Home / Romansa / Cinta Baruku untuk Membalas Mantan / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Cinta Baruku untuk Membalas Mantan: Chapter 151 - Chapter 160

345 Chapters

Bab 151

Owen terdiam sejenak sebelum berkata, "Bu, aku sudah ikut Pak Raiden bertahun-tahun. Aku tahu hubungannya dengan Bu Daphney. Jadi, tolong percaya padaku. Kadang, Pak Raiden bukan sengaja memanjakan Bu Daphney.""Selain statusnya sebagai Nyonya Ketiga Keluarga Tjandra, keluarganya adalah salah satu dari empat keluarga terbesar di Negara Hondria. Sekarang Pak Raiden adalah Kepala Keluarga Tjandra. Kalau dia meminta pertanggungjawaban dari Bu Daphney, orang-orang hanya akan mentertawakan Keluarga Tjandra.""Apalagi, Bu Daphney sedang hamil. Kalau dia mengadu kepada keluarganya dirinya diperlakukan dengan buruk di Keluarga Tjandra, ayahnya pasti akan mengambil tindakan."Dulu, Owen mengira Raiden masih mencintai Daphney. Makanya, ketika dia melaporkan kejadian belasan tahun lalu, Raiden hanya bersikap tidak acuh.Namun, setelah menemani Raiden ke Negara Hondria waktu itu, Owen menyadari spekulasinya telah salah. Raiden hanya tidak punya pilihan lain.Owen diam-diam melirik Elvina sekilas.
Read more

Bab 152

Elvina memejamkan matanya dan akhirnya ketiduran.Di salah satu kamar di lantai bawah, Peter menggosokkan jarinya di ponsel setelah membaca pesan Elvina. Kemudian, dia bangkit dan keluar dengan mengambil KTP.Ketika Elvina masih tidur, dia samar-samar merasakan ada seseorang yang melepaskan pakaiannya. Jari yang hangat dan kering menyentuh kulitnya. Dia juga mencium aroma wangi yang membuatnya ingin terus mencium.Dengan mata terpejam, Elvina menjulurkan tangan untuk meraih sesuatu. Pada akhirnya, dia meraih baju pria itu dan memeluknya. Pria itu mendekapkannya ke pelukan dan menggenggam tangannya untuk membuatnya merasa tenang.Kemudian, pria itu berbisik dengan suara rendah, "Dulu ada seorang gadis imut yang disukai semua orang. Dia suka memakai topi merah pemberian neneknya, jadi orang-orang memanggilnya Gadis Bertopi Merah ...."Elvina mendengarkan dengan linglung. Sejak berusia 10 tahun, dia tidak suka mendengar dongeng lagi. Namun, suara rendah ini membuat sekujur tubuhnya terasa
Read more

Bab 153

Raiden hanya melirik layar ponsel sekilas. Kedua tangannya masih bergelut dengan rambut Elvina. "Aku bukan orang yang suka menyerah di tengah jalan. Kita bicarakan lagi setelah waktunya tiba nanti."Elvina tidak bisa berkata-kata. Selama ini, dia mengira Raiden adalah pria yang lugas. Lantas, apa maksudnya sekarang?Setelah waktu yang lama, Raiden masih belum selesai mengikat rambut Elvina. Alisnya lagi-lagi berkerut. "Kenapa nggak bisa diikat sih? Ada yang salah dengan ikat rambut ini ya?"Elvina merasa gusar dengan tingkah Raiden. Dia berbalik, lalu mengambil ikat rambut itu. Tidak ada yang salah, bahkan ikat rambut ini masih baru. Raiden tidak tahu cara mengikat rambut?Elvina melirik Raiden sekilas. Dia mengambil rambutnya, lalu mengikat dengan cekatan. Raiden pun terdiam sejenak sebelum tiba-tiba melepaskan ikatan rambut itu dan berkata, "Coba kamu ikat sekali lagi. Aku mau lihat."Elvina ingin sekali menghantam wajah Raiden dengan ponselnya. Dia mengetik sesuatu dengan terburu-bu
Read more

