tampak mendalam, tidak ada bedanya dengan sebelumnya. Makanya, Elvina sering kali tanpa sadar berpikir bahwa dia hanya kesulitan bergerak.Raiden tidak merasa tersinggung, hanya mengangkat alisnya. "Kalau aku ingin dengar musik klasik, apa kamu mau mainkan dua lagu untukku?""Pagi ini aku tanda tangan banyak sekali dokumen, tanganku pegal," jawab Elvina dengan santai sambil mengganti saluran ke saluran musik. Saat ini, lagu pop "Sel