Home / Romansa / Cinta Baruku untuk Membalas Mantan / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Cinta Baruku untuk Membalas Mantan: Chapter 141 - Chapter 150

345 Chapters

Bab 141

Elvina dan Peter beristirahat sebentar di ruang tunggu VIP sebelum akhirnya naik ke pesawat. Setelah berada di pesawat, Elvina tidak membuang-buang waktu. Dia mengambil buku yang dibawanya dan mulai membaca sambil mencatat kata-kata yang tidak dimengerti untuk ditanyakan pada Raiden nanti.Selama sekitar lima jam perjalanan udara, pesawat akhirnya mendarat di Moska. Ketika membeli tiket, tiket kelas pertama untuk penerbangan Moska ke Sovilia sudah habis. Akhirnya, Elvina membeli dua tiket kelas ekonomi.Mungkin karena waktu penerbangan yang panjang, Elvina telah kehilangan semangat untuk membaca saat transit. Dia bersandar di kursinya dan akhirnya tertidur. Karena kursi di kelas ekonomi berjejeran, kepala Elvina miring ke kanan dan bersandar di bahu Peter.Peter merasa bahunya menjadi sedikit berat. Saat menoleh, dia melihat Elvina tertidur.Dengan hati-hati, dia mengulurkan tangan untuk menurunkan penutup jendela kabin. Ketika menarik kembali tangannya, dia menyadari beberapa helai r
Read more

Bab 142

"Ya, di sini sudah malam. Aku sudah mandi, sebentar lagi mau tidur setelah ngeringin rambut." Elvina bersandar di tempat tidur, lalu mengambil buku itu dan membukanya. "Bi Maya kenapa telepon aku?" tanyanya."Nona sudah beberapa hari ke luar negeri. Aku takut Nona nggak makan teratur dan tidur nyenyak," balas Maya dengan cemas. "Aku ingat waktu kamu pergi ke Polando untuk dinas, kamu sampai muntah begitu tiba di hotel."Hati Elvina langsung terasa hangat mendengar perhatian itu. Dia tersenyum dan menjawab, "Waktu itu perutku lagi nggak enak dan mabuk perjalanan, jadi sampai hotel langsung muntah. Tapi kali ini nggak apa-apa. Hotelnya cukup nyaman, hanya saja makanan di sini kurang cocok untuk seleraku.""Kalau begitu setelah kamu pulang, Bibi akan masakkan makanan kesukaanmu," kata Maya, kemudian ragu sejenak sebelum melanjutkan, "Nona, aku mau tanya sesuatu. Hubungan Nona Sutanto itu dekat sekali sama Tuan Raiden ya?""Nona Sutanto?" Elvina langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres
Read more

Bab 143

Tatapan penuh kelembutan dan rasa sayang di mata Raiden yang terpampang dalam foto-foto itu membuat Elvina merasa iri dan tertekan. Sensasi dingin dari masker mata yang dia kenakan terasa menyebar ke seluruh tubuhnya.Elvina terus-menerus melihat foto-foto itu, hingga matanya lelah dan tangannya yang memegang ponsel pun mulai pegal. Pandangannya kembali tertuju pada mata Raiden di foto, hingga akhirnya dia menyadari sesuatu.Mengapa dirinya bisa begitu terluka saat Raiden memarahinya ketika Daphney memfitnahnya? Mengapa dia bisa merasa cemburu terhadap kelembutan yang ditunjukkan Raiden pada Daphney? Mengapa dia bisa merasa kehilangan dan merasa Raiden tidak cukup perhatian padanya ....Karena dia telah jatuh cinta pada Raiden. Perasaan itu telah tumbuh di hatinya sejak lama. Hanya saja, Elvina terlalu takut untuk memikirkannya, apalagi mengakuinya.Elvina berpikir, setiap kali mereka bersama, pandangan Raiden terhadapnya selalu terlihat dingin. Namun, saat Raiden melihat Daphney di fo
Read more