Bab 154

Elvina kembali ke kamarnya, lalu menggosok gigi dan mencuci wajah. Ketika berbaring di ranjang, dia teringat pada dongeng yang didengarnya sore tadi saat tidur. Kemudian, dia mencari di internet.Sekitar sejam kemudian, Raiden masuk ke kamar. Setelah Raiden selesai mandi, Elvina menunjukkan layar ponselnya kepada Raiden.[ Waktu kamu mengganti bajuku, kamu mendongeng untukku? ]Raiden yang mengelap rambutnya sontak mematung. "Memangnya kamu anak kecil yang masih harus didongeng?"Elvina menatap Raiden dengan heran. Ketika menyimpan ponselnya, dia merasa Raiden memang tidak seperti pria yang akan mendongeng untuknya. Selain itu, dongeng Gadis Bertopi Merah terlalu kejam. Setelah mendengarnya, anak kecil hanya akan bermimpi buruk.Pekerjaan Raiden sepertinya sudah selesai. Setelah mengeringkan rambutnya, dia menyibakkan selimut dan berbaring di ranjang. Ranjang ini sangat besar, bahkan muat untuk lima orang.Elvina berbaring di sisi lain. Dia meletakkan guling di tengah supaya Raiden tid
Read more

Bab 155

"Ganti baju berlengan pendek yang bisa menutupi pinggangmu," ujar Raiden.[ Ya sudah, aku nggak mau keluar! Aku memang nggak mau keluar! ]Elvina memanyunkan bibirnya, lalu berbalik dan hendak memasuki kamarnya kembali."Ada toko Van Cleef & Arpels di Moon Plaza lho. Bukannya kamu sangat suka seri Poetic Astronomy mereka? Kebetulan, toko pusat Negara Framo punya kalung Neptunus. Pagi ini jam 8, kalung itu langsung diantar ke konter."Ucapan Raiden ini sontak membuat langkah kaki Elvina terhenti. Van Cleef & Arpels seri Poetic Astronomy adalah edisi terbatas. Setiap kali, Elvina akan mencari cara untuk membelinya. Dia telah membeli tiga set dalam beberapa tahun ini.Namun, ketika Dexton menyuruh orang membersihkan rumah Keluarga Kusuma, beberapa set perhiasan itu juga dibawa pergi."Sinar matahari sangat terik hari ini. Nanti kamu gosong kalau pakai tank top. Ganti baju lain saja." Raiden melirik pinggang Elvina. Dia tidak ingin orang-orang sibuk melihat pinggang Elvina.Pada akhirnya,
Read more

Bab 156

Manajer melihat jari Elvina. "Tunggu sebentar, Bu. Aku ambilkan pelicin dulu."Jadi, ternyata cincin ini tidak bisa dilepas karena dia tidak memakai pelicin?Suasana hati Elvina menjadi baik memikirkan cincin ini akhirnya akan terlepas dari tangannya. Setelah manajer datang dengan membawa peralatan, Elvina langsung menegakkan tubuhnya karena sudah tidak sabar.Manajer mengoleskan pelicin pada jari Elvina yang memakai cincin. Setelah mencoba untuk waktu yang lama, sampai jari Elvina memerah, cincin itu masih tidak bisa lepas."Maaf sekali, Bu. Cincin ini terlalu pas dengan tanganmu," ucap manajer itu dengan tidak berdaya.Elvina tidak tahu harus mengatakan apa. Dia hanya bisa memelototi cincin di jarinya dengan galak. Sebenarnya ada masalah apa dengan cincin ini? Cincin ini tidak ketat hingga membuatnya kesakitan, lantas kenapa tidak bisa dilepas?Saat ini, Raiden kembali setelah menandatangani kuitansi. Ketika melihat jari Elvina yang merah, dia bertanya dengan nada datar, "Kamu mau ke
Read more

Bab 157

Ketika Raiden membantu Elvina memakai sandal yang satu lagi, dia bisa merasakan tubuh wanita ini menegang. Dia pun mendongak dan mendapati Elvina sedang menatapnya. Beberapa helai rambut menghalangi pandangan Elvina."Ada apa?" Seolah-olah merasakan kekesalan Elvina, Raiden menunduk untuk melirik sandal di kakinya. "Kamu nggak suka model ini? Pakai saja dulu. Nanti pilih yang lain."Pita suara Elvina masih rusak sehingga dia tidak bisa menyahut. Dia sontak bangkit dari kursi, lalu menuju ke lift.Raiden memasukkan sepatu hak tinggi Elvina ke kotak sepatu, lalu menjinjingnya dan bergegas menyusul Elvina.Setelah masuk ke lift, Elvina menekan tombol untuk lantai satu. Dia tidak beniat untuk jalan-jalan lagi. Raiden pun meliriknya karena tidak tahu apa yang terjadi.Ketika berkeliling di mal, waktu berjalan dengan sangat cepat. Langit sudah mulai gelap saat mereka keluar. Ternyata mereka hampir seharian berada di dalam mal.Di samping Moon Plaza adalah pasar malam yang sangat terkenal di
Read more

Bab 158

Raiden melirik manisan buah di lemari kaca, lalu berujar dengan suara dingin, "Aku mau yang stroberi.""Oke." Pedagang itu segera membungkusnya dan memberikannya kepada Raiden. "Kalau istrimu nggak bisa makan, suruh dia emut saja. Yang penting dia bisa merasakannya.""Ya, terima kasih." Raiden langsung meletakkan uang 200 ribu di meja dan pergi."Eh, kembalianmu ....""Nggak usah lagi."Pedagang itu tentu merasa senang karena tidak usah memberi kembalian. Sambil menyimpan uangnya ke laci, dia menjulurkan kepalanya untuk melihat dan bergumam, "Kenapa aku merasa orang itu familier sekali? Di mana aku pernah melihatnya ...."Elvina menunduk menatap sandalnya. Itu adalah sandal pantai dengan motif bunga kecil berwarna hitam di bagian atasnya. Solnya sangat lembut dan nyaman.Seolah-olah ingin melampiaskan amarahnya, Elvina mengentakkan kakinya dengan kuat. Dia seperti ingin merusaki sandal yang dibeli Raiden.Segera, Raiden menyusul dan menyodorkan manisan stroberi itu ke hadapannya. Elvin
Read more

Bab 159

"Wow! Dia cuma makan satu suap, tapi langsung pingsan?""Aku lihat saja sudah merasa pedas ...."Ketika melihat ada peserta yang pingsan karena makan ramen pedas, orang tua anak itu langsung ketakutan dan membawa anak mereka pergi. Beberapa pengunjung yang berdiri di luar juga mundur. Memang banyak orang yang berkerumun, tetapi tidak ada yang berani mencoba.Staf itu melihat Elvina menatap boneka kucing mereka lekat-lekat. Dia menghampiri dan bertanya, "Bu, kamu mau coba?"Elvina menoleh meliriknya. Raiden maju dan melirik staf itu. Kemudian, dia melirik boneka di dinding dan mengernyit. "Cuma boneka biasa. Main mesin capit saja. Kamu bisa dapat banyak nanti.""Pak, ini bukan boneka biasa lho. Boneka ini cuma ada satu di dunia," sahut staf itu dengan tersenyum."Berapa harganya kalau aku mau beli?"Staf itu menggeleng dan menimpali, "Maaf, Pak. Ini hadiah, jadi nggak dijual. Kamu harus menghabiskan Devil's Spicy Ramen dulu untuk mendapatkannya."Raiden tidak berniat memakan ramen itu.
Read more

Bab 160

Pria yang mengobrol dengan Elvina tadi sontak mendekat. Dia terbelalak menatap Raiden yang sedang makan ramen. "Sobat, kamu keren sekali! Padahal aku paling jago makan pedas di wilayahku. Aku malah nggak sanggup makan ramen ini ...."Elvina memang sengaja menarik Raiden ke toko ramen ini. Dia ingin menyulitkan Raiden. Namun, setelah mendengar ucapan penantang itu, tubuhnya sontak menegang.Raiden memang tidak pilih-pilih makanan, tetapi bukan ahlinya makanan pedas. Penantang itu yang begitu jago makan pedas saja tidak sanggup memakan suapan kedua. Lantas, bagaimana Raiden ....Dahi Raiden mulai berkeringat. Lehernya juga memerah. Jelas sekali, dia sedang menahan pedas.Seketika, Elvina tidak bisa menjelaskan perasaannya. Dia menjulurkan tangannya untuk merebut sumpit di tangan Raiden.Raiden menggenggamnya dengan erat, tidak membiarkan Elvina merebutnya. Kemudian, dia menoleh dan terbatuk. "Sudah mau habis. Sayang kalau menyerah begitu saja."Elvina mengeluarkan ponselnya untuk mengeti
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
35
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status