Bab 144

Elvina terkejut.Ketika mendongak, dia melihat seorang pria dengan rambut berantakan dan mata yang tampak gila. Pria itu jelas tidak dalam kondisi normal. Jantung Elvina berdebar keras saat melihatnya."Pak, Anda salah orang," kata Elvina dengan tenang sambil mencoba melepaskan pergelangan tangannya dan mundur beberapa langkah."Riri, aku tahu aku salah. Pulang ke rumah, ya?" Pria itu mempererat cengkeramannya pada pergelangan tangan Elvina dan memohon dengan tatapan memelas. "Kamu nggak mau aku lagi, apa kamu juga nggak mau putri kita?"Elvina merasa pria itu tidak stabil. Dia memilih untuk tidak menjawab karena khawatir akan memprovokasinya. Namun, keheningannya membuat wajah pria itu berubah seketika. "Kenapa kamu diam saja? Apa kamu lagi nunggu pria itu datang? Sudah berapa lama kalian pacaran?""Kamu wanita nggak tahu malu! Pengkhianat!"Elvina merogoh ponselnya di dalam saku dan bersiap-siap untuk menelepon bantuan. Namun sebelum dia sempat melakukannya, pria itu tiba-tiba berter
Read more

Bab 145

"Peter, apa yang sebenarnya terjadi?" Owen mendekat dengan wajah serius.Peter menceritakan semua yang terjadi. Dari penerbangan darurat ke Kota Semi, perjalanan ke arena tembak, hingga serangan terhadap Elvina. Mendengar semua itu, wajah Owen berubah suram."Di mana pria itu sekarang?" tanya Owen dengan nada dingin."Saat itu aku hanya fokus membawa Elvina ke rumah sakit, nggak sempat ngurus dia. Mungkin dia sudah melarikan diri," jawab Peter. Suaranya terdengar tenang meskipun matanya memancarkan kemarahan yang terpendam. Dia kemudian mengusap alisnya dengan jemari."Jaga dia di sini. Kalau ada apa-apa, hubungi aku. Aku mau cari pria itu," lanjut Peter."Kamu sudah capek. Istirahat saja dulu," Owen mengerutkan alisnya. "Ada orang lain yang urus masalah ini ....""Dia hampir mati, Kak. Aku serius. Kalau aku terlambat satu detik saja, Elvina sudah meninggal. Ini bukan kesalahan kecil," Peter memotong ucapan Owen dengan suara penuh emosi. "Kalau bukan karena aku lalai, Elvina nggak akan
Read more

Bab 146

Ketika pelayan membawakan sarang burung walet dan melihat kekacauan di kamar, pelayan buru-buru meletakkan bawaannya dan menghampiri. "Nyonya, tenang sedikit. Jangan sampai janinmu kenapa-napa.""Menurutmu, kenapa Kak Raiden nggak datang melihatku?" Tangan Daphney yang berada di meja rias tampak bergetar. "Dia benaran menyukai Elvina? Kak Raiden bilang dia bakal menungguku. Dia nggak boleh ingkar janji."Daphney melirik perutnya yang menggembung. Tatapannya terlihat agak kejam. Alangkah bagusnya jika anak ini tiada ....Pelayan tahu apa yang dipikirkan Daphney. Dia buru-buru berlutut, lalu menyentuh perut Daphney sambil membujuk, "Nyonya, jangan berpikir sembarangan. Kamu tahu betapa Tuan Raiden dan orang lainnya mementingkan anak ini."Pelayan ini bukan pelayan yang diutus oleh Keluarga Tjandra. Dulu dia pelayan pribadi ibu Daphney. Setelah Daphney hamil, pelayan ini diutus untuk menjaga Daphney. Hingga sekarang, dia masih ingat pesan ibu Daphney kepadanya."Tuan Raiden terlalu sibuk,
Read more

Bab 147

Pria itu meletakkan kursi di depannya untuk dijadikan meja. Dia sedang bekerja dengan laptopnya. Lengan bajunya digulung sedikit, memperlihatkan tangannya yang kekar.Suara batuk Elvina menarik perhatian Raiden. Dia mendongak. Ketika melihat Elvina siuman dan menatapnya dengan agak bingung, Raiden berhenti bekerja dan menutup laptopnya."Mau minum?"Elvina tidak menggeleng ataupun mengangguk, hanya menarik selimutnya dan meringkukkan tubuh. Raiden tahu wanita ini merajuk. Dia mengangkat alisnya, lalu menyibakkan selimut Elvina dengan lembut dan memeluknya.Kemudian, dengan tangan yang satu lagi, Raiden menuangkan air hangat dan menyodorkannya ke samping mulut Elvina. "Minum sedikit."Elvina melawan. Ketika mendapati dirinya tidak bisa terlepas dari pelukan Raiden, dia pun menepis tangan Raiden yang memegang gelas. Untungnya, Raiden menggenggamnya dengan erat sehingga hanya sedikit air yang terkena seprai."Elvina." Suara Raiden menjadi lebih rendah. Dia menyodorkan gelasnya lagi sambil
Read more

Bab 148

Saat itu, Elvina menabrak mobil Dexton dengan tujuan membalas dendam. Dia sampai sudah siap untuk mati.Namun, setelah dipikir-pikir, akan lebih baik jika dia merebut kembali Grup Libertix. Orang tua dan neneknya baru bisa tenang melihat hasil seperti ini.Sekalipun Raiden hanya menyukainya sedikit, Elvina tetap ingin mencoba hubungan ini. Namun, Raiden malah membiarkan Daphney yang berkali-kali mencoba membunuhnya. Kini, Elvina merasa sangat kecewa.Setelah membaca teks di memo, tatapan Raiden menjadi suram. Dia berucap dengan nada datar, "Waktunya belum tiba. Cerai apanya? Selain itu, aku nggak mau jadi duda karena cerai."Raiden berjeda sebelum meneruskan, "Aku cuma mau jadi duda kalau ditinggal mati istriku."Wajah Elvina sontak memucat.[ Itu artinya, kamu ingin melihat Daphney membunuhku? ]"Kali ini aku sudah lalai." Raiden menunduk dan menyandarkan dagunya ke kepala Elvina. "Aku janji hal seperti itu nggak bakal terulang lagi."Elvina memalingkan wajahnya untuk menghindari Raid
Read more

Bab 149

Ketika melihat Raiden keluar, Peter tersadar dari lamunannya dan berdiri dengan tegak.Raiden menutup pintu dan melambaikan tangannya untuk memanggil Peter. Dia bertanya dengan suara rendah, "Kakakmu bilang kamu yang membereskan masalah semalam?""Ya.""Di mana pria itu?"Peter mengepalkan tangannya dan menunduk. "Sudah mati."Tinju Peter tidak terlalu kuat. Namun, setelah dia memberi peringatan kepada Daphney, dia baru menyadari pria itu sudah mati.Ketika mendengar jawaban ini, wajah Raiden tetap tenang seperti biasa. Dia hanya mengangguk. "Bantu aku pesan kamar suite sekaligus belikan ponsel baru.""Ya." Peter mengiakan.Setelah membalas email, Owen melihat Raiden kembali ke bangsal. Dia segera menghampiri Peter. "Peter, tadi Pak Raiden bilang apa?""Dia menyuruhku pesan kamar dan beli ponsel baru." Peter menatap pintu bangsal dengan tatapan suram. "Dia seharusnya tahu Elvina nggak suka bau disinfektan di rumah sakit. Kak, menurutmu dia suka Elvina nggak sih?"Jelas-jelas yang menga
Read more

Bab 150

Orang-orang membalas pesan di grup.[ Kamu baru tahu? Beberapa waktu lalu, kami sudah melihat Bos pakai cincin nikah! ][ Kenapa kamu terkejut sekali? Kamu melihat wajah istrinya? ]Ketika resepsionis itu hendak memberi tahu mereka bahwa Elvina ingin bercerai dari Raiden, dia sontak menyadari sesuatu.Ada yang tidak beres. Sampai sekarang, tidak ada yang tahu siapa istri Raiden. Itu artinya, Raiden memang tidak ingin ada yang tahu. Jika dia membocorkannya, bukankah dirinya akan dipecat nanti?Setelah mempertimbangkan pro dan kontranya, resepsionis itu bergidik ngeri. Dia segera mengetik pesan baru.[ Hah? Bos pakai cincin nikah? Dia nikah sama siapa? ][ Kamu ini pasti nggak ikutin berita gosip. ][ Hais, kami kira kamu melihat wajah istrinya. Nggak seru sekali! ]....Ketika melihat topik pembicaraan di grup obrolan berubah, resepsionis itu menepuk dadanya dan menghela napas lega. Hampir saja!Di lantai paling atas, hanya ada dua kamar suite. Dari jendela besar di sini, seseorang bisa
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
35
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status